19 research outputs found
Relaksasi Otot Progresif Menurunkan Tingkat Depresi pada Lansia
Perubahan penampilan fisik sebagai bagian dari proses penuaan yang normal, seperti berkurangnya ketajaman pancaindra, menurunnya daya tahan tubuh merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka harus berhadapan dengan kehilangan peran diri, kedudukan social serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu atau quasi eksperimental dengan rancangan pretest and posttest with control group design. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua kelompok yaitu kelompok intervensi atau perlakuan yang diberikan intervensi berupa latihan relaksasi otot progresif dan kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi berupa latihan relaksasi otot progresif.Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di PSTW Gau Mabaji Gowa yang berjumlah 95 orang. Sampel yang digunakan adalah lansia yang mengalami depresi yaitu 20 orang dengan teknik pengambilan proportional random sampling. Kelompok intervensi berjumlah 10 orang lansia dan kelompok kontrol berjumlah 10 orang lansia. Semua responden mengikuti penelitian hingga akhir penelitian Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan tingkat depresi pada lansia kelompok intervensi setelah diberikan latihan relaksasi otot progresif sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi memiliki tingkat depresi yang tetap. Berdasarkan analisis Independent T-Test diperoleh nilai p-value 0,000 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan tingkat depresi responden pada kedua kelompok pada post test. Hal ini membuktikan bahwa relaksasi otot progresif yang dilakukan oleh lansia yang mengalami depresi dapat membantu mengurangi tingkat depresi.Terdapat pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan depresi pada lansia. Diharapkan relaksasi otot progresif dapat menjadi terapi non farmakologi dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien lansia dengan depresi karena dapat dilakukan sendiri oleh lansia setiap waktu, tidak memerlukan biaya yang banyak, dan tidak memerlukan waktu yang lam
Optimalisasi Self Care Management Diabetes pada Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Parangloe Kabupaten Gowa
Management of Diabetes Mellitus (DM) aims to improve the quality of life for DM sufferers and reduce the risk of acute complications. Diabetes Self-Management Education (DSME) is a process that facilitates knowledge, skills, and abilities in self-care for DM patients based on evidence-based research. This activity aims to increase DM sufferers' knowledge and health status at Parangloe Health Center, Gowa Regency, South Sulawesi. The methods used are lectures, discussions, and demonstrations. The DSME administration was carried out in three sessions with 45 minutes and carried out diabetic foot gym training. Besides, the blood sugar level is checked at any time. The results achieved were an increase in knowledge of DM sufferers by 63.4% regarding definitions, classifications, signs and symptoms, risk factors, DM complications, diet, physical exercise, types and benefits of drugs given, foot care, and 96% being able to do foot exercises for diabetic. Also, there was an increase in the understanding and skills of cadres about DM self-care management. DM patients are also expected to check their blood glucose regularly and use the DM Self-Care Manual that has been provided
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 12-36 BULAN DI PUSKESMAS TAMAMAUNG MAKASSAR
Exclusive breastfeeding is breastfeeding a pure baby, where the baby is only given breast milk for 6 months without additional fluids or other foods. The benefits of breastfeeding have been documented worldwide, but only 39% of children under 6 months get exclusive breastfeeding. The purpose of this study was to determine the relationship between exclusive breastfeeding and language development of children aged 12-36 months in the Work Area of Makassar Tamamaung Health Center. The research design used was an analytic survey with a cross sectional study approach. This study uses purposive sampling with a sample size of 40 respondents. Relationship test was conducted using Chi-Square statistical test with a significance level of α = <0.05.The results showed that there was a relationship between exclusive breastfeeding and children's language development in the work area of the Tamamaung Makassar Public Health Center (ρ = 0.021).Based on the results of the study, it showed that there was a relationship between exclusive breastfeeding and the development of children's language in the Tamamaung Makassar Health Center Work Area. For this reason, it is suggested to the relevant parties to provide intensive counseling to mothers, especially to young mothers who have children about the importance of exclusive breastfeeding for child growth and development
TERAPI RELAKSASI GENGGAM JARI UNTUK MENURUNKAN NYERI POST OPERASI
Rasa nyeri pasca operasi paling sering dialami oleh sebagian besar pasien yang menjalani prosedur pembedahan. Kontrol nyeri pasca operasi memainkan peran penting dalam memfasilitasi pemulihan pasien ke fungsi normal dan mengurangi kejadian efek fisiologis dan psikologis yang merugikan terkait dengan nyeri akut yang tidak terkontrol. Manajemen nyeri yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan risiko menjadi nyeri lanjut atau nyeri kronis. Penatalaksanaan nyeri meliputi dua metode yaitu secara farmakologis dan nonfarmakologis. Salah satu terapi non farmakologis yaitu Teknik relaksasi genggam jari atau finger hold dimana merupakan salah satu terapi non farmakologis yaitu relaksasi dengan menggenggam jari. Target utama dari pemberian Pendidikan Kesehatan ini berupa pasien di ruang bedah anyelir RS TK II Pelamonia Makassar terdapat banyak pasien pre op maupun pasien post op, yang tentunya harus dilakukan tindakan maupun edukasi mengenai nyeri pasca operasi dimana pada tahap ini Perawat memiliki peran penting dalam pengelolaan pasien yang menghadapi nyeri pasca operasi. Berdasarkan ini kami melakukan salah satu kegiatan Pendidikan Kesehatan berupa penyuluhan tentang terapi relaksasi genggam jari untuk meredakan nyeri post op. Hasil pelaksanaan tersampaikannya tujuan dari penyuluhan, Tersampaikan materi dengan baik dan sesuai dengan perencanaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini berhasil dilaksanakan
NERS CILIK SEBAGAI PENGGERAK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI SDN 108 INPRES TONASA KABUPATEN TAKALAR
Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah umumnya dikaitkan dengan Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS). Tidak sedikit anak yang menunjukkan perilaku tidak sehat seperti lebih memilih mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, tidak mencuci tangan sebelum makan untuk memungkinkan masuknya bibit penyakit. Usia sekolah adalah usia emas untuk menanamkan nilai PHBS dan berpotensi sebagai agen perubahan untuk mempromosikan PHBS di sekolah, keluarga dan masyarakat. Berdasarkan survei dan wawancara, kurangnya pengetahuan siswa di SDN 108 Inpres Tonasa tentang perilaku hidup bersih dan sehat belum terlibat dalam kegiatan UKS sebagai kader kesehatan, dan SDN 108 Inpres Tonasa ingin mengoptimalkan fungsi UKS dengan siswa sebagai kader kesehatan. Kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah berupa pelatihan / penyuluhan PHBS, pembentukan kader Ners Cilik SMART, dan pelatihan kader Ners Cilik SMART. Metode yang digunakan dengan metode ceramah, diskusi, demonstrasi, dan simulasi. Hasil yang diperoleh adalah peningkatan pengetahuan siswa tentang Perilaku Bersih dan Sehat hingga 89%, pembentukan kader SMART Ners Cilik (Sehat, Mandiri, Aktif, Rajin, dan Terampil) sebagai penggerak perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah dan melakukan layanan dasar dan pengobatan UKS, serta menghasilkan Buku Panduan Ners Cilik. Kata Kunci : PHBS, Anak Sekolah, Ners Cilik</jats:p
Progressive Muscle Relaxation Reduces Depression in Elderly
oai:ojs2.jurnal.fkmumi.ac.id:article/1Aging or growing old is a process of gradual disappearance of the ability of the network to repair itself or replace and maintain its normal function so that it can not survive the infection and repair the damage it suffered (Santoso, et al, 2009) .The purpose of this study was to determine the effect of relaxation progressive muscle to depression level in elderly at Tresna Werdha Gau Mabaji Social House (PSTW) Gowa District. This research uses quasi experimental or quasi experimental method with pretest and posttest design with control group design. Population in this research is elderly who live in PSTW Gau Mabaji Gowa which amounted to 95 people. The sample used is the elderly who experienced depression that is 20 people with the technique of proportional random sampling. The intervention group numbered 10 elderly and control group amounted to 10 elderly people. All respondents followed the study until the end of the study. Test statistics by using independent t-test. There is the effect of progressive muscle relaxation on the depression of depression in the elderly. It is expected that progressive muscle relaxation can be a non-pharmacological treatment in nursing care in elderly patients with depression because it can be done alone by the elderly at all times, does not require much cost, and does not require a long time.
Menua atau menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan –lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang dideritanya (Santoso, dkk, 2009). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji (PSTW) Kabupaten Gowa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu atau quasi eksperimental dengan rancangan pretest and posttest with control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di PSTW Gau Mabaji Gowa yang berjumlah 95 orang. Sampel yang digunakan adalah lansia yang mengalami depresi yaitu 20 orang dengan teknik pengambilan proportional random sampling. Kelompok intervensi berjumlah 10 orang lansia dan kelompok kontrol berjumlah 10 orang lansia. Semua responden mengikuti penelitian hingga akhir penelitian. Uji statistik dengan menggunakan independent t-test. Terdapat pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan depresi pada lansia. Diharapkan relaksasi otot progresif dapat menjadi terapi non farmakologi dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien lansia dengan depresi karena dapat dilakukan sendiri oleh lansia setiap waktu, tidak memerlukan biaya yang banyak, dan tidak memerlukan waktu yang lama
Pelatihan Pijat Oksitosin Untuk Meningkatkan Cakupan ASI Eksklusif
Mother's milk is the best food for babies in their early years. Mother's milk has proven advantages that cannot be replaced by any food and drink because it contains the most appropriate, complete and always adjusts to the baby's needs at all times. The process of breastfeeding should ideally be done as soon as the baby is born. Exclusive breastfeeding is given to babies for 6 months without additional food. Based on a survey conducted in the Postpartum Room (Nuri Room) of Bhayangkara Hospital, breastfeeding mothers have the motivation to give exclusive breast milk to their children and found that 5 out of 7 mothers did not know how to increase the production of breast milk so that their previous child, was given formula milk when breast milk did not come out / not smoothly. Activities undertaken to overcome the problem in the form of Oxytocin Massage Training. The method used by lecture, discussion, demonstration, simulation, and role play methods.The results obtained are increased knowledge of breastfeeding mothers and families about oxytocin massage that can serve to increase milk production.
Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik bayi pada awal usia kehidupannya. ASI terbukti mempunyai keunggulan yang tidak dapat digantikan oleh makanan dan minuman manapun karena ASI mengandung zat gizi yang paling tepat, lengkap dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat . Proses menyusui idealnya dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. ASI eksklusif diberikan kepada bayi selama 6 bulan tanpa makanan tambahan. Berdasarkan survei yang dilakukan di Ruang Nifas (Ruang Nuri) RS Bhayangkara, ibu menyusui mempunyai motivasi untuk memberikan ASI ekslusif ke anaknya dan ditemukan 5 dari 7 ibu tidak mengetahui cara meningkatkan produksi ASI sehingga anak mereka yang sebelumnya, diberikan Susu Formula ketika ASI ibu tidak keluar/tidak lancar. Kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah berupa Pelatihan Pijat Oksitosin. Metode yang digunakan dengan metode ceramah, diskusi, demonstrasi, simulasi, dan role play.
Hasil yang didapatkan yaitu meningkatnya pengetahuan ibu menyusui dan keluarga tentang Pijat oksitosin yang dapat berfungsi untuk meningkatkan produksi ASI.</jats:p
Relaksasi Otot Progresif pada Lansia dengan Masalah Psikososial
Dampak seseorang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Perubahan psikososial pada lansia meliputi perubahan masa pensiun, perubahan aspek kepribadian, perubahan dalam peran sosial dimasyarakat, perubahan spiritual, perubahan penurunan fungsi dan potensial seksual. Hal ini dapat menimbulkan kecemasan bagi lansia. Dengan adanya gangguan tersebut maka lansia memerlukan pembelajaran agar lansia mampu mencegah stressor yang berat dengan cara relaksasi progresif. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan lansia di wilayah kerja Puskesmas Malimongan Baru tentang latihan relaksasi otot progresif dalam upaya menangani masalah psikososial. Metode yang dilakukan adalah penyuluhan kesehatan dengan strategi ceramah dan diskusi/tanya jawab. Selanjutnya memberikan pelatihan tentang gerakan relaksasi otot progresif. Pelatihan dilakukan setiap hari jumat pagi yang memerlukan waktu 15 sampai 30 menit. Evaluasi dilakukan dengan pre-posttest untuk melihat perubahan tingkat depresi lansia dengan menggunakan kuesioner Skala Depresi Geriatrik Yesavage. Didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan tingkat depresi yang dialami lansia. Sebanyak 25 lansia yang mengalami depresi ringan dan 5 lansia yang depresi sedang.. Diharapkan bagi pihak Puskesmas melakukan penyuluhan kesehatan jiwa dalam setiap pelaksanaan pemeriksaan kesehatan. Agar lansia tidak hanya sehat fisik tapi juga dapat sehat mental serta latihan relaksasi otot progresif menjadi pilihan senam untuk lansia.</jats:p
Optimalisasi Self Care Management Diabetes pada Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Parangloe Kabupaten Gowa
Management of Diabetes Mellitus (DM) aims to improve the quality of life for DM sufferers and reduce the risk of acute complications. Diabetes Self-Management Education (DSME) is a process that facilitates knowledge, skills, and abilities in self-care for DM patients based on evidence-based research. This activity aims to increase DM sufferers' knowledge and health status at Parangloe Health Center, Gowa Regency, South Sulawesi. The methods used are lectures, discussions, and demonstrations. The DSME administration was carried out in three sessions with 45 minutes and carried out diabetic foot gym training. Besides, the blood sugar level is checked at any time. The results achieved were an increase in knowledge of DM sufferers by 63.4% regarding definitions, classifications, signs and symptoms, risk factors, DM complications, diet, physical exercise, types and benefits of drugs given, foot care, and 96% being able to do foot exercises for diabetic. Also, there was an increase in the understanding and skills of cadres about DM self-care management. DM patients are also expected to check their blood glucose regularly and use the DM Self-Care Manual that has been provided.</jats:p