66 research outputs found
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Terpurifikasi Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.) terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes
Daun sirih hijau (Piper betle L.) merupakan tanaman yang telah terbukti secara ilmiah memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Ekstrak terpurifikasi merupakan ekstrak yang telah terbebas dari komponen zat ballast yang dapat mengganggu suatu matriks bahan alam dalam menghasilkan aktivitas biologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak terpurifikasi daun sirih hijau hijau (EPS) terhadap bakteri Propionibacterium acnes (P. acnes). Uji aktivitas antibakteri menggunakann metode difusi disk. Sampel uji adalah empat variasi konsentrasi EPS (2,5 mg/mL; 5 mg/mL; 10 mg/mL; 20 mg/mL), kontrol negatif (CMC-Na 0,5% b/v), kontrol positif(Doksisiklin 30 ?g/disk). Berdasarkan penelitian ini, EPS memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes. Berdasarkan kategori kekuatan, EPS memiliki aktivitas antibakteri yang kuat terhadap P. acnes pada konsentrasi 20 mg/mL. Sehingga, proses purifikasi terhadap daun sirih hijau hijau tidak menghilangkan kemampuannya dalam menghasilkan aktivitas antibakter
Perbandingan Aktivitas Antibakteri Propionibacterium Acne Dari Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper Betle L.) Dataran Rendah Dan Dataran Tinggi
Propionibacterium acne merupakan bakteri penyebab jerawat. Perbedaan tempat tumbuh tanaman sirih hijau (Piper betle L.) dapat mempengaruhi metabolisme suatu metabolit sekunder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun P. betle L. yang tumbuh di dataran rendah (DR) dan dataran tinggi (DT) terhadap P. acne. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram dengan 5 konsentrasi yakni 1,25 mg/mL, 2,5 mg/mL, 5 mg/mL, 7,5 mg/mL, dan 10 mg/mL. Hasil menunjukan pada konsentrasi 2,5 mg/mL hanya ekstrak etanol DT mampu menghambat pertumbuhan bakteri dengan besar zona hambat 10,7 mm sedangkan pada ekstrak etanol DR pada konsentrasi 5 mg/mL dengan zona hambat 11,5 mm. Perbedaan tempat tumbuh daun P. betle L. mempengaruhi hasil uji aktivitas antibakteri yang dinilai melalui zona hambat yang dihasilkan
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas (L.) Lam) dengan Metode Ferrous Ion Chelating (FIC)
Kulit ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam) telah dibuktikan secara ilmiah memiliki kadar antosianin yang lebih tinggi dibandingkan daging umbinya. Antosianin merupakan kelompok metabolit sekunder yang dapat berperan sebagai antioksidan. Salah satu mekanisme lain dari antioksidan adalah chelating logam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol kulit ubi jalar ungu dengan metode Ferrous Ion Chelating (FIC). Metode FIC mengukur kemampuan senyawa antioksidan untuk bersaing dengan ferrozine dalam membentuk kelat dengan logam besi (Fe2+). Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan ekstrak etanol kulit ubi jalar ungu memiliki kemampuan chelating logam yang tergolong sangat lemah dengan nilai IC50 sebesar 322,08 ppm
Perbandingan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kaya Antosianin dari Kulit Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L.) dan Kulit Buah Anggur Hitam (Vitis Vinifera L.) terhadap Isolat Bakteri Propionibacterium Acnes
Acne dipengaruhi perkembangannya oleh karena peningkatan sebum, kolonisasi bakteri Propionibacterium acnes yang menyebabkan inflamasi, dan adanya ROS. Senyawa yang diperlukan untuk mengontrol acne yaitu senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri, antiinflamasi, antilipase dan antioksidan. Kulit ubi Jalar ungu (Ipomoea batatas L.) dan kulit buah anggur hitam (Vitis vinifera L.) telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, namun aktivitas antibakteri terhadap P. acnes belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan kulit ubi jalar ungu dan kulit buah anggur hitam dalam menghambat isolat bakteri P. acnes. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi disk. Sampel uji adalah empat variasi konsentrasi ekstrak kulit ubi jalar ungu (250, 500, 1000, dan 2000 mg/mL ) dan ekstrak kulit buah anggur hitam dengan 5 variasi konsentrasi (12.5, 25, 50, 100, 200 mg/mL), kontrol negatif (CMC-Na 0,5% b/v), kontrol positif (Doksisiklin 30 ?g/disk). Aktivitas antibakteri ditandai dengan munculnya daerah zona hambatan disekitar disk uji (ukuran 6 mm). Nilai diameter zona hambatan dianalisa secara deskriptif berdasarkan kategori respon hambat dari CSLI yaitu resistent (? 14 mm), intermediate (15 – 19 mm), susceptible (? 20 mm) Berdasarkan penelitian ini, Ekstrak kulit ubi jalar ungu mampu menghambat isolat bakteri P. acnes mulai pada konsentrasi 1000 mg/mL dengan nilai diameter zona hambatan yaitu 10.3 ± 0.03 mm dan termasuk dalam kategori resisten. Sedangkan ekstrak kulit buah anggur hitam tidak mampu menghambat bakteri P. acnes pada 5 variasi konsentrasi yang dipaparkan
Uji Aktivitas Mengkelat Logam dari Ekstrak Etanol Bekatul Beras Hitam dengan Metode Ferrous Ion Chelating (FIC)
Bekatul beras hitam merupakan salah satu bahan tanaman yang kaya akan flavonoid berupa antosianin. Senyawa flavonoid memiliki kemampuan yang baik dalam mengkelat logam Fe2+. Besi, tembaga dan logam transisi lainnya berperan dalam reaksi fenton yang menghasilkan radikal bebas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi yang dimiliki bekatul beras hitam dalam mengkelat logam. Uji kemampuan mengkelat logam dari ekstrak etanol bekatul beras hitam dilakukan dengan Ferrous Ion Chelating (FIC). Metode ini mengukur kemampuan suatu senyawa untuk bersaing dengan ferrozine dalam mengkelat ion besi. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol bekatul beras hitam pada konsentrasi 18,33-50 ppm memberikan nilai kemampuan mengkelat logam yang lemah sebesar 32,962-39,726 %
OPTIMASI METODE PURIFIKASI EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle Linn) YANG MEMILIKI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI Propionibacterium Acnes
Propionibacterium acnes merupakan bakteri utama penyebab jerawat, dimana dilaporkan dalam suatu penelitian bahwa persentase ditemukannya bakteri P. acnes pada lesi jerawat sebesar 78,8%. Daun sirih hijau telah banyak dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Kemampuan antibakteri daun sirih hijau disebabkan karena adanya senyawa golongan fenol yang terdiri dari kavikol, hydroxychavicol, chavibetol, estragol, eugenol, carvacrol dan golongan senyawa seskuiterpen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode optimum yang menghasilkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri P. acnes dari enam fraksi yang diperoleh. Metode purifikasi yang digunakan untuk mendapatkan ke-6 fraksi tersebut adalah LLE dengan penggunaan pelarut polar etanol-air yang tidak bercampur dengan pelarut heksan, kloroform dan dietileter. Ke-6 fraksi uji tersebut selanjutnya diuji aktivitas antibakterinya dengan metode difusi disk dan dilanjutkan dengan metode tambahan yaitu KLT bioautografi kontak. Analisis data yang dilakukan secara deskriptif terhadap nilai diameter zona hambat dengan mengkategorikannya berdasarkan CLSI dan terhadap hasil skrining fitokimia. Dari hasil penelitian ini diperoleh hanya dua fraksi yaitu fraksi n-heksan dan fraksi dietileter yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes dengan nilai diameter zona hambat sebesar 8 mm dan 9 mm. Metode purifikasi ekstrak daun sirih hijau yang merupakan gabungan metode maserasi dan LLE yang dilakukan belum optimal karena dilihat dari 6 fraksi yaitu fraksi etanol-air (FEA I), etanol-air (FEA II), etanol-air (FEA III), kloroform, dietil eter dan fraksi n- belum mampu menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes dimana ke-6 fraksi tersebut termasuk dalam kategori resistant
Decoupling of Massive Right-handed Neutrinos
We investigate the effect of B+L - violating anomalous generation of massive
right-handed neutrinos on their decoupling, when the right-handed neutrino mass
is considerably greater than the right-handed gauge boson masses. Considering
normal annihilation channels, the Lee-Weinberg type of calculation, in this
case, gives an upper bound of about 700 Gev, which casts doubt on the existence
of such a right-handed neutrino mass greater than right-handed gauge boson
masses. We examine the possibility that a consideration of anomalous effects
related to the SU(2)_R gauge group may turn this into a lower bound of the
order of 100 Tev.Comment: 28 Pages, Latex, 2 figure
KARAKTERISTIK SIMPLISIA TEH HITAM DARI TANAMAN Camelia sinensis Var. assamica DARI PERKEBUNAN TEH BALI CAHAYA AMERTA, DESA ANGSERI, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN, BALI
Black tea is a type of tea in such a way the polyphenols undergo a high degree of oxidation. The characteristics of simplicia are strongly influenced by the environment. In order to use a simplicia as an active ingredient, characterization test are required for maintaining the quality and safety. This study aimed to find out the characteristic of black tea simplicia from tea leaves (Camellia sinensis var. assamica) which were taken from Bali Cahaya Amerta Tea Plantation, Angseri Village, Baturiti Sub-district, Tabanan Regency, Bali. The characterization of the simplicia was done based on standard parameters of tea plant in Farmakope Herbal Indonesia including macroscopic test, microscopic test, the loss on drying, the contents of water soluble compound, ethanol soluble compound, total ash, acid insoluble ash, total phenol and the identification of cathecin. The results showed that black tea simplicia elongated shaped with blackish brown, odorless, tasteless, and there were fragments identifier such as sclerenkim fibers, epidermis with stomata, macrosklerida, leaf mesophyll with vascular tissue, and rosette calcium oxalate crystals. The result of the compounds content that dissolve in water was 31.84% ± 0.6446%, compounds content that dissolve in ethanol was 16.64% ± 0.414%, the loss on drying was 5.19% ± 0.0902%, total ash content was 4.67% ± 0.0392%, ash content that was insoluble in acid was 0.19% ± 0.0025%, and the total fenol content was 0.9733% ± 0.0189%. From the results, the black tea simplicia fulfills the requirements of simplicia characteristic based on Farmakope Herbal Indonesia parameter
PERBANDINGAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN, TANGKAI BUNGA DAN BUNGA CENGKEH BALI (Syzygium aromaticum L.) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acne DENGAN METODE DIFUSI DISK
Propionibacterium acnes adalah bakteri anaerob gram positif yang merupakan bakteri paling dominan pada lesi jerawat. Minyak atsiri telah dibuktikan memiliki aktivitas antibakteri gram positif maupun bakteri gram negatif. Selain bunga cengkeh, minyak atsiri juga dapat diperoleh dari bagian tangkai bunga dan daun dari tanaman cengkeh. Oleh karena pemanfaatan bunga cengkeh masih terhitung mahal, maka pada penelitian ini peneliti ingin melihat potensi aktivitas antibakteri minyak atsiri dari tangkai bunga dan daun cengkeh. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan aktivitas antibakteri minyak atsiri dari bagian bunga, tangkai bunga dan daun cengkeh terhadap bakteri P.acnes. Minyak atsiri dari bunga, tangkai bunga dan daun diperoleh dengan menggunakan metode destilasi air. Konsentrasi larutan uji yang digunakan 200 ?l/mL dengan metode uji difusi disk, kontrol negatif etanol 96% v/v, kontrol positif doksisiklin 30?g/disk, media uji MHA, dan suspensi bakteri P. acnes sebesar 0,5 McFarland. Aktivitas antibakteri ditentukan berdasarkan diameter zona hambat yaitu daerah bening diantara latar keruh setelah diinkubasi selama 24 jam. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deksriptif untuk melihat klasifikasi respon hambatan berdasarkan NCCLS dan analisis statistik menggunakan ANOVA one way. Aktivitas  antibakteri minyak atsiri bunga, tangkai bunga dan daun cengkeh terhadap bakteri P. acnes berbeda signifikan secara statistik dengan taraf kepercayaan >95%. Minyak atsiri bunga cengkeh menghasilkan aktivitas antibakteri terbesar yaitu 25,85 mm - 26,75 mm sedangkan minyak atsiri tangkai bunga menghasilkan aktivitas dengan zona hambat 20,60 mm - 21,20 mm  dan minyak atsiri daun cengkeh menghasilkan zona hambat sebesar 18,04 mm - 18,58 mm.  Hal ini membuktikan bahwa minyak atsiri dari bunga cengkeh memiliki aktivitas yang paling baik terhadap P.acnes s dibandingkan dengan minyak atsiri dari tangkai bunga dan daun cengkeh. Dengan demikian, minyak atsiri dari tangkai bunga dan daun cengkeh belum sebanding dengan yang berasal dari bunga cengkeh apabila dimanfaatkan sebagai anti bakteri P. Acnes
- …