15 research outputs found
Pengaruh L-Sistein terhadap Efisiensi Transformasi Genetik Jagung (Zea Mays) Menggunakan Agrobacterium
An efficient procedure of genetic transformation ultimately can accelerate the process of cultivar development of maize. The objective of this study was to evaluate the effect of L-cysteine added to co-cultivation medium on the efficiency of Agrobacterium-mediated transformation of two genotypes of maize. Explants of immature embryos were isolated from immature ears genotypes Hi-II and Tom Thumb harvested 11-13 days after pollination. Then explants were inoculated with Agrobacterium strain C58C1 carrying pPTN345 vector and cultured in co-cultivation medium for 2 days then on delay medium for 14 days, on selection medium for 4 x 14 days, on regeneration medium, and finally on germination medium. Co-cultivation media contained either 0 or 100 mg/L L-cysteine. Based on assay at 2 days after inoculation,the transient expression of GUS at scutelar side of explants co-cultivated on medium containing 100 mg/L cysteine was higher than that of the control (0 mg/L cysteine). Transient expression of GUS on the explants of Tom Thumb was higher than that of Hi-II. However, transgenic plants in this study were only produced from Hi-II explants co-cultivated in a medium amended with 100 mg/L L-cysteine. No transgenic plants was produced from explants of Tom Thumb due to low efficiency of induction of embriogenic calli. The efficiency of transformation using explants of Hi-II cocultivated in a medium amended with 100 mg/L L-cysteine was 4 independent transformants or transgenic plants out of 70 explants inoculated or 5.7%
Analisis Efisiensi Pemberian Kredit Berdasar Segmen terhadap Pendapatan pada Pd Bpr Bkk Jepara Cabang Kedung
Tujuan pertama penelitian adalah untuk menganalisis kontribusi pemberian kredit dan pendapatan berdasarkan segmen pasar yang terdiri dari segmen petani, pedagang dan pegawai. Tujuan kedua untuk mengetahui efisiensi relatif pemberian kredit terhadap pendapatan pada masing-masing segmen. Objek penelitian pada PD BPR BKK Jepara Cabang Kedung. Analisis dilakukan menggunakan data runtut waktu selama periode 2002 sampai 2007 dengan teknik analisis rasio. Data yang diperlukan adalah data sekunder yang diperoleh dari pihak BPR yang dikumpulkan dengan dokumentasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kredit yang disalurkan dan pendapatan yang diperoleh memiliki trend yang meningkat. Peningkatan tersebut dipacu oleh segmen pegawai, sedangkan segmen petani dan pedagang cenderung menurun. Analisis efisiensi pada masing-masing segmen menunjukkan bahwa segmen yang efisien adalah segmen pegawai karena rasionya lebih dari satu, sedangkan segmen petani dan pedagang tidak efisien karena rasionya kurang dari satu
Kompetisi Jenis Dan Kerapatan Gulma Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) Varietas Hypoma 2
Kacang tanah merupakan tanaman kacang-kacangan yang permintaannya menduduki urutan kedua setelah kedelai. Namun, produktivitas kacang tanah yang dihasilkan Indonesia masih rendah. Salah satu faktor penyebab rendahnya produksi tanaman kacang tanah yaitu keberadaan gulma. Gulma dalam budidaya tanaman kacang tanah memiliki daya saing yang bersifat merugikan bagi pertumbuhan dan produksi kacang tanah. Tingginya penurunan hasil terhadap produksi kacang tanah dapat dipengaruhi oleh jenis dan kerapatan gulma. Penelitian ini disusun untuk mengetahui pengaruh jenis gulma terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah varietas Hypoma 2, pengaruh kerapatan gulma terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah varietas Hypoma 2, dan ada atau tidak adanya interaksi antara jenis dan kerapatan gulma dalam mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kacang tanah varietas Hypoma 2. Penelitian dilaksanakan di Lampung Selatan dan Laboratorium Gulma Universitas Lampung dari bulan Januari–Mei 2015. Perlakuan ini disusun secara faktorial dalam Rancangan Petak Berjalur (Strip Plot Design) dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah tiga jenis gulma yaitu Asystasia gangetica, Cyperus rotundus, dan Rottboellia exaltata dan faktor kedua adalah kerapatan gulma yaitu 0, 10, 20, 40, dan 80 gulma/m 2 . Data dianalisis dengan analisis ragam, bila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis dan kerapatan gulma tidak mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kacang tanah dan terdapat interaksi antara jenis dan kerapatan gulma dalam mempengaruhi tinggi tanaman kacang tanah, bobot 100 butir kacang tanah, dan bobot polong kering per petak
Efikasi Herbisida Parakuat Diklorida terhadap Gulma Umum pada Tanaman Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz.)
Tanaman ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman pangan yang hasilnya dapat diolah menjadi bahan makanan pokok. Pemeliharaan menjadi hal yang penting untuk menjaga kualitas tanaman agar lebih baik. Gulma merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi akibat adanya kompetisi dalam penyerapan hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi herbisida berbahan aktif parakuat diklorida dan dosis parakuat diklorida yang tepat dalam mengendalikan gulma pada tanaman ubi kayu. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Gulma Universitas Lampung. Penelitian dilakukan dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini meliputi dosis 414 g/ha, 552 g/ha, 690 g/ha, 828 g/ha, 966 g/ha, penyiangan mekanis dan kontrol (tanpa pengendalian gulma). Data yang diperoleh diuji Bartlett untuk homogenitas ragam dan Uji Tukey untuk menguji additivitas. Bila homogen, data dianalisis ragam. Bila uji F analisis ragam nyata, dilanjutkan dengan uji BNT 5% untuk pemisahan nilai tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa herbisida parakuat diklorida dengan dosis 414 g/ha-966 g/ha mampu menekan pertumbuhan gulma total ubi kayu sampai 8 minggu setelah aplikasi (MSA) serta mampu mengendalikan gulma golongan daun lebar Ipomoea triloba dan Richardia brasiliensis hingga 8 MSA serta gulma golongan rumput Digitaria ciliaris hingga 4 MSA namun demikian parakuat diklorida dosis 414 g/ha-966 g/ha tidak dapat mengendalikan gulma golongan rumputEchinochloa colonum dari 2 MSA hingga 8 MSA
Efikasi Herbisida Parakuat Diklorida terhadap Gulma Umum pada Tanaman Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz.)
Tanaman ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman pangan yang hasilnya dapat diolah menjadi bahan makanan pokok. Pemeliharaan menjadi hal yang penting untuk menjaga kualitas tanaman agar lebih baik. Gulma merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi akibat adanya kompetisi dalam penyerapan hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi herbisida berbahan aktif parakuat diklorida dan dosis parakuat diklorida yang tepat dalam mengendalikan gulma pada tanaman ubi kayu. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Gulma Universitas Lampung. Penelitian dilakukan dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini meliputi dosis 414 g/ha, 552 g/ha, 690 g/ha, 828 g/ha, 966 g/ha, penyiangan mekanis dan kontrol (tanpa pengendalian gulma). Data yang diperoleh diuji Bartlett untuk homogenitas ragam dan Uji Tukey untuk menguji additivitas. Bila homogen, data dianalisis ragam. Bila uji F analisis ragam nyata, dilanjutkan dengan uji BNT 5% untuk pemisahan nilai tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa herbisida parakuat diklorida dengan dosis 414 g/ha - 966 g/ha mampu menekan pertumbuhan gulma total ubi kayu sampai 8 minggu setelah aplikasi (MSA) serta mampu mengendalikan gulma golongan daun lebar Ipomoea triloba dan Richardia brasiliensis hingga 8 MSA serta gulma golongan rumput Digitaria ciliaris hingga 4 MSA namun demikian parakuat diklorida dosis 414 g/ha - 966 g/ha tidak dapat mengendalikan gulma golongan rumput Echinochloa colonum dari 2 MSA hingga 8 MSA
Efisiensi Regenerasi In Vitro melalui Organogenesis Empat Varietas Kedelai (Glycine Max [L].merr.) dari Eksplan Biji yang Dikecambahkan atau Diimbibisikan
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perlakuan eksplan biji yang dikecambahkan atau diimbibisikan (prakultur) terhadap efisiensi regenerasi in vitro empat varietas kedelai (Glycine max (L).Merr.) melalui organogenesis. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, dari bulan Maret 2013 sampai dengan Mei 2013. Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok yang terdiri atas 5 ulangan. Perlakuan disusun secara faktorial (4x2) dengan faktor pertama adalah varietas kedelai sebagai eksplan (Grobogan, Argomulyo, Tanggamus, dan Ijen) dan faktor kedua adalah perlakuan pra-kultur (imbibisi atau pengecambahan). Setiap satuan percobaan terdiri atas empat eksplan yang dikulturkan dalam satu botol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pra-kultur berpengaruh terhadap persentase eksplan yang menghasilkan tunas adventif (PEMTA)dan rata-rata jumlah tunas adventif per eksplan (RJTA). Sedangkan perlakuan varietas dan interaksi hanya berpengaruh pada PEMTA tetapi tidak berpengaruh pada RJTA. Pada perlakuan imbibisi, PEMTA varietas Ijen lebih tinggi daripada Grobogan, Argomulyo, dan Tanggamus. Pada perlakuan pengecambahan, PEMTA varietas Ijen lebih tinggi daripada Argomulyo namun tidak berbeda dengan Tanggamus dan Grobogan. Jika menggunakan varietas Ijen dan Argomulyo, PEMTA perlakuan imbibisi lebih tinggi daripada pengecambahan. RJTA perlakuan pra-kultur imbibisi 20 jam (19,5 tunas per eksplan) lebih tinggi daripada perlakuan kecambah 6 hari (9,63 tunas per eksplan). Selain itu, media pengakaran ½ MS tanpa NAA lebih baik dalam membentuk akar fungsional daripada ½ MS yang mengandung NAA 0,5 mg/l
