12 research outputs found
Transisi Agraris Ke Industri (Studi Sosiologis Perubahan Sosial: Transisi Masyarakat Agraris Ke Industri di Dusun Timang, Desa Wonokerto, Kabupaten Wonogiri)
“Dusun Timang Desa Wonokerto Kecamatan Wonogiri Kab. Wonogiri, saat ini mengalami masa transisi dari masyarakat agraris ke masyarakat Industri karena di dusun itu di bangun pabrik kertas PT. Prima Paper Indonesia, dan 1.5 Km dari dusun Timang juga telah beroprasi pabrik kayu lapis PT. Naga Buana. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dusun Timang, di masa transisi dari masyarakat agraris ke masyarkat industry. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah akan mendiskripsikan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dusun Timang, di masa transisi dari masyarakat agraris ke masyarkat industry.”
“Penelitian ini menggunakan kajian teori perubahan sosial dari sudut pandang teori evolusioner. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian diskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan sosial di dusun Timang, distimulus oleh adanya pembangunan pusat industry manufaktur, dan menimbulkan efek dominio dengan tumbuhnya titik-titik pertumbuhan ekonomi baru, serta memberi daya tarik bagi para perantau untuk kembali pulang ke daerahnya. Perubahan sosial karena industrialisasi ini juga meningkatkan solidaritas organic atas solidaritas mekanik dalam masyarakat.
MERAJUT HIDUP DARI BENGOK Pola-Pola Pemanfaatan Bengok (Eceng Gondok) Di Sekitar Danau Rawa Pening Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan.
Rawa Pening is one of the 500 lakes in Indonesia, but has the condition of ecologicaldemage quite severe when compared with other lakes. This is because of theuncontrollable weed water plants growth that covers most of the Lake Rawa Pening.Previous research shows, in 2002 weed water plants population in Lake Rawa Pening hasreached 20% - 30% surface its waters – or area of 150 Ha, and growing each year. Thereare efforts to control and eradicate the weed, but do not show significant result. On theother hand, there are people who take advantages of weed water plants to adequate theireconomic social life. They used with various patterns of utilization of giving substantialeconomic value themselves in accordance with the pattern of the utilization of that done.This research examines abaut the utilization of weed water plants or water plants orwater hyacinth, in the perspective of sustainable development concept, using qualitativemethods and types of research descriptive. The source of the data in this research issocieties that utilize water hyacinth as a source of their livelihood by doing observationand interview, beside supported with data skunder.The concept of sustainable development focus of the balance of economic aspects, socialand environment. The utilization of water hyacinth as craft products, and the utilizationof peat land as fertilizer or growing media fungus is expected to slightly resolve theproblem of ecological in Rawa Pening, besides give economic benefits and resolve socialissues, namely give jobs for the community.Keywords: Lake Rawa Pening, weed water plants or water hyacinth, Patterns ofuntilization of Water Hyancinth, Sustainable Developmen
Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Sosialisasi Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Jawa Tengah Kepada Masyarakat
The purpose of this stady is to explain the socialization activities of the Ombudsman of the Republic of Indonesia Representative of Central Java to the public through public spaces with online media during the covid-19 pandemic. This study uses qualitative research methods with the type of explanatory research. Study found that the socialization of the Ombudsman of the Republic of Indonesia Representative of Central Java during the covid-19 pandemic can still manage to carried out various activities. In carrying out socialization activities in the network, the Ombudsman of the Republic of Indonesia Representative of Central Java cannot carry out face-to-face, the online settings of the activities prevent the Ombudsman from seeing whether the participants pay attention to the activities or not, this is an obstacle faced by the Ombudsman of the Republic of Indonesia Representative of Central Java in socialization activities during the covid-19 pandemic. To conclude, the covid-19 pandemic affects the effectiveness of socialization activities carried out by the Ombudsman of the Republic of Indonesia Representative of Central Java.Keywords: Ombudsman; Covid-19 pandemic; Socialization AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kegiatan sosialisasi Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Jawa Tengah kepada masyarakat melalui ruang publik dengan media dalam jaringan selama pandemi covid-19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian eksplanatif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kegiatan sosialisasi Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Jawa Tengah selama pandemi covid-19 tetap dapat dilakukan dengan lancar dan berbagai kegiatan masih tetap dapat dilakukan. Dalam melakukan kegiatan sosialisasi dalam jaringan, Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Jawa Tengah tidak dapat melakukan kegiatan secara tatap muka, sehingga Ombudsman tidak dapat melihat secara langsung apakah masyarakat mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut dengan saksama atau tidak, hal tersebut menjadi kendala yang dihadapi oleh Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Jawa Tengah selama kegiatan sosialisasi saat pandemi covid-19. Dapat disimpulkan bahwa pandemi covid-19 berpengaruh pada keefektifan dari kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Jawa Tengah.Kata Kunci: Ombudsman; Pandemi covid-19; Sosialisas
PERILAKU KONSUMEN GENERASI MILENIAL DI DAERAH MARGINAL PEDALAMAN KECAMATAN MAMBORO PROPINSI SUMBA TENGAH
Penelitian mengenai perilaku konsumen khususnya generasi milenial sudah banyak dilakukan oleh akademisi, dan kebanyakan dilakukan di wilayah perkotaan atau urban. Akan tetapi tidak semua generasi milenial hidup di wilayah perkotaan atau urban, adapula yang hidup di wilayah marginal yang terisolir dan miskin seperti di Kecamatan Mamboro, Sumba Tengah. Penelitian ini berusaha untuk melihat bagaimana perilaku konsumen di kecamatan Mamboro, Pulau Sumba yang merupakan daerah terisolir dan miskin. Teori yang digunnakan adalah teori perilaku konsumen. Paradigma yang digunakan adalah konstruktivis dengan pendekatan kualitatif serta menggunakan tehnik interview dan FGD. Metode pemilihan partisipan menggunakan purposive sampling yang melibatkan 66 orang, terbagi menjadi 2 gelombang. Komposisi partisipan terdiri dari 50 orang SMKN 1 Mamboro dan 16 Orang dari Kelompok karang Taruna Kecamatan Mamboro. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni hingga Juli 2019. Hasil yang didapat, perilaku konsumen di daerah miskin dan terisolir berbeda dengan daerah lainnya. Faktor sumber daya seperti uang dan lokasi yang terpencil membuat para partisipan berhati-hati dalam membeli barang. Selain itu adanya orang yang dipercaya seperti keluarga, teman dekat membuat proses pembelian online ini menjadi lebih mudah untuk dilakukan, mengingat lokasi partisipan yang terpencil
Sociological Study of Harmony in Diversity: Lessons from Salatiga
Salatiga is known for its diversity as there are more than 33 tribes living harmoniously together in this city. The existence of two religious-based education institutions, i.e. Universitas Kristen Satya Wacana and Institut Agama Islam Negeri Salatiga further proves the diversity of this city that already exists. Moreover, Salatiga respectively gained the predicate as the most top 10 tolerant cities in Indonesia within three years from a Non-Governmental Organization (NGO) that promotes tolerance. Based on functional-structural paradigm, society is assumed to be an organic system that has relationships among its parts to maintain the existing system. This study uses the constructivism approach with qualitative methods. The harmony established by CSOs, NGOs, the Government, and religious leaders through programs or activities is aimed to provide motivation and encouragement to the community or society so that they are able to maintain harmony amidst the diversity in Salatiga. Yet, it does not mean that there are no problems or obstacles threating this harmony such as the acts of radicalism from the groups originating from outside Salatiga. The radical groups are trying to mess the tolerance and harmony that has been established for a long time in Salatiga
PERAN MODAL SOSIAL PADA BURUH GENDONG DENGAN PEDAGANG DAN PEMBELI DI SUB TERMINAL AGRIBISNIS JETIS BANDUNGAN
Establishment Jetis sub terminal agribusiness in the region of Bandungan as a vegetable center market is the solution to increase availability of food in sufficient quantity and quality at affordable prices and distribution by society. On the other hand it opens new jobs that workers carrying. Workers carrying also referred to as porters and manol. This study aims to identify and describe the role of social capital on the workers carrying with sellers and buyers in the sub terminal agribusiness Jetis, Bandungan Semarang regency. This type of research is qualitative with a constructivist approach, which began November 2016-February 2017 on the workers carrying / manol in Jetis sub terminal agribusiness, Bandungan. Data collected through observation and interviews. The results of this study indicate social capital as a means of supporting the success of the progress of the sub terminal agribusiness Jetis. The existence of strong social capital role in the sustainability of economic enterprises and also in employment any market participants. Research shows that their trust in the form of mutual trust, honesty, openness and helpfulness. Then forms the norm that happens is to be professional and responsible job. Furthermore, the network manifest in the form of kinship and were both looking for life
Pembelajaran Bahasa Inggris bagi Anak-anak Usia TK di Dusun Ngroto
English is recognized as an international language with the largest number of speakers in the world. Currently, the ability to speak English is considered to be one of the skills that should be mastered by everyone, especially for children. According to developmental psychology, school-age children are generally in the critical period stage. At this stage, children are able to absorb the language to the maximum so that English language education for children at school age is felt to be more appropriate to do. Unfortunately, access to English language education in some places is very limited, including in Ngroto Village. The limited access to English education in Ngroto Village is caused by the limited number of available teachers. Therefore, this activity focuses on teaching English for school-age children, especially for kindergarten and elementary school age through English tutoring activities. This English tutoring activity is also part of Penelitian Lapangan Terpadu (PLT) Faculty of Social Science and Communication SWCU.Bahasa Inggris diakui sebagai bahasa internasional dengan jumlah penutur terbanyak di dunia. Saat ini, kemampuan berbahasa Inggris dianggap menjadi salah satu kemampuan yang seharusnya mampu dikuasai oleh semua orang, secara khusus bagi kelompok anak-anak. Menurut psikologi perkembangan, anak-anak usia sekolah pada umumnya berada di tahap periode kritis (critical period). Pada tahap ini, anak-anak mampu menyerap bahasa secara maksimal sehingga pendidikan bahasa Inggris bagi anak-anak di usia sekolah dirasa akan lebih tepat untuk dilakukan. Sayangnya, akses pendidikan bahasa Inggris di beberapa tempat masih sangat terbatas, termasuk di Dusun Ngroto. Keterbatasan akses pendidikan bahasa Inggris di Dusun Ngroto disebabkan oleh terbatasnya pengajar yang tersedia. Oleh karena itu, kegiatan ini berfokus pada pengajaran bahasa Inggris bagi anak-anak usia sekolah, yakni usia TK dan SD melalui kegiatan bimbingan belajar bahasa Inggris. Kegiatan bimbingan belajar bahasa Inggris ini juga merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Pembelajaran Lapangan Terpadu Fakultas Ilmu Sosial dan Komunikasi UKSW
Survival Strategi Penghuni Askarseba (Asrama Kartini 11 A Uksw Salatiga) Di Masa Pandemi Covid 19
Berbagai perubahan terjadi dalam aspek kehidupan manusia disaat pandemi Covid-19 merebak pada awal tahun 2020. Perubahan juga dialami oleh mahasiswa-mahasiswi yang menetap di Asrama. Untuk itu, Penelitian ini bertujuan guna mengetahui bagaimana gambaran strategi bertahan hidup yang diterapkan oleh penghuni asrama. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, data diperoleh melalui proses wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh responden mengalami perubahan baik dari segi ekonomi, sosial maupun proses pembelajaran, namun mereka dapat mengatasi hal tersebut dengan berbagai strategi bertahan hidup yang dimiliki.Â
KAWIN TANGKAP (studi sosiologi tentang makna dan praktik kawin tangkap di desa mareda kalada, kec. Wewewa timur, kab. Sumba barat daya)
Selain menggunakan tradisi Perkawinan secara umum, dipulau Sumba pada umumnya termasuk, di Kab. Sumba Barat Daya juga mengenal prosesi kawin tangkap (paneta mawinne. Praktik kawin tangkap merupakan jenis perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan seorang pria yang tidak dicintainya. Pendekatan yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan tujuan mendapatkan informasi lebih detail tentang makna kawin tangkap di desa mareda kalada. Disini penelitii ingin menjelaskan makna dan perubahan kawin tangkap Masyarakat Desa Mareda Kalada, Kec. Wewewa Timur, Kab. Sumba Barat Daya. Teori yang digunakan dalam kajian sosiologi konsep makna perkawinan dalam sistem patriarki sudut pandang teori feminisme eksistensialis dari Simone De Beauvoir. Hasil penelitian ini bahwa makna kawin tangkap dalam mengangkat derajat atau untuk menghilangkan rasa malu kepada keluarga laki-laki, di Sumba budaya patriarkinya sangat tinggi sehingga sistem budaya atau adat di dominasi laki-laki. Makna kawin tangkap tidak semata-mata terjadi begitu saja, dapat dilihat bahwa pergeseran makna kawin tangkap yang duluh dan sekarang sedikit berbeda karena kawin tangkap secara paksa ini sebenarnya sudah terjadi dari saman raja-raja dengan sedikit perbedaan yang sekarang, tetap menempatkan perempuan sebagai koban dan objek