4 research outputs found
Analisis Perubahan Zona Nilai Tanah Tahun 2012 – 2017 Akibat Bencana Banjir Rob di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak
Kecamatan Sayung memiliki luas wilayah seluas 78,80 km², terbagi menjadi 20 desa. Kecamatan Sayung memiliki berbagai bentuk penggunaan lahan, dari banyaknya penggunaan lahan penting mulai dari pemukiman, industri, jalan dan fasilitas umum lainya (BAPPEDA Kabupaten Demak, 2007). Letak Kecamatan Sayung berada di pesisir Pulau Jawa yang memungkinkan terjadinya bencana banjir pasang atau banjir rob yang diakibatkan karena turunnya permukaan tanah yang berada di pesisir laut serta naiknya air laut atau pasang yang terjadi. Banjir pasang atau banjir rob menyebabkan menurunnya fungsi penggunaan lahan lahan akibat tergenangnya tanah dan menimbulkan berbagai masalah di wilayah tersebut. Menurunnya fungsi penggunaan lahan tidak akan lepas dari Perubahan nilai tanah yang terjadi di Kecamatan Sayung.Penelitian dilakukan untuk mengetahui Perubahan nilai tanah yang terjadi dari tahun 2012 - 2017 serta pengaruh banjir pasang atau banjir rob terhadap Perubahan nilai tanah. Analisis dilakukan dengan melakukan pembuatan zona nilai tanah tahun 2017 dengan menggunakan zonasi awal dari BPN Kabupaten Demak dan melakukan overlay dengan peta zona nilai tanah tahun 2012 untuk dilakukan analisis Perubahan nilai tanah. Selanjutnya peta Perubahan nilai tanah di overlay dengan peta banjir rob untuk mengetahui pengaruh rob terhadap Perubahan nilai tanah.Hasil penelitian menunjukkan terdapat 67 zona nilai tanah berdasarkan survei transaksi harga tanah dan 9 zona nilai tanah yang terdampak banjir rob di Kecamatan Sayung tahun 2017. Pada tahun 2012 terdapat 20 zona nilai tanah di Kecamatan Sayung. Dari analisis Perubahan nilai tanah tahun 2017 dan tahun 2012, Perubahan nilai tanah tertinggi terletak pada zona 48 sebesar 2468% terletak di Desa Sayung, Desa Loireng dan Desa Tambakroto ,Perubahan nilai tanah terendah terjadi pada zona 10 sebesar 85% terletak di Desa Gemulak. Sedangkan Perubahan zona nilai tanah kaitannya dengan banjir rob, Perubahan nilai tanah tertinggi terdapat pada zona 34 dengan mengalami penurunan sebesar 80 % yang terletak di Desa Sriwulan, Desa Purwosari dan Desa Bedono
Perencanaan Konservasi Sub DAS Cimuntur Kabupaten Ciamis
The land degradation of Cimuntur Sub Watershed that happened causing the function of sub watershed is changing as a basin. The indication of erosion and sedimentation was 88,55 ton/ha/yr and sediment yield was 0,91 mm/yr. Therefore it needs study to figure out how big is the erotion and sedimentatiom in Cimuntur Sub Watershed so that can get the solution for the problem which happened in Cimuntur Sub Watershed. Analizing of erotion and sedimentation in Cimuntur Watershed is used Universal Soil Loss Equation (USLE) Method and is helped with ArcGIS software. ArcGIS software is used to overlay datas. The input data which is needed for USLE Method is Rain Erosivity Factor (R), Soil Erodibility Factor (K), Slope Length Factor (LS), Land Use Factor (C), and Practical Conservation Factor (P). The result of data overlay by ArcGIS is erotion happened. From the analizing datas is gotten that erotion at Cimuntur Sub Watershed is 963,747 ton/ha/year and sediment yield is 14,649 ton/ha/year. And then making classification of erotion class. This erotion class is made to be used as the consideration base for defining the alternative solution will be done and determine location of erotion and sedimentation solution. The alternative erotion and sedimentation solution of Cimuntur Watershed is done by doing conservation such as vegetative conservation or mechanical conservation. Vegetative conservation can be done by improving the land use management. After doing vegetative conservation, erotion decreases to 237,415 ton/ha/yr and sediment yield 3,61 ton/ha/yr. Whereas mechanical conservation can be done by building a sediment contoller (check dam). Check dam construction is done at big erosion category that is Cirende River with capacity is 8945,95 m3