129 research outputs found

    Komparasi Bentuk Daun Kemudi Terhadap Gaya Belok Dengan Pendekatan CFD

    Get PDF
    Ditinjau dari distribusi aliran (wake) yang ada di daerah sekitar piringan Baling-Baling dan distribusi kecepatan aksial aliran di belakang Baling-Baling, disimpulkan bahwa kecepatan aliran air pada daerah atas (puncak) Baling-Baling adalah yang paling besar dan akan menurun secara bertahap mendekati nol pada boss Baling-Baling. Kemudian secara bertahap kembali membesar ke arah bawah Baling-Baling sampai kecepatan alirannya mendekati kecepatan kapal. Dengan melihat bentuk distribusi aksial yang menyerupai ekor ikan (kecil pada pusatnya dan membesar pada kedua ujungnya), dibuatlah suatu bentuk kemudi yang menyerupai ekor ikan yang mampu memanfaatkan aliran air secara efektif dan optimal untuk mendapatkan olah gerak kapal yang lebih baik bila dibandingkan dengan bentuk kemudi yang sudah ada. Penelitian dilakukan dengan bantuan software ANSYS dengan memodelkan dua jenis daun kemudi, yaitu kemudi pelat tipe ekor ikan dan kemudi pelat konvensional. Kedua jenis kemudi divariasikan sudut beloknya ke dalam delapan variasi sudut belok, yaitu pada sudut -50, 00, 50, 100, 150, 200, 250, 300. Distribusi gaya belok pada masing - masing kemudi pada tiap variasi sudut dapat dilihat setelah simulasi selesai dilakukan. Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil simulasi dengan hasil analisa numerik yang dikembangkan di Laboratorium Hidrodinamika Indonesia. Data simulasi memiliki kesesuaian hasil dengan data analisa numerik yang membuktikan bahwa kemudi pelat ekor ikan mampu mendistribusikan gaya belok lebih besar dibandingkan dengan kemudi pelat konvensional, sehingga mampu menambah kemampuan maneuver kapal

    Analisa Pengaruh Bentuk Lambung Axe Bow Pada Kapal High Speed Craft Terhadap Hambatan Total

    Full text link
    Hambatan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi proses perancangan sebuah kapal. Kapal dengan bentuk lambung yang baik akan menghasilkan hambatan yang efisiensi sehingga operasional kapal dan pergerakan kapal lebih baik. Pada ini penelitian dilakukan dengan memodelkan kapal high speed craft tipe Crew boat panjang 38 meter, lebar 7.6 meter, tinggi 3.65 meter dan draft 1.89 meter. Selanjutnya diselidiki model lambung kapal yang menghasilkan hambatan total paling kecil menggunakan pendekatan studi numerik software (maxsuft hullspeed) metode savitsky dan holtrop dan software Computational Fluid Dynamics (CFD). Hasil penelitian berdasarkan analisa numerik (Maxsuft –Hullspeed) dan CFD menujukkan pada kecepatan sevice bentuk lambung model AXE Bow memiliki nilai hambatan yang lebih kecil dibandingkan model kapal planing hull chine (HPC) dan rounded hull (RH). Hasil perhitungan numerik dan CFD memiliki nilai yang hampir sama pada setiap variasi model. Hasil komparisi yang dilakukan didapatkan selisih total hambatan pada kecepatan 25 knot yaitu model HPC 1.8 kN, model HPCAB 5.2 kN, model RH 4.8 kN dan model 5.1 kN. Dari perbandingan kedua metode tersebut memiliki selisih cukup kecil yaitu kurang dari 5%. Selain mendapatkan nilai hambatan Software CFD akan menghasilkan nilai perbandingan gaya angkat (lift force), dan total pressure yang terdistribusi pada permukaan model setiap variasi kecepatan

    Analisa CFD Pengaruh Penambahan Appendage Pada Lambung Katamaran Terhadap Hambatan Viskos

    Full text link
    Penambahan tonjolan (appendages) pada lambung kapal sering dimanfaatkan oleh para desainer untuk meningkatkan performa seekeping kapal ketika beroperasi di air, seperti misalnya penggunaan pelat lajur bilga (bilge keel) dan tonjolan haluan (bulbous bow). Melakukan modifikasi semacam itu berarti mengubah bentuk model lambung dari tanpa tonjolan (bare hull) menjadi bentuk lambung yang lebih komplek. Hal ini berpengaruh terhadap hambatan bentuk kapal yang secara langsung juga menentukan nilai hambatan viskos. Penelitian ini membahas mengenai seberapa jauh tingkat Perubahan hambatan viskos akibat modifikasi bentuk lambung. Metode yang digunakan adalah simulasi pemodelan numerik CFD (Computational Fluid Dynamics) dengan memanfaatkan model kapal katamaran yang dimodifikasi dengan menambahkan bulbous bow pada bagian depan. Kemudian panjang bulbous bow tersebut divariasikan dengan panjang 2% dan 4% dari panjang garis air (Lwl). Dari hasil simulasi diperoleh nilai hambatan viskos dan visualisasi tekanan fluida di sekitar model. perhitungan nilai koefisien bentuk (form factor) 1+k juga disajikan sebagai bahan pendukung identifikasi. Tahap validasi yang digunakan adalah grid independence dan konvergensi. Hasil analisa menunjukkan bahwa Perubahan bentuk lambung menunjukkan pengaruh yang relatif kecil terhadap hambatan viskos

    Analisis Cfd Hambatan Lambung Kapal Trimaran Asimetris Flat Side Inside Dengan Variasi Jarak Antar Lambung Secara Membujur

    Full text link
    Kapal dibuat dengan fungsi sebagai sarana transportasi untuk kebutuhan niaga maupun perang. Saat ini kebutuhan kapal cepat meningkat sehingga diperlukan kapal dengan bentuk multihull, salah satunya adalah kapal Trimaran. Kapal Trimaran merupakan kapal yang mempunyai 3 lambung, yaitu satu mainhull dan dua side-hull atau disebut juga outriggers sehingga mempunyai nilai stabilitas yang tinggi. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuat kapal Trimaran yang memiliki hambatan yang kecil sehingga dapat menambah nilai ekonomis dari segi efisiensi mesin dan performa kapal yang baik. Berbagai bentuk badan kapal kemudian dikembangkan untuk mendapatkan desain lambung kapal Trimaran yang paling optimum salah satunya adalah kapal Trimaran flat side inside, yaitu sebuah konfigurasi baru dengan lambung yang memiliki bidang datar atau asimetris di dalam. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan variasi letak stagger atau jarak antar lambung secara membujur (R/L) kapal Trimaran asimetris flat side inside yang menghasilkan hambatan paling kecil dengan menggunakan bantuan software Computational Fluid Dynamics (CFD). Dengan melakukan variasi kecepatan yaitu 12, 14, 16, dan 22 knot dan variasi jarak antar lambung (R/L) dimana R merupakan jarak antar lambung secara membujur dan L adalah panjang kapal mainhull, yaitu untuk R/L = 0.1, R/L = 0.2 dan R/L = 0.3 pada ketentuan jarak antar lambung secara melintang (S/L) = 0.4 dapat dilihat pengaruh interaksi gelombang terhadap nilai hambatan gelombang kapal Trimaran asimetris flat side inside. Hasil pengujian didapatkan bahwa model C dengan R/L = 0,3 dan S/L = 0,4 adalah variasi model paling baik dalam tugas akhir ini karena menghasilkan hambatan viscous dan hambatan total terkecil dengan presentase yang dibandingkan dengan model awal masing-masing 7,137 % dan 24,965 %

    Studi Kasus : Penerapan Energy Saving Device dalam Rangka Menaikkan Efisiensi Thrust pada Kapal Tanker Pertamina 40000 Ltdw

    Full text link
    Energy Saving Devices (ESD) merupakan alat yang berfungsi menekan hambatan gesek yang terjadi pada buritan kapal, sehingga energi yang dikeluarkan oleh mesin kapal tidak mengalami loss energy yang cukup berpengaruh pada konsumsi bahan bakar. Alat ini dipasang di sekitar propeler, yang tujuannya untuk mengurangi kavitasi pada daerah propeler sehingga hambatan yang dialami oleh kapal dapat berkurang. PT. Pertamina (PERSERO) selaku BUMN yang bergerak di bidang minyak dan gas, membutuhkan kapal tanker yang efisien dalam hal konsumsi bahan bakar. Dari kasus ini, kemudian dicari model ESD yang akan dipakai untuk kapal tanker, mengetahui efisiensi dari ESD dan perbandingan hambatan sebelum dan setelah dipasang ESD

    Pengaruh Iklim Organisasi dan Kualitas Kehidupan Kerja terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Bank Rakyat Indonesia

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi dan kualitas kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja. Penelitian ini dilakukan di Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia Gajah Mada Denpasar Bali. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 58 responden dengan menggunakan Rumus Slovin, dengan metode proportional random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda.Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa iklim organisasi dan kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Agar iklim organisasi tetap kondusif maka perlu menyelaraskan tujuan dan pola pikir antar karyawan maupun atasan karena dengan itu akan terciptanya kepuasan kerja dengan tujuan sama yang tercapai. Organisasi perlu meningkatkankualitas kehidupan kerja karyawan denganlebih memperhatikan dan memberikan kesempatan terhadap karyawan dalam program pengembangan diri yang dapat mempermudah karyawan dalam bekerja dan menciptakan kepuasan kerja karyawan
    • …
    corecore