107 research outputs found
Pemberdayaan masyarakat adat untuk pelestarian dan pewarisan nilai-nilai budaya (asesmen program revitalisasi desa adat)
Pemberdayaan desa adat menjadi menjadi salah satu langkah
penting Direktorat Kepercayaan dan Tradisi dalam melestarikan
kebudayaan Indonesia dan sejak tahun 2013 terus berlanjut hingga saat
ini telah dilakukan program revitalisasi desa adat (RDA).
Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan
bermaksud mengkaji proses dan ketercapaian program RDA ditinjau dari aspek bagaimana pelaksanaan Program RDA yang dilakukan oleh Direktorat Kepercayaan dan Tradisi, Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bagaimana ketercapaian tujuan program
RDA tersebut, dan strategi apa yang dapat dilakukan untuk
mengoptimalkan capaian tujuan program RDA tersebut
Menangkal radikalisme dalam pendidikan
Kajian terhadai isu radikalisme dikalangan pelajar yang menjadi perbincangan dan meresahkan di sebagian kalangan masyarakat. Kajian ini dimaksudkan agar segera dapat dicarikan solusi bagaimana strategi untuk mencegah dan menanggulangi radikalisme serta memperkuat nilai Karakter Religious dan nilai Nasionalis yang berdasar Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tungal Ika di kalangan pelajar. Studi ini menggunakan metode survei secara online yang ditujukan kepada siswa sekolah menengah atas (SMA) di tiga kota, yakni Yogyakarta, Malang dan Bogor. Survei di tiga lokasi tersebut tidak lepas dari studi cepat yang dilakukan pada awal studi di Cilacap. Studi cepat di Cilacap tersebut merupakan penugasan khusus dari pimpinan Kemendikbud
Konsentrasi belajar siswa SMA dan penggunaan gawai
Dari hasil kajian ini salah satu pemicu dampak negatif penggunaan gawai ditengarai dikarenakan oleh penggunaan yang berlebihan sehingga sangat memungkin dapat menyita waktu yang seharusnya dipergunakan untuk belajar. Dari hasil survei di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten menunjukan bahwa durasi penggunaan gawai sebanyak 92,78% menggunakan gawai di luar batas kewajaran yaitu di atas 2 jam per hari bahkan sebanyak 31,89% menggunakan gawai lebih dari 5 jam per hari pada batas waktu tersebut penggunaan gawai tidak hanya dapat membuat konsentasi belajar anak menurun, lebih dari itu, penggunaan gawai yang cukup tinggi juga dapat menyebabkan dampak yang lebih buruk lagi yaitu kecanduan atau gangguan ketergantuangan perilaku terhadap gawai
Peningkatan akses dan mutu pendidikan tingkat sekolah dasar di Provinsi Papua dan Papua Barat
Indikator-indikator statistik menunjukkan adanya kesenjangan partisipasi dan kualitas pendidikan antara dua provinsi tersebut dan provinsi lainnya di Indonesia. Namun demikian, jika ditelisik lebih dalam, kondisi di lapangan jauh lebih memprihatinkan dibandingkan potret statistik tersebut. Oleh karenanya, langkah-langkah akselerasi untuk meningkatkan capaian pendidikan di kedua provinsi tersebut mejadi penting dilakukan. Penelitian ini menemukan bahwa rendahnya akses dan mutu pendidikan di Provinsi Papua dan Papua Barat berakar pada tiga permasalahan utama. Pertama, lemahnya tata kelola pendidikan. Kedua, tingginya angka mangkir guru dan rendahnya kualitas guru. Ketiga, ketidaksesuaian paradigma pendidikan dan kesadaran masyarakat. Atas ketiga akar masalah tersebut, penelitian ini merekomendasikan dilakukannya intervensi baik dalam ranah proses pembelajaran, penguatan guru, maupun penguatan tata kelola bidang pendidikan
Kearifan Lokal & Lingkungan
Kearifan lokal dapat dimaknai sebagai perangkat pengetahuan yang dimiliki oleh suatu komunitas untuk menyelesaikan persoalan atau kesulitan yang dihadapi secara baik dan benar, sesuai dengan nilai-nilai yang didukungnya. Perangkat pengetahuan tersebut bersifat lokal karena merupakan hasil interaksi dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya, yang tentu berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa nilai-nilai kearifan lokal tersebut dikembangkan dan dimanfaatkan komunitas-komunitas lain, terutama pada komunitas yang menghadapi suatu lingkungan yang situasi dan kondisinya kurang lebih sama dengan komunitas yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal tersebut
Perancangan Sistem Informasi Penjualan Berbasis Website Pada Kewirausahaan Produk Kerupuk 054 Di Kota Jambi
Perkembangan dunia teknologi dan informasi semakin hari semakin cepat.Perkembangan tersebut jelas mempengaruhi kecepatan dan ketepatan penyempaian informasi. Sayangnya, masih banyak kegiatan bisnis terutama proses jual beli yang belum sejalan dengan kemajuan teknologi saat ini, Atas dasar itulah penulis mencoba membuat tugas akhir mengenai sistem penjualan pada usaha Kerupuk 054 Bu Lili yang saat ini masih di lakukan dengan tidak terkomputerisasi. Kebanyakan sistem yang berjalan pada usah Kerupuk 054 adalah dilakukan secara manual, dari pencatatan produk, penjualan produk dan pembuatan laporan sehingga memungkinkan pada saat proses berlangsung terjadi kesalahan dalam pencatatan. Perancangan sistem informasi penjualan berbasis websiteini adalah solusi terbaik untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada usaha Kerupuk 054 Bu Lili .Untuk metode pengembangan perangkat lunak, penulis menggunakan model waterfall.Applikasi perancangan websiteyang digunakan adalah Visual Studio Code dan untuk bahasa pemograman menggunakan PHP dan menggunakan database MYSQL. Sistem informasi penjualan ini menyediakan informasi dari produk dan proses pemesanan dan pembayaran, Hasil yang diharapkan dari pembuatan sistem informasi penjualan ini mampu memberikan informasi dengan cepat dan akura
Resolving spin, valley, and moir\'e quasi-angular momentum of interlayer excitons in WSe2/WS2 heterostructures
Moir\'e superlattices provide a powerful way to engineer properties of
electrons and excitons in two-dimensional van der Waals heterostructures. The
moir\'e effect can be especially strong for interlayer excitons, where
electrons and holes reside in different layers and can be addressed separately.
In particular, it was recently proposed that the moir\'e superlattice potential
not only localizes interlayer exciton states at different superlattice
positions, but also hosts an emerging moir\'e quasi-angular momentum (QAM) that
periodically switches the optical selection rules for interlayer excitons at
different moir\'e sites. Here we report the observation of multiple interlayer
exciton states coexisting in a WSe2/WS2 moir\'e superlattice and unambiguously
determine their spin, valley, and moir\'e QAM through novel resonant optical
pump-probe spectroscopy and photoluminescence excitation spectroscopy. We
demonstrate that interlayer excitons localized at different moir\'e sites can
exhibit opposite optical selection rules due to the spatially-varying moir\'e
QAM. Our observation reveals new opportunities to engineer interlayer exciton
states and valley physics with moir\'e superlattices for optoelectronic and
valleytronic applications
An Object Driven Decision Model for Quantifying the Virtual Merkus Pine Tree's Environment Contribution
A tree planted in the wild contributes significantly to nature and its surroundings. Key benefits include biomass production and the strengthening of soil contours. Biomass itself is a tangible output of living organisms, offering both renewable fuel potential and notable economic value. Additionally, the presence of a tree has a considerable effect on soil shear strength, which plays a crucial role in supporting reforestation efforts in deforested areas. The research aims to construct a computational decision model of a virtual Merkus Pine tree to estimate biomass production and evaluate its impact on soil reinforcement as part of the tree's environmental contributions. The model was constructed via two types of methods: an object-oriented approach for technical design and functional-structural plant modeling (FSPM) as a core method to construct a 3D virtual pine tree model. The model is a novel computational decision model operated to visually simulate the growth and development of Merkus Pine, estimate biomass yield, and calculate annual soil shear strength due to the tree’s presence. Simulation results indicate that a single Merkus Pine tree can produce up to 242.27 kg of biomass and enhance soil shear strength by approximately 0.88 N by the end of 15 years
PERANAN KEPOLISIAN DALAM MELINDUNGI DAN MENJAGA KETERTIBAN MASYARAKAT MELALUI BHABINKAMTIBNAS DI ERA GLOBALISASI
Perpolisian Masyarakat pada dasarnya dilaksanakan oleh seluruh anggota Polri mulai dari yang bawah sampai puncak pimpinan tertinggi Polri. Salah satunya seperti pembinaan yang dilakukan oleh fungsi teknis kepolisian yang diterapkan oleh petugas Bhabinkamtibmas. Permasalahan yang diangkat adalah peran polri dalam melindungi dan menjaga ketertiban masyarakat melalui Bhabinkamtibmas di era globalisasi.. Implementasi peran dan fungsi kepolisian Melalui Bhabikamtibmas Polsek Banyumanik Kota Semarang di era globalisasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peran polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masayarakat melalui bhabinkamtibmas di Desa Srondol Kulon Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Metode pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah yuridis sosiologis (penelitian hukum sosiologis). Spesifikasi penelitian yang dipergunakan adalah deskriptif analistis. Data yang diperoleh dari penelitian lapangan yang merupakan data primer dan data sekunder dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai peran polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat melalui bhabinkamtibmas di wilayah kota semarang dapat disimpulkan : peran polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat melalui bhabinkamtibmas di Desa Srondol Kulon Kecamatan Banyumanik Kota Semarang dilakukan dengan memperhatikan : pola tugas bhabinkamtibmas, kecepatan gerak bhabinkamtibmas ketika kejadian, kemampuan mengolah informasi dan tindak lanjut, target kontak person, memilih kontak person, alat sarana komunikasi petugas bhabinkamtibmas, hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan peran polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat melalui bhabinkamtibmas di Desa Srondol Kulon Kecamatan Banyumanik Kota Semarang secara umum adalah sebagai berikut : tidak semua anggota bhabinkamtibmas berdomisili di desa/ kelurahan penugasannya, bhabinkamtibmas belum memiliki mental dan kultur reformasi birokrasi polri dalam melayani masyarakat, masih kurangnya pengetahuan tentang fungsi kepolisian dan pemahaman tentang HAM, sarana dan prasarana serta anggaran belum memadai.
Kata kunci : peran Polri, keamanan , ketertiban, Bhabinkamtibmas Srondol Kulo
Pelaksanaan Linkage Program di Bank Jabar Banten Syari'ah (BJBS) Cabang Bandung
Taraf ekonomi sebagian besar masyarakat Indonesia masih rendah,sebagian besar usaha yang telah berjalan masih berskala kecil, bahkan dapat dikatakan mikro, kebanyakan usaha masih dikelola secara informal. Dengan kondisi usaha yang seperti itu maka akses modal kepada perbankan menjadi sulit untuk diperoleh. Sementara di sisi lain, Bank Indonesia sebagai regulator perbankan menetapkan agar bank menerapkan prinsip kehati-hatian atau prudential banking. Kondisi tersebut sudah disadari oleh kalangan perbankan
syariah. Khusus untuk menggarap usaha skala mikro ini, perbankan syariah tidak dapat berjalan sendiri. Kemudian perbankan syariah melakukan strategi aliansi yang di kenal dengan sebutan Linkage Program. Pola ini diterapkan juga di Bank Jabar Banten Syariah Cabang Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme Linkage Program dan strategi pelaksanaannya di Bank Umum Syariah(BUS) yang salah
satunya Bank Jabar Banten Syariah Cabang Bandung. Linkage Program salah satu cara mendorong intermediasi dengan
memberdayakan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Linkage program merupakan upaya untuk meningkatkan daya saing BPR/BPRS sekaligus efisiensi pelaksanaan skim kredit Bank Umum (Konvensional dan Syariah). Linkage program menjadi kerjasama yang saling menguntungkan antara Bank
Umum dengan BPR/BPRS dalam hal penyaluran kredit kepada UMKM. Ada beberapa pola yang bisa ditempuh oleh Bank Umum dalam mengembangkan linkage program dengan BPR/BPRS, antara lain : Executing, Joint Financing,Chanelling, Asset Buy.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data pendukung bahasan yang berkaitan
dengan penelitian dan wawancara secara langsung dengan Staff Marketing Bank Jabar Banten Syariah cabang Bandung. Ada dua pola atau mekanisme yang dilakukan dalam program linkage ini
sendiri di Bank Jabar banten Syariah yaitu executing dan channeling. Channeling adalah pola keijasama dimana Lembaga Keuangan Syariah (LKS) lain yang menjadi mitra itu hanya sebatas layaknya agen atau kepanjangan tangan dari bank
untuk menyalurkan pembiayaan. Executing adalah pola kerjasama langsung kepada Lembaga Keuangan Syariah (LKS) lain misalnya BPRS, kemudian BPRS akan mengelola sendiri secara langsung dana atau modal dari pihak bank, strategi
pelaksanaan Linkage Program yang digunakan Bank Jabar Banten Syariah adalah dengan cara menjadikan kineija LKS dan analisis terhadap usaha menjadi agunan utamanya, menjadikan LKS sebagai marketer, pembinaan atau di didik terhadap
usaha yang tidak bankable dan pemberian fee dan selisih margin terhadap pencapaian LKS. Linkage Program sangatlah prospektif di lihat peningkatan pembiayaan dari tahun 2005 sebesar Rp.2,8 triliun menjadi Rp.6,4 triliun di 2009
- …
