107 research outputs found
PEMETAAN DIMENSI PROSES KOGNITIF SOAL-SOAL IPA PADA BUKU PEGANGAN SISWA KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH
Mapping of Cognitive Processes Dimension of Natural Science Questions on Student Handbook of Curriculum 2013 at Low Grade Primary School. The objectives of this study are to identify and to describe the level of cognitive process dimension of natural science questions on the student handbook of Curriculum 2013 at low grade Primary School. The method of this study was analytic descriptive through qualitative approach. The research subjects were 89 natural science questions of 1st grade and 50 natural science questions of 2nd grade. The data collection techniques was questionnaires through a questionnaire document analysis sheet. The data ware analyzed quantitatively and qualitatively. The results showed that natural science questions on the 1st grade and 2nd grade handbooks were dominated by low level questions with emphasis on basic learning. Questions of natural science more developing lower order thinking skills that is average occurrence percentage of C1 (remember) 57,47%; C2 (understand) 27,04%, and C3 (applying) 6,06%. The average occurrences percentage of natural science questions that developing higher order thinking skills is low that is C4 (analyzing) 8,43%; C5 (evaluating) 0,00%, and C6 (create) 1,00%. Therefore, the dimensions of applying, analyzing, evaluating, and creating the natural science questions in the student handbook need to be increased in frequency
INQUIRY-BASED LEARNING WORKSHEET TO IMPROVE UNDERSTANDING SCIENCE CONCEPTS IN ELEMENTARY SCHOOL
This research was aim to find out the effect of Inquiry-Based Learning Worksheet to improve mastering science concepts in Elementary School. This research used quasi-experimental as a research method with a single group pretest-posttest research design. The observation was made twice in this research design that are done before the treatment and after the treatment. The observation that took before the treatment (O) is called pretest (initial test) and the observation that took after the observation is called post-test (final test). The difference or gai between initial test and final test are assumed to be the influence of the treatment. The result of this study suggest that inquiry learning based worksheet has an effect to improve the understading of science concepts with 0.68 N-Gain (Medium Category). This shows that student’s inquiry learning based worksheet can be used as teaching materials to improve their understanding of science concept.
Pengembangan Media Ludo Math Game Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Peserta Didik Kelas V SD
This research is an R and D research. The product developed was a ludo math game learning media using the Borg and Gall research design adapted by Sugiyono but the design used is only seven steps as follows: 1) Potential and problem step 2) Data collection step 3) Product design step 4) Design validation step 5) Design revision step 6) Product trial step 7) Product revision step. The purpose of this research is to describe the feasibility of ludo math game media, Student responses to the media ludo math game and the effectiveness of the ludo math game media on students numeracy skills. It can be concluded with this research that the ludo math game media as a result of the development is feasible to use because the results of the assessment of the developed media are an average value of 47.25 for the aspect of quality of content, an average value of 38.75 for the instructional quality aspect, an average value of 88.00 for aspects of technical quality with very good criteria. Based on the results of student r responses to the media ludo math game average value of 97,86 for the aspect of quality of content, an average value of 98,78 for the instructional quality aspect, an average value of 99,17 for aspects of technical quality with very agree criteria. There is an increase in the value of pretest to posttest using the gain score of 0.83 which is included in the high criteria.Penelitian ini merupakan penelitian R and D. Produk yang dikembangkan yaitu media pembalajaran ludo math game dengan menggunakan desain penelitian Borg and Gall yang diadaptasi oleh sugiyono namun desain yang digunakan hanya meliputi 7 langkah sebagai berikut. 1) Tahap potensi dan masalah. 2) Tahap pengumpul data. 3) Tahap desain produk. 4) Tahap validasi desain. 5) Tahap revisi desain. 6) tahap uji coba produk. 7) Tahap revisi produk. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan kelayakan media ludo math game, respon peserta didik terhadap media ludo math game dan efektivitas media ludo math game terhadap kemampuan berhitung peserta didik. Dapat disimpulkan dengan penelitian ini media ludo math game hasil pengembangan layak untuk digunakan karena hasil penilaian terhadap media yang dikembangkan yaitu rata-rata nilai 47,25 untuk aspek kualitas isi, rata-rata nilai 38,75 untuk aspek kualitas intruksional, rata-rata nilai 88,00 untuk aspek kualitas teknis dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil respon peserta didik terhadap media ludo math game rata-rata jumlah skor yang diperoleh 97,86 pada aspek kualitas isi dan tujuan, rata-rata jumlah skor yang diperoleh 98,78 pada aspek kualitas intruksional rata-rata jumlah skor yang diperoleh 99,17 pada aspek kualitas teknis dengan kriteria sangat setuju. Terdapat peningkatan nilai pretest ke postest menggunakan gain score sebesar 0,83 yang termasuk dalam kriteria tinggi
Pengembangan Media Ludo Math Game Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Peserta Didik Kelas V SD
This research is an R and D research. The product developed was a ludo math game learning media using the Borg and Gall research design adapted by Sugiyono but the design used is only seven steps as follows: 1) Potential and problem step 2) Data collection step 3) Product design step 4) Design validation step 5) Design revision step 6) Product trial step 7) Product revision step. The purpose of this research is to describe the feasibility of ludo math game media, Student responses to the media ludo math game and the effectiveness of the ludo math game media on students numeracy skills. It can be concluded with this research that the ludo math game media as a result of the development is feasible to use because the results of the assessment of the developed media are an average value of 47.25 for the aspect of quality of content, an average value of 38.75 for the instructional quality aspect, an average value of 88.00 for aspects of technical quality with very good criteria. Based on the results of student r responses to the media ludo math game average value of 97,86 for the aspect of quality of content, an average value of 98,78 for the instructional quality aspect, an average value of 99,17 for aspects of technical quality with very agree criteria. There is an increase in the value of pretest to posttest using the gain score of 0.83 which is included in the high criteria.Penelitian ini merupakan penelitian R and D. Produk yang dikembangkan yaitu media pembalajaran ludo math game dengan menggunakan desain penelitian Borg and Gall yang diadaptasi oleh sugiyono namun desain yang digunakan hanya meliputi 7 langkah sebagai berikut. 1) Tahap potensi dan masalah. 2) Tahap pengumpul data. 3) Tahap desain produk. 4) Tahap validasi desain. 5) Tahap revisi desain. 6) tahap uji coba produk. 7) Tahap revisi produk. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan kelayakan media ludo math game, respon peserta didik terhadap media ludo math game dan efektivitas media ludo math game terhadap kemampuan berhitung peserta didik. Dapat disimpulkan dengan penelitian ini media ludo math game hasil pengembangan layak untuk digunakan karena hasil penilaian terhadap media yang dikembangkan yaitu rata-rata nilai 47,25 untuk aspek kualitas isi, rata-rata nilai 38,75 untuk aspek kualitas intruksional, rata-rata nilai 88,00 untuk aspek kualitas teknis dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil respon peserta didik terhadap media ludo math game rata-rata jumlah skor yang diperoleh 97,86 pada aspek kualitas isi dan tujuan, rata-rata jumlah skor yang diperoleh 98,78 pada aspek kualitas intruksional rata-rata jumlah skor yang diperoleh 99,17 pada aspek kualitas teknis dengan kriteria sangat setuju. Terdapat peningkatan nilai pretest ke postest menggunakan gain score sebesar 0,83 yang termasuk dalam kriteria tinggi
Analisis pembelajaran dengan menggunakan modul pilar karakter percaya diri di SDS Darul ‘Amal Jampangkulon
Karakter merupakan ciri khas individu yang ditunjukan melalui cara bersikap, berperilaku dan bertindak untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Pendidikan karakter dinilai sangat penting untuk ditanamkan pada anak-anak usia SD karena pendidikan karakter adalah proses Pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur khususnya di karakter percaya diri. Melalui metode bercerita pilar karakter dan pembiasaan ini maka siswa-siswi yang sebelumnya masih ada yang tidak percaya diri akan terlihat perkembangannya saat mereka sudah berada di Kelas berikutnya. Karena memang pembiasaan-pembiasaan nilai luhur pilar karakter ini dirasa sangat berhasil diterapkan di masa-masa Sekolah Dasar. Penelitian ini dilakukan di SDS Darul ‘Amal yang berada di desa Bojonggenteng kecamatan Jampangkulon kabupaten Sukabumi. Terdiri dari 3 kelas (kelas 2 khalid bin walid, zaid bin tsabit dan Abdurrahman bin auf). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penulis akan terjun langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan (observasi) terhadap situasi dan kondisi sekolah, melakukan wawancara dengan informan, baik dengan guru maupun dengan informan lainnya di SDS Darul ‘Amal dan menggali informasi data melalui dokumen-dokumen sekolah dan membuat dokumentasi atas segala kegiatan yang diteliti dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Dengan penerapan nilai karakter disetiap mata pelajaran ini siswa akan mengikutinya dan dengan berjalannya waktu nilai karakter tersebut akan menjadi sebuah kebiasaan. Perinsip Pendidikan karakter ini sudah baik diterapkan oleh SDS Darul ‘Amal, dimana didapati data bahwa SDS Darul ‘Amal selalu memberikan contoh atau teladan yang baik yaitu dengan guru membiasakan berperilaku sesuai dengan nilai karakter yang ada.pemberian contoh yang baik ini dilakukan guru dengan pembiasaan bagaimana cara bersikap yang baik
PENGEMBAGAN MODEL SITFD ( STUDET INTERACTIVE TEAM FOCUS DISSUSION) DALAM PEMBELAJARA IPS DI SEKOLAH DASAR
Abstrak
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik lebih aktif dalam mengembangkan potensi diri, kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan ketika di masyarakat. Pengembangan potensi peserta didik yang kreatif, berilmu, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dapat dicapai melalui mata pelajaran di sekolah salah satunya yaitu melalui mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Pembelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang ada di tingkat sekolah dasar. Pendidikan IPS memiliki cakupan materi yang cukup luas, karena pada pendidikan IPS mencangkup gejala-gejala sosial dan masalah kehidupan dalam bermasyarakat. Pendidikan IPS membantu peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya. Mengingat bahwa, kemampuan siswa berbeda-beda terutama dalam hal mengingat. Sehingga di perlukan sebuah model pembelajaran dengan metode yang seusai dengan kriteria siswa Sekolah Dasar yang masih identik dengan kata bermain, berinteraksi, dan bersenang-senang.
Kata Kunci: Pengembangan, pendidikan IPS SD, Model pembelajaran.Education is a conscious effort made by educators to create a learning atmosphere and learning process so that students are more active in developing their potential, intelligence, personality, noble character, and skills needed when in society. Developing the potential of students who are creative, knowledgeable, independent, and become democratic citizens can be achieved through subjects at school, one of which is through Social Sciences (Social Science) subjects. IPS learning is one of the main subjects at the elementary school level. IPS education has a fairly broad range of material, because IPS education covers social symptoms and life problems in society. Social studies education helps students in solving the problems they face so that it will make them understand and understand the social environment of the community more. Given that, students' abilities differ, especially in terms of remembering. So that we need a learning model with a method that fits the criteria of elementary school students who are still synonymous with the word play, interact and have fun.
Keywords: Development, primary school IPS(social studies education), Learning model
PEMETAAN DIMENSI PENGETAHUAN DAN DIMENSI PROSES KOGNITIF SOAL-SOAL IPA PADA BUKU PEGANGAN SISWA SEKOLAH DASAR KURIKULUM 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memberikan gambaran level dimensi proses kognitif soal-soal IPA pada buku pegangan siswa Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptik analitik dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah 89 soal IPA kelas I, 50 soal IPA kelas II, 166 soal Kelas IV, dan 196 soal Kelas V. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dengan instrumen berupa lembar angket analisis dokumen. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa soal-soal IPA pada buku pegangan siswa sekolah dasar didominasi oleh soal level rendah (low level) dengan penekanan pada penguasaan konsep. Soal-soal IPA lebih mengembangkan keterampilan berpikir tingkat rendah (Lower Order Thinking Skills) yaitu rata-rata persentase kemunculan soal C1 (remember) sebesar 42,90%; soal C2 (understand) sebesar 44,51%, dan soal C3 (applying) sebesar 6,47%. Rata-rata persentase kemunculan soal yang mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) rendah, yaitu soal C4 (analyzing) sebesar 5,11%; soal C5 (evaluating) sebesar 0,13%, dan soal C6 (create) sebesar 0,88%. Sedangkan Rata-rata persentase kemunculan dimensi pengetahuannya yaitu pengetahuan faktual sebesar 63,69%, pengetahuan konseptual sebesar 28,67%, pengetahuan prosedural sebesar 7,51%, dan pengetahuan metakognitif sebesar 0,13%. Dengan demikian, dimensi applying, analyzing, evaluating, dan create serta dimensi pengetahuan prosedural dan metakognitif soal-soal IPA pada buku pegangan siswa perlu ditingkatkan frekuensinya
Analisis Partisipasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Bahasa Inggris di Masa Pandemi Covid-19 di SDN Brawijaya
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mendeskripsikan proses pembelajaran Bahasa Inggris dimasa pandemi dan partisipasi siswa. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dan dilaksanakan dikelas II-B SDN Brawijaya Kota Sukabumi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara dan observasi untuk mengetahui kegiatan proses pembelajaran, serta angket untuk mengetahui partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran bahasa Inggris dimasa pandemi dilakukan secara daring dengan menggunakan grup WhatsApp, dalam proses pembelajaran daring muncul empat partisipasi siswa
Building Character And Literacy Skills Of Primary School Students Through Puppet Contemplative Sukuraga
Education is a process of enculturation, serves bequeath the values and achievements of the past to the future generations. Values and achievement that is the pride of the nation and the people make it known to other nations. In addition to bequeath, education also has a function to
develop the cultural values and achievements of the past into the nation’s cultural values corresponding to the life of the present and future, as well as developing new achievements into new character of the nation. Therefore, education, culture and national character is at the core of an educational process. literacy skills expected to provide supplies for children in reading, writing,
and appreciating and responding to all types of communication. Creating literat generation requires
a long process and means conducive. It begins with small and family environment, and are supported or developed in school, social environment, and the work environment. Puppet Sukuraga laden with enlightenment, education, reflection, invite people really keep up with both his body as a God-given mandate in accordance with the nature of their respective functions
THE QUALITY OF ELEMENTARY SCHOOL SCIENCE EXAMINATION TEST ON COGNITIVE PROCESS DIMENSION IN CURRICULUM 2013
This study aims to determine the quality of elementary school science examination test in the cognitive process dimensions contained in the fifth grade students handbook of curriculum 2013. This research is a descriptive qualitative research. This research is done by identifying and then mapping based on the cognitive process dimension on the prepared guidance, which is mapping the science examination questions in the fifth grade students handbook of curriculum 2013. The cognitive process dimension in Bloom's Taxonomy Revision are grouped into : 1) Memorizing, 2) Understanding, 3) Applying, 4) Analyzing, 5) Evaluating, and 6) creating. The result of the research shows that the mapping of science examination questions of cognitive process dimension in the fifth grade students handbook is that 162 item test problem of cognitive process dimension. Those 162 questions are mapped into: 1). Ability to memorize / remember as many as 35 questions or 17.85%, 2). understand / 117 questions or 59.7%, 3). Applying, 2 questiones or 1.02%, 4). Analyzing as many as 8 questions 4.08%, 5). For evaluating, there is no item found in the ability to analyze the cognitive process, 6). Creating, is not found a problem that is in the ability to create a cognitive process. Based on these results it can be seen that the lack of handbook students on Competency Test questions does not meet the criteria of questions that train learners using reasoning ability, problem solving, and developing thinking skills
- …