43 research outputs found
Application of Nursing Process Documentation NUrsing Information System in accordance with Internet-Based System Design Connection
Nursing documentation has a significant meaning from the legal aspects, quality assurance, communications, finance, education, research, and accreditation. So it is needed nursing management system for nursing documentation to make more effective, efficient, and appropriate standards. Nurses require a standard of documentation as a guide and direction to the storage and recording of the correct technique. According to development of Information Technology (IT), the nursing documentation move from traditional method with paper documentation to computerized documentation. School of Nursing Faculty of Medicine Diponegoro University as an educational institution try to facilitate students to introduce computer based nursing documentation, so we must create prototype of nursing documentation information system through Internet-Based System Connection.
This prototype has been used by nursing students UNDIP to fulfill a subject. Student appreciate the reliability of the program, because it gives simplicity in documenting the clinical course of nursing duties in the form of nursing care with clinic algorithm system. It's just that the program is yet to be developed further, especially to improve the data in the master program. Trials are also still needed in several related hospitals and community health centers that exist so that one day this program could help nurses to make nursing documentation in clinical setting
Perbedaan Tingkat Depresi Pada Lansia Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Senam Bugar Lansia Di Panti Wredha Wening Wardoyo Ungaran
Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari faham kesehatan baik pada upaya preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitatif di semua tingkat usia termasuk kelompok lanjut usia. Diperkirakan pada tahun 2020 depresi akan menduduki peringkat teratas penyakit yang dialami lanjut usia di negara berkembang termasuk Indonesia. Gangguan depresi pada lanjut usia kurang dipahami sehingga banyak kasus depresi pada lanjut usia yang tidak dikenali (underdiagnosed) dan tidak diobati (undertreated). Olahraga dapat menjadi penyembuh untuk berbagai gejala kejiwaan, dapat mengurangi kekhawatiran, depresi, keletihan dan kebingungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat depresi pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan senam bugar lansia. Penelitian ini dilaksanakan dengan desain pre – post test one group, menggunakan pendekatan cross sectional dan purposive sampling methode. Bentuk perlakuan yang diberikan adalah senam bugar lansia sebanyak 6 sesi. Hasil uji Z menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat depresi pada lansia antara sebelum dan sesudah dilakukan senam bugar lansia dimana Z = -3,276 dan p value = 0,001 (p < 0,05). Jumlah keseluruhan lansia yang mengalami penurunan depresi adalah 66,7 % dan diklasifikasikan sebagai depresi fisiologis. Ada perbedaan tingkat depresi lansia sebelum dan sesudah dilakukan senam bugar lansia
GAMBARAN CARING ANTAR MAHASISWA S1 KEPERAWATAN ANGKATAN TAHUN KE II, III DAN IV UNIVERSITAS DIPONEGORO
Caring merupakan bagian paling penting dalam keperawatan. Caring dimulai dari caring terhadap diri sendiri lalu meluas caring terhadap seseorang yang paling terdekat seperti keluarga, sahabat dan teman lalu ke orang asing, meluas ke orang yang jaraknya jauh, dan caring terhadap seluruh ciptaan manusia dan Tuhan. Caring seorang perawat dapat dimulai sejak dini saat menjadi mahasiswa keperawatan. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan caring antar teman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui krakteristik dan tingkat caring antar mahasiswa keperawatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey. Sampel penelitian ini adalah 375 mahasiswa tahun angkatan ke II, III dan IV. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan dihitung dengan perhitungan statistika deskriptif. Respon rate penelitian ini adalah 100% kembali dan dapat dianalisa. Hasil penelitian ini adalah mahasiswa memiliki usia rata-rata 20,01 dengan jumlah mahasiswa perempuan 351 dan laki-laki 24 mahasiswa. Jumlah mahasiswa angkatan tahun ke II 134 mahasiswa, tahun ke III 129 mahasiswa, dan tahun ke IV 112 mahasiswa. Caring mahasiswa terbanyak yang dimiliki oleh mahasiswa adalah caring sedang dengan jumlah 305 (81%) mahasiswa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar mahasiswa berjenis kelamin perempuan dengan rata-rata usia 20 tahun memiliki caring sedang dan kurangya caring pada action domain caring. Saran bagi mahasiswa adalah meningkatkan caring dalam action domain caring yang masih kurang di beberapa aspek
Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual pada Remaja SMA terhadap Wanita Pekerja Seks (WPS) di Purwodadi
Sexual behavior is the overall sexual driven behavior either towards the same sex or the opposite sex.Moreover, a small portion of sexual behavior is perpetrated by female sex workers. Such condition is worrisome considering such behavior leads to spreading of Sexual Contagious Disease and Human Immunodeficiency Syndrome/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS). This study aimed to determine factors related to sexual behavior of high school adolescents with female sex workers. This quantitative research use survey research method with non experimental design. Data were collected by cross sectional. The study involved 309 respondents consist of 10th and 11th grades. The technique sampling used a sample random sampling. The study found that 7 respondents 2.3% of the respondents had risk sexual behaviour to infected HIV/AIDS and 302 respondent (97,7%) had low risk sexual behaviour to infected HIV/AIDS . The bivariate analysis uses chi-square with CI = 95%, α = 0,05 (H0 is rejected if p<α). Factors related adolescent sexual behavior with FSW is religiosity factor (p=0,002), exposure to pornography (p=0,039), and parenting styles (p=0,000) Based on the result was hoped that there will be nurse efforts to socialize the dangers of pornography effect. Schools can work together with parents by inviting to school to sit together preventing sexual behavior at risk one of them parenting styles. Schools and parents are also expected to support the improvement of student religiosity so that students are expected to improve religiosity by performing religious obligations and activities as well as improving religious knowledge
Efektivitas Deep Tissue Self Massage Therapy Dan Slow Deep Breathing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Klien Dikeluarga Pedagang Pasar Tradisional
The prevalence of hypertension in traditional market traders is increasing, due to stress, work pressure, physical, and mental fatigue, and the burden of life. Hypertension can be prevented and controlled with non-pharmacological therapy by regulating lifestyle and relaxation. The purpose of this study was to identify the effectiveness of Deep Tissue Self Massage Therapy and Slow Deep Breathing in reducing blood pressure in hypertensive clients in families who work as traditional market traders. Quasi-experimental research design with two groups pretest-posttest used. Paired sample t-test was used in both groups before and after the intervention. Samples were collected using a proportional stratified random sampling technique with 100 respondents divided into 50 participants in each group. The results showed there was a decrease in systolic and diastolic blood pressure after the intervention of Deep Tissue Self Massage Therapy (tb = 7,997; pb = 0,004); (ta = 6.018; pa = 0.000), and there was a decrease in systolic and diastolic blood pressure after the Slow Deep Breathing intervention (tb = 7.311; pb = 0.000); (ta = 6.032; pa = 0.000). In conclusion, Deep Tissue Self Massage Therapy and Slow Deep Breathing have been shown to reduce both systolic and diastolic blood pressure in hypertensive clients. Further study using the control group as a comparison is recommende
HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG JENJANG KARIR DENGAN MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG
Abstract
Minister of health has provided rules to hospitals in Indonesia who want to get accreditation must have systems, one of them is career development system of nursing. Career development hopes improve motivation and satisfaction of nurse to work. Usually a nurse in hospital not tobe career, but just to work. Therefoere the aim of this research is looking for correlation perception of career development with motivation of work and job satisfaction of nurse in Semarang Tugurejo Hospital. Because previous research has found, 41,4%, less motivated; and have been found 41,7% are not satisfied. Therefore need further reasearh related percepstion of nurse about career development.
The research mothod that applied cross sectional study, and using desciptive corellation. Sampel that have been used as 68 nurse who have in criteria, and using questionnaire instrumen. Perception of career development as independent variable, motivation of work and job satisfaction as dependen variable. The analysis has been used Person product moment correlation for perseption of career development and motivation of work; and spearman correlation for perseption of career development and job satisfaction.
The result shows good perseption of career development is 58,8%, persepstion less is 41,2%; nice motivation of work is 63,2%, and motivation of work less is 36,8%; nurse are satisfied 51,5%, and nurse are not satisfied 48,5%. There are corellation between perception of career development with motivation of work (p=<0,001), and there are corellation perception of career development with work satisfaction (p=0,01).
The hospital able to increase career delopment system, especially part of system, that is development, recognition, promotion, and apreciation.
Keywords: Percepsion, Career Development, Motivation, Satisfaction.
Abstrak
Menteri kesehatan memberikan aturan, bahwa rumah sakit di Indonesia yang ingin memperoleh akreditasi harus mempunyai berbagai macam sistem yang perlu disesuaikan, salah satunya yakni sistem jenjang karir perawat. Adanya sistem jenjang karir ini diharapkan dapat menambah motivasi dan kepuasan perawat dalam bekerja. Sebab pada penelitian sebelumnya ditemukan hampir sebagian besar, yakni 41,4%, perawat kurang termotivasi dan juga didapati sebesar 41,7% tidak puas dalam bekerja. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lanjutan terkait persepsi persepsi perawat tentang jenjang karir.
Metode yang digunakan studi cross sectional, dan rancangan penelitiannya deskriptif korelasi. Sampel yang digunakan sebanyak 68 perawat yang telah memenuhi kriteria, dan alat ukurnya menggunakan kuesioner. Persepsi jenjang karir sebagai variabel bebas, sedangkan motivasi kerja dan kepuasan kerja sebagai variabel terikat. Analisis menggunakan korelasi person poduct moment untuk variabel persepsi jenjang karir dan motivasi kerja; dan spearman untuk variabel persepsi jenjang karir dan kepuasan kerja.
Hasil penelitian menunjukkan persepsi jenjang karir perawat baik sebesar 58,8%, persepsi kurang sebesar 41,2%; motivasi kerja yang baik sebesar 63,2%, dan motivasi kerja yang kurang sebesar 36,8%; perawat yang puas sebesar 51,5%, dan perawat yang kurang puas sebesar 48,5%. Ada hubungan antara persepsi jenjang karir dengan motivasi perawat (p=<0,001), dan ada hubungan persepsi jenjang karir dengan kepuasan kerja perawat (p=0,01).
Harapannya agar rumah sakit mampu untuk memaksimalkan sistem jenjang karir, terutama berkaitan dengan sub sistem didalamnya, yakni pengembangan, pengakuan, promosi dan penghargaan.
Kata kunci: Jenjang karir, motivasi kerja, kepuasan kerja
Hubungan Organisasi Lini Dan Kepuasan Kerja Perawat Dengan Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi merupakan identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen kuat terhadap organisasinya merupakan suatu modal dalam mencapai tujuan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan organisasi lini, kepuasan kerja dan komitmen organisasi di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang, Untuk mengetahui secara parsial hubungan antara organisasi lini dengan komitmen organisasi dan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi serta mengetahui secara simultan hubungan organisasi lini dan kepuasan kerja perawat dengan komitmen organisasi di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang. Metode penelitian survei analitik cross sectional dengan multivariat regresi berganda. sampel penelitian sebanyak 60 responden. Hasil penelitian ada hubungan yang signifikan secara simultan antara organisasi lini dan kepuasan kerja perawat dengan komitmen organisasi dengan nilai α (p = 0,004) < 0,05 dengan nilai korelasi R=0,416 dan nilai koefisien determinasi R2= 0,173sehingga variabel organisasi lini dan kepuasan kerja perawat memberikan sumbangan efektif 17,3% terhadap komitmen organisasi sedangkan 82,7% diterangkan oleh faktor lain yang tidak terangkum dalam analisis ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan yang bermakna antara organisasi lini dan kepuasan kerja perawat dengan komitmen organisasi di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang. saran meningkatkan kepuasan kerja dan nilai organisasi sehingga kualitas pelayanan rumah sakit dapat lebih baik
HUBUNGAN ANTARA DUKUGAN KELUARGA DENGAN KEIKUTSERTAAN SENAM LANSIA DI PERUMAHAN SINAR WALUYO SEMARANG
Latar belakang; Senam lansia merupakan bentuk peran serta masyarakat lansia dalam upaya bidang kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal serta kondisi menua yang sehat dan mandiri. Sehingga dalam pemanfaatannya diperlukan suatu motivasi yang mampu untuk menggerakkan diri lansia menghadiri senam lansia. Melalui dukungan keluarga yang baik diharapkan akan memunculkan motivasi lansia yang tinggi pula dalam mengikuti kegiatan senam lansia.Tujuan; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan keikutsertaan senam lansia.Metode penelitian; Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non experimental dengan studi korelasional dan pendekatan yang digunakan adalah desain Retrospective. Instrumen berupa kuesioner dukungan keluarga. Subyek penelitian adalah semua lansia usia 60-82 tahun di Perumahan Sinar Waluyo Semarang dengan sample sebanyak 81 orang. Untuk pengolahan dan analisa data uji Continuity Correction.Hasil penelitian; Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap keikutsertaan senam lansia, didapatkan hasil uji Continuity Correctiondengan significancy = 0,030 pada a = 0,05Kesimpulan; Untuk dapat meningkatkan motivasi lansia dalam keikutsertaan senam lansia, hendaknya keluarga memberikan dukungan, seperti halnya dengan mengantarkan lansia mengikuti senam dapat meningkatkan semangat lansia untuk selalu aktif mengikuti senam lansia, dengan mengikuti kegitan senam lansia secara teratur lansia dapat meningkatkan status kesehatannya.Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Senam Lansia Daftar Pustaka : 37 (1996 - 2009
Nurse Trend in Writing Objectives and Outcome Criteria of Nursing Diagnosis in Patients With Pulmonary Tuberculosis at The Government Hospital in Salatiga Indonesia
Background. Writing nursing goals and outcome criteria found in nursing care documentation was very varied and not appropriately, it needs to be explored more deeply about the phenomenon. The Study objective was to determine the writing of nursing goals and the outcome criteria for nursing diagnoses. Methods. Research design was qualitative research with a direct observation approach. Data was taken in the MDR TB ward, samples were 100 documentation of pulmonary TB patients. Sampling technique was nonprobability sampling. Result. The goal of nursing diagnosis of ineffective airway clearance was airway clearance effectively again, the problem was resolved, the patient's airway returned to normal and coughing the patient returns to normal, etc. The goal of nursing diagnosis of ineffective breathing patterns was effective breathing patterns, ineffective breathing patterns resolved, etc. The outcome criteria of nursing diagnosis ineffective airway clearence was negative cough, normal respiratory rate, normal vital signs, negative sputum, shortness of breath, coughing resolved, comfortable patients, patients can demonstrate coughing effectively, sputum can come out, breath was relieved, sputum can come out, etc. The outcome criteria for nursing diagnosis ineffective breathing patterns are normal respiratory rate, normal vital signs, respiratory rate was 20 x/minute, it was not weakness, It was not nausea, etc. Recomendation. Nurses are advised to be given trainings, sosialisation, or workshops related to the goals and outcome criteria of nursing diagnoses, and are expected to use NANDA and NIC-NOC references
Gambaran Implementasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan oleh Perawat di RSUD R.A. Kartini Kabupaten Jepara
Introduction: Continuing Professional Development (CPD) implementation is not optimal. There is no evaluation regarding CPD implementation by nurses in RSUD R.A. Kartini, Jepara Regency. The purpose of this study was to describe the implementation of PKB by nurses in RSUD R.A. Kartini, Jepara Regency.Methods: This study used quantitative research design using descriptive studies. The sampling technique used simple random sampling with 169 respondents. Data collection used a questionnaire containing 55 question items from Indonesian National Nurses Association.Results: Description of CPD by nurses at R.A. Kartini Hospital in Jepara Regency are as follows: professional practice activities (100%), scientific activities (94.67%), scientific development activities (26.62%), and community service activities (71%). Â Conclusion: Based on the research results, nurses should optimize themselves in various aspects of the form of CPD activities so that it can fulfill the achievement of 25 credits in five years while increasing the self-development of nurses