3 research outputs found
Pengaruh Faktor Agent, Faktor Lingkungan Dan Faktor Pejamu Terhadap Jumlah Kasus Penyakit Tuberkulosis Di Era Pandemi Covid-19: Literatur Review
In 2019 WHO determined a Global Pandemic caused by Coronavirus disease (COVID-19) which was found as many as 118,000 cases in 110 countries. So that every country is advised to prevent the spread of COVID-19 and prepare efforts to handle the spread of COVID-19 (Khoirunisa, 2021). In its development, SARS-CoV-2 underwent mutations with various variants which are now the attention of all countries in the world (Adityo Susilo, 2022). In fact, during this time the disease that often attacks the respiratory tract and spreads quite quickly, one of which is caused by the bacteria Mycobacterium tuberculosis. Indonesia is ranked 3rd in the world with 91% TB cases, namely Banten, Gorontalo, DKI Jakarta, North Ulawesi, West Sulawesi. The purpose of this literature review is to find out what factors affect the number of tuberculosis cases in the COVID-19 pandemic based on research that has been carried out.Keywords: agent factor, environmental factor, Covid-19 and T
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK
Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Hasil survei awal di Puskesmas Karanganyar I dan II, jumlah kasus baru TBC BTA (+) pada usia produktif hingga Oktober 2015 terdapat 43 kasus. Tingkat kepadatan hunian yang tinggi dan rendahnya pengetahuan tentang TBC menjadi salah satu penyebab tingginya kasus TBC. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian TBC pada kelompok usia produktif di Kecamatan Karanganyar, Demak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasional dengan desain kasus kontrol. Uji hubungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik Chi Square. Pemilihan sampel kelompok kasus menggunakan Consecutive Sampling dan kelompok kontrol menggunakan Random Sampling. Sampel yang diteliti berjumlah 40 pasien TBC BTA (+) sebagai kasus dan 40 pasien ISPA non TBC sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan (p-value = 0,003, OR = 4,636, 95% CI = 1,593-13,494), kepadatan hunian (p-value = 0,001, OR= 10,500, 95% CI = 3,390-32,523) dan riwayat imunisasi BCG (p-value = 0,001, OR= 86,333, 95% CI = 19,184-388,514) dengan kejadian TBC usia produktif di Kecamatan Karanganyar, Demak. Sedangkan pada variabel jenis kelamin (p-value = 0,644, OR = 1,238, 95% CI = 0,500-3,066), pekerjaan (p-value = 0,820, OR = 0,902 , 95% CI = 0,370-2,198), pengetahuan (p-value = 0,982, OR = 2,217, 95% CI = 0,856-5,742) dan sikap pencegahan TBC (p-value = 0,370, OR = 1,495, 95% CI = 0,619-3,613) tidak terdapat hubungan dengan kejadian TBC usia produktif di Kecamatan Karanganyar, Demak. Saran penelitian yaitu diharapkan petugas pemegang program TBC lebih aktif dalam penemuan kasus TBC dan memberikan penyuluhan tentang TBC khusunya pentingnya imunisasi BCG dan risiko kepadatan hunian. Penderita TBC harus lebih memperhatikan upaya pencegahan penularan TBC dan aktif mengikuti penyuluhan
JEPUYANG (PERMEN JELLY RASA LEMPUYANG)
JePuyang adalah sebuah gagasan permen jelly yang empuk dan kenyal dengan rasa
lempuyang. Pada saat ini umunya dipasaran sudah terdapat banyak permen jelly yang telah
beredar, namun permen tersebut hanya memiliki aroma dan rasa buah-buahan. Rasa buahbuahan
hanya memberikan sensasi rasanya enak tanpa ada manfaat kesehatan yang dapat
dihasilkan, permen tersebut menarik anak-anak untuk memakannya hanya karena rasa buahbahan.
Dengan demikian untuk memberikan sensasi yang lebih berbeda maka terbentuklah
inovasi permen jelly dengan rasa lempuyang yang memiliki khasiat. Lempuyang memiliki
khasiat yang beragam sehingga dapat memberikan manfaat bagi orang yang memakannya
khususnya anak-anak yang tidak mengetahui lempuyang, dengan inofasi permen jelly ini
maka anak-anak akan lebih senang dan tertarik untuk memakannya. Tujuan dari program ini
adalah untuk memasarkan permen yang memiliki khasiat bagi tubuh dengan manfaat-manfaat
yang dimilikinya sehingga para konsumen dapat lebih memilih permen yang dapat
bermanfaat bagi kondisi kesehatan tubuhnya. Target khusus yang ingin dicapai dalam
kegiatan ini yaitu membuat tanaman lepuyang yang tidak dikenali banyak orang sebagai
bahan yang dapat digunakan untuk kesehatan tubuh ini dapat dikenal masyarakat dan mampu
membuat masyarakat tertarik dengan khasiat yang dimilikinya. Metode yang akan dilakukan
untuk pencapaian tujuan tersebut melalui pemasaran jelly secara langsung kepada masyarakat
sehingga masyarakat dapat mengenalinya