5 research outputs found
PENGARUH STRESS KERJA TERHADAP TERJADINYA INFERTILITAS SEKUNDER PADA PERAWAT WANITA DI RSUD BINJAI TAHUN 2017
The occurrence of infertility in women, namely increased levels of prolactin and levels of Lutheinizing Hormone (LH) is closely related to psychological problems. Anxiety and tension tend to confuse LH levels, and sadness and moodiness tend to increase prolactin. High prolactin levels can interfere with LH expenditure and suppress the gonadotropin hormone that affects ovulation, women who work will experience work stress and work fatigue. The purpose of this study is to see whether there is an influence of work stress on the occurrence of secondary infertility in female nursesThe research used quantitative research method and cross sectional design. The data on secondary infertile, work stress were gathered by using questionnaires and analyzed by using chi square test. The result of the research showed that 80 respondents It was found that there was significant correlation between work stress and the incidence of secondary infertility (p=0.000) and (RP= 19.125) wich mean female nurses of work stress 19.125 were more likely to had secondary infertility compared with female nurses who did not experience work stress with 95% CI=5.241; 69.796. The result of multivariate analysis showed that the variable of work stress had the most dominant influence on the incidence of secondary infertility in female nurses. It is recommended that the hospital management pay attention to nurses’ reproductive health and work stress by performing ward rotation and by providing vacation for them. It is also expected to pay attention to the ratio of number of nurses serving with the number of patients
PENGARUH IMT (INDEKS MASA TUBUH) TERHADAP TERJADINYA INFERTILITAS SEKUNDER PADA PERAWAT WANITA DI RSUD TAHUN 2017
Obesitas berkaitan dengan tiga perubahan yang mengganggu ovulasi normal dan penurunan berat badan akan memperbaiki tiga keadaan tersebut : penurunan aromatisasi perifer dari androgen menjadi estrogen, penurunan kadar globulin pengikat hormone seks (sex hormone), hormone binding globulin (SHBG), menghasilkan peningkatan kadar estradiol dan testosterone bebas sehingga dapat mempengaruhi kesuburan. Tujuan penelitian ini melihata apakah ada pengaruh IMT terhadap terjadinya Infertilitas sekunder pada perawat wanita. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain Cross Sectional, pengumpulan data Infertilitas sekunder dan IMT, dengan menggunakan kuesioner dan timbangan BB serta pengkur TB. Analisis data Bivariat dengan menggunakan Uji Chi – Square Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat wanita di RSUD Binjai dari 80 responden ada hubungan yang signifikansi antara IMT dengan terjadinya infertilitas sekunder dengan nilai p=0,008<0,05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara IMT dengan terjadinya Infertilitas sekunder pada perawat wanita di ruangan rawat inap RSUD Djoelham Binjai. Nilai RP = 6,750 yang artinya perawat wanita yang memiliki IMT tidak ideal berisiko 6,750 lebih besar mengalami kejadian Infertilitas sekunder dibanding dengan pekerja perawat wanita yang memiliki IMT Ideal dengan 95% CI = 1,433-31,797. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan bahwa setiap wanita harus tetap di jaga kesehatan reproduksi seperti nutrisi dan aktifitas sehari – hari sehingga memiliki Indeks masa tubuh yang ideal
Pengaruh Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava ) Terhadap Meningkatkan Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri
Anemia berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi terutama pada perempuan.Anemia yaitu kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yaitu kadar Hb <12 gr/dl .Remaja yang mengalami anemia akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan terganggu, lemah karena sering terkena infeksi, Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap kadar hemoglobin pada remaja putri.Penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimental desain one group pretest postest design.Rancangan penelitian yang digunakan yaitu dengan membagi sampel menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok control.Jumlah sampel 30 orang remaja putri dengan tehnik pengambilan sampel Purposive Sampling.Analisis data univariat dan bivariat menggunakan uji t dependen secara komputerisasi, dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian rata-rata Hb sebelum dilakukan pemberian jus jambu biji yaitu 10,8 gr% Hb minimum sebelum dilakukan pemberian jus jambu biji adalah 10.6 gr% dan hasil pengukuran Hb maksimum adalah 11.2 gr%, sedangkan standar deviasi Hb sebelum dilakukan pemberian jus jambu biji adalah 0,13 dan rata – rata HB setelah dilakukan pemberian jus jambu biji yaitu 11,4 gr %, HB minimum adalah 10.6 gr% dan hasil pengukuran Hb maksimum adalah 12.5 gr%, sedangkan stadar deviasi HB setelah di lakukan pemberian jus jambu biji adalah 0.13Setelah dilakukan uji t paired sample didapatkan rata-rata selisih sebelum dan sesudah perlakuan adalah 0,6. Sehingga p value = 0,001 < 0,05 maka Ha diterima Ho ditolak, artinya jus jambu biji berpengaruh terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri
Pengaruh Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava ) Terhadap Meningkatkan Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri
Anemia is related to reproductive health problems especially in women. Anemia is a deficiency of hemoglobin (Hb) levels in the blood i.e. hb levels <12 gr / dl . Adolescents who experience anemia will result in impaired growth and development, weak due to frequent infections, the purpose of this study to determine the effect of guava juice on hemoglobin levels in young women. This research uses Quasi Experimental design one group pretest postest design. The research design used is to divide the samples into two groups, namely the treatment group and the control group. The number of samples of 30 young women with Purposive Sampling techniques. Analyze univariate and bivariate data using computerized dependent t-tests, using SPSS. The results of the average hb research before administration of guava juice is 10.8 gr% Hb minimum before administration of guava juice is 10.6 gr% and the maximum Hb measurement result is 11.2 gr%, while the standard deviation of Hb before administration of guava juice is 0.13 and the average HB after administration of guava juice is 11.4 gr %, Minimum HB is 10.6 gr% and the maximum Hb measurement result is 12.5 gr%, while the hb deviation stadar after administration of guava juice is 0.13 After the test t paired sample obtained the average difference before and after treatment is 0.6. So p value = 0.001 < 0.05 then Ha received Ho rejected, meaning guava juice affects the increase in hemoglobin levels in young women.Anemia berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi terutama pada perempuan.Anemia yaitu kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yaitu kadar Hb <12 gr/dl .Remaja yang mengalami anemia akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan terganggu, lemah karena sering terkena infeksi, Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian jus jambu biji terhadap kadar hemoglobin pada remaja putri. Penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimental desain one group pretest postest design. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu dengan membagi sampel menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok control. Jumlah sampel 30 orang remaja putri dengan tehnik pengambilan sampel Purposive Sampling. Analisis data univariat dan bivariat menggunakan uji t dependen secara komputerisasi, dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian rata-rata Hb sebelum dilakukan pemberian jus jambu biji yaitu 10,8 gr% Hb minimum sebelum dilakukan pemberian jus jambu biji adalah 10.6 gr% dan hasil pengukuran Hb maksimum adalah 11.2 gr%, sedangkan standar deviasi Hb sebelum dilakukan pemberian jus jambu biji adalah 0,13 dan rata – rata HB setelah dilakukan pemberian jus jambu biji yaitu 11,4 gr %, HB minimum adalah 10.6 gr% dan hasil pengukuran Hb maksimum adalah 12.5 gr%, sedangkan stadar deviasi HB setelah di lakukan pemberian jus jambu biji adalah 0.13 Setelah dilakukan uji t paired sample didapatkan rata-rata selisih sebelum dan sesudah perlakuan adalah 0,6. Sehingga p value = 0,001 < 0,05 maka Ha diterima Ho ditolak, artinya jus jambu biji berpengaruh terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri
Hubungan Paritas Dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil
Preeclampsia is a complication in pregnancy, childbirth and post partum which cannot be prevented and what can be done is to prevent the occurrence of more severe complications and avoid risk factors or predisposition to the occurrence of preeclampsia. Factors affecting preeclampsia are a history of hypertension and parity. The purpose of this study was to determine the relationship between history of parity with the incidence of preeclampsia. The design of this study was analytic with cross sectional design. The population in this study were all pregnant women in the Batam Puskesmas Batu Aji Batam City from February to July 2019, samples taken using purposive sampling as many as 88 respondents. The results of studies that have been carried out chi-square test for a history of and parity with preeclampsia obtained P value of 0.015 <α 0.05. The conclusion of this study is the relationship between history parity with preeclampsia in pregnant women. this research can be considered for making policies in an effort to improve the quality of health services in pregnant women.Preeklampsia merupakan penyulit dalam kehamilan, persalinan maupun post partum yang tidak dapat dicegah dan yang dapat dilakukan adalah mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat dan menghindari faktor resiko atau predisposisi untuk terjadinya Preeklampsia. Faktor-faktor yang mempengaruhi preeklampsia adalah riwayat hipertensi dan paritas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia. Desain penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Puskesmas Batu Aji Kota Batam mulai dari bulan Febuari hingga Juli 2019, sampel diambil menggunakan purposive sampling sebanyak 88 responden. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan uji chi-square untuk paritas dengan preeklampsia di dapatkan nilai P value 0,015 < α 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan paritas dengan preeklampsia pada ibu hamil. penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil