137 research outputs found
Perceived Usefulness sebagai Variabel Intervening pada Kualitas Sistem Informasi dan Kepuasan Pengguna
Penerapan sistem informasi akuntansi bisa dengan membangun sistem dari awal atau dengan membeli program akuntansi yang sudah jadi. Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari sinilah timbul penelitian tentang keberhasilan sistem informasi yang dipelopori oleh Delone dan McLean (1992). Pengkajian penelitian-penelitian sebelumnya tidak ditemukan apakah perceived usefulness merupakan variabel intervening atau bukan. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh perceived usefulness sebagai variabel intervening pada hubungan kualitas sistem informasi terhadap kepuasan pengguna akhir perangkat lunak akuntansi yang belum pernah diteliti sebelumnya. Sampel penelitian diambil dari pengguna MYOB Accounting Software dengan jabatan minimal supervisor dan telah menggunakan MYOB minimal 1 tahun sebanyak 46 sampel. Untuk analisis data digunakan analisa jalur dengan dengan bantuan script uji sobel SPSS 21 dengan bootstrapping 1000 kali. Hasil penelitian berhasil menunjukkan bahwa perceived usefulness memediasi hubungan antara kualitas sistem informasi terhadap kepuasan pengguna akhir perangkat lunak akuntansi
Klasifikasi Perairan Laut Dangkal Menggunakan Citra Sentinel 2-A Berbasis Google Earth Engine di Pulau Payung, Kepulauan Seribu
Sebagai negara kepulauan, potensi Indonesia di bidang kelautan dan perikanan sangat luar biasa. Secara ekologis, perairan laut dangkal memiliki peranan penting dalam ekosistem laut, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam keberlangsungan hidup biota laut. Habitat perairan laut dangkal menjadi tempat berlindung dan tinggal bagi beberapa jenis spesies. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi habitat bentik di Pulau Payung, Kepulauan Seribu, serta mengevaluasi tingkat akurasinya. Survei dilakukan pada 12-14 Juni 2024 di Pulau Payung dengan pengambilan titik koordinat sebagai data lapangan. Penilaian akurasi dilakukan menggunakan confusion matrix. Algoritma Random Forest dan Support Vector Machine menghasilkan empat kelas habitat bentik, dengan dominasi kelas lamun. Hasil uji akurasi menunjukkan bahwa algoritma Random Forest memiliki tingkat akurasi sebesar 92,85%, sedangkan Support Vector Machine sebesar 85,70%. Hal ini membuktikan bahwa algoritma Random Forest lebih unggul dibandingkan Support Vector Machine dalam klasifikasi habitat bentik. Penelitian ini memberikan informasi penting bagi pengelolaan sumber daya laut, terutama dalam upaya konservasi dan deteksi perubahan lingkungan secara berkala
Optimasi Kapasitas Adsorpsi Gliserol Pada γ-Al2O3 DAN Efek Tegangan Permukaannya Terhadap Daya Serap Adsorpsinya Sebagai Kajian Awal Pemisahan Gliserol Pada Limbah Biodiesel
Research of glycerol adsorption which used γ-Al2O3 as adsorbent was carried
out. Adsorption process was done in concentration variation of glycerol in comparison of
glycerol:aquadest at 1:2, 1:3, 1:4 and 1:5 and also in temperature variation of glycerol
adsorption at 20, 30, 40, 50 and 60 °C. The monitoring of surface tension by capillary
pipe methode was performed in concentration variation of glycerol. The interactions between
glycerol and γ- Al2O3 were conducted in batch methode. γ- Al2O3 was activated
by physical method by heats until 400 °C in 1 hours. Characteristic of γ- Al2O3 was analyzed
by XRD, test of adsorption ability was analyzed used acidity test which used NH3
as adsorbate. Determination of glycerol amount was permeated in γ- Al2O3 used Gas
Chromatography (GC).
The result showed that adsorption increase when variation of concentration rich
in glycerol. At 30°C, maximum capacity of adsorption was found. Surface tension decreased
by increasing adsorption temperature and it give indirect responsible to glycerol
adsorption over γ- Al2O3
Prevalence of Carotid Artery Atherosclerosis Plaque in Systemic Lupus Erythematosus in Hasan Sadikin Hospital Bandung in 2017-2018
Background. Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is an autoimmune disease involving many organs including the cardiovascular system such as accelerated atherosclerosis or premature atherosclerosis. Atherosclerotic plaque can cause coronary heart disease, ischemic stroke and peripheral arterial disease, which are the main causes of death in the world. The purpose of this study was to determine the prevalence of carotid artery atherosclerosis plaques in patients with SLE.
Method. This research is a descriptive study with a cross-sectional design. Carotid artery atherosclerosis plaques in SLE patients were assessed by analysing results of carotid ultrasound examinations that were conducted in 2017-2018. The inclusion criteria of this study were SLE patients who had undergone carotid doppler ultrasound B mode examination on the carotid artery for the period of 2017-2018. The exclusion criteria in this study were SLE patients with a history of stroke, peripheral arterial disease, and significant coronary artery disease.
Result. This study involved 88 SLE patients who met the inclusion criteria. Results showed that there were 10 SLE patients (11.4%) who had atherosclerotic plaques. SLE patients with atherosclerosis plaque were mostly in the age range of 35-44 years (16%) and 45-54 years (22.2%). There were 2 patients (15.3%) with atherosclerotic plaque from a total of 11 patients had high triglyceride levels (≥150 mg/dL). Chi square analysis of lipid profiles (cholesterol, LDL, HDL, triglycerides) in patients with atheroclerotic plaque revealed not significant (p>0.05). These findings could be caused by several factors, such as the small number of samples in this study and the non-traditional factors in the formation of atherosclerotic plaque as well as other traditional factors
Conclusion. The prevalence of carotid artery atherosclerosis plaques in patients with SLE in Dr. Hasan Sadikin General Hospital in 2017-2018 is 11.4%
Model Penganggaran Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Melalui Dana Perimbangan
Regional head elections were held simultaneously on December 9, 2020, followed by 9 provinces, 224 districts and 37 cities in the territory of Indonesia. The budget for holding the simultaneous regional head elections in 2020 is sourced from a Regional Budget (APBD) grant from the Regional Government. However, the budgeting process sourced from the APBD had encountered problems, there were 3 provinces and 58 districts / cities that had not signed the Regional Grant Agreement (NPHD) even though it had passed the deadline for the NPHD preparation and signing stages, namely on October 1, 2019. Budget issues This will continue to be repeated as long as the regional head elections are still sourced from the APBD. This study aims to provide an idea of the budgeting model for regional head elections sourced from the State Budget through the Balancing Fund, namely the General Allocation Fund (DAU) and the Special Allocation Fund (DAK). This study uses a descriptive research method with a qualitative approach. The technique of collecting data through literature study. The results of this study indicate that budgeting sourced from the APBN through the balance fund will be able to accommodate the budget needs for the implementation of regional head elections, simplify complicated administration, and be free of budget political intervention in the regions. Â Keywords : Pilkada Budgeting Model, APBN, Balancing Fund, DAU, DA
Pengaruh Pemadatan Manual serta Penggunaan Vibrator 2 Detik dan 5 Detik pada Karakteristik Beton Mutu 20 MPa
Pemadatan beton segar merupakan proses dalam pembuatan yang memiliki pengaruh pada kekuatan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pemadatan terhadap kekuatan beton. Benda uji yang digunakan adalah berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan dengan mutu beton yang di syaratkan adalah 20 MPa. Variasi pemadatan terdiri dari pemadatan manual sebanyak 30 sampel benda uji, pemadatan dengan vibrator 2 detik sebanyak 30 sampel benda uji, dan pemadatan dengan vibrator 5 detik sebanyak 30 sampel benda uji. Pemadatan manual dilakukan dengan cara menusuk beton segar sebanyak 25 kali tusukan setiap lapisnya secara merata, sedangkan pemadatan menggunakan vibrator dengan cara memasukkan vibrator selama 2 detik dan 5 detik sebanyak tiga titik setiap lapisnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemadatan menggunakan vibrator selama 2 detik lebih efisien terhadap beton dan tingkat kegagalan dalam pencapaian mutu beton lebih sedikit. Dari data uji kuat tekan beton dengan menggunakan Universal Testing Machine (UTM) serta hasil analisis berdasarkan PBI 1971 menunjukkan bahwa beton dengan pemadatan menggunakan vibrator 2 detik memiliki nilai kuat tekan karakteristik yang paling tinggi yakni 20,70 MPa serta jumlah sampel yang tidak mencapai mutu beton sejumlah 1 buah sampel uji, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pemadatan menggunakan vibrator selama 2 detik memiliki efektifitas dan tingkat pencapaian mutu yang lebih baik. Kata kunci: Pemadatan, vibrator, workability, kuat teka
Peran Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bagi Korban Bencana Banjir Kabupaten Demak di Posko Dapur Umum Balai Desa Desa Ngaluran
Penelitian ini menjabarkan bagaimana peran Taruna Siaga Bencana (TAGANA) dalam pemenuhan kebutuhan dasar di posko dapur umum balai desa Desa Ngaluran Kabupaten Demak. Penelitian ini menggunakan teori Peran dari Soerjono Soekamto dengan menggunakan metode kualitatif serta jenis penelitian deskriptif. Teori Peran menjelaskan bahwa peran adalah aspek dinamis kedudukan (status). Dalam konteks ini, peran merupakan proses dinamis yang terkait dengan hak dan kewajiban seseorang yang melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan status yang dimilikinya. Tujuan penelitian ini penulis akan melihat bagaimana peran Taruna Siaga Bencana Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban bencana banjir di posko Dapur Umum balai desa Desa Ngaluran Kabupaten Demak. Peran setiap lembaga sangat diperlukan, akan tetapi juga peran setiap individu yang secara langsung membantu penanggulangan becana sangat besar. Dapur umum ini memainkan peran untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar bagi pengungsi khususnya dalam hal penyediaan makanan. Didalam dapur umum TAGANA sendiri muncul sebuah menejemen dapur umum dengan pembagian peran masing-masing, dari Korlap Dapur umum, regu belanja, regu sayur, regu lauk, regu nasi, dan regu distribusi.This research elaborates on the role of Taruna Siaga Bencana (TAGANA) in fulfilling basic needs at the community kitchen post at Balai Desa Desa Ngaluran, Kabupaten Demak. The study uses Soerjono Soekamto's Role Theory with a qualitative and descriptive research method. Role Theory explains that a role is a dynamic aspect of one's position (status). In this context, a role is a dynamic process related to the rights and duties of a person carrying out tasks and responsibilities according to their status. The aim of this research is to examine the role of TAGANA from Semarang and Boyolali Districts in meeting the basic needs of flood disaster victims at the community kitchen post in Balai Desa Desa Ngaluran, Kabupaten Demak. The role of each organization is crucial, but the contribution of each individual directly involved in disaster management is also significant. The community kitchen plays a key role in meeting the basic needs of refugees, especially in providing food. Within the TAGANA community kitchen, a management system is implemented with various roles assigned, including the Kitchen Coordinator, shopping team, vegetable team, protein team, rice team, and distribution team
Levels of molecular angiogenic and antiangiogenic in pregnant women with risk of preeclampsia
Background: Angiogenic and antiangiogenic imbalances play a major role in the pathogenesis of preeclampsia. Increased production of sFlt-1 by the placenta causes free circulating PIGF and VEGF concentrations to lower because it is bound by sFlt-1. Measuring levels of angiogenic and antiangiogenic proteins as biomarkers indicates placental dysfunction and distinguishes preeclampsia from other disorders. This study aims to analyze the levels of angiogenic and antiangiogenic molecules in pregnant women at risk for preeclampsia.Methods: The study with a cross-sectional design was carried out in 11-15 weeks gestational age whom had a risk of preeclampsia with 30 samples in primary health care starting April-August 2018. Blood serum was measured by molecular levels of VEGF, PlGF, sFlt-1, and sFlt-1/PlGF ratio using the ELISA method. Data analysis used Pearson product moment test.Results: The mean of VEGF levels are 15.5±21.6, PlGF 89.7±55.5, sFlt-1 11519.4±5126.0 and the ratio sFlt-1/PlGF 166.7±102.1. Correlation value of risk factors for preeclampsia with molecular levels of VEGF r= -0.05; p = 0.76, PlGF r= -0.21; p = 0.26, sFlt r= 0.01; p =0.99 and ratio sFlt-1/PlGF r = 0.10; p = 0.58.Conclusions: The higher the total score of preeclampsia risk factor, the lower the molecular level of VEGF and PlGF is. Moreover, the higher the total score of preeclampsia risk factor, the higher the molecular level sFlt-1 and the sFlt-1/PlGF ratio is. There are no significant correlation between total score of preeclampsia risk factor and levels of molecule VEGF, PlGF, sFlt-1 and sFlt-1/PlGF ratio
- …