5 research outputs found

    KONSTRUKSI DIRI PELAKU BUNUH DIRI YANG GAGAL, DALAM MEMAKNAI KEHIDUPAN DAN KEMATIAN

    Get PDF
    Suicide is a social phenomenon that to this day is one of the biggest causes of death in all corners of the world. Suicide as a social fact is still a taboo subject to discuss in people's lives in general. As a sociological phenomenon, suicide has a very close relationship with regulation and social integration, so that suicide cannot be viewed solely as a personal phenomenon. The suicide rate in social life is influenced by these two social facts. Suicide desire is owned by anyone, regardless of class, gender, religion, social class, race, ethnicity, and culture though. The study of suicide in sociology was first introduced by Emile Durkheim in his book entitled "Suicide: A Study of Sociology" published in 1897. In this study I used qualitative research methods, with a theoretical basis from a book written by Emile Durkheim. This study aims to understand the self-construction of the perpetrators of suicide attempts who decide to survive in their meaning of life. I hope that this research will be able to contribute to the development of science, help solve the mystery of the phenomenon of suicide and furthermore can be a solution to prevent suicide tragedies in the future.Keywords: Suicide, self construction, social regulation, social integration

    ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA BIDANG EJAAN PADA SURAT KABAR TRIBUN NEWS

    Get PDF
    Bahasa terorganisasi dalam satuan-satuan, seperti kata, klausa dan kalimat yang di ungkapkan secara lisan ataupun secara tulis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apa ajakan kesalahan berbabahasa Indonesia bidang ejaan dari surat kabar Tribun News, Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak dan catat. Hal tersebut karena objek dalam penelitian ini merupakan kata dan kalimat yang terdapat pada surat kabar harian Tribun News edisi 26 Mei 2021. Teknik analisis data peneliti melakukan reduksi data yaitu memilih data yang sesuai dengan ejaan. Peneliti selanjutnya, melakukan penyajian data dengan cara deskripsi data. Langkat terakhir peneliti melakukan penarikan simpulan berkaiatan dengan analisis kesalahan berbahasa pada ejaan.Hasil Penelitian dari penelitian ini yang terdapat pada surat kabar Tribun News edisi 26 Mei 2021, kesalahan yang ditemukan terbagi menjadi 12 data kesalahan pada huruf dan 1 data untuk kesalahan tanda baca. Kata Kunci: Bahasa, Bidang Ejaan, Tribun New

    Multiple ring buffer untuk mengetahui aksesibilitas fasilitas kesehatan terhadap pola hidup sehat masyarakat kecamatan prambanan

    Get PDF
    The development of a region is closely related to the availability of facilities and infrastructure, especially those used as drivers of the economy, education, and health. Good natural resources and human resources in a region will serve as a center of development, one of them is the development of accessibility of health service. The purpose of the research was to determine the effect of health facilities on a healthy lifestyle and to establish a good standard of healthy living in Prambanan Sub-district. The research method used is a quantitative and descriptive method, the data collected using the questionnaire research instrument. The population in this research is the whole plot of residential buildings which amounted to 20,943 buildings with a sample of 2,235 respondents. Respondent data which included in the sample will be input into a multiple ring buffer map to distinguish the healthy lifestyle of the peoples with accessibility criteria for 1.5 km residential area. The result of the research is known the healthy lifestyle of the peoples in Prambanan Sub-district can be distinguished with accessibility criteria of settlement area within 1.5 km and outside 1.5 km. A healthy lifestyle is divided into 2 types, type 1 includes the benefits of drinking water, a good time to eat, waste and cleaning food. Type 2 includes cleaning up the living environment, draining the tub, washing hands with soap and sports. Peoples within the 1.5 km area are understood about a healthy lifestyle with a percentage of 60% and because they have better accessibility than peoples outside the 1.5 km area. Peoples who are not within the 1.5 km area are less understand about a healthy lifestyle with the percentage of 28% and because they have less accessibility than peoples within the 1.5 km area.Perkembangan suatu wilayah sangat terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana, khususnya yang digunakan sebagai penggerak perekonomian, pendidikan, dan kesehatan. Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang baik di suatu wilayah akan berfungsi sebagai pusat perkembangan, salah satunya perkembangan aksesibilitas pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh fasilitas kesehatan terhadap pola hidup sehat dan membentuk standar hidup sehat masyarakat yang baik di Kecamatan Prambanan.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, data dikumpulkan menggunakan instrumen penelitian berupa angket berisikan daftar pertanyaan atau kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh persil bangunan pemukiman yang berjumlah 20.943 bangunan dengan sampel sebanyak 2.235 responden. Data responden yang termasuk ke dalam sampel akan dimaksukan ke dalam peta multiple ring buffer untuk dibedakan  pola hidup sehat  masyarakat dengan kriteria aksesibilitas daerah permukiman 1,5 km. Hasil penelitian diketahui pola hidup sehat masyarakat Kecamatan Prambanan dapat dibedakan dengan kriteria aksesibilitas daerah pemukiman dalam 1,5 km dan diluar 1,5 km. Pola hidup sehat dibedakan menjadi 2 tipe, tipe yang pertama meliputi manfaat minum air putih, waktu makan yang baik, membuang sampah, dan kebersihan makanan. Tipe yang kedua meliputi lingkungan tempat tinggal, menguras bak mandi, mencuci tangan dengan sabun, dan olahraga. Masyarakat yang masuk dalam wilayah 1,5 km paham akan pola hidup sehat dengan persentase 60% dan karena mereka memiliki aksesibilitas keterjangkauan yang lebih baik daripada masyarakat di luar wilayah 1,5 km. Masyarakat yang tidak masuk dalam wilayah 1,5 km kurang paham tentang pola hidup sehat dengan persentase 28% dan memiliki aksesibilitas keterjangkauan yang kurang baik daripada masyarakat di dalam wilayah 1,5 km.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um017v24i12019p04
    corecore