3 research outputs found
Analisis faktor yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa matematika universitas diponegoro pada evaluasi hasil belajar tahap pertama
Pada masa pandemi Covid-19, banyak mahasiswa Matematika Universitas Diponegoro mengalami kenaikan Indeks Prestasi (IP). Banyak faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian indeks prestasi tersebut. Untuk itu, dilakukan penelitian analisis faktor yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa agar prestasi saat pandemi atau sesudah pandemi dapat dipertahankan maupun ditingkatkan. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari mahasiswa Matematika Universitas Diponegoro Tahun angkatan 2020. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan google form dan diperoleh sebanyak 105 responden. Data yang diambil dalam bentuk skala likert dari nilai 1 (sangat buruk) sampai dengan 5 (sangat baik). Seluruh data yang diperoleh memiliki nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 2.5, maka data dikategorikan sudah memenuhi evaluasi tahap 1 berdasarkan Peraturan Akademik Universitas Diponegoro. Oleh karena itu, pengolahan analisis faktor dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan IPK di atas rata-rata dan IPK di bawah rata-rata untuk mengetahui lebih jelas faktor yang berpengaruh terhadap perolehan IPK. Pada hasil penelitian diperoleh bahwa nilai IPK mahasiswa Departemen Matematika Universitas Diponegoro angkatan 2020 dipengaruhi oleh empat faktor. Hasil penelitian untuk IPK di bawah rata-rata memiliki cumulative variance sebesar 68.62%, artinya dari keempat faktor tersebut dapat menjelaskan sebesar 68.62% dari keragaman faktor tersebut, sedangkan hasil penelitian IPK di atas rata-rata memiliki variance sebesar 72.04% dari keragaman faktor tersebut. Kata kunci: analisis faktor; evaluasi; indeks prestas
Prevalensi Disfungsi Ereksi pada Pesepeda Usia 25-55 Tahun di Kota Medan
Latar belakang. Disfungsi ereksi merupakan penyakit seksual dan menimbulkan dampak yang signifikan dalam mempengaruhi kualitas hidup seorang pria. Disfungsi ereksi sendiri didefinisikan sebagai ketidakmampuan yang konsisten atau berulang untuk mencapai dan / atau mempertahankan ereksi penis yang cukup untuk kepuasan seksual, termasuk kinerja seksual yang memuaskan. Secara global, prevalensi disfungsi ereksi diperkirakan sekitar 3–76,5%. Eropa merupakan benua dengan prevalensi disfungsi ereksi tertinggi (10-76,5%), diikuti Asia (8-71,2%), Oceania (40,3-60,69%), Afrika (24-58,9%), Amerika Utara (20,7-57,8), dan yang terendah terdapat di Amerika Selatan (14-55,2). Pada studi yang dilakukan di Kota Jakarta didapati prevalensi disfungsi ereksi di Kota Jakarta pada 255 sampel pria berumur 20-80 tahun sebanyak 36,5 % dengan rincian 22,3% pada disfungsi ereksi ringan, 13,7% ringan ke sedang, 3,1% sedang, dan 0,8% berat. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi bersifat multifaktoral, diantaranya Diabetes Melitus, Hipertensi, peningkatan usia, penyakit jantung, dan penggunaan obat-obatan yang mempengaruhi fungsi ereksi. Namun, penurunan aliran darah dan neuropati saraf pudendal karena kompresi di perineum pada saat bersepeda merupakan faktor risiko yang juga dapat menyebabkan gangguan pada fungsi ereksi sehingga berujung pada disfungsi ereksi. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi pada pesepeda dengan usia 25-55 di Kota Medan. Metode. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah pesepeda di Kota Medan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan data adalah Consecutive sampling. Hasil. prevalensi DE pada pesepeda usia 25-55 tahun di kota medan sebesar 20% yang dinilai dengan skoring IIEF-5 pada total sampel 95 pesepeda (100%). Kesimpulan. terdapat sebesar 20% kejadian DE pada pesepeda usia 25-55 tahun di kota Medan
The efficacy and safety of prostatic urethral lift as a minimally invasive therapeutic modality to treat lower urinary tract symptoms while maintaining sexual function in patients with benign prostatic hyperplasia: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials
Background: Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) is prevalent among elderly men, necessitating focused attention. The Prostatic Urethral Lift (PUL) procedure, a minimally invasive intervention, has emerged as a promising option for BPH management. It has shown remarkable results in ameliorating Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS), enhancing quality of life, and preserving sexual function. This study aims to evaluate the effectiveness and safety of PUL in BPH patients. Methods: Key databases (MEDLINE, Cochrane CENTRAL, ScienceDirect, EBSCO, Google Scholar) were systematically searched using pertinent terms related to PUL and BPH. Following the PRISMA checklist, we considered only Randomized Controlled Trials studies (RCTs) from 2013 to 2023. The assessment focused on LUTS, Quality of Life, sexual function, and Adverse Events, within three months. Follow-up post-treatment mean values compared with controls (Sham) and the improvement from baseline to post-treatment follow-up duration were considered. Statistical analysis and risk of bias evaluation were conducted using Review Manager 5.4.1, presenting results as difference of mean values (MD) and Risk Ratios (RR). Results: A meta-analysis with a Random Effects Model of 7 RCTs involving 378 confirmed BPH patients demonstrated significant improvements in the PUL arm including International Prostate Symptom Score (IPSS) (MD 5.51, p < 0.0001), maximum urinary flow rate (Qmax) (MD 2.13, p = 0.0001), BPH Impact Index (BPHII) (MD 2.14, p = 0.0001), and IPSS-QoL (MD 1.50, p < 0.0001), without significant increase of Adverse Events (RR 1.51; p = 0.50). Positive outcomes were observed in sexual function variables and post-void residual measurements when post-treatment values were compared to baseline. Conclusions: PUL holds advantages over control interventions, providing encouraging prospects for BPH management. This study underscores the need for further exploration of PUL's efficacy and safety in BPH patients