40 research outputs found
Exploring Public Sentiments Using Big Data on Superhub Spatial Development of Nusantara, the New Capital City of Indonesia
Superhub development is crucial for enhancing the economic prowess and sustainability of a region, focusing on bolstering its global competitiveness and amplifying its impact on national and regional growth. In the case of Nusantara, Indonesia’s new capital city, understanding public sentiment towards its development plan is essential. This study employed sentiment analysis, combining a comprehensive dataset of 433,637 tweets from 2020 with public documents and machine-learning tools to accurately gauge public opinion. Six key components of regional development emerged from the analysis, reflecting public discourse on IKN’s planning and execution. Geographically, sentiment across the 33 provinces was evenly distributed, with 63% positive, 24% negative, and 13% neutral sentiments observed in the tweets. However, sentiment fluctuated throughout the year, with a surge in negative sentiment early in 2020 due to concerns over financing risks and economic challenges. Nonetheless, negativity waned as the year progressed, with positive tweets steadily increasing from April to December. These findings offer valuable insights for guiding the development of Nusantara, aiding policymakers in addressing public concerns, and ensuring a more informed and inclusive approach. Such sentiment analysis proves instrumental in shaping the strategic trajectory of the new capital city, fostering sustainable growth and public support
PERBANDINGAN PENDEKATAN REFORMASI METROPOLITAN DALAM MENYELESAIKAN ISU KOMUTER DI JAKARTA METROPOLITAN AREA
Isu komuter merupakan persoalan metropolitan yang terjadi secara lintas batas wilayah. Persoalan dalam komuter berkembang akibat terjadinya fragmentasi pembangunan yang menyebabkan ketidakseimabngan lokasi bekerja dan tempat tinggal. Dalam era desentralisasi di Indonesia, upaya untuk mengatasi persoalan komuter menjadi semakin sulit karena ketiadaan institusi yang mampu melakukan tata kelola komuter pada skala metropolitan. Pada tulisan ini disajikan perbandingan pendekatan reformasi metropolitan yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan komuter di Jakarta Metropolitan Area (JMA). Hasilnya didapati bahwa rescaling institusi pemerintah pusat dengan pelibatan unsur pemerintah lokal didalamnya dinilai sebagai pendekatan yang paling tepat untuk mengatasi persoalan tersebut
POTENSI PENERAPAN CARSHARING DI LINGKUNGAN PEGAWAI PABRIK KABUPATEN BANDUNG
Carsharing atau berbagi kendaraan dengan menyewanya bersama- sama sudah menjadi fenomena yang lazim di kota- kota Eropa dan Amerika Utara. Perkembangan carsharing di negara berkembang, khususnya di perkotaan Indonesia mengalami beberapa tantangan dan persoalan dalam penerapannya. Persoalan- persoalan tersebut antara lain terdiri dari persoalan supply- demand, gender dan biaya dari carsharing. Kurangnya supply yang memadai serta kesenjangan dengan demand yang ada menjadi permasalahan tersediri bagi penerapan carsharing. Selain itu keterbatasan dana yang dimiliki oleh masyarakat berpendapatan rendah pun menjadi tantangan yang cukup besar untuk menerapkan carsharing. Tujuan studi ini adalah untuk melihat potensi penggunaan “carsharing” dalam lingkungan yang dipertimbangkan memiliki kelayakan secara demand, khususnya pada pekerja pabrik yang tinggal dan tempat kerja yang berdekatan. Studi ini dilakukan di kawasan pabrik di Kabupaten Bandung dengan menggunakan metoda binary logit. Temuan dari studi menunjukkan bahwa dari 150 responden pegawai pabrik yang diwawancarai menunjukkan 70% diantaranya setuju akan carsharing, dengan pertimbangan biaya perjalanan, gender, usia dan lama perjalanan serta faktor keamanan bagi wanita
Location-inventory-routing model with considering urban road networks
Purpose: To develop LIRP (location-inventory-routing problem) model with considering multiple links and solve it using method of heuristic based on algorithm of simulated annealing. Method of heuristic for the LIRP model is applied in city of Jakarta to improve effectiveness and efficiency of the food supply chain. Design/methodology/approach: The LIRP model is developed using main references. To solve the model, this paper develops two methods, namely method of optimal and method of heuristic. Computational experiments are performed to obtain the efficiency of the method of heuristic. New design of food supply chain is resulted from the application of the method of heuristic in city of Jakarta. Findings: The new design of food supply chain resulted from the application of LIRP model in city of Jakarta reduces total cost by 18%, increases availability from 76% to 95%, and reduces the number of vehicles by 73%. This paper also shows that distance is not the only consideration to decide the traversed links in cities. Research limitations/implications: Average gap between method of heuristic and method of optimal in terms of total cost is 3.1%. Practical implications: Government of city of Jakarta can improve effectiveness and efficiency of the food supply chain by implementing the LIRP model. Social implications: Citizens of Jakarta are well provided with their needs of vegetables and fruits. Originality/value: The first LIRP model that considers multiple links to represent road networks in cities. The LIRP model developed in this paper consists of probabilistic demands, multi products, and multi echelons. Traditional markets, UCCs (urban consolidation centers) and province of suppliers are the places where decisions of inventory madePeer Reviewe
The adequacy of Public Bus Fleet during the Covid-19 Pandemic (Case of The Transjakarta Corridor 1 DKI Jakarta, Indonesia)
Indonesia entered the “New Normal” era from the Covid-19 pandemic conditions in June 2020. Transjakarta is one of the public transportation used by the people of DKI Jakarta. With the beginning of the “New Normal” condition, people will start using public transportation such as Transjakarta. The quality of service that is reflected in the adequacy level of Transjakarta modes can endanger the health of the users of the modes. This study emphasized to identify the adequacy of the public bus fleet during the Covid-19 Pandemic. The location chosen in this study is the Transjakarta Corridor 1 (Blok M - Kota) bus, DKI Jakarta Province, Indonesia. This supply-demand analysis was conducted to determine the needs of Transjakarta Corridor 1 (Blok M - Kota) buses based on several calculation scenarios. Based on the results of the analysis, when the scenario has a maximum transport capacity of 75%, the articulated bus fleet has been able to meet its needs, while the single / maxi bus has not been able to meet the needs. The results obtained suggest both government and PT Transjakarta need to address passengers' perceptions of safety, through increasing the number of bus fleets, frequency of services, and bus headway
INDIKATOR KEBERLANGSUNGAN ANGKUTAN BARANG DI SUNGAI
Saat ini, angkutan sungai di Indonesia cenderung dikesampingkan dan menghadapi berbagai kendala seperti terjadi menurunnya produksi aktivitas angkutan sungai dan panjang sungai yang bisa dilayari serta banyaknya alur pelayaran yang sulit untuk dapat dilayari setiap saat. Dengan berbagai keunggulannya, aktivitas angkutan barang melalui sungai idealnya unggul dari aspek isu transportasi berkelanjutan. Sayangnya, penelitian tentang hal ini masih cukup terbatas. Makalah ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk merumuskan dan menguraikan pandangan teoritis terkait indikator transportasi berkelanjutan untuk diterapkan pada angkutan barang melalui sungai. Hasil pembahasan ini dapat memperkaya wacana penerapan transportasi berkelanjutan khususnya pada angkutan barang di sungai di berbagai wilayah dengan karakteristik yang mirip dengan Indonesia
Pengaruh Alokasi Waktu Terhadap Perilaku Perjalanan Rumah Tangga Pengguna Sepeda Motor Di Pusat Kota Semarang
Downtown area is the area that located in the central of a city with a relatively close distance to the location of the activity and existing facilities and it is served by public transportation service, so that the number of private vehicles uses can be reduced. However, those conditions are not found in the downtown area of Semarang, where the number of motorcycle uses is high. That phenomenon needs to be observed from household scale as the main actors of trips. This study aims to investigate motor cycle travel behavior of households living in the downtowns area of Semarang. Based on the results it is found that husband and wife have different travel behavior along with their role in the household. Husbands have more trips related to work activities while wives have more trips related to household activities. Moreover, household travel behavior is different during weekdays and weekend. Variable which has the most influence on travel behavior in weekdays is daily activity that is accompany family members, while variables which have the most influence on travel behavior in weekend are non-daily activities such as recreation and visiting relatives. Pusat kota adalah kawasan yang menempati lokasi sentral dengan jarak relatif dekat dengan lokasi aktivitas serta fasilitas yang ada dan dapat diakses dengan jaringan pelayanan angkutan umum sehingga angka penggunaan kendaraan pribadi, khususnya bagi penduduk yang tinggal di dalamnya, dapat dikurangi. Namun kondisi tersebut tidak terjadi di pusat Kota Semarang karena angka penggunaan sepeda motor di sini cenderung tinggi. Fenomena tersebut perlu dicermati pada skala paling kecil, yaitu rumah tangga sebagai pelaku utama pergerakan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis perilaku perjalanan rumah tangga pengguna sepeda motor yang tinggal di kawasan pusat Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pasangan suami dan istri memiliki perilaku perjalanan yang berbeda dalam melakukan aktivitas rumah tangga. Pergerakan suami lebih banyak dilakukan untuk kegiatan bekerja sedangkan istri lebih banyak berperan dalam aktivitas rumah tangga. Selain itu perilaku perjalanan rumah tangga pada hari kerja dan pada akhir pekan juga berbeda. Variabel yang paling mempengaruhi perilaku perjalanan pada hari kerja adalah aktivitas harian, yaitu mengantar anggota keluarga, sedangkan variable yang paling mempengaruhi pada akhir pekan adalah aktivitas non-harian, seperti rekreasi, jalan-jalan dan mengunjungi kerabat
PENGARUH ALOKASI WAKTU TERHADAP PERILAKU PERJALANAN RUMAH TANGGA PENGGUNA SEPEDA MOTOR DI PUSAT KOTA SEMARANG
Downtown area is the area that located in the central of a city with a relatively close distance to the location of the activity and existing facilities and it is served by public transportation service, so that the number of private vehicles uses can be reduced. However, those conditions are not found in the downtown area of Semarang, where the number of motorcycle uses is high. That phenomenon needs to be observed from household scale as the main actors of trips. This study aims to investigate motor cycle travel behavior of households living in the downtowns area of Semarang. Based on the results it is found that husband and wife have different travel behavior along with their role in the household. Husbands have more trips related to work activities while wives have more trips related to household activities. Moreover, household travel behavior is different during weekdays and weekend. Variable which has the most influence on travel behavior in weekdays is daily activity that is accompany family members, while variables which have the most influence on travel behavior in weekend are non-daily activities such as recreation and visiting relatives. Pusat kota adalah kawasan yang menempati lokasi sentral dengan jarak relatif dekat dengan lokasi aktivitas serta fasilitas yang ada dan dapat diakses dengan jaringan pelayanan angkutan umum sehingga angka penggunaan kendaraan pribadi, khususnya bagi penduduk yang tinggal di dalamnya, dapat dikurangi. Namun kondisi tersebut tidak terjadi di pusat Kota Semarang karena angka penggunaan sepeda motor di sini cenderung tinggi. Fenomena tersebut perlu dicermati pada skala paling kecil, yaitu rumah tangga sebagai pelaku utama pergerakan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis perilaku perjalanan rumah tangga pengguna sepeda motor yang tinggal di kawasan pusat Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pasangan suami dan istri memiliki perilaku perjalanan yang berbeda dalam melakukan aktivitas rumah tangga. Pergerakan suami lebih banyak dilakukan untuk kegiatan bekerja sedangkan istri lebih banyak berperan dalam aktivitas rumah tangga. Selain itu perilaku perjalanan rumah tangga pada hari kerja dan pada akhir pekan juga berbeda. Variabel yang paling mempengaruhi perilaku perjalanan pada hari kerja adalah aktivitas harian, yaitu mengantar anggota keluarga, sedangkan variable yang paling mempengaruhi pada akhir pekan adalah aktivitas non-harian, seperti rekreasi, jalan-jalan dan mengunjungi kerabat