187 research outputs found
Pengujian Dan Optimasi Kalor Pada Tool Box Sterilisasi
Penggunaan alat sterilisasi sangat penting dalam kondisi bencana, tetapi dalam hal perancangan alat sterilisasi yang baru dibutuhkan penelitian dan pengujian lebih lanjut terkait dengan sumber energi, komponen-komponen yang
tepat, dan desain supaya rancangan tersebut menjadi lebih optimal dan sesuai dengan harapan. Alat pengukur temperatur dengan termokopel. Pengujian merupakan salah satu cara untuk mengetahui kebenaran dari suatu hepotesis yang ada. Optimasi merupakan pemilihan suatu komponen atau
susunan komponen yang menghasilkan output yang terbaik. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian pertama tentang kombinasi yang paling optimal antara busi dan kabel yang dipengaruhi hambatan penghantar, kapasitas kalor dan ΔT
(0C). Pengujian kedua terkait jumlah busi pijar yang optimal yang dipengaruhi oleh arus listrik, ΔT (0C), dan sumber energi. Pengujian ketiga terkait dengan
performansi alat dan cara pengoperasian yang paling optimal serta biaya opersionalnya. Percobaan pertama dapat disimpulkan bahwa kombinasi kabel dan busi pijar yang paling optimal menghasilkan panas adalah kabel serabut diameter 3mm panjang 4 meter, dan busi hitam dengan hambatan kawat sebesar 0.00962 ohm. kapasitas kalor rata-rata 281 joule/oC dan rata-rata ΔT yang dihasilkan 256 oC. rekomendasi awal perlu dilakukan perbaikan. Percobaan kedua dapat disimpulkan bahwa jumlah busi pijar yang paling optimal dalam ruang yaitu 4 buah busi pijar dengan arus yang masuk sebesar 95A, ΔT yang dihasilkan rata-rata 218 oC, dalam waktu 3 menit hal ini tepat seperti rekomendasi awal. Percobaan ketiga dapat disimpulkan berdasarkan pengujian maka untuk rekomendasi awal suhu 120 OC
dapat dicapai 3 menit sudah sesuai target, untuk pengoperasian yang optimal dapat digunakan metode nyala-putus serta perosedurnya dinyalakan awal selama
3-4 menit kemudian dilakukan metode nyala-putus di menit berikutnya dengan jeda 1 menit sampai waktu yang dibutuhkan dan biaya yang dikeluarkan untuk opersional sebesar Rp.400,- setiap 3 menit
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD
Berdasarkan data mid semester 2 hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 010 Barangan masih rendah dimana dari 17 siswa hanya 5 yang berhasil tuntas. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa karena suasana belajar kurang menarik dan siswa kurang dilatih untuk bekerja sama. Melihat kondisi tersebut penulis berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif NHT yang bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian perbaikan pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan selama 2 siklus. Masing-masing siklus dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Penggunaan model pembelajaran kooperatif NHT berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Dari perbaikan pelaksanaan pembelajaran didapati hasil belajar siswa yang selalu meningkat. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif NHT efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri 010 Barangan.
Kata kunci:, , 
RESEPSI GAUDIUM ET SPES OLEH GEREJA INDONESIA
The 50th anniversary of The Second Vatican Council opening is an important moment to research the Catolic followers reception of Church teaching in The Second Vatican Councils documents. Focus of this research is the Church reception for Pastoral Constitution of Gaudium et Spes. The pastoral Constitution on the Church in the Modern World Gaudium et Spes is the longest and the most complex document produced by the Second Vatican Council. This document articulates the relationship between the church and the world. The Church reception for Gaudium et Spes can be detected from three points: the Church effort to teach, the Church understanding to this substance document, and various Church movement that implement Gaudium et Spes items teaching at the centre world
Pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah Di SMP Negeri 1 Ngadirojo Pacitan
This target Research is descripe ( 1) Planning of UKS Junior High School 1 of Ngadirojo Pacitan ( 2) Execution of UKS ( 3) Observation and of assessment UKS; ( 4) Role of teacher in management of UKS ( 5) Role of educative participant in realizing UKS. This type Research is qualitative with an ethnography design. The main Subject of research is headmaster, teacher and student SMP Negeri 1 Ngadirojo Pacitan. Technique Interview use circumstantial interview, observation, and documentation study. Data analysis conducted with data collecting, data discount, presentation of data, and withdrawal of verification or conclusion. The validity of data using technique data source triangulation and method triangulation.
Result of this Research indicate that ( 1) Planning of management of UKS SMP Negeri 1 Ngadirojo started planned TEAM executor of UKS, later; then plan program activity of UKS, room of UKS, and medium and also tools which room of UKS. ( 2) Execution of UKS SMP Negeri 1 Ngadirojo have been focused execution Three fundamental program (Trias UKS). ( 3) Form observation and assessment of UKS SMP Negeri 1 Ngadirojo Sub-Province of Pacitan done by have coordination with Team and Puskesmas Builder of UKS District. ( 4) Role of teacher of SMP Negeri 1 Ngadirojo in management of UKS SMP Negeri 1 Ngadirojo is as planner of program activity of UKS and as executor of program of UKS. Teacher of SMP Negeri 1 Ngadirojo follow to participate to evaluate program of UKS. Teacher of SMP Negeri 1 Ngadirojo also participate to motivate student to always to keep cleaning and health of them. ( 5) Role of educative participant in this UKS there is two role, that is as party becoming goals execution of UKS, and as cadre of UKS. Role of educative participant as party becoming especial goals of execution of UKS is to execute hygiene programs and health which have been planned by TEAM Executor Of UKS SMP Negeri 1 Ngadirojo. Role of student of SMP Negeri 1 Ngadirojo when becoming KKR is following to assist execution of activity of UKS like assisting to manage room of UKS, keep cleaning it, in turn to guard UKS, and also helping sick student
INSTALASI DAN EVALUASI GROUNDING UNTUK MBE INDUSTRI LATEKS PTAPB MENGGUNAKAN MULTIPLE ROD
INSTALASI DAN EVALUASI GROUNDING UNTUK MBE INDUSTRI LATEKS PTAPB MENGGUNAKAN MULTIPLE ROD. Telah dilakukan instalasi dan evaluasi grounding pada MBE untuk industri lateks PTAPB menggunakan multiple rod. Instalasi didasarkan pada kebutuhan nilai tahanan pentanahan Rp yang kecil dengan cara pemilihan bentuk, ukuran dan jumlah elektrode serta lokasi penanaman elektrode. Agar diperoleh resistivitas tanah yang rendah, sumur ditimbun tanah liat pada bagian di sekitar elektrode. Instalasi dilakukan dengan menanam elektrode-2 batang tembaga (Cu) pejal diameter 16 mm pada 2 buah sumur, masing-2 berjumlah 4 buah @ 2 meter dan 8 buah @ 1 meter, menembus 2 lapisan tanah. Dengan konfigurasi elektrode yang telah ditentukan, diperoleh Rp terukur rata-rata 3,99 pada sumur I dan 5,82 pada sumur II atau Rpt = 2,36 jika dirangkai paralel, sedangkan dari pengukuran setelah keduanya dikopel diperoleh nilai rata-rata Rpt = 1,97 . Dari perhitungan secara trial and error dengan memvariasi , diperoleh tahanan tanah bagian atas R1 = 6,53 dan tahanan tanah bagian bawah R2 = 10,41 atau jika diparalel RpI = 4,01 untuk sumur I, sedangkan untuk sumur II diperoleh R1 = 7,72 dan R2 = 23,64 yang jika diparalel diperoleh Rp2 = 5,81 . Bila tahanan pada sumur I dan II diparalel diperoleh Rpt = 2,37 . Perbedaan Rpt antara pengukuran dan perhitungan 0,40 sangat dimungkinkan karena pengukuran Rpt sulit dilakukan dan sangat dipengaruhi oleh inhomogenitas resistivitas tanah antara satu tempat dengan tempat yang lain. Dari evaluasi diketahui bahwa pengaruh panjang dan kedalaman penanaman lebih dominan dibanding dengan jumlah elektrode. Dengan perbedaan kedalaman elektrode 0,55 m dibanding dengan jumlah elektrode 2 kali diperoleh perbedaan tahanan yang sangat besar yaitu 18,47 Ω.Kata kunci : MBE, tahanan pentanah, batang banya
The Effect of Design Thinking Method Toward the Motivation of Visual Communication Design Students in Becoming an Entrepreneur
The world of work is a place of intense competition for each college graduate. Students are faced with developing new solutions to these problems/challenges so they need to practice identifying entrepreneurial opportunities so that the problem of the difficulty of competing in the world of work can be resolved with the emergence of new jobs. In the VCD department in the Visual Study subject using design thinking method as a study material in learning material with the aim of students being able to create a visual communication design that answers existing problems, so that ultimately students have a frame of mind in solving problems in running a business or facing client problems. Based on the results of data processing, the results show that there is a positive influence between design thinking methods on entrepreneurial motivation. Therefore, the role of design thinking methods in influencing student motivation to become entrepreneurs deserves further study.
Keywords: Design, Design Thinking, Visual Study, Entrepreneur, Motivatio
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Proses Perumusan Pancasila Melalui Penerapan Metode Belajar Pintar Siswa Kelas VI SDN 1 Plalangan Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus, terdiri atas 6 pertemuan. Tiap pertemuan terdiri atas 2 x 35 menit. Tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data diambil dengan menggunakan instrumen tes, wawancara, angket dan jurnal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan kompetensi dasar Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara melalui Penerapan Metode Belajar PINTAR pada siswa Kelas VI SDN 1 Plalangan Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Peranan Model Pembelajaran Belajar PINTAR dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan materi ajar Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara ini ditandai adanya peningkatan mean score, yakni : pada siklus I 74,00; siklus II 78,00; dan siklus III 86,67. Selain itu juga ditandai adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar, yaitu pada siklus I 53,33%, siklus II menjadi 80,00%, pada siklus III terjadi peningkatan mencapai 100%
- …