6 research outputs found
Karakteristik Edible Film dari Campuran Tepung Semirefined Karaginan dengan Penambahan Tepung Tapioka dan Gliserol
Edible film merupakan jenis pengemas makanan yang berbentuk lembaran tipis atau film yang dapat dicerna oleh tubuh. Edible film yang dibuat dari komponen tunggal hasilnya tidak terlalu baik, maka perlu adanya campuran antara beberapa bahan serta penambahan bahan aditif lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan formulasi terbaik dari edible film. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semi refined karaginan, tepung tapioka, dan gliserol. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium, rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diterapkan yaitu perbedaan konsentrasi tepung tapioka (0,3%, 0,5%, dan 0,7%) dengan 3 kali pengulangan. Parameter pengujian yang diamati berupa kuat tarik (MPa), persen pemanjangan (%), ketebalan (mm), dan laju transmisi uap air (g/m2/jam). Data di analisa menggunakan analisa sidik ragam (ANOVA), dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) untuk mengetahui perlakuan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi tepung tapioka memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0.05) terhadap parameter kuat tarik, persen pemanjangan, ketebalan, dan laju transmisi uap air. Edible film terbaik dihasilkan dari perlakuan konsentrasi semi refined karaginan 1%, tepung tapioka 0,7%, dan gliserol 0,5% dengan hasil karakteristik kuat tarik 39,42 MPa, persen pemanjangan 66,02%, laju transmisi uap air 1,28 g/m2/jam, dan ketebalan 0,09 mm
Model Perlindungan Konsumen Batik Dan Penjaga Keberlangsungan Batik Asli Kota Pekalongan Melalui Aplikasi E-label Batik Yang Memanfaatkan Teknologi Augmented Reality Berbasis Cloud Computing
Ketidaktahuan serta kesalahan persepsi konsumen yang menganggap produk printing tekstil bermotif batik adalah produk batik asli, merupakan salah satu faktor pengganggu eksistensi batik asli di kota Pekalongan. Faktor tersebut, tidak hanya menyebabkan kerugian untuk produsen batik yang mengalami penuruan omset penjualan karena konsumen cenderung membeli produk printing tekstil bermotif batik (dihasilkan oleh pabrik tekstil) yang harganya jauh lebih murah, tetapi juga membuat konsumen menjadi rentan dari berbagai upaya penipuan oknum produsen batik yang tidak jujur. Hal tersebut menjadi perhatian bagi pemerintah kota Pekalongan dan melalui Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2014, semua produk batik asli yang dibuat dan dijual di kota Pekalongan diwajibkan menempelkan label āBatik Pekalonganā. Label tersebut menjadi penanda resmi yang membantu konsumen dalam membedakan jenis produk batik yang dibelinya (tulis/cap/kombinasi) serta membedakannya dengan produk printing tekstil bermotif batik. Data yang terkumpul dari berbagai sumber akan dianalisis, kemudian dengan memanfaatkan teknologi augmented reality berbasis cloud computing akan dibangun aplikasi e-label batik. Aplikasi tersebut, tidak hanya mampu mencetak label āBatik Pekalonganā saja, namun juga mampu memudahkan pemerintah kota Pekalongan dan ASEPHI kota Pekalongan untuk melakukan pengawasan dan kontrol pemakaian label tersebut, sehingga keberadaannya akan memberikan kepercayaan tinggi dan melindungi hak-hak konsumen batik
Analisa Parameter Genetik Sifat Kayu Kombinasi Uji Provenans Dan Uji Keturunan Acacia Mangium Di Kalimantan Selatan
Combination of provenance progeny trial of Acacia mangium from Claudie River-Queensland- Australia was established in Pelaihari, South Kalimantan. The objective of this research is to find variation on diameter, wood specific gravity and fiber lenght between provenance seedlot and family within provenance seedlot in provenance progeny trial of A. mangium on 22 months old.The results showed that the mean of wood specific gravity and was 0.40 and mean of fiber length was 0.89 mm. Variation of diameter, wood specific gravity, and fiber length were significant difference among provenance seedlot or between family within provenance seedlot in the trial. Individual heritability of diameter, wood specific gravity, and fiber length were medium (hi 2=0.49 for diameter; hi 2=0.33 for specific gravity and hi 2=0.39 for fiber length). The results of investigation from this trial indicate that diameter, wood specific gravity, and fiber length are necessary to be used for tree selection to improve growth wood quality in the combination of provenance progeny trial of A. mangium
Prosiding Seminar Nasional : Education Putting "Eco-DNA" In Our Kids
SCAN sendiri merupakan singkatan dari Sustainable Culture,
Architecture, and Nature. Substansi rumusan ini mencakup empat kata kunci yaitu keberlanjutan
kebudayaan, arsitektur, dan alam. SCAN mengandung konsep penting bahwa arsitektur
merupakan hasil dialektika dan keterpaduan antara kebudayaan dan alam, maka kelestarian
arsitektur adalah keberlanjutan kebudayaan dan alam sekaligus.
Tema yang diusung SCAN tahun ini adalah āEducation ā¦ Putting Eco-DNA in Our Kidsā.
Tema ini ditujukan untuk mengumpulkan pemikiran, strategi, pedoman, manajemen, metoda
perencanaan dan perancangan tata lingkungan dan arsitektur pada berbagai skala yang kreatif,
memberi arah serta mampu mengembangkan generasi sadar diri secara ekologis menuju
terciptanya harmoni lingkungan alam dan buatan, sejalan dengan harapan atau jaminan baru bagi
keberlanjutan kebudayaan, kelestarian alam dan arsitektur yang sadar dan ramah lingkungan.
Sesuai dengan tema, fokus utama di dalam tema ini adalah anak-anak, dan seminar kali ini
mencoba untuk membahas bagaimana cara yang baik dan tepat untuk menanamkan kecintaan
terhadap lingkungan sedini mungkin serta cara-cara untuk mengembangkan generasi baru yang
lebih peduli terhadap keberlanjutan kebudayaan, arsitektur dan alam