30 research outputs found
Meningkatkan Kemampuan Keaksaraan Awal Anak Usia Dini 5-6 Tahun Melalui Media Bahan Bekas (Tututp Botol) Pada Kelompok B Di TK Aisyiyah Busthanul Athfal Baubau”
Tujuan dari penggunaan media tutup botol untuk mengenalkan keaksaaraan awal anak. Penelitian yang akan digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Berdasarkan definisi di atas penelitian tindakan kelas di lakukan mulai dari merencanakan penelitian kegiatan, memantau, mencatat, mengumpulkan data, menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini salah satu upaya dilakukan untuk meningkatkan Keaksaraan awal anak melalui media Tutup Botol. Adapau hasil penelitian yaitu pra tindakan persentase perkembangan keaksaraan anak 45% sedangkan pada siklus I persentase 65% dan siklus II 90% persentase perkembangan keaksaaraan awal anak dengan media tutup botol.
 
KONSEP DASAR PAUD UNTUK ORANG TUA DAN GURU DI TK WIRABUANA 51 KECAMATAN SORAWOLIO
Pendidikan anak usia dini merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengetahui pertumbuahan dan perkembangan anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya akan ditentukan pada masa usia dini. Pendidikan usia dini merupakan wahana pendidikan yang sangat fundamental dalam memberikan kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan pada anak. Adapun metode yang yang digunakan dalam kegaiatan ini adalah metode ceramah untuk menyampaikan informasi mengenai konsep dasar PAUD untuk orang tua dan guru. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan tentang pendidikan anak usia dini (PAUD), Meningkatnya keterpaduan lembaga PAUD dalam melakukan pembinaan peseta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, pembelajaran, sarana dan prasarana, pembiayaan dan pembinaan program layanan PAU
MANAJEMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR PAUD BERBASIS MASYARAKAT
Community based education management is the process of organizing, planning, leadership, and control of all resources, personnel, and materiel, in education based or community participation. Management cannotbe separated from planning, organizing, implementation (actuating) and controlling. In the management of learning environment, indoor or outdoor display early childhood education programs. The concept of the learning environment is very important for teachers. Management of learning environments is an activity and means by which students can devote themselves to activities, create and explore and perform various activities that pose a number of activities. Cooperation institutions and the public is very important as learning not only focused in early childhood classroom environment but also children should give an understanding of the wider environment, for example the children invite to go to the farm, introducing tools of planting and explains plants that will planted. Early childhood institutions and community have collaboration to teach the children. Children not only know the concept but also the child directly to the practice field. Pestalozi proposed education must be followed and in line with the natural development of children. Every child should be given the opportunity to freely develop themselves, to know the natural environment, play with other children, and have a good relationship with parents, teachers, and the surrounding communities
Analisis Permainan Kalego untuk Mengasah Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini
Gerakan kalego memiliki keterkaitan dengan kemampuan motorik kasar anak. Permainan tradisional kalego akan membantu stimulasi kemampuan motorik kasar anak menjadi lebih aktif. ketika anak melakukan gerakan dalam permainan kalego pada saat itulah anak menggunakan otot besar seperti merapatkan kedua kaki untuk menjepit tempurung kelapa dalam posisi terbuka dengan seimbang dan terkoordinasi. Kemampuan motorik setiap anak berbeda tergantung dari tingkat kematangan. Unsur dasar permainan ini meliputi gerak, tenaga, keseimbangan, ruang dan waktu, unsur tersebut sangat mempengaruhi anak dalam mengekspresikan geraknya. Tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan motorik kasar anak dalam permainan tradisional kalego. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan menggambarkan kondisi lapangan. Penelitian ini melibatkan 10 anak di TK Pembina Negeri Wakorumba Selatan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini observasi, wawancara, serta dokumentasi. Analisis data penelitian yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan motorik kasar anak dapat distimulasi dengan bermain kalego. Anak-anak memiliki kemampuan untuk meloncat kearah depan dengan menggunakan kedua kakinya, mendorong dengan menggunakan tumit kaki kiri dan kanan, dan telah memiliki keseimbangan tubuh yang kuat, serta telah memiliki kordinasi mata dan kaki yang baik
Stimulasi Perkembangan Kognitif melalui Media Smart Box Usia 4-5 Tahun
Penelitian ini bertujuan untuk stimulasi perkembangan kognitif anak melalui media smart box usia 4-5 tahun. Latarbelakang penelitian ini adalah media yang digunakan guru dalam mengajar terkesen kurang menarik sehingga anak mengalami kesulitan dalam mengenal konsep bilangan, membilang banyak benda dan mengenal geometri, oleh karena itu media ini sangat membantu mengantisipasi hal demikian. Adapun Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif partisipatori yang mempelajari permasalahan yang ada serta ikut berpatisipasi atau berperan serta dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini. informan dalam penelitian ini adalah 10 anak kelompok A di TK Ceria Lombe. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data dan verifikasi data. Adapun Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan media Smart Box untuk menstimulasi perkembangan kognitif anak. Ada 5 kegitan yang dilakukan yaitu meronce berpola, puzzle, pengenalan pola AB-AB serta ABC-ABC, membilang lambang bilangan serta mengklasifikasi bentuk geometri. Dari lima kegiatan dapat diperoleh hasil yaitu 2 orang anak MB (mulai Berkembang), 5 anak yang BSH (berkembang sesuai harapan) dan 3 anak BSB anak (berkembang sangat baik) anak Kegiatan ini memiliki manfaat bagi anak diantaranya dapat menstimulasi perkembangan kognitif simbolik, menstimulasi perkembangan kognitif berfikir logis dan menstimulasi perkembangan kognitif pemecahan masalah bagi anak
Analisis Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini pada Permainan Tradisional
Permainan tradisional merupakan kegiatan main yang unik dan klasik, karena keunikan ini kanak-kanak sangat tertarik dan antusias untuk melakukan kegiatan main. Salah satunya yang harus dianalisis adalah kemampuan motorik kasar anak pada permainan tradisional. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengenal permainan-permainan tradisional yang dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia dini. Adapun metode dalam penelitian ini adalah penelitian kajian pustaka yang bersumber dari artikel jurnal, buku dan sejenisnya. Lantas kumpulan data dilaksanakan analisis. Ditemukan hasil data terkait permainan tradisional dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia dini yaitu permainan bakiak, engklek, karetan, lompat kodok. Semakin variatif pelaksanaan permainan tradisional maka semakin meningkat kualitas gerakan motorik kasar pada anak. Implikasi hasil ini menggambarkan bahwa permainan-permainan tradisional memiliki peningkatan kualitas kemampuan motorik kasar anak
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MANDIRI PADA ANAK USIA DINI DI DESA LAWELE KECAMATAN LASALIMU KABUPATEN BUTON
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengenalan pendidikan karakter mandiri pada anak usia dini di Desa Lawele Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah orang tua, anak dan warga. Metode pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengenalan pendidikan karakter mandiri anak usia dini yang dilaksanakan melalui pendidikan karakter sekaligus mengenalkan pendidikan karakter menggunakan kegiatan yang membuat ketagihan mulai dari makan sendiri, memakai seragam sekolah hingga anak memakai sepatu sendiri. Pada dasarnya penyelenggaraan pendidikan karakter mandiri sangat penting bagi anak usia dini. Karena pengenalan pendidikan karakter sejak anak usia dini berdampak besar pada karakter generasi penerus sehingga menjadi lebih baik
WORKSHOP PEMBUATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) ANAK USIA DINI DI GUGUS SORAWOLIO KOTA BAUBAU
Tujuan pelaksanaan kegiatan ini untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada guru anak usia dini tentang pembuatan alat permainan edukatif sesuai dengan aspek-aspek perkembangan dan kematangan anak. Adapun metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah metode proyek dimana setiap kelompok harus menyelesaikan minimal 4 jenis Alat Permainan Edukatif untuk pembelajaran anak usia dini yang bisa digunakan di lembaga masing-masing dimasa yang akan datanag.Hasil dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini adalah 1) memberikan pengetahuan kepada guru-guru PAUD untuk selalu berinovasi dan berkreasi; 2) Memberikan keterampilan kepada guru-guru terkait pembuatan alat permainan edukatif yang menarik perhatian anak dan menyenangkan pada saat digunakan; 3) Membuka wawasan guru terkait bahan-bahan sisa yang dapat digunakan untuk membuat alat permainan edukatif. Respon yang sangat bagus yang ditunjukkan oleh guru selama pelaksanaan PKM ini menjadikan guru bersemangat dan antusias untuk membuat APE di masa yang akan datang. Kegiatan ini membatu para guru yang kurang kreatif membuat media dan membantu ketercukupan media untuk pembelajaran di lembaga masing-masing
The Essential Aspects of Teaching Children to Read in English
This paper aims to introduce the essential aspects that teachers should know in teaching children to read in English. The age level of the children referred to in this paper are children aged 5 to 7 years. The aspects include the characteristics of children, the importance of teaching children to read in English, decoding and phonemic awareness. The aspects were selected from the results of the analysis of previous related literature that are still considered important for discussion so as to provide new treasures for teachers in particular. With this paper, it is hoped that it can enrich information about teaching young chidren to read in English and increase the teacher's insight about teaching young children to read in English so that teaching reading can take place effectively
Peran Orang Tua dalam Membentuk Karakter pada Anak Usia Dini
Pengasuhan dan pendidikan karakter yang diberikan orang tua dinilai belum begitu maksimal, hal ini dipengaruhi oleh kesibukan orang tua dalam bekerja dan dinamika kehidupan masyarakat di mana kondisi sosial dan ekonomi di desa sering kali memaksa orang tua untuk mengabaikan tanggung jawab utama sebagai orang tua dalam mendidik anak di rumah. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya kebersamaan, pengawasan dan kontrol orang tua terhadap anak yang berdampak pada pembentukan tingkah laku dan akhlak yang kurang baikTujuan penelitian adalah untuk mengetahui peran orang tua dalam membentuk karakter anak, mengetahui strategi yang dilakukan orang tua dalam membentuk karakter anak, mengetahui hambatan pada proses penelitian. Jenis penelitian kualitatif deskriptif. Pada penelitian ini wawancara, observasi dan dokumentasi merupakan metode yang digunakan dalam mengumpulkan data. Data dikumpulkan dengan mewawancarai orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengasuhan orang tua membuat anak menjadi lebih disiplin melalui berbagai macam pembinaan nilai karakter seperti tanggung jawab, konsisten, komitmen dan kepatuhan. Orang tua melaksanakan peranannya tersebut seperti menerapkan pendidikan religius, mengajarkan tentang kemandirian sejak dini. Strategi yang dilakukan yaitu keteladanan, pembiasaan, dan nasihat. Hambatan yang mempengaruhi proses penelitian adalah peneliti tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan observasi yang lebih mendalam, yang mungkin memberikan wawasan tambahan mengenai fenomena yang diteliti
