5 research outputs found
Studi Korelasi Nilai Suhu Permukaan Laut Dari Citra Satelit Aqua Modis Multitemporal Dan Coral Bleaching Di Perairan Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu
Ekosistem terumbu karang di Perairan Pulau Biawak masih dalam kategori baik. Namun, Perubahan iklim global yang terjadi dewasa ini telah menyebabkan peningkatan suhu terutama suhu permukaan laut. Hal tersebut dapat menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup terumbu karang, dalam hal ini fenomena coral bleaching. Coral bleaching terjadi akibat stress yang dialami hewan karang terhadap Perubahan suhu sebesar 1-2 oC dalam kurun waktu minimal empat minggu. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan kekuatan hubungan antara Perubahan nilai suhu permukaan laut yang diperoleh dari pengolahan citra satelit Aqua MODIS multitemporal level 3 dengan persentase coral bleaching di Perairan Pulau Biawak yang diukur dengan metode Line Intercept Transect (LIT). Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi Perubahan suhu drastis pada bulan Februari-Maret tahun 2009 sebesar 2,27 oC dan bulan Januari-Februari 2013 sebesar 2,22 oC. 5 dari 12 stasiun pengamatan ekosistem terumbu karang mengalami pemutihan sekitar 0,13-3,63%. Nilai persentase tersebut masuk kedalam kategori pemutihan tidak parah. Lifeform ACB merupakan jenis lifeform karang yang umumnya mengalami pemutihan dengan persentase keseluruhan mencapai 3,13%. Analisa regresi tunggal antara suhu permukaan laut dan coral bleaching menunjukkan hubungan yang sangat lemah antara keduanya ditunjukkan dengan nilai r sebesar 0,038. Oleh karena itu, coral bleaching di Perairan Pulau Biawak khususnya pada saat penelitian yakni bulan April 2013 dapat terjadi karena adanya faktor lain penyebab bleaching selain suhu permukaan lau
Pengaruh Iod (Indian Ocean Dipole) Terhadap Variabilitas Nilai Serta Distribusi Suhu Permukaan Laut Dan Klorofil-a Pada Periode Upwelling Di Perairan Sekitar Bukit Badung Bali
Perairan Badung Bali merupakan salah satu perairan dengan sumber daya perikanan yang tinggi. Pemahaman IOD terhadap variabilitas suhu permukaan laut dan klorofil-a dapat digunakan untuk membantu menentukan daerah potensi perikanan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pengaruh IOD terhadap variabilitas nilai serta distribusi suhu permukaan laut dan klorofil-a di perairan Badung Bali. Penelitian ini menggunakan data citra MODIS (Moderate-Resolution Imaging Spektroradiometer) level 3(tiga) berupa data SPL dan klorofil-a periode bulanan, data angin, data arus insitu dan permodelan serta data DMI (Dipole Mode Index) periode upwelling pada bulan Agustus-November setiap tahunnya yang dianalisis tahun 2010-2014. Distribusi parameter diolah menggunakan software ArcGIS 10.0, sedangkan data pendukung disajikan dengan software SMS 10.0. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu studi kasus dan pengambilan data arus insitu menggunakan metode Lagrange. Berdasarkan hasil analisis terjadinya variabilitas nilai SPL dan klorofil-a. SPL mengalami peningkatan pada bulan Agustus-November pada setiap tahun yang dianalisis (2010-2014). Hasil sebaliknya pada konsentrasi klorofil-a yang mengalami penurunan. Nilai SPL tertinggi pada tahun 2010 dan terendah pada tahun 2011. Konsentrasi klorofil-a tertinggi pada tahun 2012 dan terendah pada tahun 2010. SPL tinggi dengan nilai maksimal 33,88β°C, hal ini berkaitan dengan fenomena IOD negative. SPL rendah dengan nilai minimal 24,00β°C, hal ini berkaitan dengan fenomena IOD positif. Pada sisi lain, konsentrasi klorofil-a di lokasi kajian tersebar di beberapa daerah, dengan nilai maksimal 4,47 mg/m3. Hal ini juga dipengaruhi transport massa air dari lapisan bawah dengan meningkatnya intensitas upwelling, sehingga memicu pertumbuhan produktivitas primer yang mengakibatkan terjadinya peningkatan klorofil-a. Proses hidrodinamika yang mempengaruhi SPL dan Klorofil-a di perairan Badung Bali secara dominan adalah arus ke barat laut dengan kecepatan berkisar 0,0980-0,2083 m/s
Kajian Perubahan Luas Mangrove Menggunakan Metode Ndvi Data Citra Satelit Landsat 7 Etm+ Dan Landsat 8 Etm+ Tahun 1999, 2003 Dan 2013 Di Pesisir Desa Berahan Kulon Dan Desa Berahan Wetan Kecamatan Wedung, Demak
Penelitian tentang Perubahan luasan mangrove dengan menggunakan Penginderaan Jauh di Desa Berahan Kulon dan Desa Berahan Wetan, Kecamatan Wedung, Demak telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan Desember 2013. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Perubahan luasan mangrove periode 1999-2013 dengan memanfaatkan data citra Landsat 7 ETM+ 1999; Landsat 7 ETM+2003; dan Landsat 8 ETM+ 2013. Pengamatan kondisi mangrove di lapangan dengan menggunakan metode plot kuadrat berukuran 10 m x 10 m dan pengolahan pada citra menggunakan analisis NDVI (Normalized Differencce Vegetation Index) dengan klasifikasi unsupervised. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa selama rentang waktu 1999 - 2003 terjadi Perubahan dengan perincian kerapatan jarang mengalami pertambahan luas semula 3,07ha menjadi 6,79ha; kerapatan sedang bertambah luas semula 16,48ha menjadi 36,37ha; dan kerapatan lebat penurunan luas semula 89,69ha menjadi 85,42 ha. Sementara itu, pemetaan kedua selama rentang tahun 2003 - 2013 terjadi Perubahan dengan perincian data kerapatan jarang mengalami penurunan luas semula 6,79ha menjadi4,14ha; kerapatan sedang mengalami penurunan luas semula 36,37ha menjadi 30,24 ha; dan kerapatan lebat semula 85,42ha menjadi 75,06 ha. Komposisi vegetasi mangrove yang ditemukan pada lokasi penelitian diantaranya adalah Avicennia marina, Rhizophora mucronata dan Rhizophora stylos
Studi Karakteristik Arus Laut Di Perairan Marunda, Jakarta Utara
Perairan Marunda merupakan perairan yang terdapat di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, yang dikelola oleh PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero). PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) berencana mengembangkan bisnisnya dengan melakukan pembangunan pelabuhan di perairan Marunda. Adanya rencana pembangunan pelabuhan tersebut menunjukan bahwa banyak fenomena oseanografi seperti arus laut yang sangat penting untuk dipelajari. Sehingga, diperlukan kajian untuk mengetahui karakteristik arus laut yang terjadi di perairan Marunda, Jakarta Utara sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan rancana pembangunan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik arus yang meliputi pola kecepatan arus, arah arus, serta jenis arus laut di perairan Marunda, Jakarta Utara. Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap pertama survei pendahuluan, tahap kedua pengambilan data lapangan dan tahap tahap ketiga adalah pengolahan serta analisis data. Materi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer berupa data pengukuran arus, sedangkan data sekunder berupa peta LPI Jakarta, dan data pasang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kasus sedangkan penentuan lokasi menggunakan metode purposive sampling method, untuk pengambilan data arus dengan menggunakan metode Euler. Model matematik yang digunakan adalah model 2D depth average yaitu ADCIRC untuk pola arus. Berdasarkan hasil penelitian diketahui kecepatan arus berkisar antara 0 β 0,43 m/dt pada lapisan permukaan, 0 β 0,18 m/dt pada lapisan tengah dan 0 β 0,16 m/dt pada lapisan dasar. Arus yang berperan pada lapisan permukaan, tengah, dan dasar adalah merupakan tipe arus pasang surut. Pada lapisan tengah dan dasar dominan ke arah barat daya dan timur laut. Pola arus tersebut mengikuti pergerakan pasang surut