15 research outputs found
PELATIHAN GURU PEMANDU MATAPELAJARAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR/MADRASAHIBTIDAIYAH : Studi Kasus Pada Gugus Binaan Basic Education Project Propinsi Jawa Barat di Tiga Kecamatan Kota Bandung
Dalam konsep learning organization atau quality circle, guru bersama
teman sejawatnya termasuk fasilitator (guru pemandu), di setiap gugus
melakukan upaya memperbaiki diri, terutama yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi dalam pekerjaan. Guru pemandu mata pelajaran
dipandang sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
pembelajaran. Karena itu, Basic Educational Project melakukan upaya
pelatihan untuk guru pemandu mata pelajaran.Dalam rangka mengoptimalkan peran guru pemandu tersebut,
banyak persoalan yang perlu dikaji secara terus menerusnya, diantaranya
(1) bagaimana pelatihan guru pemandu mata pelajaran dilakukan- (2)
bagaimanakah kinerjanya di tingkat gugus; dan (3) bagaimanakah
kontnbusinya terhadap peningkatan mutu proses belajar mengajar di
kelas. Untuk menjawab persoalan tersebut dianalisis mengenai fenomena
pelatihan guru pemandu mata pelajaran di tingkat propinsi, kinerjanya di
tingkat gugus dan "efek penyertanya" di kelas. Kajian terhadap hal
tersebut dilakukan melalui studi kasus sebagai salah satu metoda dalam
penelitian kualitatif dengan sumber data dikategorisasikan berdasarkan
kasus yaitu kasus pelatihan di tingkat propinsi, kasus kinerja guru
pemandu di tingkat gugus, dan kasus efek penyerta kinerja dalam
peningkatan mutu PBM. Hasil kajian dapat disimpulkan bahwa (1) pelatihan guru pemandu
mata pelajaran di tingkat propinsi masih perlu diperbaiki dalam hal
identifikasi kebutuhan, substansi program, dan implementasi pelatihan
terutama yang berkaitan dengan pendekatan "pembelajaran berdasarkan
pengalaman"; (2) kinerja guru pemandu pada tingkat gugus cenderung
bersifat delivering of information dari pada sebagai "pemandu"; (3) efek
terhadap mutu PBM mengandung bias karena orientasi kepentingan
antara guru pemandu mata pelajaran, kepala sekolah dan pengawas.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, paling tidak terdapat tiga hal
yang perlu diperbaiki di masa akan datang, yaitu pertama, pada tingkat
pelatihan di propinsi diperlukan gugus pengembang pelatihan baik dalam
pengembangan disain program, implementasi dan evaluasi yang
mengakomodasikan berbagai kepentingan profesional baik dari pihak
manajemen proyek, guru, guru pemandu, kepala sekolah dan pengawas.
Kedua, pada tingkat gugus dan sekolah dilakukan upaya "pembebasan"
bias kepentingan yang bersumber dari berbagai kepentingan antara guru,
guru pemandu, kepala sekolah dan pengawas kepada arah peningkatan
profesional.
In the concept of learning organization or quality circle, teachers with
facilitator working together to solve their work problem. Teacher who
becoming facilitator is an important role in improving learning quality
when they are solving the problem. Because of that, Basic Education
Project have implemented the training for teacher ae facilitator in schools
meeting (Gugus). The study attempts to describe the implementation ofan training of
the teacher as facilitator in order to get clearly evident about quality of
teacher performance as facilitator. The role of teachers as facilitator is
important for improving quality of training in level gugus in order to reach
effective process and output. The outcome of the training in level gugus is
as nurturing effect for quality oflearning and teaching in the classroom.
In fact, the role of teacher as facilitator, there are a lot of issues to
investigate, such as (1) how the training to be implemented such as
planning, implementation and evaluation; (2) how the performance to be
actualized as results of the training such as planner, implementer and
evaluator, and (3) how their contribution in improving quality of teaching
and learning situation. The unit analysis ofthe issues to be focused in the
training at regional government and gugus level. The approach of study is qualitative or naturalistic by using
partiapant observation, document analysis, and interview as technique of
data collection. The kind ofsample is purposive. The results ofthe study are (1) the training ofteacher as facilitator
must be improved, particularly in the method of needs assessment
substance, and approach of adults learning; (2) performance teachers as
facilitator trend as delivering of information rather than transforming of
information; and (3) nurturing effect ofteacher as facilitator at district level
trend towards in dilemma. There are many recommendation must be implemented such as
(1) the training have to be implemented in gugus level; (2) developing
roles of the facilitator, headmaster and supervisor clearly; (3) to develop a
research about teacher training modeling; (4) in order to get better results
the model of training must be changed by implementing the model
technical assistance
PEMBERDAYAAN EKONOMI KREATIF MELALUI PENGEMBANGAN JEJARING BISNIS KULINER KUE ROTI PISANG KHAS BANJARMASIN
EMPOWERMENT OF THE CREATIVE ECONOMY THROUGH THE DEVELOPMENT OF A CULINARY BUSINESS NETWORK BANJARMASIN TYPICAL BANANA BREAD CAKECommunity empowerment through the development of the creative economy in the era of globalization is very crucial. This economic development is based on creativity, culture and local excellence, and is a new hope in looking at the nation's economic changes in the future. Creative economy development can be carried out in rural communities, for example in Kayuambon Village, which is located around Lembang, West Bandung Regency, where one of its main commodities is bananas. It's just that the processing of these commodities has not been maximized, so it has not provided significant additional income for the community. Based on this, this research aims to educate the public regarding the innovation of various processed foods made from bananas as the main raw material, in particular the development of a culinary business typical of Kalimantan banana bread and a strategy for developing a network of processed businesses so that they can provide additional income for the Kayuambon Community in Lembang District. The method used is action research. The results of this research, namely the development of a culinary business network for Banjarmasin typical banana bread, can improve the welfare of the people of Kayuambon Village, Lembang District.Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan ekonomi kreatif di era globalisasi menjadi sesuatu yang sangat krusial. Pengembangan ekonomi ini bertumpu pada kreatifitas, kebudayaan serta keunggulan lokal yang dimiliki, dan menjadi harapan baru dalam menatap perubahan ekonomi bangsa di masa mendatang. Pengembangan ekonomi kreatif dapat dilakukan pada masyarakat di pedesaan, contohnya Desa Kayuambon yang berada disekitaran Lembang, Kabupaten Bandung Barat dengan salah satu komoditas utamanya adalah pisang. Hanya saja, pengolahan komoditas tersebut belum maksimal, sehingga belum memberi penambahan pendapatan yang signifikan bagi masyarakatnya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait inovasi berbagai olahan makanan yang berbahan baku utama pisang, khususnya pengembangan bisnis kuliner roti pisang khas Kalimantan serta strategi pengembangan jejaring bisnis olahan tersebut sehingga dapat memberi tambahan pendapatan bagi Masyarakat Kayuambon Kecamatan Lembang. Metode yang digunakan yaitu action research. Hasil yang didapatkan setelah melaksanakan penelitian, yaitu pengembangan jejaring bisnis kuliner roti pisang khas Banjarmasin, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Kayuambon Kecamatan Lembang
Evaluasi pengelolaan persediaan barang dagang : studi kasus pada PT. Luxindo Raya cabang Yogyakarta Timur
Laporan Eksplorasi Flora Nusantara Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat
Eksplorasi Anggrek dikawasan Taman Nasional Gunung Halimun merupakan rangkaian kegiatan dari eksplorasi flora nusantara khususnya eksplorasi anggrek dijawa. kawasan yang dijelajahi merupakan lokasi yang belum pernah dilakukan eksplorasi anggrek yaitu desa Citorek, tepatnya dilebak Cibedug, Pasir Cikadu, Pasir Ipis, Pasir Ngenyod, Gunung Nyungcung dan Gunung Cirametek. Kawasannya merupakan hutan Primer dan Sekunder dan banyak ditemukan koleksi anggrek yang cukup beragam. Populasi anggrek yang mendominasi dikawasan Taman Nasional Gunung Halimun adalah Agrostophyllum laxum, Agrostophyllum bicuspidatum, Eria javanica dan Dendrobium mutabile. Dari 52 jenis anggrek yang dikoleksi diperoleh 5 jenis di antaranya diduga merupakan koleksi baru bagi Kebun Raya Bogor yaitu Bulbophyllum semperflorens, Cryptostylis javanica, Phreatia secunda, Eria junghunii dan Tainia sp. sementara 4 jenis merupakan endemik jawa yaitu Appendicula congenera, Bulbophyllum semperflorens, Tainia elongata dan Ceologyne miniata. Populasi anggrek dan keanekaragaman jenisnya masih terjaga baik. berbagai jenis anggrek masih muda ditemukan pada batang-batang pohon bagian bawah. Meskipun anggrfek tersebut mudah dujangkau tetapi masyarakat tidak ada yang mengganggunya. Hal tersebut diduga karena masyarakat tidak mengetahui jenis anggrek dengan berbagai fungsinya dan belum tercemar oleh para pemburu anggrek yang biasanya haus akan anggrek alam.v, 32 hl
Eksplorasi Flora Nusantara di TN. G. Leuser, Keluet Selatan, Aceh Selatan, Propinsi Aceh
34 hal
Laporan Eksplorasi Flora di Kawasan Suaka Alam Barisan l Sumatera Barat
Kegiatan Eksplorasi di Kawasan Hutan SuakaAlam Barisan l, Solok, Sumatera Barat di Laksanakan Pada Tanggal 18 Agustus Sampai Dengan 7 September 2005. Tujuan Utama Kegiatan ini Adalah untuk Menggali Informasi Tentang Kekayaan, Keragaman Dan Keunikan Sumberdaya Tumbuhan di Suaka Alam Barisan l Serta Melestarikanya secara Ex Situ di Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Cibodas. Pengamatan Terhadap Penyebaran dan Kelimpahan Tumbuhan Dilakukan Dengan Metode Pencarian Acak. Sedangkan untuk Memahami Ekologi Tumbuhan di Kawasan ini, Dilakukan Pencatatan Data Ketinggian Tempat, Tipe Habitat, pH Tanah, Kelembaban Tanah, Suu Udara Dan Kelembaban Udara. Secara Umum Kawasan Cagar Alam Dolok Tinggi Raja Seluas 18.331 hektar dan Berada Pada Ketinggian 700 -300 m Dpl Meruakan Hutan Hujan Tropis Yang Khas dan Kaya akan Keanekaragaman Hayati. Keistimewaan Kawasan ini Terutama Peran Penting Kawasan Sebagai sumber Air Danau Singkarak dan Sumber Air untuk Peninggahan, Saningbakar, Muaro Pingai dan Umumnya Untuk Daerah Kabupaten Solok. Kawasan ini Cukup dikenal Potensi Tanaman Kayunya Seperti Quercus Spp., Dacrydium Spp., Schima Wallichi, Cinnamomum Spp., Podacarpus Spp., Castanopsis Sp., serta Beberapa Jenis Dari Suku Lauraceae, Sterculiaceae Dan Theaceae. Jenis-jenis Tumuhan Dominan Diantaranya Pterosperpum Sp., Weinmannia Blumei, Casuarina Sp., Acer laurinum, Sterculia Sp., Neolitsea Sp. dan Sauraria Sp. Tumbuhan Bawah Dominan Diantaranya Adalah Rubus Spp., Melastoma Spp., dan Impatiens Spp. sedangkan Tumbuhan Merambat yang Sering Ditemui Adalah Smilax Spp. Dan Piper Spp.. Jenis Anggrek Arundina Graminifolia sudah Sangat Dikenal di Daerah Solok Maupun Padang, Bahkan Ditemukan Dalam Kegiatan ini Keragaman Gradasi Warnanya. Namun Demikian Kawsan ini Juga Kaya Akan Jenis-jenis Anggre kLainya, Seperti Spathoglottis Plicata, Agrostophyllum Majus Dan Coelogyne Spp. Hasil Koleksi Yang Diperoleh Dari Kawasan Hutan Suaka Aam Barisan l Adalah 144 Nomor Koleksi Non Anggrek yang Terdiri Dari 54 Suku Dan 79 Marga Serta 113 Nomor Koleksi Anggrek (Orchidaceae) Yang Terdiri Dari 35 Genera Dan 54 Jenis (59 Jenis Belum Teridentifikasi).vii, 42 hal