13 research outputs found
Kualitas Pelayanan Pengurusan Akta Kelahiran di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pekanbaru
Birth certificate is a document which describes the status and identity of the child who has legal entities and the State. One of the benefits for society are the birth certificate to get into formal schools. Service of departement population and civil registration Pekanbaru (Disdukcapil) is the agency that has the task and the responsibility of taking care of the birth certificate. The phenomenon that complaints are often perceived by communities where the cost and duration of the completion of the birth certificate does not comply with the rules. The study of influencing quality of service management to figure out the birth certificate at the Office of departement population and civil registration Of Soweto and the factors that affected theConcept of the theory is the theory of Darmawanto. Indicators in this study are: simplicity, clarity, certainty of time, products, and equipment and infrastructure. Type of this research is a descriptive qualitative research. The results showed that the quality of service management of the birth certificate in departement population and civil registration Office Pekanbaru city is less good. This is apparent from deficiencies that occur in The population and civil registration Of Soweto.Keywords: birth certificate, departemen population and civil registration, service qualit
Implementasi Peraturan Bupati No. 5 Tahun 2005 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Distribusi Tata Niaga Pengadaan dan Penyaluran Bahan Bakar Minyak di Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis
Riau is a province that has twelve districts , namely Pekanbaru , Dumai , Bengkalis ,Rokan Hulu , Rokan Hilir , Indragiri Hulu , Indragiri Hilir , Kuansing , Kampar , Meranti Islands, Siak and Pelalawan the city thousands in Pekanbaru . Riau has some great potential Riau onerich in natural resources namely oil . As we know that one of the Riau oil producers in Indonesia.Precisely at Saber Duri subdistrict where the oil producers , which is one of the District who arein Bengkalis . In fact finite Bengkalis District to obtain fuel oil ( BBM ) .In theoretical models of implementation by Van Meter and Van Horn , there are sixvariables that shape the relationship between policies and performance , the basic measures andpolicy objectives , policy resources , inter- organizational communication and implementationactivities , the characteristics of the executing agency , economic conditions , social and political, as well as implementing tendencies .The method used in this research is qualitative research . With the technique that madethe snow ball sampling , the key informants in this study . In this paper that an informantresearch is Disperidag Bengkalis , APMS and Communities Agency . Then analyze the data andmanage .Based on the research that has been done , based on the theoretical concept . That theimplementation of Regulation No. Regents . 5 Year 2005 on Guidance and Control ofDistribution Business Administration Procurement and Distribution of Fuel Oil in BengkalisBengkalis district , has been implemented by the Department of Industry . But not maximum ,still there is a lack of fuel oil ( BBM ) in Bengkalis . Plus the lack of updates performed decree .Keywords : declaring , Development and Supervision , Implementation , Fuel Oi
PENGUKURAN DIMENSI KARIER PROTEAN DAN BOUNDARYLESS: KOMBINASI ATAU IMPLIKASI
Contemporary career research is characterized by the concepts of boundaryless and protean careers. The concepts of boundaryless and protean careers are compared in this review. The boundaryless career concept is profiled according to Sullivan and Arthur's categories of physical and psychological limitations. The protean career concept is discussed based on the degree of self-directed and value-oriented career orientation exhibited by a career actor. The researcher combined the protean and boundaryless career descriptions to produce eight career profiles based on a combination of boundaryless and protean career orientations. These eight profiles were examined in terms of the challenges to career actors and individuals that assist them in individual career development
Identifikasi Sifat Benih Kawista (Feronia Limonia (L.) Swingle) Untuk Tujuan Penyimpanan
Penanganan benih yang tepat dapat mempertahankan mutu benih selama penyimpanan atau dapat menekan laju kemunduran benih seminimal mungkin. Dalam terminologi penanganan benih terdapat tiga kelompok benih yaitu benih ortodoks, rekalsitran dan intermediate. Sampai saat ini belum diketahui apakah benih kawista masuk dalam kelompok ortodoks, rekalsitran atau intermediate sehingga dalam rangka untuk mempertahankan viabilitasnya selama dalam penyimpanan perlu dilakukan identifikasi sifat benih kawista. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi sifat benih kawista untuk tujuan penyimpanan. Benih kawista yang digunakan berasal dari Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Pengujian sifat benih dengan menggunakan metode yang dikemukakan Hong & Ellis (1996). Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap bobot kering dan kadar air benih selama perkembangan benih mulai dari antesis sampai benih masak. Hasil penelitian menunjukkan benih kawista termasuk dalam kriteria benih ortodoks, karena tetap menunjukkan viabilitas yang tinggi yang ditunjukkan oleh persentase perkecambahan yang tetap tinggi dan tidak berbeda nyata pada beberapa tingkat kadar air. Persentase perkecambahan berkisar antara 96,0-98,5% pada semua kadar air, yaitu kadar air 40,6% (kadar air setelah ekstraksi); 10,5% dan 5,5% (baik sebelum maupun setelah disimpan tiga bulan pada suhu -20 0C) dengan bobot kering kecambah yang tidak berbeda nyata
Identifikasi Sifat Benih Kawista (Feronia Limonia (L.) Swingle) Untuk Tujuan Penyimpanan
Penanganan benih yang tepat dapat mempertahankan mutu benih selama penyimpanan atau dapat menekan laju kemunduran benih seminimal mungkin. Dalam terminologi penanganan benih terdapat tiga kelompok benih yaitu benih ortodoks, rekalsitran dan intermediate. Sampai saat ini belum diketahui apakah benih kawista masuk dalam kelompok ortodoks, rekalsitran atau intermediate sehingga dalam rangka untuk mempertahankan viabilitasnya selama dalam penyimpanan perlu dilakukan identifikasi sifat benih kawista. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi sifat benih kawista untuk tujuan penyimpanan. Benih kawista yang digunakan berasal dari Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Pengujian sifat benih dengan menggunakan metode yang dikemukakan Hong & Ellis (1996). Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap bobot kering dan kadar air benih selama perkembangan benih mulai dari antesis sampai benih masak. Hasil penelitian menunjukkan benih kawista termasuk dalam kriteria benih ortodoks, karena tetap menunjukkan viabilitas yang tinggi yang ditunjukkan oleh persentase perkecambahan yang tetap tinggi dan tidak berbeda nyata pada beberapa tingkat kadar air. Persentase perkecambahan berkisar antara 96,0-98,5% pada semua kadar air, yaitu kadar air 40,6% (kadar air setelah ekstraksi); 10,5% dan 5,5% (baik sebelum maupun setelah disimpan tiga bulan pada suhu -20 0C) dengan bobot kering kecambah yang tidak berbeda nyata
Penentuan Kombinasi Kromium-gambir terhadap Kekuatan Tarik pada Proses Penyamakan Kulit Ikan Talang-talang (Queenfish) dengan Metode Taguchi
Saat ini, kulit ikan masih sedikit jumlahnya sehingga jarang digunakan dalam industri penyamakan kulit. Kulit ikan talang-talang merupakan limbah buangan, sehingga dapat diolah menjadi kulit tersamak dan dapat dijadikan produk tas atau dompet, yang harus mempunyai kekuatan tarik yang baik, dimana tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kombinasi kromium-gambir terhadap kekuatan tarik pada proses penyamakan kulit ikan talang-talang dengan metode Taguchi. Dalam penelitian ini menggunakan faktor terkendali yaitu Cr2O3 (krome okside) 1,5%, 2,5%, 3,5%, bahan gambir 6%, 8%, 10%, waktu proses retanning 20 menit, 40 menit, 60 menit, minyak sulfat 10%, 11%, 12%. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa kombinasi faktor dan level yang paling baik adalah faktor A (krome okside) level 3 yaitu 3,5%, faktor B (bahan gambir) level 3 yaitu 10%, faktor C (waktu proses retanning) level 2 yaitu 40 menit, faktor D (minyak sulfat) level 1 yaitu 10%. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mengatur kembali faktor dan level kendali, menambahkan interaksi yang terjadi, lebih baik dilakukan dengan langkah studi kasus di lapangan, dan menambahkan analisis untuk menaikkan kualitas kulit ikan selain kekuatan tarik
Effect of Acetic Acid as Pre-Emergence Herbicide on Maize Germination
Profitable crop production starts with a weed control program that includes pre-emergence herbicides to deliver long-lasting, residual weed control. Pre-emergence herbicides are applied to prevent the germination of weed seeds. The study was conducted to determine the effect of acetic acid as a pre-emergence herbicide on maize germination. Pots experiment was conducted on August until September 2012. The experimental design used was Completely Randomized Design (CRD) single factor in four replicates. The application of pre-emergence acetic acid at several concentration, i.e. control (no acetic acid) 0%, 10% acetic acid and 20% acetic acid. The result showed that the pre-emergence aplication at 10% and 20% of the glacial acetic acid solution lowered pH were 5,12 and 5,43 respectively at one week after application, so that inhibited maize germination. No shoots and roots were grew. This was due to the increase of electrical conductivity (EC) or electrolyte leakage caused by the high permeability of the damaged membrane of seed. The EC of control treatment was 11μS/cm g, compared to 10 and 20% treatment of acetic acid were 36 μS / cm g and 55 μS / cm g EC respectively. Increasing concentration of acetic acid caused the higher of protein content leaked, i.e. 7,95%, 7,32% and 7,03% respectively for without acetic acid treatment, 10% and 20% acetic acid. Acetic acid also inhibited respiration rate of maize seed, where the higher concentration of acetic acid produced the lower respiration rate, i.e. 31.63 mg/g/hour, 12.38 mg/g/hour and 2,75 mg/g/hour respectively for without acetic acid treatment, 10% and 20% acetic acid
Tanggap Fisiologi Dan Hasil Bawang Merah (Allium Cepa L. Kelompok Aggregatum) Terhadap Lengas Tanah Dan Ketinggian Tempat Berbeda
Percobaan di rumah kaca telah dilaksanakan di provinsi DIY pada bulan Maret-Juni 2009. Percobaan bertujuan mengkaji tanggap fisiologis dan hasil bawang merah terhadap kondisi lengas tanah berbeda pada ketinggian tempat berbeda. Penelitian disusun berdasarkan percobaan lokasi dalam Rancangan Petak Petak Terbagi (Split Split Plot Design) diulang tiga kali. Petak utama adalah lokasi dengan ketinggian tempat berbeda di atas permukaan laut (dpl.) terdiri atas: (1) 100 m dpl., (2) 400 m dpl., dan (3) 800 m dpl.; Sub-plot adalah varietas bawang merah terdiri atas: (1) ‘Palu’, (2) ‘Palasa’, dan (3) ‘Sumenep’. Sub-sub-plot adalah lengas tanah dalam persentase kapasitas lapangan (% KL) terdiri atas: (1) 50% KL, (2) 100% KL, dan (3) 150% KL (kondisi jenuh). Lokasi dengan ketinggian tempat berbeda memberikan tanggap fisiologi dan hasil bawang merah yang berbeda. Varietas Palu memiliki aktivitas fotosintesis lebih besar pada semua kondisi lingkungan berbeda dan lebih tahan terhadap cekaman kekurangan dan kelebihan lengas tanah terutama di dataran rendah. Lengas tanah 100% KL menghasilkan aktivitas fisiologi dan hasil umbi kering panen lebih tinggi, sebaliknya lengas tanah 50% KL dan 150% KL menurunkan pertumbuhan dan hasil bawang merah varietas Palasa, Palu dan Sumenep pada semua ketinggian tempat
Tanggapan Distribusi Asimilat dan Luas Daun Spesifik Tanaman Tomat terhadap Aplikasi ZnSO pada Dua Interval Penyiraman
Seng (Zn) merupakan salah satu unsur hara yang berperan penting dalam aktivitas enzim karbonik anhidrase dan enzim ribulose 1,5 biphosphate karboxilase (RuBPC) yang dalam kegiatan fotosintesis akan memproduksi bahan kering. Penelitian bertujuan untuk mengetahui distribusi bahan kering tanaman tomat pada penyiraman 2 dan 12 hari sekali dengan adanya aplikasi ZnSO4. Penelitian dilakukan di Banguntapan Yogyakarta pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2014. Penelitian menggunakan dua unit percobaan masing-masing untuk penyiraman 2 hari sekali dan 12 hari sekali. Pada masing-masing unit percobaan digunakan rancangan acak kelompok lengkap faktorial dengan tiga faktor perlakuan dan tiga ulangan. Ketiga faktor tersebut adalah metode aplikasi ZnSO4 (melalui tanah dan daun), dosis ZnSO4 (0, 40, dan 60 mg/kg), dan kultivar (Permata dan Tyrana). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi asimilat ke batang dan akar sama antara aplikasi ZnSO4 melalui daun maupun tanah, tetapi proporsi asimilat ke daun lebih rendah pada aplikasi ZnSO4 melalui daun, baik pada kultivar Tyrana maupun Permata dengan penyiraman 2 hari maupun 12 hari sekali dan aplikasi ZnSO4 melalui tanah pada penyiraman 2 maupun 12 hari sekali mengakibatkan daun semakin luas dan tebal. Hasil penelitian akan menambah wawasan dalam upaya meningkatkan produksi bahan kering tanaman melalui aplikasi hara mikro, khususnya Zn