3 research outputs found

    PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL BERBASIS SITUS WEB PADA MATERI MENGENAL TOOL ADOBE ILLUSTRATOR SLB NEGERI CICENDO BANDUNG

    Get PDF
    Pendidikan khusus fokus kepada pengembangan potensi yang dimiliki oleh masing-masing siswa melalui mata pelajaran peminatan yang memberikan life skill kepada siswanya sehingga dapat diimplementasikan di dunia kerja, seperti mata pelajaran peminatan desain grafis. Dalam proses pembelajaran penggunaan media pembelajaran menjadi hal yang sangat penting, seperti yang dikemukakan oleh Hamid pada tahun 2017 bahwa penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan penyampaian materi pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran peminatan desain grafis di SLB Negeri Cicendo Bandung yang kurang variatif dengan sumber materi yang masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan rancangan dan respons pengguna terhadap perancangan media pembelajaran berbasis situs web pada pembelajaran desain grafis untuk siswa tunarungu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Multimedia Development Life Cycle (MDLC) dengan enam tahap, yaitu konsep, perancangan, pengumpulan bahan, perakitan, uji coba, dan distribusi. Diketahui mayoritas siswa di dalam kelas desain grafis Fase D dapat mendengar suara yang sangat keras di dekat telinganya. Dari hasil pengumpulan informasi dan analisis kebutuhan belajar siswa tunarungu, dilakukan pembuatan media pembelajaran berbasis situs web menggunakan HTML dan CSS serta pembuatan video tutorial pembelajaran yang berisi penjelasan penggunaan tool pada Adobe Illustrator. Media pembelajaran yang telah dirancang divalidasi oleh ahli media serta ahli materi dan bahasa dengan hasil kriteria skor sangat layak digunakan. Kemudian media pembelajaran diuji cobakan kepada siswa dan mendapatkan kriteria skor sangat layak dengan respons yang baik. Sehingga media pembelajaran digital berbasis situs web yang dirancang dapat menyesuaikan kebutuhan belajar siswa tunarungu untuk dapat mempelajari tool pada Adobe Illustrator. ----- Special education focuses on developing the potential of each student through specialization subjects that provide life skills to students so that they can be implemented in the world of work, such as graphic design specialization subjects. In the learning process the use of learning media is very important, as stated by Hamid in 2017 that the use of learning media will greatly help the effectiveness of delivering learning material. Based on the observation results, it is known that the learning process in graphic design specialization subjects at Cicendo Bandung State SLB is less varied with limited material resources. The purpose of this study is to describe the design and user response to the design of website-based learning media in graphic design learning for deaf students. This study used the Multimedia Development Life Cycle (MDLC) research method with six stages, namely concept, design, material collection, assembly, testing, and distribution. It is known that the majority of students in a Phase D graphic design class can hear a very loud sound near their ear. From the results of gathering information and analyzing the learning needs of deaf students, a website-based learning media was created using HTML and CSS as well as making a learning video tutorial that contained explanations for using the tools in Adobe Illustrator. Learning media that has been designed are validated by media experts as well as material and language experts with the results of the score criteria being very feasible to use. Then the learning media was tested on students and got very decent score criteria with good responses. So that website-based digital learning media designed can adapt to the learning needs of deaf students to be able to learn tools in Adobe Illustrator

    KARYA FOTOGRAFI SEBAGAI ARSIP SEJARAH PERKEMBANGAN BUSANA ETNIK WANITA DI PULAU JAWA

    Get PDF
    Fotografi dapat dijadikan sebagai suatu media komunikasi, dokumentasi dan arsip sejarah dari suatu bangsa, yang dapat memperlihatkan bagaimana kondisi sosial dan budaya yang terjadi pada saat itu. Bangsa Indonesia memiliki ragam kebudayaan, salah satunya adalah busana etnik yang dimiliki setiap daerah di Indonesia. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perkembangan dan inovasi busana etnik wanita di pulau Jawa melalui proses akulturasi budaya dan pemikiran yang panjang, melalui karya fotografi. Penelitian dilakukan menggunakan metode studi literatur atau dokumentasi, dengan mengumpulkan data dari berbagai media dan dokumen. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa busana etnik yang diturunkan oleh nenek moyang kita adalah kain yang digunakan sebagai pakaian bawahan. Sedangkan kebaya, merupakan hasil akulturasi dari budaya-budaya yang dibawa oleh para pedagang timur tengah, eropa, maupun tiongkok, yang mengalami banyak perkembangan model dan menandakan terjadinya perkembangan pikiran serta rekam jejak sejarah mengenai kebudayaan yang kental di setiap daerah di pulau Jawa. Melalui karya fotografi sebagai arsip sejarah, dapat diamati bagaimana sejarah dan perkembangan busana etnik wanita di pulau Jawa dari masa ke masa

    Membentuk Karakter Wirausaha pada Siswa SMK melalui Penerapan Model Teaching Factory

    No full text
    Abstract: From data from the Central Statistics Agency, in 2019 the Open Unemployment Rate (TPT) in Indonesia was still dominated by residents with the latest education graduates from high school (SMK). It is believed that the cultivation and application of an entrepreneurial spirit in students can reduce the number of unemployed in Indonesia. So that the application of the Teaching Factory (TeFa) learning model can be a land or place for SMK students to practice entrepreneurship learning. The research was conducted using a literature study or documentation method, by collecting data from various media and documents, regarding the Teaching Factory Model and the entrepreneurial character. Most SMKs that have implemented TeFa use the 2013 curriculum, but not all of them have adapted to the needs of the industry. Entrepreneurship or entrepreneurial character is one of the goals of achievement in the application of TeFa learning. the school's TeFa model can monitor and evaluate the implementation of the next program. Schools can assist students in fostering TeFa activities at school, and can even innovate and engineer technology that is beneficial for both student independence and the industrial world. Students can increase their potential, thereby building the entrepreneurial potential of SMK and fostering the character of a successful entrepreneur. With the application of the Teaching Factory learning model, schools can monitor and evaluate the implementation of the TeFa program in schools so that they can form innovations for both student independence and industry. Keywords: Entrepreneurial character; learning model; teaching factory; vocationAbstrak: Dari data Badan Pusat Statistika, pada tahun 2019 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia masih didominasi oleh penduduk dengan lulusan pendidikan terakhir Sekolah Menengah Keatas (SMK). Penanaman dan penerapan jiwa wirausaha pada siswa, diyakini dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Sehingga penerapan model pembelajaran Teaching Factory (TeFa) dapat menjadi lahan atau tempat peserta didik SMK untuk mempraktekkan pembelajaran kewirausahaan. Penelitian dilakukan menggunakan metode studi literatur atau dokumentasi, dengan mengumpulkan data dari berbagai media dan dokumen, mengenai Model Teaching Factory dan karakter wirausaha. Kebanyakan SMK yang sudah menerapkan TeFa menggunakan kurikulum 2013, namun belum semuanya menyesuaikan dengan kebutuhan industri. Entrepreneurship atau karakter wirausaha merupakan salah satu tujuan ketercapaian dalam penerapan pembelajaran TeFa. model TeFa sekolah dapat memonitoring serta mengevaluasi dalam penyelenggaran program selanjutnya. Sekolah dapat membantu siswa dalam membina kegiatan TeFa di sekolah, bahkan dapat melakukan inovasi dan rekayasa teknologi yang bermanfaat baik untuk kemandirian siswa maupun dunia industri. Siswa dapat meningkatkan potensi yang dimiliki, sehingga membangun potensi kewirausahaan SMK dan membina karakter wirausahawan yang sukses. Dengan penerapan model pembelajaran Teaching Factory, sekolah dapat memonitoring dan mengevaluasi dalam penyelenggaraan program TeFa di sekolah sehingga dapat membentuk inovasi baik untuk kemandirian siswa maupun industri. Kata kunci: Karakter wirausaha; model pembelajaran; teaching factory; vokas
    corecore