21 research outputs found

    ANALISA EKSPERIMENTAL PIPA KALOR STAINLESS STEEL

    Get PDF
    Tulisan ini mengacu pada analisa eksperimental pipa kalor yang dibuat dari pipa stainless steel dengan diameter luar 9 mm, panjang 300 mm dan satu lapisan struktur kapiler dari kawat baja stainless steel dengan mesh 100. Fluida kerja yang digunakan adalah air destilasi. Pipa kalor memiliki panjang total 300 mm, panjang evaporator 90 mm dan panjang kondensor 100 mm. Kondensor didinginkan dengan konveksi paksa menggunakan air dan evaporator dipanaskan menggunakan kawat pemanas. Pengujian dilakukan untuk beban panas yang bervariasi dari 8 sampai 18 W dan variasi sudut 0o dan 45o terhadap vertikal. Posisi kondensor selalu di atas evaporator. Pipa kalor bekerja dengan baik untuk variasi daya  dan sudut yang diberika

    STUDI EKSPERIMENTAL KINERJA PIPA KALOR FLEKSIBEL

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja pipa kalor fleksibel. Pipa kalor fleksibel dibuat denganpanjang 450 mm. Bagian evaporator terbuat dari tembaga dengan panjang 150 mm, diameter dalam 4 mm dandiameter luar 5 mm. Bagian kondensor terbuat dari tembaga dengan panjang 150 mm, diameter dalam 4 mmdan diameter luar 5 mm. Bagian adiabatik terbuat dari bahan elastis silicon dengan diameter dalam 5 mm dandiameter luar 8 mm. Struktur sumbu stainless steel mesh 100 dan stainless steel mesh 50. Fluida kerjamenggunakan air murni. Bagian dalam adiabatik ditambahkan pegas untuk menjaga struktur sumbu tidak rusakpada saat ditekuk. Evaorator dipanaskan menggunakan heater dengan daya sebesar 12 W. Pipa kalor ditekukdengan susut tekuk 0o, 45o, 90o, 135o dan 180o.Hasil yang didapat menunjukkan kinerja pipa kalor fleksibel meningkat dengan berkurangnya sudut tekuk yangditunjukkan dengan hasil perhitungan tahanan termal pipa kalor. Tahanan termal pipa kalor mempunyai nilaipaling kecil pada saat pipa tidak ditekuk dan paling besar pada saat pipa kalor ditekuk dengan sudut 180o.Kinerja pipa kalor mesh 100 lebih baik dibandingkan pipa kalor mesh 50. Ini menunjukkanbahwa kapasitasperpindahan panas pipa kalor dipengaruhi oleh sudut tekuk pipa kalor. Nilai tahanan termal mesh 50 palingkecil terjadi pada susut 0o sebesar 0.24 K/W dan terbesar pada sudut 180o sebesar 0.40 K/W. Nilai tahanantermal mesh 100 paling kecil juga sama terjadi pada susut 0o sebesar 0.15 K/W dan terbesar pada sudut 180osebesar 0.23 K/W

    KINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pipa kalor dengan struktur sumbu fiber carbon yang akan dibandingkan terhadap pipa kalor dengan struktur sumbu stainless steel mesh 100. Dilakukan perhitungan kinerja pipa kalor pada berbagai variasi sudut pengoperasian (0o-90o), dengan menghitung laju perpindahan panas dan koefisien perpindahan panas konduksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Pipa kalor yang menggunakan struktur sumbu fiber carbon dan struktur sumbu stainless steel mesh 100 dibuat dari bahan pipa tembaga dengan diameter luar 9.525 mm, tebal 0.8 mm, panjang 300 mm. Didalam pipa kalor dimasukkan struktur sumbu fiber carbon dan stainless steel mesh 100. Fluida kerja yang digunakan adalah air karena air mudah didapat serta memenuhi syarat utama sebagai fluida kerja, yaitu tidak bereaksi dengan material pipa maupun struktur sumbu (wick), mampu beroperasi pada temperatur 30o - 200oC, sifat termalnya stabil dan panas laten yang tinggi. Pengujian pipa kalor dengan memberikan beban panas pada evaporator sebesar 14 W dan mendinginkannya pada bagian kondensor dengan pendinginan dilakukan secara konveksi paksa menggunakan air pada debit yang konstan.Hasil yang didapat menunjukkan bahwa laju perpindahan panas dan koefisien perpindahan panas konduksi pipa kalor dengan struktur sumbu fiber carbon dalam berbagai variasi sudut selalu lebih besar dibandingkan dengan pipa kalor struktur sumbu stainless steel mesh 100. Laju perpindahan panas tertinggi terjadi pada pipa kalor struktur sumbu fiber carbon dengan sudut 90o sebesar 13.8 W. Koefisien perpindahan panas konduksi pipa kalor struktur sumbu fiber carbon lebih besar dibandingkan dengan pipa kalor struktur sumbu stainless steel mesh 100 dengan nilai terbesar 16299.96 yang terjadi pada sudut 90o.Kata Kunci : Pipa Kalor, Struktur Sumbu, Fluida Kerj

    PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN 0o, 30o, 45o, 60o, 90o

    Get PDF
    Pipa kalor adalah perangkat yang dapat memindahkan panas dari suatu tempat ke tempat yang lain dengankecepatan tinggi , penurunan temperature relatif kecil dan kapasitas perpindahan panas yang besar.Dalam tulisan ini dilakukan pengujian untuk membandingkan kemampuan pipa kalor dalam memindahkan panasdengan variasi sudut . Untuk itu dibuat pipa kalor tembaga dengan diameter luar 9.525 mm, tebal 0.8 mm, panjang300 m yang akan diuji kemampuan memindahkan panas pada sudut 0o, 30o, 45o, 60o dan 90o terhadap arahhorizontal. Fluida kerja yang digunakan adalah air , karena mudah didapat serta memenuhi syarat utama sebagaifluida kerja, yaitu tidak bereaksi dengan material pipa maupun struktur sumbu (wick) dan mampu beroperasi padatemperatur 30o - 200oC, memiliki sifat termal stabil dan panas laten yang tinggi. Wick yang digunakan adalah wickstainless steel mesh 100. Pendinginan dilakukan secara konveksi paksa menggunakan air pada kondensor dengandebit air yang konstan. Beban panas yang diberikan pada evaporator tetap yaitu 14 W. Posisi pipa kalor bervariasidengan sudut 0o, 30o, 45o dan 90o terhadap arah horizontal. Pipa kalor dievaluasi secara eksperimen. Hasil yangdidapat menunjukkan bahwa kapasitas perpindahan panas pipa kalor meningkat dengan naiknya sudut. Pada sudut0o laju perpindahan panas hanya 5.95 W dan meningkat menjadi 9.73 W pada sudut 90o

    ANALISIS KEKUATAN POROS DAN RODA BERSIRIP PADA ALAT PENANAM PADI PORTABEL MELALUI PENDEKATAN SIMULASI

    Get PDF
    Farmers need automatic rice planting tools to increase crop yields. Currently, automatic planting tools are already on the market, but the price is relatively high, so an alternative automatic rice planter tool is needed that has a more affordable price. One of the very important components in an automatic rice planter is the shaft and wheels, so in this study focused on these two components. This study aimed to determine the strength of the shaft and finned wheels on the planter in the jajar legowo system through a simulation approach. This research method uses a simulation approach using Autodesk Inventor software which is applied to the components of the shaft and the wheel of the rice planter. The research begins with making a 3D model design, determining the shaft and wheel materials, meshing, determining boundary conditions, determining the loading position, and then running a voltage analysis simulation. The shaft material used is JIS G4501 Grade S45C steel, while the material for the wheels is JIS G3101 Grade S400 steel. The simulation results showed that the maximum von mises stress was 54.90 MPa, the maximum displacement was 0.113 mm, and the minimum safety factor value of 3.8. These results show that the shaft and wheel design on the rice planter has met the safe limit and can be continued in the manufacturing process stage

    Development of a drama gong performance model: an effort to preserve the traditional Balinese drama in the digital era

    Get PDF
    Drama Gong is a traditional Balinese performance art that enjoyed popularity. However, since the 1990s, the advent of television and the internet has led to a decline in the prominence of Drama Gong. Therefore, there is a pressing need to revitalize and innovate this traditional art form. One such effort by Balinese artists involves the creation of a digital adaptation known as 'Drama Keraton Cilinaya.' This qualitative descriptive research aims to explore the development model of Drama Gong in the digital era. The research data were collected through a comprehensive document analysis, which included the examination of seven episodes of 'Drama Keraton Cilinaya,' as well as direct observations and interviews with the creators. The findings revealed that 'Drama Keraton Cilinaya' has undergone significant internal and external innovations. Internally, the artists emphasized the importance of having an open mindset to embrace global changes, packaged stories for enhanced appeal and comprehension, incorporated contemporary dialogue, employed multiple languages, engaged younger talents, enhanced makeup and costume artistry, introduced digital music, and improved stage layouts. External innovations involve collaborations with artists beyond the Drama Gong tradition, utilizing digital technology in production, and distributing the performances through TV media and YouTube channels to broaden their audience reach. It is anticipated that the findings of this research will serve as a valuable digital packaging model, not only for Drama Gong but also for the development of other traditional Balinese performing arts, ensuring their sustainability in the digital era

    PEMANAS AIR SURYA PORTABLE BIAYA RENDAH

    Get PDF
    Ketersediaan listrik di daerah tepencil masih sangat minim. Untuk membuat air panas, masyarakatmasih memanfaatkan kayu bakar untuk memanaskan air. Sedangkan ketersediaan sinar mataharisangat berlimpah. Untuk memanfaatkan energi matahari tersebut dilakukan penelitian untukmembuat sebuah alat pemanas air menggunakan energi surya dengan kapasitas maksimum 12 literyang cukup untuk memenuhi kebutuhan mandi 1 orang. Temperatur air rata-rata yang dicapaidalam waktu 4 jam pada kondisi cerah adalah 44oC. Sasaran pengguna PSWH (Portable SolarWater Heater) adalah balita dan manula khususnya di daerah pedesaan untuk memenuhi keperluanmandi air hangat.Penelitian dilakukan pada bahan pembuat pemanas surya yaitu plastik bening, absorber dan jumlahisolator optimum. Tujuannya untuk mengetahui temperatur maksimum yang bisa dicapai denganmemanfaatkan bahan yang murah, kuat dan mudah dibuat. Hasil yang diperoleh setelah dilakukanpenelitian adalah bahan untuk plastik bening adalah polyethylene, absorbernya terbuat daripolyethylene black. Temperatur maksimum air yang diperoleh setelah 4 jam penjemuran adalah44oC

    Effect of Pertalite – Methanol Blends on Performance and Exhaust Emission of a Four-stroke 125 CC Motorcycle Engine

    Get PDF
    The paper showed the effect of using Pertalite – methanol blend fuel on performances and exhaust emission of a four-stroke 125 cc single cylinder engine. Two different blends of fuels, 100% Pertalite – 0% methanol (M0) and 70% Pertalite – 30% methanol (M30), were experimentally tested. The experiments were conducted with different engine speeds ranging from 5000 to 8500 rpm. Power, torque, brake specific fuel consumption (BSCF) and exhaust emissions were measured during the test. It was concluded that M30 blend generated the largest power, 5.28 kW, at 7500 RPM. The M30 fuel also produced the highest torque, 7.1Nm, at 5500 RPM. For the specific fuel consumption, the best value of M30 fuel was 0.39 kg/kW.h, at 7500 RPM, while the M0 fuel has the best value at 7500 RPM that was 0.21 kg/kW.h. The M30 blend fuel decreased the emissions of carbon monoxide (CO), carbon dioxide (CO2), and hydrocarbon (HC).     Keywords: Pertalite, methanol, power, torque, exhaust emissio

    PENGARUH PENCAMPURAN BIOETHANOL SEBAGAI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

    Get PDF
    Cadangan energi fosil Indonesia yang terbatas memicu munculnya masalah krisis BBM di Indonesia. Untuk mengatasi masalah kelangkaan bahan bakar beberapa cara dapat dilakukan antara lain dengan pencampuran bahan bakar dan bioethanol. Penggunaan bioetanol merupakan salah satu upaya pemanfaatan sumber energi biomassa karena bioetanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Untuk itu penulis melakukan campuran bahan bakar RON 88 dan bioethanol dengan persentase variasi bahan bakar 100% RON 88 (E0), 10% bioetanol-90% RON 88 (E10), 20% bioetanol-80% RON 88 (E20) . Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yang dilakukan di laboratorium menggunakan motor bensin empat langkah. Variasi putaran mesin yang digunakan yaitu 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm dan 7000 rpm. Kemudian masing-masing campuran bahan bakar diuji secara bergantian melalui sepeda motor yang dihubungkan pada dinamometer sasis dan exhauste gas analyzer. Berdasarkan hasil pengujian, penggunaan bioetanol sebagai campuran bahan bakar RON 88 terbukti mampu meningkatkan daya dan torsi serta mereduksi emisi gas buang. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa, peningkatan daya dan torsi terbaik saat menggunakan bahan bakar campuran RON 88 dan bioetanol 20% (E20) dengan persentase peningkatan torsi sebesar 0,1 Nm (2,12%) dan daya maksimum sebesar 0,01 kW (0,53%), serta pemakaian bahan bakar menurun sebesar 0,001 ml/detik pada putaran mesin 3000 rpm hingga 5000 rpm. Dan penurunan pengujian emisi gas buang penurunan kadar CO dan HC terbaik diperoleh pada saat menggunakan bahan bakar campuran RON 88 dan bioethanol 20% (E20). Penurunan kadar CO dan HC terbaik diperoleh pada saat menggunakan bahan bakar campuran RON 88 dan bioethanol 20% (E20). &nbsp

    ANALISIS GEOMETRI PELURU TERHADAP NILAI DRAG COEFFICIENT PADA KECEPATAN 304,8 m/s

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai drag coefficient dari peluru senapan angindengan menggunakan software Ansys Fluent 15.0 dan untuk mengetahui pengaruh distribusi tekanan,kecepatan, dan pathline velocity terhadap nilai drag coefficient. Penelitian dilakukan denganmenggunakan peluru senapan angin dengan bentuk kepala field point, flat nosed dan round head denganvariasi bentuk badan skirt dan lurus.Hasil penelitian menunjukkan bahwa disetiap bentuk kepala pelara peluru dan variasi badannyamengalami kecepatan dan tekanan yang berbeda dan menghasilkan gaya yang berbeda, drag coefficient yangterbesar dialami oleh bentuk kepala peluru flat nosed dan yang terendah dialami oleh bentuk kepala pelururound head dapat diketahui bawah, dengan bentuk kepala yang lebih luas menghasilkan tekanan udara yangbesar pada ujung kepala peluru, perbedaan tekanan pada bagian depan dan belakang peluru yang besarmenghasilkan nilai drag coefficient yang besar.Hasil dari simulasi mendapatkan nilai drag coefficient padapeluru filed point skirt sebesar 0,5219 field point lurus sebesar 0,5045 flat nosed skirt sebesar 0,5943 flat nosedlurus sebesar 0,5773 round head skirt sebesar 0,4313 round head lurus sebesar 0,4232 dengan kecepatanangin sebesar 304,8 m/s
    corecore