6 research outputs found

    IbM KELOMPOK IBU RUMAH TANGGA DALAM PRODUKSI TEPUNG MAIZENA DI DESA TANGGUNGHARJO, GROBOGAN

    Get PDF
    Desa Tanggungharjo adalah salah satu lumbung jagung untuk Grobogan. Namun, harga jagung relatif murah, terutama ketika panen melimpah, membuat mereka pendapatan tidak memadai. Ibu rumah tangga ingin melakukan kegiatan produktif yang dapat membantu pendapatan keluarga dengan mengolah jagung menjadi produk tepung jagung. Oleh karena itu aplikasi yang diperlukan dari ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan IbM. Mitra kegiatan IbM adalah ibu rumah tangga/ petani jagung di RT 02 dan RT 03 RW 06, Desa Tanggungharjo, Grobogan. Kegiatan IbM yang dilakukan adalah untuk memberikan pendidikan, pelatihan, dan bantuan dalam pengembangan dan pengolahan jagung menjadi tepung jagung (maizena). Metode ini dilakukan melalui konseling dan pelatihan pengolahan jagung, praktek membuat tepung jagung, praktek kemasan, dan kegiatan mentoring. Hasil dari program IbM membaik keterampilan mitra dalam memproduksi pati jagung yang dapat dikembangkan sebagai usaha kecil dengan sumber penghasilan tambahan

    Pemberdayaan Kelompok Istri Tani Ternak melalui Pembuatan Produk Olahan Susu di Kelurahan Wates, Kota Semarang, Jawa Tengah

    Get PDF
    Susu merupakan bahan makanan dengan kandungan gizi yang lengkap, tetapi mudah mengalami kerusakan. Pengolahan susu menjadi produk olahan susu harus dilakukan guna menanggulangi kerusakan susu segar dan  memberi nilai tambah susu. Namun, masih banyak petani ternak yang belum mengolah susu yang tidak habis terjual karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan tentang pengolahan susu termasuk Kelompok Tani Ternak (KTT) di Kelurahan Wates, Semarang. Padahal, keterampilan membuat produk olahan susu, seperti kerupuk dan stik susu, dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Mitra kegiatan PKM ini adalah kelompok istri peternak sapi KTT Air Bening I dan KTT Air Bening II di Kelurahan Wates, Semarang. Kegiatan PKM yang dilakukan meliputi penyuluhan dan pelatihan pembuatan kerupuk dan stik susu, praktek pengemasan, pendampingan dalam mengembangkan dan mengolah susu segar menjadi produk olahan susu, serta monitoring kegiatan. Hasil dari program PKM adalah peningkatan keterampilan mitra dalam memproduksi makanan olahan susu yang dapat dikembangkan sebagai usaha kecil untuk sumber penghasilan tambahan.Kata kunci: susu, kerupuk susu, stik susuAbstractMilk is an ingredient with a complete nutritional content, but is easily damaged. Processing milk into dairy product must be carried out in order to overcome the damage to fresh milk and gives added value to milk. However, there are still many livestock farmers who have not processed milk that has not been sold out due to limited knowledge and skills about milk processing including Kelompok Tani Ternak (KTT) who is a group of Livestock Farmer in Wates Village, Semarang. In fact, the skills to make dairy products, such as crackers and milk stick which are common Indonesian snacks, can be developed to increase farmer's income. Partners of PKM activities are groups of wives of cattle farmers from the KTT Clear Water Summit I and the KTT Air Bening II in Wates Sub-district, Semarang. PKM activities include counseling and training in making crackers and milk sticks, packaging practices, mentoring about developing and processing fresh milk into dairy products, and monitoring other activities. The outcome of the PKM program is the improvement of partner skills in producing dairy product that can be developed by small businesses for additional sources of income

    IbM Industri Rumah Tangga Camilan di Kelurahan Pudakpayung, Semarang

    Get PDF
    Program Pengabdian IbM ini dilaksanakan pada dua industri rumah tangga camilan di Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Semarang, yaitu IRT keripik sayur Berkah Zahran dan IRT kue jepit (belum berlabel). Kapasitas produksi dan kualitas produk di kedua IRT masih rendah dengan area pemasaran masih di sekitar Semarang, belum meluas ke daerah lain. Permasalahan yang dihadapi kedua mitra pada dasarnya sama, yakni menyangkut keterbatasan teknologi produksi. Permasalahan yang ada pada IRT Berkah Zahran meliputi: teknologi perajangan sayur, teknologi penirisan keripik, dan kapasitas peralatan penggorengan; sedangkan permasalahan pada IRT kue jepit meliputi teknologi pencampuran adonan, teknologi pressing kue jepit, kerusakan alat pencetak kue. Program IbM ini bertujuan untuk membantu dan memotivasi mitra meningkatkan kualitas produk dan kapasitas produksi kedua mitra melalui perbaikan teknologi produksi. Dengan demikian, pasar produk kedua mitra menjadi semakin luas dan dampaknya omzet mereka meningkat. Kegiatan IbM yang telah dilakukan adalah memberikan penyuluhan tentang teknologi produksi, pelatihan tentang pengoperasian alat produksi, dan serah terima alat produksi dari tim IbM kepada kedua mitra. Kegiatan IbM yang telah dilakukan memberikan dampak positif terhadap kualitas dan kuantitas (kapasitas produksi) di kedua IRT camilan. Proses produksi kedua mitra menjadi makin efisien dan efektif. Hal ini menjadikan kedua mitra termotivasi untuk meningkatkan kapasitas dan memperluas jangkauan pemasaran produknya

    High-Performance Polymeric Surfactant of Sodium Lignosulfonate-Polyethylene Glycol 4000 (SLS-PEG) for Enhanced Oil Recovery (EOR) Process

    Get PDF
    Recently, the increase in fuel oil demand was not supported by petroleum production due to the low productivity of old wells. Furthermore, an appropriate technology, such as Enhanced Oil Recovery (EOR) technology, is needed to maximize the productivity of the old well. Therefore, the purpose of this study was to synthesize a polymeric surfactant for the EOR process from sodium lignosulfonate (SLS) and polyethylene glycol (PEG) in various SLS to PEG ratios, namely 1:1 (PS1), 1:0.8 (PS2), and 1:0.5 (PS3). The surfactants were characterized using several methods, such as Fourier Transform-Infrared spectroscopy (FT-IR), compatibility, stability, viscosity, and phase behavior tests. The performance of the surfactants for the EOR process in different brine solution concentrations (16,000 ppm and 20,000 ppm) was also studied. The result showed that the introduction of the PEG molecule to the surfactant had been successfully conducted as FT-IR analysis confirmed. The surfactant's hydrophilicity increased with the introduction of PEG due to the increase of the ether group. A Winsor Type I or lower phase microemulsion was formed due to the high hydrophilicity. The highest oil yield (79 %) was obtained by PS1 surfactant, which has the highest PEG dosage, in a brine solution of 1,600 ppm. Therefore, it was concluded that the introduction of PEG could increase the hydrophilicity, viscosity, and EOR performance

    KARAKTERISTIK CAT CLEAR DARI LIMBAH AMPAS AREN

    No full text
    Limbah ampas aren di daerah Boja Kabupaten Kendal mengandung kadar cellulose 82,03%. Cellulose ini berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan resin cat clear ramah lingkungan. Proses pembuatan cat clear dilakukan dengan tiga tahap yaitu proses delignifikasi, proses nitrasi, dan mixing. Proses reaksi dilakukan dalam reaktor yang dilengkapi dengan pengaduk dan pengukur suhu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi optimum perbandingan campuran castor oil : nitrocellulose (0,5:1; 1:1; 1;2; 1:3; 1:4; 1: 5) dan Jumlah Co-Naphtenate : 0,5%; 1%, 1,5%; 2%, 2,5 % untuk mendapatkan cat clear paling baik dilihat dari karakteristik gloss level,drying time dan daya lekat. Hasil aplikasi cat clear pada panel kayu menunjukkan bahawa perbandingan campuran castor oil : nitrocellulose (1:5) dengan tambahan Co-Naftanet 2,5%, memberikan hasil gloss level terbaik 78,5, drying time 32 menit dan .daya lekat 0 (tidak ada yang mengelupas). Kata kunci: Limbah ampas aren, cat clear, gloss level, drying time, daya lekat
    corecore