2,975 research outputs found

    LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA Jl. A.M Sangaji No. 50 Jetisharjo, Yogyakarta

    Get PDF
    Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Yogyakarta semester khusus tahun 2014 yang berlokasi di SMA Negeri 11 Yogyakarta telah dilaksanakan oleh mahasiswa pada tanggal 2 Juli - 17 September 2014. Kelompok PPL di lokasi ini terdiri dari 6 mahasiswa dari 3 program studi, yaitui, Bimbingan Konseling, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Geografi. Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah melatih mahasiswa agar memiliki pengalaman faktual tentang proses pembelajaran dan kegiatan kependidikan lainnya di sekolah, sebagai bekal untuk mengembangkan diri sebagai tenaga keguruan yang profesional yang memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi penyusunan RPP, praktek mengajar, pembuatan soal evaluasi, serta kegiatan lainnya yang diselenggarakan di sekolah. Praktek mengajar dimulai dari tanggal 8 Agustus sampai dengan 13 September 2014, dilakukan sebanyak total 15 kali pertemuan di kelas X IIS 1, X II 2, dan X MIA 7. Pokok bahasan yang diajarkan untuk kelas X meliputi Pengertian ilmu ekonomo, pembagian ilmu ekonomi, prinsip motif dan tindakan ekonomi, kelangkaan, biaya peluang, skala prioritas, pilihan, pengelolaan keuangan, masalah pokok ekonomi, sistem ekonomi. Program kegiatan PPL dapat terlaksana dengan baik dan lancar berkat adanya bimbingan dan arahan dari guru pembimbing dan dosen pembimbing selama praktek mengajar serta peran aktif peserta didik selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar (KBM). Selain itu terlaksananya program PPL ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari pihak sekolah yang telah memberikan keluasan kesempatan kepada para mahasiswa PPL untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Namun terdapat hambatan yang ditemui praktikan dalam melaksanakan PPL yakni praktikan masih kurang dalam penguasaan kelas, selama pembelajaran berlangsung seringkali praktikan mengalami kesulitan dalam mengontrol siswa terutama saat menerangkan materi karena ada sebagian siswa yang tidak memperhatikan. Praktikan menyadari bahwa munculnya hambatan dalam pelaksanaan kegiatan PPL adalah hal yang wajar. Karena hal ini merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi praktikan selama kegiatan PPL

    PENGGUNAAN OPEN-GUIDED INQUIRY WORKSHEET DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEGIATAN OSEAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

    Get PDF
    Kurikulum 2013 menekankan terlaksanannya kegiatan pengalaman belajar pokok selama proses pembelajaran langsung guna mencapai kompetensi yang telah ditetapkan dalam standar kompetensi lulusan. Pengalaman belajar pokok tersebut meliputi kegiatan mengamati (Observing), menanya (queStioning), mengumpulkan informasi (collEcting information), mengasosiasi (Associating), dan mengkomunikasikan (commuNicating). Dalam penelitian ini, pengalaman belajar pokok tersebut diistilahkan dengan OSEAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan dalam kegiatan OSEAN dan prestasi belajar siswa setelah digunakan lembar kerja terbuka berbentuk open-guided inquiry worksheet dalam pembelajaran berbasis masalah pada materi kalor. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang siswa kelas VII yang dipilih menggunakan teknik cluster random sampling di salah satu SMP Kabupaten Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain one group pre-test – post-test design. Kegiatan OSEAN yang diamati adalah kegiatan OSEAN selama proses pembelajaran yang diukur menggunakan lembar observasi dan kegiatan OSEAN dalam memecahkan masalah sains yang diukur menggunakan open-guided inquiry worksheet. Sedangkan prestasi belajar siswa diukur menggunakan soal pilihan ganda yang diujikan saat pre-test dan post-test. Hasil analisis terhadap data penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dalam kegiatan OSEAN selama proses pembelajaran dengan peningkatan terbesar berada pada kegiatan mengumpulkan informasi. Didapat pula peningkatan nilai siswa untuk kegiatan OSEAN dalam memecahkan masalah. Selain itu, didapat pula N-gain sebesar 0,38 yang menunjukkan bahwa peningkatan prestasi belajar siswa berada dalam kategori sedang. Kata Kunci: OSEAN, Pembelajaran Berbasis Masalah, Open-Guided Inquir

    THE INFLUENCE OF THE STUDENTS’ MASTERY IN TENSES ON THEIR ABILITY IN WRITING SENTENCES AT THE SECOND GRADE STUDENTS OF SMP PGRI CIWARINGIN

    Get PDF
    SRI MULYANI:The Influence of The Students’ Mastery in Tenses on Their Ability in Writing Sentences at The Second Grade Students of SMP PGRI Ciwaringin Indonesia is one of the countries whose people learn English for the sake of international relationship and for the sake of its own development. Therefore, students are taught English since they are in Elementary school. By learning the international language as soon as possible, it is hoped that they can acquire the language more easily. And their lack of tenses mastery seems to be the problem on their ability in writing sentences. There are four skills in any language namely, listening, speaking, reading, and writing. Those skills should be mastered if someone wants to be good at a language. For junior high school students , it is the right time to learn and master writing skill and of course with a good grammar use. One of the language rules is tenses, generally tenses is the change of verb to express time of an event. If they can make correct and grammatical sentences, absolutely they can make good writing in the future. Therefore, the writer is of the opinion that the students must have mastered grammar, especially tenses to write good sentences in English. The method of the research is quantitative. It means that the researcher does the research by using the formula of statistic, especially by using the formula of product moment correlation by Pearson. The population of the research is 42 students. It means that the population is less than 100, so all of the population are taken as the sample of the research. The qualitative data are analyzed by observing the objective condition of the school, and the quantitative data are analyzed by using product moment by Pearson. The result of the influence of the students’ mastery in tenses on their ability in writing sentences at the second grade students of SMP PGRI Ciwaringinindicates that the students have a good ability in mastering tenses and they can make good sentences. It shows that the result has the positive influence, it means that there is a good influence of the students’ mastery in tenses on their ability in writing sentences, they can write English correctly when they understand and master the tenses. From the result of the research shows that the students’ mastery in tenses reaches the score 66.19, the students’ ability in writing sentences shows the score 69.29, and the influence of the students’ mastery in tenses and their ability in writing sentences shows the score 0.72.it meansthat there isa positive and significant influence, of the students’ mastery in tenses on their ability in writing sentences, they can write English correctly after they understand and master the tenses. The students with good tenses mastery can make good sentences while the students with less tenses mastery can’t make good sentences yet. Therefore, tenses is very important in understanding English.:The Influence of The Students’ Mastery in Tenses on Their Ability in Writing Sentences at The Second Grade Students of SMP PGRI Ciwaringin Indonesia is one of the countries whose people learn English for the sake of international relationship and for the sake of its own development. Therefore, students are taught English since they are in Elementary school. By learning the international language as soon as possible, it is hoped that they can acquire the language more easily. And their lack of tenses mastery seems to be the problem on their ability in writing sentences. There are four skills in any language namely, listening, speaking, reading, and writing. Those skills should be mastered if someone wants to be good at a language. For junior high school students , it is the right time to learn and master writing skill and of course with a good grammar use. One of the language rules is tenses, generally tenses is the change of verb to express time of an event. If they can make correct and grammatical sentences, absolutely they can make good writing in the future. Therefore, the writer is of the opinion that the students must have mastered grammar, especially tenses to write good sentences in English. The method of the research is quantitative. It means that the researcher does the research by using the formula of statistic, especially by using the formula of product moment correlation by Pearson. The population of the research is 42 students. It means that the population is less than 100, so all of the population are taken as the sample of the research. The qualitative data are analyzed by observing the objective condition of the school, and the quantitative data are analyzed by using product moment by Pearson. The result of the influence of the students’ mastery in tenses on their ability in writing sentences at the second grade students of SMP PGRI Ciwaringinindicates that the students have a good ability in mastering tenses and they can make good sentences. It shows that the result has the positive influence, it means that there is a good influence of the students’ mastery in tenses on their ability in writing sentences, they can write English correctly when they understand and master the tenses. From the result of the research shows that the students’ mastery in tenses reaches the score 66.19, the students’ ability in writing sentences shows the score 69.29, and the influence of the students’ mastery in tenses and their ability in writing sentences shows the score 0.72.it meansthat there isa positive and significant influence, of the students’ mastery in tenses on their ability in writing sentences, they can write English correctly after they understand and master the tenses. The students with good tenses mastery can make good sentences while the students with less tenses mastery can’t make good sentences yet. Therefore, tenses is very important in understanding English

    Meningkatkan Kemampuan Membedakan Perbuatan Benar Dan Salah Melalui Metode Bercerita Menggunakan Wayang Kardus Pada Kelompok B Di TK Pertiwi 1 Puluhan, Jatinom,Klat

    Get PDF
    Peningkatan Membedakan Perbuatan Benar dan Salah Perlu Ditingkatkan, oleh karena itu pembelajaran harus menarik dan menyenagkan. Salah satu untuk meningkatkan kemampuan membedakan perbuatan benar dan salah adalah melalui metode bercerita dengan menggunakan wayang kardus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membedakan perbuatan benar dan salah, penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas , sedangkan subjek penelitian adalah anak didik kelompok B TK Pertiwi I Puluhan, semester II tahun ajaran 2011/2012. Adapun jumlah anak didik kelompok B TK Pertiwi I Puluhan adalah 9 anak. Penelitian ini bersifat kalaboratif antara peneliti yang merangkap sebagai kepala sekolah dan guru kelas. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan membedakan perbuatan benar dan salah melalui metode bercerita dengan menggunakan wayang kardus. Peningkatan pada siklus I sebesar 15,28%, peningkatan siklus II sebesar 14,36%, dan siklus III sebesar 10,19%. Untuk peningkatan kemampuan membedakan perbuatan benar dan salah melalui bercerita dengan menggunakan wayang kardus juga didukung indicator yaitu mampu menunjukkan perilaku yang benar, memahami perbuatan benar dan salah , mampu menyebutkan perilaku yang benar dan salah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bercerita dengan menggunakan wayang kardus dapat meningkatkan membedakan perbuatan benar dan salah

    PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI PADA KELAS AKSELERASI DI SMA NEGERI 1 SRAGEN

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1. Ciri-ciri pembelajaran budi pekerti yang dilakukan oleh guru pada kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Sragen 2. Strategi pembelajaran budi pekerti agar dapat menghasilkan nilai-nilai luhur yang diharapkan. 3. Hambatan dan kendala apa yang dirasakan oleh guru dalam pembelajaran budi pekerti sehingga menghasilkan nilai-nilai luhur. Sejalan dengan tujuannya, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan rancangan etnografi. Data dikumpulkan melalu i instrumen berbentuk observasi, dokumentasi; wawancara mendalam. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif model interaktif. Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: Pembelajaran budi pekerti di kelas akselerasi dapat dilakukan dengan: a. menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggungjawab dalam membuat rancangan, proses, dan penelitian; b. menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa; c. Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran si siswa jalan atau tidak. Dalam pembelajaran budi pekerti di kelas akselerasi guru berperan sebagai mediator dan fasilitator bukan sebagai pentransfer ilmu pengetahuan. Untuk mewujudkan adanya keteladanan yang baik dari guru atau kepala sekolah dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan jalan: (1) Sebagai contoh (teladan); (2) Menciptakan komunikasi yang baik antar warga sekolah; (3) Memberikan instruksi kepada semua warga sekolah; (4) Menberikan fasilitas yang memadai; (5) Menciptakan kegiatan yang dapat menumbuhkan nilai-nilai moralitas pada siswa; (6) Membuat kerja sama dengan orang tua siswa

    Peningkatan Kemampuan Mengelompokkan Benda Melalui Penggunaan Media Manik-Manik Pada Kelompok B TK Aisyiyah 1 Dibal Semester II Tahun 2011/2012

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif anak melalui penggunaan media manik-manik pada anak didik kelompok B TK Aisyiyah I Dibal Tahun Pelajaran 2011/2012.Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian tindakan ini adalah anak kelas B TK Aisyiyah I Dibal yang berjumlah 20 anak. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti, guru kelas dan kepala sekolah. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data diperiksa dengan triangulasi. Data dianalisis dengan tehnik koparasi/perbandingan, yaitu membandingkan hasil yang dicapai oleh anak dengan indikator kinerja.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif anak mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Kemampuan kognitif anak meningkat dari prasiklus 40,6% menjadi 60,63% pada siklus I. Pada siklus II kemampuannya meningkat menjadi 72,43% dan pada siklus III meningkat hingga mencapai 82,65%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui penggunaan media manik-manik dapat meningkatkan kemampuan kognitif ana

    THE CORRELATION BETWEEN THE STUDENTS’ MASTERY IN NEW WORDS AND THEIR ABILITY TO COMPREHEND THE ENGLISH TEXT AT THE ELEVENTH GRADE OF SMAN 1 RAJAGALUH MAJALENGKA

    Get PDF
    Sri Mulyani : The Correlation Between the Students’ Mastery in New Words and Their Ability to Comprehend the English Text at the Eleventh Grade of SMAN 1 RAJAGALUH MAJALENGKA Language is the most important tool to communicate and interact among people. English position in Indonesia is very important because it is the first foreign and international language. Besides, one of the main point in English is Reading. It is because by reading the students are able to know everything, especially the information in the world. By reading the English text also the students can improve new word or new vocabulary in order that they are able to comprehend the English text. According to Smith (1997:71) States that words is something that has a meaning and can be found in the dictionary. Learning language is very important to know a word because words is a singel unit of language and by knowing words we can understand when we read the text. Linse (2005, 69) said that reading is a sets of skills that involves making sense and deriving meaning from the printed word. In order to read, we must be able to decode the printed words and also comprehend what we read. The writer took 160 students as the population of research and 40 students as the sample of research. The method used in this study is descriptive method by quantitative approach. The techniques of collecting data in this study are by using observation, interview, and test. Then, analyze by the formula of product Moment Correlation. SMAN 1 RAJAGALUH MAJALENGKA is one of the Senior High School that uses the curriculum namely KTSP. That school located at Jalan Raya Mutiara Rajagaluh, the distric of Rajagaluh, The regency of Majalengka. Refers to the students’ test in mastery of new words is 70.25. It can be considered as “good”. Meanwhile, the average score of the students’ ability to comprehend the English text 81.75. It can be considered as “very good”. So, there are correlation between the students’ mastery in new words and their ability to comprehend the English text in approve the correlation is 0.44. It can be considered as “sufficient or enough”. Based on the result of the research, it can be known that there is sufficient or enough correlation between the students’ mastery in new words and their ability to comprehend the English text. It means that the students’ mastery in new words should be able in comprehend the English text

    Pengelolaan Kedisiplinan Siswa di SMP Negeri 7 Surakarta

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan: 1) karakteristik perencanaan bimbingan dan konseling; 2) karakteristik pelaksanaan dan pengendalian bimbingan dan konseling; dan 3) karakteristik evaluasi pengelolaan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 7 Surakarta dalam penanganan kedisiplinan siswa serta solusi yang dilakukan. Jenis penelitian adalah penelitian penelitian deskriptif kualitatif. Desain penelitian adalah model pendekatan etnografi. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 7 Surakarta dengan objek berupa pengelolaan kedisiplinan di sekolah tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumen. Teknik analisis data dilakukan menggunakan analisis interaktif. Keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi, member check, dan key informant review. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Proses perencanaan program dilakukan melalui langkah-langkah: identifikasi kebutuhan, penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan dan penilaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan. Salah satu bentuk pelaksanaan studi kelayakan yang dilakukan di SMP Negeri 7 Surakarta adalah menerapkan hukuman berjenjang untuk meningkatkan disiplin bagi siswa; 2) Pelaksanaan dan Pengendalian Bimbingan dan Konseling: (a) Langkah strategis dilakukan melalui penyusunan tata tertib sekolah, pemberian layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan guru Bimbingan dan Konseling, serta melalui pemberian sanksi yang bersifat mendidik bagi siswa yang melanggar tata tertib sekolah, (b) Ada tiga bentuk pengaturan perilaku yang dilakukan sekolah, yaitu pengaturan terhadap kelakua n, kerajinan, dan kerapian, (c) Pengaturan perilaku disiplin siswa yang dilakukan sekolah melalui penetapan tata tertib sekolah didasarkan pada asas tujuan, dan (d) melakukan upaya perbaikan perilaku disiplin siswa melalui layanan informasi Bimbingan dan Konseling; 3) Evaluasi program layanan Bimbingan dan Konseling dalam penanganan kedisiplinan siswa di SMP Negeri 7 Surakarta dilaksanakan setiap semester, yaitu pada akhir semester. Aspek yang dinilai dalam evaluasi mencakup enam aspek penilaian, yaitu: 1) Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan; 2) Keterlaksanaan program; 3) Hambatan-hambatan yang dijumpai; 4) Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar; 5) Respon siswa, personil sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan bimbingan; dan 6) Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan
    • 

    corecore