336 research outputs found
ELUSIDASI SENYAWA ANTIDIABETES DARI KULIT AKAR TUMBUHAN KULU (ARTOCARPUS CAMANSI)
ABSTRACTAntidiabetic testing of the crude extract of n-hexane, the fraction groups A, B, C, D and C43 isolates from kulu root bark (Artocarpus camansi) have been performed. The greatest result of the power of reducing blood glucose was group of fraction A, at minute 60, followed by crude extract of n-hexane, group of fraction B, group of fraction C, group of fraction D and isolate C43. While group of isolate C43, the greatest ability to lower blood glucose in the 30th minute, but in the 90th minute raised blood glucose mice. Group A fraction at minute 120, had higher mean glucose level and significantly different than positive control with 95% confidence level (
VARIASI BAHASA DALAM SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI
Tukang Bubur Naik Haji (TBNH)merupakan sebuah sinetron yang ditayangkan di RCTI setiap hari mulai pukul 19.30 WIB. Sinetron ini diproduksi oleh SinemArt, pertama kali
ditayangkan pada tanggal 28 Mei 2012, dan sampai saat ini masih terus berjalan.Dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji, ditemukan beragam latar belakang budaya dari para tokohnya yang berdialog (berkomunikasi)secara bersama-sama dengan keunikkan dan
kekhasan dialek dan idiolek masing-masing. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptifkualitatif,
teknik rekaman dan catat, serta pengamatan terhadap pola dan kegiatan
komunikasipara tokoh yang terlibat dalam sinetron. Variasi bahasa dalam sinetron TBNH
dipolakan (1) secara linguistik dan (2) secara sosial.Variasi linguistik banyak dipengaruhi
oleh tujuan partisipan dan suasana saat terjadinya percakapan, berupa kalimat pendek dan
panjang.Dialek dan kosa kata dalam TBNH diucapkan tanpa mengenal tingkatan sosial. Tema
budaya dalam sinetron TBNH berupa kesederhanaan, cinta kasih, persahabatan, keakraban,
kesantunan, dan keadilan. Adapun faktor-faktor penunjang komunikasi adalah partisipan,
tujuan, norma, usia, tingkat sosial partisipan, dan tujuan
Perbedaan Perawatan Dengan Kasa Steril Dan Povidone Iodine 10% Terhadap Lama Lepas Tali Pusat Pada Bayi Di Wilayah Puskesmas Karanganom Kabupaten Klaten
Latar belakang penelitian ini salah satu penyebab kematian pada neo nates adalah karena penyakit infeksi yaitu tetanus neo natorum. Infeksi ini disebabkan karena pemotongan tali pusat yang tidak bersih pada waktu lahir dan perawatan tali pusat yang tidak benar (Depkes RI, 2003).Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka kematian bayi (AKB) di Indonesia 32/1.000 kelahiran hidup. Diantara angka tersebut 19 terjadi dimasa neonatal (0-28 hari), AKB di Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,34/1.000 kelahiran hidup, AKB di Klaten tahun 2012 sebesar 10,8/1.000 kelahiran hidup.Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan perawatan kasasteril dan povidone iodine 10% terhadap lama lepas tali pusat pada bayi di wilayah Puskesmas Karanganom. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dari bayi yang dirawat tali pusatnya di wilayah puskesmas karanganom. Instrument penelitian adalah kuesioner. Analisis data menggunakan uji T-Test.Hasil penelitian menunjukan hipotesa ditolak bahwa tidak ada perbedaan lama lepas tali pusat antara yang dirawat dengan kasa steril dan yang dirawat dengan povidone iodine 10 % yang ditunjukan dengan hasil t=0,475 dan p=0,638(p>0,05).Kesimpulan menunjukan bahwa tidak ada perbedaan perawatan dengan kasa steril dan povidone iodine 10% terhadap lama lepas tali pusat pada bayi baru lahir di wilayah Puskesmas Karanganom. Disarankan dijadikan pilihan tentang bahan perawatan tali pusat antara kasa steril dan povidone iodine 10 % karena sama – sama efektif
Pengelompokan Kultivar Ketumbar Berdasar Sifat Morfologi
Coriander (Coriandrum sativum L.) is an annual crop, limitedly cultivated in the high land areas. Based on the fruit shape the plant could be groped into three types: globularsmall, globular-big, and ovoid. There were 13 accession numbers of coriander collected from production area in Indonesia or other countries. They were varied in fruit shape and some of morphological characters. To analyze the relationship among the accession based on morphological character, the plant was planted at Manoko, Lembang (1200 m asl). Morphological characters were observed from 10 plant and based on the resulted data, analysis of genetic resemblance were carried out using average taxonomic distance of dissimilarity with NTSYSpc-2.1. Results showed that the accession of coriander can be classified into four groups. The first group only consist of introduced cultivar from Japan, the second group consist of coriander collected from Sungaitarap, Padanglawas, Sumbar, Sungayang, Madiun, Irak, Thailand, and Mesir, where each introduced cultivar made an exclusive sub group. The third group are cultivar collected from Jember and Cipanas, while the fourth groups are cultivar collected from Kadipekso and Temanggung. Collected cultivars from nearby areas tended to belong to the same group
KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI DARAT PADA ERA ADAPTASI BARU DI GILI TRAWANGAN
Pelayanan yang sepenuh hati adalah pelayanan yang menyeluruh. Pelayanan tidak terlepas dari kualitas pelayanan jasa yang merupakan faktor terpenting bagi suatu perusahaan yang bersangkutan, agar perusahaan dapat terus berdiri dan berkembang. Cara meningkatkan kualitas jasa adalah dengan berusaha untuk mengetahui dan memahami keinginan pelanggan. Pelayanan yang berkualitas terjadi apabila jasa atau produk (hasil) yang dirasakan oleh pelanggan sama atau melebihi harapan pelanggan maka pelayanan tersebut dikatakan berkualitas. Pada penelitian ini penulis melakukan analisis tingkat kualitas pelayanan transportasi darat di Gili Trawangan dengan tujuan mengetahui tingkat kualitas pelayanan dan mengusulkan atribut yang perlu ditingkatkan kualitas pelayananya. Dengan menggunakan metode servqual (service qulity) didapatkan nilai rata=rata servqual gap keseluruhan sebesar -0,5 yang menggambarkan kualitas pelayanan transportasi darat di Gili Trawanagan belum memenuhi harapan pelanggan dan masih perlu dilakukan perbaikan lagi. Untuk nilai servqual yang terdiri dari 5 dimensi dan masing-masing dimensi dengan 4 atribut didapatkan bahwa angka 3 dan 4 muncul di semua dimensi untuk katagory persepsi (perception). Sedangkan untuk harapan (expectation) memiliki anga yang lebih tinggi yaitu 4 dan 5, ini mengindikasikan adanya GAP, selisih angka perbedaan dari persepsi dan harapan. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa dimensi dengan atribut yang bernilai negatif berada merata di setiap dimensi. Atribut tersebut sebagai berikut: A1 s/d A4, B1 s/d B4, C1 s/d C4, D1 s/d D4, E1 s/d E4 semua atribut ini yang perlu dilakukan peningkatan kualitas. Dan tidak terdapat atribut yang tidak perlu dilakukan peningkatan kualitas karena atribut tersebut memiliki nilai gap negatif
PENGARUH KONSENTRASI NUTRISI HIDROPONIK DFT TERHADAP PERTUMBUHAN SAYURAN SAWI
A study aimed at obtaining the right concentration of nutrient solution for the growth of mustard varieties with DFT hydroponics system has been implemented from December 2016 to February 2017 at Greenhouse of Faculty of Agriculture, Islamic University of Jember.The research method used is factorial, consisting of 2 factors namely factor I is the concentration of nutrient solution consisting of 3 levels those are N1: 1000 ppm, N2: 1200 ppm and N3: 1400 ppm and factor II is varieties of mustard consisting of 3 levels namely, V1: Pagoda (Brassica rapa Japanese Group), V2: Green (Brassica rapaParachinensis Group), and V3: Pakcoy (Brassica rapa Chinensis Group).The data were analyzed by Analysis of Variance (Anova) with post hoc test Duncan 5%.The results showed that the concentration of 1,400 ppm gave the best growth effect to all tested varieties of mustard, but not significantly different compare to concentration of 1.200 ppm on Green variety. Keywords: mustard varieties, DFT hydroponics, nutrient consentration
PRODUKTIVITAS DAN FENOTIPE LABU MADU VIOLINA (Cucurbita moschata) KETURUNAN KETIGA (F3) DENGAN TIGA SISTEM TANAM
  ABSTRAKTanaman labu madu merupakan persilangan antara labu kuning dan labu buttercup. Labu madu mempunyai kandungan vitamin dan mineral serta nilai ekonomi tinggi. Perakitan varietas unggul dapat dilakukan dengan menanam benih keturunan ketiga (F3). Penelitian bertujuan mengetahui produktivitas dan segregasi keturunan ketiga (F3). Penelitian dilakukan bulan Februari-Mei 2022 di DnR Hidroponik Farm Perumahan Pondok Bedadung Indah Jember. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan menanam benih labu madu F2 di tiga sistem tanam yaitu polybag/pupuk organik, konvensional/NPK (15:15:15), hidroponik NFT/AB mix. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui fenotipe yang terbentuk pada keturunan ketiga di tiga sistem tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas labu madu Violina dengan sistem hidroponik adalah sebanyak 186.36 kg/100 m2, sedangkan produksi pada sistem tanam yang organik dan konvensional berturut-turut sebanyak 104.16 dan 86.59 kg/100 m2. Fenotipe labu madu F1 semuanya seragam. Labu madu F2 yang bersegregasi menghasilkan 6 fenotipe, sementara pada keturunan ketiga (F3) terbentuk 15 fenotipe. ABSTRACTThe honey gourd plant is a cross between a pumpkin and a buttercup pumpkin. Honey pumpkin contains vitamins and minerals as well as high economic value. The development of superior varieties can be done by planting seeds of the third generation (F3). The research aims to determine the productivity and segregation of the third generation (F3). The research was conducted in February-May 2022 at the DnR Hydroponic Farm, Pondok Bedadung Indah Jember Housing. The research method used a completely randomized design (CRD) by planting F2 honey pumpkin seeds in three planting systems, namely polybag/organic fertilizer, conventional/NPK (15:15:15), hydroponic NFT/AB mix. Qualitative descriptive methods were used to determine the phenotype formed in the third generation in three planting systems. The research results showed that the productivity of Violina honey pumpkin using the hydroponic system was 186.36 kg/100 m2, while production using the organic and conventional planting systems was 104.16 and 86.59 kg/100 m2 respectively. The phenotypes of F1 honey pumpkins are all uniform. Segregating F2 honey gourds produced 6 phenotypes, while in the third generation (F3) 15 phenotypes were formed
DESIGNING SYLLABUS OF ENGLISH FOR TOURISM (EFT) FOR THE ELEVENTH GRADE STUDENTS OF SMK NEGERI 1 PRAYA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2020/2021
The study aims at designing a syllabus of English for Tourism based on the level and the needs of the eleventh grade students at SMKN 1 Praya. The syllabus was designed based syllabus in the Curriculum 2013 where it focused on scientific approach. To design satisfactory syllabus, the researcher did Research and Development (R&D) study by adopting five steps; (1) doing needs analysis (2) drafting syllabus (3) implementing the product, (4) revising the syllabus and (5) designing the final product. In term of research method, the researcher employed qualitative method in gathering the data. Four data collection instruments, a questionnaire, interview, study documentary and observation, were used to know the students’ needs in the syllabus of English for tourism. The result of research was indicated that the most of respondents needed speaking skill in EFT course. Considering the findings, language functions and active learning were developed in the syllabus. There were two topics were developed namely topic of tourism object and local object. After drafting the syllabus, the researcher implemented the product at the restricted class and the whole class in five meetings. At the end of the implantation a feedback was administered, the result of which indicated that, the informants had positive opinion about the teaching and learning process by using the syllabus. To know the effectiveness of the syllabus, tests were given to students. From the results, they had significant progress from the first to the third test so that the syllabus was applicable to teach Mulok of English for Tourism for SMKN 1 Praya students
Pengaruh Program Keluarga Harapan (PKH) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Kemiskinan merupakan masalah utama yang dialami oleh kebanyakan orang di dunia. Hal tersebut dikarenakan kemiskinan digolongkan menjadi dua, yaitu orang fakir dan orang miskin. Orang fakir adalah orang yang menganggur dan tidak mempunyai penghasilan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan orang miskin adalah orang yang bekerja tetapi penghasilannya hanya dapat memenuhi sekitar (50% - 70%) kebutuhan hidupnya. Di Indonesia, masalah kemiskinan tetap menjadi fokus utama, dalam kaitannya dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. Kementerian Sosial pemerintah Indonesia menyelenggarakan program bantuan sosial yaitu Program Keluarga Harapan pada tahun 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Program Keluarga Harapan (PKH) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Desa Tenjo. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan jenis dekripsi bertujuan untuk mendeskripsikan, kondisi yang sedang terjadi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pengaruh Program Keluarga Harapan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor dapat dilihat dari hasil uji t nilai signifikan dari Program Keluarga Harapan (X) sebesar 0,000 yang berarti bahwa nilai signifikan tersebut kurang dari 0,1 dapat dikatakan bahwa Program Keluarga Harapan memiliki pengaruh yang signifikan dan memiliki nilai koefisien sebesar 0,440, dengan t hitung > t tabel yaitu 7,928 > 0,1796, dapat menyataka variabel X berpengaruh terhadap variabel Y. Jika Ha diterima, maka dapat dikatakan bahwa Program Keluarga Harapan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor Jawa Barat
PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK NPK TERHADAP PRODUKSI PADI ( Oryza sativa L. ) VARIETAS CIHERANG
An experiment that was aimed to determine the best formula of NPK compound fertilizer on paddy rice (Oryza sativa L.) production has been conducted from June till September 2008 at farmland of Jember Lor, District of Jember. The experiment was based on Randomized Complete Block Designed with three NPK formula treatments and three replicates. Each experiment plot was 300 m2, ie in row of 30 m x 10 m. The NPK formula were P1 (200:75:75), P2 (150:100:100), and P3 (250:50:50) kg/ha of Urea:SP-36:KCl respectively. The result shown that formula of 250:50:50 resulting the best grain production and significantly different to others.Keywords: Ciherang variety, NPK formula, paddy ric
- …