151 research outputs found
Keseragaman Delapan Galur Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) Generasi S5
Jagung manis banyak dikembangkan di Indonesia. Bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan ketersediaan jagung manis. Peningkatan produksi jagung manis didukung dengan ketersediaan varietas unggul berupa varietas hibrida. Varietas hibrida didapatkan dari persilangan tetua berupa galur inbrida. Galur inbrida yang dijadikan sebagai tetua adalah galur yang memiliki tingkat homozigositas yang tinggi yang dapat diperoleh melalui proses selfing. Suatu cara yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk menilai keseragaman tanaman adalah dengan mengetahui keragaman. Galur jagung manis yang digunakan merupakan generasi S5 sehingga diharapkan memiliki tingkat keseragaman dalam galur yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keseragaman pada masing-masing galur jagung manis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga November 2018 di Desa Areng-areng, Kelurahan Dadaprejo Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Bahan yang digunakan yaitu benih delapan galur jagung manis. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan dan diuji lanjut menggunakan uji BNJ pada taraf 5% . Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai KKG dan KKF yang diperoleh tergolong rendah sampai sedang. Nilai KK digunakan untuk mengetahui keseragaman dalam galur. Nilai KK pada delapan galur jagung manis memiliki nilai yang rendah sampai sedang. Sehingga masing-masing galur jagung manis generasi S5 memiliki tingkat keseragaman dalam galur yang tingg
Karakterisasi Morfologi dan Penciri Khusus Tujuh Calon Varietas Tanaman Melon (Cucumis melo L.)
Salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu tanaman melon. Komoditas melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang bersifat menjalar. Melon merupakan buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Namun, produktivitas melon di Indonesia tergolong rendah apabila dibandingkan dengan tanaman buah yang lain. Pemanfaatan varietas unggul, mengelola lingkungan tumbuh dengan tepat dan menerapkan teknik budidaya yang tepat agar dapat meningkatkan atau mempertahankan produksi melon perlu dilakukan guna mengatasi produksi yang fluktuatif. Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi morfologi dari beberapa calon varietas melon yang berguna untuk mengetahui karakter-karakter yang berbeda dan memiliki nilai ekonomis. Penelitian dilakukan pada bulan Juli hingga Oktober 2022 di Glass House CV. Borneo Seed Indonesia yang terletak di Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 8 perlakuan dan 3 kali ulangan. Apabila hasil F hitung dari tabel anova yaitu berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut menggunakan uji DMRT dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa calon varietas yang akan berpotensi memiliki hasil tinggi dan penampilan yang unggul yaitu calon varietas MO-04 dan MO-07. Potensi hasil calon varietas MO-04 yaitu pada karakter diameter buah, panjang buah, persentase daging buah yang dapat dikonsumsi, bobot buah, tingkat kemanisan dan ketahanan simpan. Potensi hasil calon varietas MO-07 yaitu pada karakter diameter buah, panjang buah, persentase buah yang dapat dikonsumsi, bobot buah, produktivitas per hektar dan tingkat kemanisan. Selain itu, calon varietas MO-04 dan MO-07 memiliki penciri khusus yaitu warna daging buah dan kerapatan net
Uji Daya Hasil Galur dan Hibrida Tomat Potensial (Solanum lycopersicum L.)
Tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.), merupakan salah satu komoditas hortikultura sayuran yang mempunyai peran cukup penting bagi kesehatan tubuh dan sebagian besar dimanfaatkan buahnya untuk dikonsumsi baik segar maupun olahan mulai dari skala rumahan hingga industri. Produksi tanaman tomat dari tahun 2017 hingga 2021 terus mengalami peningkatan, sehingga menjadi faktor pendorong masyarakat untuk melakukan budidaya tanaman tomat dengan menghasilkan kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Masalah yang sering dihadapi dalam penggunaan galur-galur potensial tomat adalah adanya perbedaan hasil tomat bila ditanam pada lingkungan yang berbeda. Penelitian bertujuan untuk menguji dan mengetahui potensi hasil dari galur dan hibrida tomat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2021 hingga Maret 2022 yang bertempat di CV. Borneo Seed Indonesia, Kabupaten Kediri. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F pada taraf 5%. Jika terdapat hasil yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh genotipe yang di uji, Hibrida To 052 memiliki bobot total buah per tanaman yang tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Servo. Kemudian To 064 memiliki bobot per plot dan potensi hasil per hektar yang tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding servo. Hibrida To 064 memiliki potensi hasil sebesar 63,58 ton/ha
Pola Segregasi pada Beberapa Karakter Tanaman Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Generasi F2 Hasil Persilangan HC48 dan SM004
Kenaf merupakan tanaman semusim penghasil serat dari batang. Rendahnya produksi kenaf dipengaruhi oleh terbatasnya varietas unggul dan mutu benih rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kenaf dapat ditempuh dengan menggunakan varietas unggul yaitu dengan persilangan. Melalui persilangan tetua HC48 dan SM004 didapatkan kenaf F1 yang mengalami segregasi pada generasi F2. Segregasi menandakan adanya keragaman genetik yang harus diseleksi dan dievaluasi sesuai dengan tujuan pemuliaan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jumlah gen dan pola segregasi serta menduga aksi gen yang mengatur karakter kualitatif dan kuantitatif tanaman kenaf generasi F2 hasil persilangan HC48 dan SM004. Penelitian dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (BALITTAS)pada bulan April sampai Agustus 2018 dengan menggunakan metode single plant. Hasil penelitian menunjukkan karakter warna batang mengikuti pola segregasi 9:6:1 dengan aksi gen dominan sempurna. Karakter warna bunga mengikuti pola segregasi 12:3:1 dengan aksi gen epistasis dominan. Karakter warna tangkai daun dan bentuk daun mengikuti pola segregasi 3:1 dengan aksi gen dominan tunggal. Karakter warna tepi daun, percabangan dan permukaan batang mengikuti pola segregasi 9:7 dengan aksi gen epistasis resesif ganda. Karakter tinggi tanaman, tebal kulit dan berat kering serat dikendalikan oleh aksi gen aditif dan epistasis duplikat, sedangkan karakter diameter batang dan diameter core dikendalikan oleh gen aditif epistasis yang bersifat komplementer. Karakter tinggi tanaman, diameter batang, diameter core, tebal kulit dan berat kering serat dikendalikan oleh gen poligenik
Karakterisasi Morfologi Enam Galur Timun Suri (Cucumis melo L.)
Ketahanan imun tubuh manusia mempengaruhi kondisi kesehatannya. Timun suri mengandung 24,86 mg vitamin C dalam 100 g buah yang dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan imun. Timun suri termasuk kedalam pasar buah melon dan blewah. Namun produksinya masih fluktuatif untuk memenuhi pasar permintaan. Pada tahun 2020 produksi menurun menjadi 33.056 ton/tahun. Penyebab produksi yang menurun dan cenderung fluktuatif adalah varietas yang ditanam petani secara genetik masih berpotensi hasil rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan karakterisasi untuk mengatuhi penampilan dari 6 koleksi galur yang diamati, sehingga dapat ditemukan galur yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam pembentukan varietas unggul. Metode yang digunakan pada penelitian adalah rancangan acak kelompok (RAK) terdiri atas 8 perlakuan dengan tiga kali ulangan sehingga didapatkan 24 unit percobaan. Parameter yang digunakan adalah karakter kualitatif dan kuantitatif. Penelitian tersebut dilaksanakan pada bulan April hingga Juli 2022 yang bertempat di Jl. Manggisari, Desa Bocek, Kecamatan KarangplosoMalang, Jawa Timur. Alat yang digunakan meliputi peralatan kegiatan budidaya dan pengamatan. Bahan tanam yang digunakan dalam penelitian adalah 6 galur timun suri (1) TS01 ; (2) TS02 ; (3) TS03 ; (4) TS04 ; (5) TS05 ; (6) TS06 dengan dua varietas pembanding yaitu Syakira dan Aurelia, serta bahan-bahan budidaya timun suri. Hasil penelitian menunjukan galur TS01 dan TS03 memiliki karakter kuantitatif dan kualitatif yang unik dan unggul. Galur TS01 dan TS03 memiliki nilai produktivitas per ha paling besar serta, galur TS01 dengan ciri khusus alur pada buah dan galur TS03 memiliki warna kulit putih yang unik
Keragaman dan Heritabilitas Karakter Hasil dan Komponen Hasil Beberapa Genotipe Bunga Matahari (Helianthus annuus L.)
Bunga matahari (Heliantus annuus L.) merupakan salah satukomoditas industri penting di dunia. Kebutuhan yang tinggi tidak dapat dipenuhi oleh produksi lokal. Salah satu masalah adalah terbatasnya varietas potensial. Pemuliaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan varietas yang berpotensi tinggi. Keberhasilan kegiatan ini tergantung dengan tingkat efisiensi tahapan kegiatannya. Tingkat efisiensi pemuliaan tanaman ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya keragaman dan heritabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman dan nilai heritabilitas karakter hasil dan komponen hasil. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada bulan Januari hingga Juni 2018. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga kali ulangan pada 32 genotipe bunga matahari. Hasil menunjukkan ter-dapat keragaman genetik dan fenotipe pada karakter yang diamati, dengan keragaman tertinggi ditemukan pada karakterhasil biji dan jumlah biji. Keragaman terendah didapatkan pada karakter pembungaan tanaman. Nilai heritabilitas dengan kriteria sedang ditemukan pada karakter jumlah biji, berat 100 biji dan hasil biji. Kriteria heritabilitas tinggi ditemukan pada karakter umur berbunga, diameter bunga, umur panen, panjang , lebar dan tebal biji
Induksi Poliploidi pada Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dengan Pemberiaan Kolkisin
Bawang merah termasuk salah satu komoditas pertanian yang sangat terkenal di kalangan masyarakat sebagai bahan utama dalam bumbu hampir pada setiap masakan Indonesia. Rendahnya minat petani budidaya bawang merah lokal menjadi salah satu kendala yang menyebabkan semakin langkanya bawang merah lokal. Hal ini dikarenakan petani tidak bisa bersaing dengan bawang merah impor yang mempunyai kualitas umbi lebih besar dan harga yang lebih terjangkau.Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya suatu usaha perbaikan tanaman. Salah satunya dengan kegiatan Induksi Poliploidi untuk mendapatkan sifat yang lebih unggul. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh kolkisin pada poliploidisasi bawang merah Batu Ijo berdasarkan pengamatan morfologi dan sitologi.Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-April 2018 di Desa Sumberbulu Kecamatan. Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Parameter yang diamati adalah waktu munculnya tunas (hst), tinggi tanaman (cm), Jumlah daun, waktu panen (hst), Jumlah siung, diameter umbi (cm), berat basah tanaman (g), berat kering tanaman (g) dan jumlah kromosom. Metode yang digunakanyaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi konsentrasi kolkisin dengan lama peren-daman hanya terjadi pada tinggi tanaman umur 21, 28, dan 35 hst. Tinggi tanaman meningkat akibat perendaman kolkisin konsentrasi 400 ppm selama 5 jam. Sedangkan Konsentrasi kolkisin 200 ppm dan Lama perendaman 10 jam berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan daun meningkat. Terjadi peng-gandaan jumlah kromosom Batu Ijo menghasilkan kromosom triploid (2n=3x) pada konsentrasi 200 ppm dan lama perendaman 10 jam
Pengaruh Tingkat Konsentrasi 2,4-Dichlorophenoxyaceticacid terhadap Induksi Kalus pada Tiga Varietas Tebu secara In-Vitro
Tebu ialah salah satu tanaman perkebunan yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bahan dasar gula sebagai bahan pokok utama. Produksi tanaman tebu penting dilakukan dengan cara penyediaan bibit melalui kultur jaringan. Induksi kalus merupakan tahapan penting dalam perbanyakan melalui kultur jaringan guna memperoleh tanaman baru dengan jumlah yang besar. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi 2,4 Dichlorophenoxyaceticacid (2,4-D) yang tepat dalam keberhasilan menginduksi kalus tebu yang dilaksanakan pada Februari 2019-Mei 2019 di Laboratorium Kultur Jaringan Pusat Penelitian Sukosari PTPN XI, Lumajang, Jawa Timur. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 2 faktor. Faktor 1 yaitu konsentrasi 2,4-D 0 ppm, 1 ppm, 3 ppm, 5 ppm, dan 7 ppm. Faktor 2 yaitu varietas tebu NXI 1-3, CYZ 71/95, dan Bululawang (BL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 2,4-D mampu menginduksi kalus pada varietas NXI 1-3, CYZ 71/95, dan Bululawang secara In-Vitro. Perbedaan konsentrasi 2,4-D 3 ppm dapat mempengaruhi hasil waktu muncul kalus, berat segar kalus, volume kalus, dan persentase keberhasilan pembentukan kalus serta menghasilkan tekstur kalus yang remah dan berwarna hijau keputihan dan hijau kekuningan pada tiga varietas tebu secara In-Vitro
- …