16 research outputs found

    Analisis kimia roti lebah kelulut (Heterotrigona itama) dari kawasan lahan gambut kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. (Chemical analysis of kelulut (Heterotrigona itama) bee bread from peat land area Tabalong Regency, South Kalimantan)

    Get PDF
    Roti lebah merupakan salah satu produk lebah selain madu. Roti lebah atau dikenal juga dengan pollen lebah memiliki khasiat yang beragam bagi tubuh manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan kadar senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid, fenolik, triterpenoid, steroid, flavonoid dan tanin yang ada pada roti lebah lebah kelulut.  Analisis kimia dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan metode gravimetri pada alkaloid dan metode spektrofotometri UV-Vis pada senyawa flavonoid, steroid, tanin, triterpenoid, dan fenolik. Sampel roti lebah diambil dari kawasan lahan gambut yang ada di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan.  Hasil rata-rata pada kadar alkaloid sebesar 37,280 %, kadar flavonoid sebesar 73,750 mg/mL QE, kadar steroid sebesar 27,917 mg/mL, kadar tanin sebesar 0,324 mg/mL GAE, kadar triterpenoid sebesar 693,800 mg/mL dan kadar fenolik sebesar 46,356 mg/mL QEBee bread is one of the bee products besides honey. Bee bread or also known as bee pollen has various properties for the human body. The purpose of this study was to determine the levels of secondary metabolite compounds in the form of alkaloids, phenolics, triterpenoids, steroids, flavonoids and tannins in kelulut bee bread. Chemical analysis was carried out quantitatively using the gravimetric method for alkaloids and the UV-Vis spectrophotometric method for flavonoid, steroid, tannin, triterpenoid, dan fenolic compounds. The bee bread samples were taken from peatland areas in Tabalong Regency, South Kalimantan. The average yield on alkaloid content was 37.280%, flavonoid content was 73.750 mg/mL QE, steroid content was 27.917 mg/mL, tannin content was 0.324 mg/mL GAE, triterpenoid content was 693.800 mg/mL and phenolic content was 46.356 mg /mL Q

    Teh Daun Gaharu “Langkaras”: Diversifikasi Usaha bagi Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (KT-HKm) Desa Tebing Siring

    Get PDF
    Tanaman gaharu merupakan salah satu tanaman yang ada di kawasan kelola hutan kemasyarakatan gunung langkaras.  Produk utama berupa gubal gaharu hingga saat ini belum dihasilkan.  Pengolahan daun gaharu menjadi sediaan minuman teh ini merupakan suatu solusi untuk mendapatkan manfaat dari gaharu selama masa tunggu usia gaharu siap untuk dipanen gubal gaharunya. Tahapan kegiatan pengabdian ini meliputi tahapan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.  Tahapan persiapan meruapakan kegiatan awal yang dilakukan dalam rangka koordinasi, identifikasi masalah dan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan yang ada.  Tahapan pelaksanaan merupakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan teh daun gaharu.  Tahapan yang terakhir adalah berupa pemantauan dan evaluasi.Hasil kegiatan pengabdian ini berjalan dengan lancar, mitra telah meningkat pengetahuannya terhadap gaharu dan manfaatnya, serta mampu mengolah daun gaharu menjadi bahan minuman teh.  Proses pengemasan teh daun gaharu telah dipahami dengan baik oleh mitra.  Pemanfaatan daun gaharu sebagai teh ini sebagai sebuah diversifikasi usaha kelompok, sehingga tidak tergantung kepada satu komoditas saja. Teh daun gaharu juga dapat menjadi alternatif dalam membantu kesehatan mitr
    corecore