6 research outputs found
JUMLAH KROMOSOM DAN ANAK INTI IKAN TAWES DIPLOID (Puntius gonionotus Blkr.)
Penentuan jumlah kromosom ikan tawes diploid dilakukan dengan metodejaringan padat, sedangkan prosedur untuk mempersiapkan sediaan anak intihampir sama dengan metode tersebut, kecuali pewarnaannya menggunakanPerak Nitrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kromosom ikan tawesdiploid adalah 50, dan jumlah maksimum anak inti tiap selnya adalah enam,dengan frekuensi 20,88%.Kata Kunci : Kromosom, anak inti, Ikan Tawe
Efisiensi pemijahan ikan tawes (Puntius Javanicus Blkr) dengan metode hipofisasi dan metode cangkringan
IDENTIFIKASI KERUSAKAN DAN UPAYA REHABILITASI EKOSISTEM MANGROVE DI PANTAI UTARA KABUPATEN SUBANG
Hutan mangrove merupakan salah satu bentuk ekosistem hutan yang unik dan khas juga merupakan potensi sumber daya alam yang sangat potensial. Kondisi hutan mangrove pada umumnya memiliki tekanan berat sebagai akibat dari tekanan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Selain dirambah dan dialihfungsikan, kawasan mangrove di beberapa daerah, termasuk di Pantai Utara Kabupaten Subang kini marak terjadi. Upaya rehabilitasi bertujuan bukan saja untuk mengembalikan nilai estetika namun yang paling utama adalah untuk mengembalikan fungsi ekologis kawasan hutan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan mangrove, mengetahui faktorkerusakan mangrove dan membuat strategi upaya rehabilitasi ekosistem mangrove di Pantai Utara Kabupaten Subang dengan menggunakan analisis SWOT. Metode yang digunakan adalah metode garis berpetak (jalur berpetak) dengan satu buah jalur untuk tiap desa penelitian dengan ukuran 10 m x 60 m dengan arah tegak lurus tepi laut. Untuk mengetahui faktor penyebab kerusakan mangrove dilakukan dengan metode purposive samplingmelalui wawancara.Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan kriteria baku kerusakan mangrove Kepmen LH. No. 201 Tahun 2004, kondisi hutan mangrove di Pantai Utara Kabupaten Subang termasuk dalam kriteria rusak (sedang dan jarang). Faktor kerusakan disebabkan oleh alam dan manusia. Prioritas utama dalam memperbaiki kerusakan dan upaya rehabilitasi mangrove di Pantai Utara Kabupaten Subang adalah menjalin kerjasama yang sinergis antara pelaksanaan program pemerintah dengan keinginan masyarakat lokal melalui revitalisasi kawasan pesisir akibat abrasi dengan cara penanaman kembali pohon mangrove. Pola rehabilitasi yang digunakan untuk mangrove dalam kriteria rusak (sedang)menggunakan pola empang parit dan mangrove dalam kriteria rusak berat (jarang) menggunakan pola green belt
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA SELULOLITIK SEBAGAI BIODEGRADATOR SERAT KASAR DALAM BAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERTANIAN
Upaya peningkatan kualitas gizi bahan pakan, terutama yang berkaitan dengan serat kasar yang tinggi dan terdapatnya zatantinutrisi seperti asam sianida (HCN) dalam kulit singkong dapat dilakukan dengan melakukan proses degradasi mengguna-kan agen biologis (biodegradasi). Agen biologis yang mampu bersifat selulolitik dan sekaligus mampu meningkatkan kualitas nilai gizi bahan pakan, salah satunya adalah mikroorganisme dalam cairan rumen sapi. Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu: 1) Tahap isolasi dan pemilihan bakteri yang memiliki indeks selulolitik terbaik dan 2)Tahap pengujian kemampuan degradasi pada kulitumbi singkong. Penelitian tahap 1 dilakukan menggunakan metode pengenceran berseri dan cawan tuang, selanjutnya data dianalisis secara deskriptif, sedangkan tahap 2 dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial dengan 3 (tiga) perlakuan yang masing-masing diulang sebanyak tiga kali. Analisis data dilakukan dengan ANAVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan bila terjadi pengaruh perlakuan. Parameter yang diamati pada tahap 1 adalah indeks selulolitik terbesar pada isolat bakteri, sementara pada tahap 2 adalah kandungan serat kasar, pada produk biodegradasi menggunakan bakteri. Hasil penelitian tahap 1 diperoleh 13 isolat bakteri selulolitik. Bakteri cairan rumen sapi aerob yang memiliki kemampuan selulolitik tertinggi adalah Bacillus megaterium, Bacillus mycoides. Berdasarkan uji iodium didapatkan dua kandidat yang memiliki kemampuan selulolitik terbesar, yaitu CM2 dan CM5, dengan indeks selulolitik masing-masing 3 dan 3,5. Hasil penelitian tahap 2 menunjukkan terjadi penurunan serat kasar setelah proses fermentasi. Perlakuan B. megaterium dosis 1% menghasilkanpenurunan kandungan serat kasar kulit umbi singkong tertinggi yaitu sebesar 30,14%, dimana nilai kandungan serat kasar pada produknya adalah sebesar 9,11%
Pengaruh Kerapatan Mangrove Terhadap Laju Sedimen Transpor Di Pantai Karangsong Kabupaten Indramayu
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari kerapatan mangrove terhadap laju sedimen transpor dan abrasi pantai yang terjadi di wilayah Pantai Karangsong Kabupaten Indramayu. Metode penelitian yang dipakai adalah metode transek kuadrat dan metode sediment trap. Hasil penelitian diperoleh bahwa jenis vegetasi mangrove yang mendominasi di wilayah Pantai Karangsong Kabupaten Indramayu adalah Avicennia marina. Kerapatan mangrove tingkat pohon di stasiun I sebesar 1450 tegakan/ha dan dikategorikan baik, sedangkan kerapatan mangrove tingkat pohon di stasiun II sebesar 900 tegakan/ha dan dikategorikan hutan mangrove rusak berat. Hubungan antara kerapatan mangrove dengan laju sedimen transpor di Pantai Karangsong Kabupaten Indramayu menunjukkan korelasi yang negatif dengan nilai -1 artinya ketika kerapatan mangrove tinggi maka laju sedimen transpor akan rendah dan sebaliknya ketika kerapatan mangrove rendah maka laju sedimen transport akan tinggi