137 research outputs found
PENERAPAN LESSON STUDY DALAM PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA MELALUI PERBANYAKAN REFERENSI DI PRODI MATEMATIKA FKIP UM GRESIK
Permasalahan dalam pembelajaran mahasiswa tingkat pertama (semester awal) yang merupakan masa transisi sekolah ke perguruan tinggi mengalami kendala kemandirian dalam belajarnya. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan capaian belajar mahasiswa pada mata kuliah Landasan Pendidikan menggunakan Lesson study melalui perbanyakan referensi. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan Lesson study. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam 4 siklus Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan/modalitas yang dimiliki mahasiswa telah mulai tampak pada siklus kedua, termasuk kesiapan belajar karena nampaknya telah adaptifnya mahasiswa terhadap pemakaian strategi yang digunakan dosen, kondisi ini semakin meningkat pada sikulus ketiga dan keempat. Perbanyakan referensi yang digunakan sebagai sumber belajar pada siklus ketiga membuat capaian belajar mahasiswa secara bertahap menujukkan peningkatan walau belum pada kondisi ideal. Penggunaan referensi yang berasal dari internet semakin mendominasi pada siklus keempat. Pada siklus ketiga dan berlanjut keempat, semakin banyak perubahan pada diri mahasiswa dalam kerangka belajarnya terutama dalam proses presentasi hasil dan diskusi. Sampai dengan siklus keempat, kami baru dapat menampilkan fakta kuatitatif dari capaian belajar dan belum secara kualitatif penguasaan pengetahuan dapat dilihat secara baik. Walaupun demikian Secara kuantitas cukuplan sementara ini menampakkan pertumbuhan jumlah mahasiswa yang aktif dan menggunakan buku sebagai dasar pengetahuannya, diasumsikan telah terjadinya peningkatan kemandirian belajar yang ujung ujungnya sampai pada capaian belajar mahasiswa secara hakiki. Didapatinya fakta peningkatan kesiapan/modalitas yang dimiliki mahasiswa karena kesadaran yang meningkat dan berangsur hilangnya ketergantungan yang berlebihan pada dosen, kesiapan belajar juga lebih baik secara kuantitas mahasiswa di kelas, enjoy dan tidak kaku dalam presentasi hasil diskusi kelompok terdorong kesiapan pengetahuan awal yang dimiliki bersumber dari penambahan referensi yang digunakan sebagai sumber belajar
The Effectiveness of Extensive Reading on Students’ Reading Comprehension Achievement as Observed from Students’ Motivation
Abstract: The study investagates if the extensive reading activity is effective in improving students’ reading comprehension achievement and if there is any interaction between the extensive reading and the students’ reading motivation.This study employs a quasi-factorial design with a pretest and posttest non-equivalence group design. The subjects of the study were the second semester students of STAIN Curup, Bengkulu in academic year 2011-2012. Students’ reading comprehension achievement was measured by an objective test in the form of multiple choices; students’ reading motivation was profiled and classified by a reading motivation questionnaire. In analyzing the data collected, the re-search used Multivariate Analysis of Covariance. This research reveals the following findings. (1) The students taught by the extensive reading activity showed higher scores than those taught by conventional way. (2) There is no interaction between students’ motivation and extensive reading. Key Words: extensive reading, reading comprehension, effectiveness Abstrak: Studi ini meneliti apakah kegiatan membaca ekstensif efektif meningkatkan prestasi siswa dalam memahami bacaan dan apakah ada interaksi antara membaca ekstensif dan motivasi membaca siswa. Penelitian ini menggunakan quasi-factorial design dengan pre test dan posttest non-equiva-lence group design. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester II STAIN Curup, Bengkulu tahun ajaran 2011-2012. Prestasi pemahaman siswa membaca diukur dengan tes objektif dalam bentuk pilihan ganda; motivasi membaca siswa digambarkan dan diklasifikasikan dengan kuesioner motivasi membaca. Analisis data penelitian menggunakan multivariat analisis kovarians. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) Siswa yang dibelajarkan dengan kegiatan membaca ekstensif menunjukkan skor yang lebih tinggi daripada yang dibelajarkan dengan cara konvensional. (2) Tidak ada interaksi antara motivasi belajar siswa dengan membaca ekstensif. Kata kunci: membaca ekstensif, pemahaman bacaan, efektivita
Kepemimpinan Belajar (Learning Leadership) Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah Jawa Timur
Sekolah Muhammadiyah merupakan sekolah Islam terbanyak di Indonesia dan Jawa Timur dapat dikatakan sebagai barometer kualitas sekolahMuhammadiyah tersebut. Kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh tidak langsung terhadap hasil belajar siswa melalui guru sebagai pembelajar langsung di kelas, maka posisi kepemimpinan kepala sekolah sangat strategis dalam pencapaian keefektifan manajemen sekolah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pola kepemimpinan Kepala Sekolah Muhammadiyah Jawa Timur dalam menjalankan fungsi fungsi manajemen sekolah, yang diyakini memberikan kontribusi terhadap elemen elemen di sekolah, meliputi pengelolaan hubungan dan distribusi kewenangan pada proses pembelajaran oleh guru, dukungan yang dilakukan tenaga kependidikan, dan penyediaan serta penggunaan sarana prasarana penunjang. Desain penelitian menggunakan survai dengan menerapkan teknik area random sampling, dengan anggota sampel sebesar 510 guru. Hasil penelitian menunjukkan Kepala SD Muhammadiyah Jawa Timur memandang penting dan menepatkan pada porsi tinggi ditunjukkan dengan skor rata rata tanggapan (skala 1-7) dari 510 responden, dalam mengembangkan rasa akuntabilitas pada guru untuk pembelajaran (6,09), memelihara hubungan kepercayaan, produktif, kerjasama di sekolah (6,05), memurnikan organisasi sekolah tetap selaras erat dengan pencapaian tujuan dan prioritas sekolah (5,98), upaya guru memantau kemajuan siswa (5,94), mengembangkan kapasitas guru mengatasi tantangan pekerjaan terutama tantangan instruksional di kelas (5,94), dan bantuan mengidentifikasi arah yang jelas untuk guru termasuk keseluruhan tujuan dan prioritas (5,83)
ANALISIS YURISDIKSI KEWENANGAN PENGADILAN DALAM MENGADILI TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA MILITER BERSAMA-SAMA DENGAN ORANG SIPIL
Military Courtship is one of the judicial actors in other judicial sectors, such as general, religious, state administrative, Supreme, and Constitution Courts. The Military Courtship authorizes to adjudicate criminal acts committed by military personnel, equated with military administrative case. In line with its development, special regulations administrating corruption act and courtship are issued. The issuance this special regulation, however, contradicts with its implementation, particularly corruption act committed by active military personnel along with civilian. As a consequence, the determination of competent jurisdiction authorizes to adjudicate becomes a big question mark. To settle this dispute or conflict among the existing regulations, it may sufficiently employ: 1) the principle of Lex superior derogat legi inferior (the most superior rules waive the most inferior rules); 2) the principle of Lex posteriori derogat legi priori (the new rules waive the previous ones); and 3) the principle of Lex specialis derogat legi generali (the special rules waive common rules). Thus, the principle of lex spesialis systematis can be used as derivative or accessoir of the principle of lex specialis derogate legi generalis. This principle, in Netherlands, is known by the term specialitas yuridikal or specialitas sistematikal or Enschede, articulating as logische specialiteit. The reformation and reconstruction ideas of military court system are subsequently intended by the Stipulation of the People’s Consultative Assembly Number VII/2000 stating that two norms are applicable for Indonesian Army soldiers, which are structural/institutional norm for Indonesian Army soldiers and substantive norm, a norm regarding materially criminal law for any soldier breaching general crimes. The reformation/reconstruction of military crimes system must be exercised comprehensively/integrally comprising of its substance, structure, and culture
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik SD Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Ditinjau Dari Kecerdasan Emosional
One of the goals of mathematics is to communicate ideas by using symbols, tables, diagrams, or other media to explain problems or circumstances. Based on the objectives of mathematics learning, the mathematical communication skills of students need to be considered. But many students have difficulty communicating to their mathematical understanding. This is influenced by several factors, one of them is the emotional intelligence of students.This type of research is descriptive with a qualitative approach that aims to describe how students' mathematical communication skills in solving mathematical problems based on the level of emotional intelligence. The subjects of this research are the IVC grade students elementary school of Muhammadiyah Manyar in the academic year 2019 - 2020. This study consists of three students consisting of one student who has high emotional intelligence, one student who has moderate emotional intelligence, and one student who has low emotional intelligence. The methods used in this study are emotional intelligence questionnaire, students' mathematical communication skills test, and interviews. The results of the study indicate that students who have high emotional intelligence have high mathematical communication skills that are also able to illustrate the picture completely, solve coherently and correctly, and provide conclusions correctly. Students with a moderate level of emotional intelligence, have moderate mathematical communication skills, are able to illustrate almost exact and complete images, are able to finish coherently, and are not careful about answers that have been written. Students with low levels of emotional intelligence, have low mathematical communication skills, are able to illustrate almost exact images, find it difficult to write down information that is known and asked, and do not provide conclusions on answers.Keywords: Emotional Intelligence, Mathematical Communication Skill
IDENTIFIKASI PROFIL KUMUH KELURAHAN GONDORIYO, KECAMATAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG
Kota merupakan pusat aktivitas penduduk yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana sebagai penunjuang kebutuhan hidup penduduknya. Semakin hari kota semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, baik karena faktor urbanisasi maupun faktor lainnya. Pertumbuhan penduduk pada suatu kota tentunya akan berdampak pada kebutuhan akan ruang baik minimal sebagi tempat tinggal untuk hidup dan bertahan, sementara disisi lain ruang yang tersedia (lahan) sangat terbatas. Hal ini akan berdampak pada munculnya beberapa penggunaan lahan perkotaan yang tidak semestinya seperti penggunaan bantaran sungai, bawah kolong jembatan, maupun ruang kosong lainnya yang tidak semestinya. Berkembangnya penggunaan lahan tersebut tentu akan berdampak pada kekumuhan kawasan tersebut, kondisi tersebut diperpuburk dengan tidak didukungnya sarana prasarana yang memadai sehingga berdampak pada munculnya berbagai permasalahan seperti kesehatan, kebersihan, kenyamanan, keamanan maupun lainnya.Kelurahan Gondoriyo merupakan salah satu kelurahan yang masuk dalam program KOTAKU yang ada di Kota Semarang. Dalam rangka pencegahan dan penanganan kumuh, maka diperlukan proses awal untuk mengetahui profil kekumuhan lokasi tersebut yang nantinya akan menjadi dasar dalam menangani permasalahan kumuh yang ada di Kleurahan Gondoriyo. Penelitian ini merupakan identifikasi awal terhadap kondisi kekumuhan Kelurahan Gondoriyo, sehingga metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan melakukan analisa deskriptif kualitatif berdasarkan hasil orientasi lapangan (primer) maupun wawancara (sekunder),sehingga nantinya didapatkan data yang akurat dan valid yang kemudian diolah mengunakan spasial GIS. Adapun kondisi yang dianalisa menyangkut 7 indikator permukiman kumuh, yakni kondisi jalan, drainase, persampahan, sanitasi, air bersih, rumah tidak layak huni, dan kebencanaan
Pengaruh Komunikasi Matematika Terhadap Koneksi Matematika, Kemandirian Belajar, dan Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif sangat diperlukan dalam proses pembelajaran matematika. Dengan adanya kemampuan berpikir kreatif maka peserta didik akan lebih cakap dalam menghasilkan berbagai cara dalam menyelesaikan suatu masalah. Banyak penelitian terdahulu yang mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir kreatif ini dipengaruhi oleh beberapa kemampuan peserta didik lainnya. Seperti kemampuan komunikasi matematika, kemampuan koneksi matematika, dan kemandirian belajar. Tujuan dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh kemampuan komunikasi matematika terhadap koneksi matematika, kemandirian belajar dan berpikir kreatif. Penelitian ini adalah penelitian Structural Equation Model (SEM). Anggota populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Gresik yang berjumlah 224 peserta didik dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan rumus slovin dengan taraf kesalahan sebesar 5%, maka jumlah anggota sampel sebanyak 144 peserta didik. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan komunikasi matematika, koneksi matematika, dan berpikir kreatif serta kuisioner kemandirian belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi matematika berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan koneksi matematika, kemampuan komunikasi matematika tidak berpengaruh terhadap peningkatan kemandirian belajar, komunikasi matematika berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif, koneksi matematika tidak berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif, dan kemandirian belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif
Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar dalam Pembelajaran Matematika melalui Model Discovery Learning di SMPN 1 Taman
Kegiatan pembelajaran menuntut adanya partisipasi aktif dari siswa dalam proses pembelajaran. Namun, dalam praktiknya, pembelajaran tidak dilakukan secara aktif oleh siswa. Menurut temuan pengamatan peneliti, anak hanya memperhatikan penjelasan guru. Diantisipasi bahwa menggunakan model Discovery Learning akan mendorong pembelajaran aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran aktif dalam pembelajaran matematika di SMPN 1 Taman dengan menggunakan model discovery learning. SMPN 1 Taman menyelenggarakan pembelajaran ini pada semester genap tahun ajaran 2022–2023. 37 anak dari kelas VII-I, termasuk 19 laki-laki dan 18 perempuan, dijadikan sebagai subjek penelitian. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus termasuk dalam kategori ini. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data keaktifan belajar yang dikumpulkan melalui observasi kemudian ditelaah secara deskriptif. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih aktif terlibat dalam belajar mereka. Pada pra siklus, 55,14% siswa aktif belajar; pada siklus I 66,49% siswa aktif belajar; dan pada siklus II, 79,46% siswa terlibat dalam pembelajaran aktif. Sehubungan dengan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa model Discovery Learning dapat meningkatkan keaktifan dalam mempelajari matematika
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN KABUPATEN PEKALONGAN BERDASARKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
As time goes by, a city or region will change its physical appearance. Visually, the physical appearance of the city can be seen from the growth of the center of activity and population activities that occupy a land space both vertical and horizontal developments. The realization of this is the impact of increasing population and growing population activities. Society or population as perpetrators as well as objects of development is one of the main actors influencing changes in a city or region. Of course this will have implications for the needs of land as a space for socio-economic and ecological activities.From the description above, it can be explained further, that the needs of this land if it is not considered in a balanced manner between demand and supply will have a negative impact on the land itself, including for human beings. Land needs are increasing while the amount of land is limited, so there is often a change in land use that is not in accordance with its designation.Therefore, in each land change, an analysis of the land is needed to determine the function (suitability) and character (capability) of the land so that any changes in land use can be known to be feasible and then the appropriate land use direction can be known. The method used is the spatial method using the map overlay technique with geographic information system software. With this method, it is expected to provide a detailed and precise description of the function and character of the land so that the direction of the development of a city or region can be determined optimally effectively and efficiently while anticipating the emergence of land change conflicts
- …