4 research outputs found
PENYULUHAN DAN DEMONSTRASI HIDROPONIK DFT DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) BANDAR LAMPUNG
Salah satu upaya LPKA dalam menjalankan UU No. 11 Tahun 2012 adalah melalui programpembinaan. Program pembinaan dan pembimbingan dalam LPKA meliputi kegiatan pembinaan sertapembimbingan kepribadian dan kemandirian. Pembinaan serta pembimbingan kepribadian dankemandirian yang dilakukan salah satunya adalah keterampilan kerja serta latihan kerja dan produksi.Oleh karena itu LPKA Bandar Lampung membuat program pembinaan berupa bimbinganketerampilan budidaya tanaman sayuran secara hidroponik yang bekerjasama dengan Program StudiTeknologi Produksi Tanaman Hortikultura. Tujuan kegiatan ini adalah : 1) Memberikan bimbinganpengetahuan kepada ABH mengenai budidaya sayuran dengan sistem hidroponik melaluipenyuluhan, dan 2) Memberikan keterampilan kepada ABH mengenai budidaya sayuran melaluipelatihan dan demonstrasi. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dilaksanakan di LPKA BandarLampung. Waktu pelaksanaan dari Agustus sampai September 2020. Metode pelaksanaan dilakukandalam bentuk penyuluhan dan diskusi, demonstrasi dan praktik. Kegiatan monitoring dilakukan duakali selama pelaksanaan bimbingan keterampilan, yaitu pada minggu kedua dan keempatpelaksanaan. Kegiatan evaluasi pada kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan melihat hasil praktikbudidaya sayuran hidroponik yang dilakukan. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan dapat ditarikkesimpulan sebagai berikut : 1) Kegiatan bimbingan dan keterampilan di LPKA berjalan dengan baiksesuai rencana, 2) Tahapan budidaya tanaman sayuran dilakukan dengan benar sehingga hasilpanen memuaskan, dan 3) Kegiatan bimbingan keterampilan yang dilakukan berhasil. Berdasarkanproses selama kegiatan bimbingan, praktik budidaya, hingga hasil panen, maka dinilai kegiatan ini100% berhasil.Salah satu upaya LPKA dalam menjalankan UU No. 11 Tahun 2012 adalah melalui program pembinaan. Program pembinaan dan pembimbingan dalam LPKA meliputi kegiatan pembinaan serta pembimbingan kepribadian dan kemandirian. Pembinaan serta pembimbingan kepribadian dan kemandirian yang dilakukan salah satunya adalah keterampilan kerja serta latihan kerja dan produksi. Oleh karena itu LPKA Bandar Lampung membuat program pembinaan berupa bimbingan keterampilan budidaya tanaman sayuran secara hidroponik yang bekerjasama dengan Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura. Tujuan kegiatan ini adalah : 1) Memberikan bimbingan pengetahuan kepada ABH mengenai budidaya sayuran dengan sistem hidroponik melalui penyuluhan, dan 2) Memberikan keterampilan kepada ABH mengenai budidaya sayuran melalui pelatihan dan demonstrasi. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dilaksanakan di LPKA Bandar Lampung. Waktu pelaksanaan dari Agustus sampai September 2020. Metode pelaksanaan dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan diskusi, demonstrasi dan praktik. Kegiatan monitoring dilakukan dua kali selama pelaksanaan bimbingan keterampilan, yaitu pada minggu kedua dan keempat pelaksanaan. Kegiatan evaluasi pada kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan melihat hasil praktik budidaya sayuran hidroponik yang dilakukan. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Kegiatan bimbingan dan keterampilan di LPKA berjalan dengan baik sesuai rencana, 2) Tahapan budidaya tanaman sayuran dilakukan dengan benar sehingga hasil panen memuaskan, dan 3) Kegiatan bimbingan keterampilan yang dilakukan berhasil. Berdasarkan proses selama kegiatan bimbingan, praktik budidaya, hingga hasil panen, maka dinilai kegiatan ini 100% berhasil
Pengaruh limbah baglog dan sungkup plastik terhadap pertumbuhan dan hasil cabai merah keriting
Produktivitas cabai besar di Provinsi Lampung menurun pada tahun 2018 sebesar 24,7%, dari 88,23 kuintal/ha pada tahun 2017 menurun menjadi 66,41 kuintal/ha pada tahun 2018. Hal tersebut salah satunya disebabkan karena kandungan C-organik tanah yang rendah dan tingginya kerontokan bunga cabai. Limbah baglog jamur merupakan bahan yang potensial digunakan sebagai bahan pembenah tanah karena memiliki sifat porous, sehingga mudah menyerap dan menyimpan air, serta mengalirkan air dalam jumlah yang banyak dan mengandung nutrisi untuk tanaman. Untuk mengurangi serangan kerontokan bunga cabai dapat digunakan sungkup plastik berbentuk melengkung yang dapat menahan jatuhnya air hujan secara langsung pada tanaman dan mengoptimalkan penggunaan pestisida dan pupuk daun. Â Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mengkaji pengaruh pemberian limbah baglog dan sungkup plastik terhadap pertumbuhan dan hasil cabai, dan mengkaji pengaruh interaksi antara pemberian limbah baglog dan sungkup plastik terhadap pertumbuhan dan hasil cabai. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan praktik hortikultura Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dimulai bulan Juli sampai Oktober 2020. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial 3 x 2 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Faktor pertama yang dicoba yaitu dosis limbah baglog yang terdiri dari 0 (kontrol), 20 ton/ha dan 40 ton/ha. Faktor kedua adalah penggunaan sungkup plastik yang terdiri dari tanpa sungkup (kontrol) dan pemberian sungkup plastik. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji F, jika nyata dilanjutkan dengan Uji BNJ pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian limbah baglog jamur meningkatkan tinggi tanaman, jumlah cabang dan bobot buah cabai per petak. Dosis limbah baglog 40 ton/ha memberikan hasil terbaik pada jumlah cabang dan bobot buah cabai per petak. Penggunaan sungkup plastik tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil cabai, dan tidak terjadi interaksi antara pemberian limbah baglog jamur dengan penggunaan sungkup plastik terhadap semua variabel pengamatan
Pengaruh Tingkat Kemasakan dan Konsentrasi Kitosan Terhadap Mutu dan Kualitas Buah Tomat (Solanum Lycopersicum L.): Effect of Maturity Stages and Chitosan Consentrationto Quality of Tomatoes (Solanum lycopersicum L.)
Tomato is one of Indonesia's export commodities that its production continues to increase from year to year. The high demand for tomatoes must be in the line with the guarantee of quality product until it reach to the consumers. The treatments given to maintain the quality of tomatoes were the maturity stages (green and turning) and the concentration of chitosan (2%, 3%, and 4%). The aim of this study is to obtain the information about the effect of maturity stages, chitosan consentration, and its interaction to the quality of tomatoes at 21 days of storage. The results showed that the ‘turning’ initial maturity stage showed a significantly higher weight loss and consumer preference leve and lower level of hardness than tomatoes with ‘green’ initial maturity. The 3% chitosan coating treatment had a significant effect on increasing the soluable solid content of tomatoes. The combination treatment did not give any significant interactions to the quality of tomatoes.Tomat merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang produksinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Tingginya permintaan akan buah tomat harus diiringi dengan jaminan mutu dan kualitas produk hingga sampai ke tangan konsumen. Perlakuan yang diberikan untuk menjaga mutu dan kualitas buah tomat adalah tingkat kemasakan (green dan turning) dan konsentrasi kitosan (2%, 3%, dan 4%). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh tingkat kemasakan, konsentrasi kitosan, dan interaksinya terhadap mutu dan kualitas buah tomat pada 21 hari penyimpanan. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kemasakan awal turning menunjukkan susut bobot dan tingkat kesukaan konsumen yang signifikan lebih tinggi yaitu sebesar 6.27 g dan 1.66, serta tingkat kekerasan yang signifikan lebih rendah yaitu 1.60 kg cm-2 jika dibandingkan dengan buah tomat dengan tingkat kemasakan awal green. Perlakuan pelapisan kitosan 3% berpengaruh signifikan meningkatkan kandungan zat terlarut pada buah tomat. Perlakuan kombinasi tidak menunjukkan interaksi yang berpengaruh secara signifikan terhadap mutu dan kualitas buah tomat.
Kata kunci : tomat, kemasakan, kitosan, kualita
POTENSI CUKA BAMBU PT. BUKIT ASAM PELABUHAN TARAHAN UNTUK MENGURANGI PENGGUNAAN PUPUK KIMIA PADA BUDIDAYA TANAMAN PAKCHOY (Brassica rapa L.)
Continuous use of chemical fertilizers can reduce soil fertility and decrease crop quality. To maintain the soil fertility and increase the crop production, can be done by combining chemical fertilizers with organic fertilizers, so the use of chemical fertilizers can be reduced by being substituted by organic fertilizers. Liquid smoke (bamboo vinegar) is one of natural materials which is potential to be liquid organic fertilizer. The research on the potential of bamboo vinegar is mostly directed at its function as a food preservative and vegetable pesticide, however, the bamboo vinegar also potential as an organic material that can reduce the use of chemical fertilizers in plant cultivation. This study aims to determine the potential of bamboo vinegar as an organic material that can reduce the use of chemical fertilizers in the cultivation of pakchoy plants. This study use factorial 5 x 2 Randomized Block Design (RAK) with 3 replications. The first factor is the amount of bamboo vinegar and NPK; 100% bamboo vinegar, 75% bamboo vinegar + 25% NPK, 50% bamboo vinegar + 50% NPK, 25% bamboo vinegar + 75% NPK, and 100% NPK. The second factor is the frequency of fertilization; once and twice application. The results showed that the use of bamboo vinegar with 100% dose of concentration without the addition of NPK (10 ml/liter/plant) was able to produce the same height and number of leaves with the use of 100% NPK (2 g/plant). The use of bamboo vinegar + NPK at 50% dose of concentration (5 ml / liter / plant + 1 gram / plant) at one time frequency of fertilization and the use of bamboo vinegar at 75% dose concentration (7.5 ml / liter / plant) + NPK 25% (0.5 gram/plant) at twice fertilization frequency was able to produce wet weight of canopy which has no differences with the use of 100% NPK (2 grams/plant). The application of bamboo vinegar can reduce the use of NPK chemical fertilizers in pakchoy cultivation depends on the frequency of fertilization.Upaya untuk memperbaiki teknik budidaya pada tanaman pakchoy salah satunya dengan cara pemupukan tanaman. Saat ini pemupukan tanaman pakchoy secara umum dilakukan dengan menggunakan pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah dan penurunan kualitas tanaman. Untuk mempertahankan kesuburan tanah dan meningkatkan produksi tanaman dapat dilakukan dengan mengkombinasikan penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organik, sehingga penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi dengan disubstitusi oleh pupuk organik. Bahan alami yang berpotensi menjadi pupuk organik cair adalah asap cair (cuka bambu). Penelitian tentang potensi cuka bambu banyak diarahkan pada fungsinya sebagai pengawet makanan dan pestisida nabati, namun demikian, cuka bambu juga memiliki potensi sebagai bahan organik yang dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia pada budidaya tanaman. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi cuka bambu sebagai bahan organik yang dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia pada budidaya tanaman pakchoy. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 2 x 5 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah frekuensi pemberian pupuk yaitu satu kali (F1) dan dua kali (F2). Faktor kedua adalah takaran cuka bambu dan NPK, yaitu 100% cuka bambu (N1), 75% cuka bambu + 25% NPK (N2), 50% cuka bambu + 50% NPK (N3), 25% cuka bambu + 75% NPK (N4), dan 100% NPK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan cuka bambu dengan takaran 50% konsentrasi (5 ml/liter/tanaman) pada frekuensi pemberian pemupukan satu kali dapat mengurangi penggunaan pupuk NPK hingga 50 % (hanya 1 gram/tanaman). Namun demikian, jika frekuensi pemupukan dilakukan dua kali maka penggunaan cuka bambu dengan takaran 75% konsentrasi (7,5 ml/liter/tanaman) dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia NPK hingga 75% (hanya 0,5 gram/tanaman). Pemberian cuka bambu + NPK mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia NPK pada budidaya tanaman pakchoy tergantung pada frekuensi pemupukannya