29 research outputs found
PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI
The longest distance in a graph that has a number of vertices, arcs and small strands easily done manually. However, if the graph has a number of vertices, arcs and strands of many, the determination of the distance and the longest path will be difficult. Research has developed Longest Path Algorithm (LPA) in order to search for the longest distance and trajectory continued trending stranded on a graph. LPA enables application development and search distance of the longest path in the graph continued trending quickly and accurately. LPA in the development of a solution to help solve the problem of finding the longest path in a directed graph stranded concatenated
PEMODELAN PENGOPERASIAN MCAP DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MENUJU MASYARAKAT INFORMASI di DIY
Untuk memperkecil kesenjangan digital di Propinsi DIY, peran agen pemberdayaan dituntut untuk dapat
melakukan pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat informasi. Pemerintah Propinsi DIY sebagai salah
satu agen pemberdayaan membuat sebuah terobosan pemberdayaan melalui pengoperasian MCAP. Namun
demikian, pelaksanaan pengoperasian MCAP di masyarakat mengalami berbagai permasalahan. Identifikasi
permasalahan pengoperasian MCAP adalah belum tersedianya cara yang tepat dalam pemberdayaan
masyarakat menuju masyarakat informasi. Penelitian ini membangun sebuah model pengoperasian MCAP
dalam rangka pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat informasi. Pemberdayaan masyarakat menuju
masyarakat informasi sebagai upaya agen pemberdayaan dalam rangka pemberian kesempatan, pemihakan dan
penguatan pendayagunaan TIK bagi masyarakat, yaitu: 1) observasi lapangan dalam rangka pengukuran
tingkat kemauan, kemampuan masyarakat dan kondisi lingkungan setempat terkait pendayagunaan TIK 2)
diskusi bersama warga masyarakat dalam rangka pengumpulan kebutuhan, permasalahan dan potensi informasi
di masyarakat 3) pelaksanaan pemberdayaan dalam rangka pembangunan persepsi positif terhadap kemudahan
dan manfaat pendayagunaan TIK bagi masyarakat
PENGEMBANGAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MENUJU MASYARAKAT INFORMASI
Development of the Technology Acceptance Model (TAM) describes that there are dominant factors affecting the integration of information and communication technology (ICT) in society. This paper described the development of TAM in the context of the implementation of community development towards an information society. Implementation of empowerment facilitators conducted with the community. Implementation of empowerment aims to build positive perceptions of the benefits and convenience of ICT in society. Perceptions will positively affect the willingness of communities to utilize ICT. Furthermore, the willingness to utilize ICTs will influence the awareness and public demand for information as a source of strength. Communities that utilize ICT in order to satisfy the high demand for information is called information society
PEMODELAN PENGOPERASIAN MCAP DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MENUJU MASYARAKAT INFORMASI di DIY
Untuk memperkecil kesenjangan digital di Propinsi DIY, peran agen pemberdayaan dituntut untuk dapat melakukan pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat informasi. Pemerintah Propinsi DIY sebagai salah satu agen pemberdayaan membuat sebuah terobosan pemberdayaan melalui pengoperasian MCAP. Namun demikian, pelaksanaan pengoperasian MCAP di masyarakat mengalami berbagai permasalahan. Identifikasi permasalahan pengoperasian MCAP adalah belum tersedianya cara yang tepat dalam pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat informasi. Penelitian ini membangun sebuah model pengoperasian MCAP dalam rangka pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat informasi. Pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat informasi sebagai upaya agen pemberdayaan dalam rangka pemberian kesempatan, pemihakan dan penguatan pendayagunaan TIK bagi masyarakat, yaitu: 1) observasi lapangan dalam rangka pengukuran tingkat kemauan, kemampuan masyarakat dan kondisi lingkungan setempat terkait pendayagunaan TIK 2) diskusi bersama warga masyarakat dalam rangka pengumpulan kebutuhan, permasalahan dan potensi informasi di masyarakat 3) pelaksanaan pemberdayaan dalam rangka pembangunan persepsi positif terhadap kemudahan dan manfaat pendayagunaan TIK bagi masyarakat
PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI
Secara manual, pencarian jarak dan lintasan terpendek pada graf yang memiliki jumlah verteks, arc dan untai yang sedikit mudah dilakukan. Namun bila graf tersebut memiliki verteks, arc dan untai yang besar, pencarian jarak dan lintasan terpendek akan menjadi sukar. Penelitian berhasil mengembangkan Shortest Path Algorithm (SPA) dalam rangka pencarian jarak dan lintasan terpendek pada graf bersambung berarah beruntai. Aplikasi pengembangan SPA memampukan pencarian jarak dan lintasan terpendek pada graf bersambung berarah secara cepat dan tepat. Pengembangan SPA menjadi solusi dalam membantu memecahkan masalah pencarian lintasan terpendek pada sebuah graf bersambung berarah beruntai
PEMODELAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI AKADEMIK DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR ISO 9126
Sistem Informasi Akademik (SIA) dirancang sebagai layanan olah data kegiatan akademik di Perguruan Tinggi yang dapat dipergunakan dari, oleh dan untuk civitas akademika. Dengan penerapan layanan SIA, berbagai tugas dan pekerjaan civitas akademika yang dilakukan secara manual, sekarang bisa dikerjakan oleh komputer secara otomatis. Namun demikian, penerapan SIA di Perguruan Tinggi mengalami berbagai permasalahan. Permasalahan penerapan SIA adalah masih lemahnya kualitas SIA itu sendiri. Lemahnya kualitas SIA memberi dampak terhadap penurunan pemanfaatan SIA sebagai layanan olah data. Identifikasi dari permasalahan SIA adalah belum tersedianya cara yang tepat dalam peningkatan kualitas SIA. Penelitian ini membangun sebuah model peningkatan kualitas SIA dengan menggunakan standar kualitas. Model peningkatan kualitas SIA menyediakan basis yang sangat penting sebagai dasar peningkatan layanan olah data kegiatan akademik di Perguruan Tinggi berdasar standar kualitas. Standar kualitas merupakan kesepakatan berbagai pakar sebagai acuan kerja/pola kerja meningkatkan kualitas, salahsatunya adalah ISO 9126. Standar ISO 9126 dikembangkan dalam usaha identifikasi atribut-atribut kualitas SIA. Pelaksanaan atribut-atribut kualitas dipercaya sebagai solusi peningkatan kualitas SIA
PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI
Secara manual, pencarian jarak dan lintasan terpendek pada graf yang memiliki jumlah verteks, arc dan untai yang sedikit mudah dilakukan. Namun bila graf tersebut memiliki verteks, arc dan untai yang besar, pencarian jarak dan lintasan terpendek akan menjadi sukar. Penelitian berhasil mengembangkan Shortest Path Algorithm (SPA) dalam rangka pencarian jarak dan lintasan terpendek pada graf bersambung berarah beruntai. Aplikasi pengembangan SPA memampukan pencarian jarak dan lintasan terpendek pada graf bersambung berarah secara cepat dan tepat. Pengembangan SPA menjadi solusi dalam membantu memecahkan masalah pencarian lintasan terpendek pada sebuah graf bersambung berarah beruntai
PEMODELAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI AKADEMIK DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR ISO 9126
Sistem Informasi Akademik (SIA) dirancang sebagai layanan olah data kegiatan akademik di Perguruan Tinggi yang dapat dipergunakan dari, oleh dan untuk civitas akademika. Dengan penerapan layanan SIA, berbagai tugas dan pekerjaan civitas akademika yang dilakukan secara manual, sekarang bisa dikerjakan oleh komputer secara otomatis. Namun demikian, penerapan SIA di Perguruan Tinggi mengalami berbagai permasalahan. Permasalahan penerapan SIA adalah masih lemahnya kualitas SIA itu sendiri. Lemahnya kualitas SIA memberi dampak terhadap penurunan pemanfaatan SIA sebagai layanan olah data. Identifikasi dari permasalahan SIA adalah belum tersedianya cara yang tepat dalam peningkatan kualitas SIA. Penelitian ini membangun sebuah model peningkatan kualitas SIA dengan menggunakan standar kualitas. Model peningkatan kualitas SIA menyediakan basis yang sangat penting sebagai dasar peningkatan layanan olah data kegiatan akademik di Perguruan Tinggi berdasar standar kualitas. Standar kualitas merupakan kesepakatan berbagai pakar sebagai acuan kerja/pola kerja meningkatkan kualitas, salahsatunya adalah ISO 9126. Standar ISO 9126 dikembangkan dalam usaha identifikasi atribut-atribut kualitas SIA. Pelaksanaan atribut-atribut kualitas dipercaya sebagai solusi peningkatan kualitas SIA
Success Measurement of E-Learning Spada Wimaya at Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Using Delone and Mclean Model Approach
Purpose: This study aims to measure success and determine the factors that support or hinder the success of the e-learning SPADA Wimaya.Method: This study adapts the development of the DeLone and McLean Model 2003. The data used are primary data obtained from the answers of 387 users of the e-learning SPADA Wimaya Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta University as respondents in the distributed questionnaire. The results of the questionnaire were processed using SPSS to test descriptive of the data. After that, the data is processed using Structural Equation Modeling (SEM) for testing the inner model and outer model which includes hypothesis testing through SmartPLS software.Result: Of the nine proposed hypotheses, six were accepted and the other three were rejected. Because not all variables affect each other significantly, the e-learning SPADA Wimaya is declared to have not been successful. The factors that hinder the success of the e-learning SPADA Wimaya are the security indicator on the system quality variable, responsive indicator on the service quality variable and communication effectiveness on the net benefit variable
Identifikasi Ucapan Warna Menggunakan LPC (Linier Predictive Code ) Dan Kelompok Pemilihan Bobot
Pelajaran mengenal warna dapat dilakukan dengan melihat gambar dan mengucapkan dengan suara. Pengenalan dengan deteksi suara untuk mengenal warna-warna bagi anak-anak sangat diperlukan baik dengan media suara maupun gambar. Pada anak-anak belajar mengenal warna dapat dilakukan dengan menggunakan pengenalan ucapakan warna. Pada saat belajar mengenal warna dengan ucapan maka dilakukan deteksi suara atau ucapan warna menggunakan LPC. Salah satu metode untuk mengenal ucapakan dengan LPC (Linier Predictive Code) dapat meningkatkan akurasi 60%. Ekstraksi ciri selain menggunakan metode Linear Predictive Coding (LPC) berdasarkan Aibinu dkk. (2011) dengan LPC diantara 40%-60%. Penelitian ini menggunakan LPC yang menghasilkan kooefisien cepstral yang kemudian dilakukan seleksi fiture. Kombinasi seleksi fiture yang diambil diantaranya dengan 1. Mengelompokan nilai data 2. Melakukan pemilihan bobot. Hasil akurasi uji coba dilakukan dengan ucapan 1..10 warna dilakukan terhadap laki-laki dan perempuan sebanyak 10 orang mendapatkan nilai prosentase 95