13 research outputs found

    COMPARISON OF THE DRYER AIR INLET POSITION ON THE SPRAY DRYER WITH A DOUBLE CONDENSER TO PRODUCE A ROTATING FLOW THROUGHOUT THE DRYING CHAMBER: CFD ANALYSIS

    Get PDF
    Simulation of the drying air and the spray of liquid in the spray dryer chamber with Discrete Phase Material (DPM) and Discrete Random Walk (DRW) was presented in this study using CFD methods to analyze the drying liquid. The main problem in spray drying is the adhesion of the material to the drying chamber walls, which causes uneven drying material. This adhesion can slow down the drying process and reduce productivity. The design of the drying air inlet into the drying chamber becomes essential to research. Variations in the position of the drying air inlet into the drying chamber are carried out in the 3D spray dryer room to see the mechanism of the centrifugal velocity of the drying airflow, which can improve uniform mixing with flow resistance due to friction with small walls and the drying air velocity. This phenomenon is impossible to observe in experiments. A geometric model consisting of 1,054,000 hexa-mesh elements at the area around the nozzle, the top spot of the chamber and the remaining area covered with a tetrahedral mesh, was determined to predict velocity, temperature, and fluid flow behavior. The first position, the dryer air inlet, is at an angle from the diameter of the spray drying chamber. The second position is in the middle of the diameter of the drying chamber. The position of the first inlet produces a more even temperature contour with a more tangential velocity due to the small frictional resistance with the walls. At the same time, the second position is not recommended because the flow leads to one side of the wall and creates sticking and even material buildup. A double-heated condenser can dry air at moderate temperatures, and it is a very effective drying product— positioning the dryer air inlet into the drying chamber, achieving the economical production of high-quality products

    PENGARUH VARIASI DIAMETER TUBE PIPA EVAPORATOR DENGAN CIRCULAR FINS TERHADAP PRESSURE DROPS ALIRAN REFRIGERANT PADA SISTEM REFRIGERASI

    Get PDF
    Kebutuhan akan mesin pendingin udara di Indonesia sangat tinggi karena iklim tropis yang menyebabkan Indonesia memiliki dua musim, yaitu musin kemarau dan musin penghujan. Namun pada beberapa tahun ini, musim kemarau atau secara awam dikatakan musim panas, terasa lebih panjang dibanding musim hujan. Sistem refrigerasi dipilih untuk kebutuhan pendingin udara di Indonesia khususnya dan asia pada umumnya. Sistem refrigrasi terdiri dari evaporator, condenser, kompresser dan katup ekspansi. Efek pendinginan terjadi di evaporator, dimana cairan refrigerant berubah menjadi uap atau yang disebut dengan proses evaporasi. Pada penelitian ini, evaporator dirancang menggunakan beberapa diameter tube  pipa evaporator, yaitu :  0,005435 m, 0,007036 m, 0,008103 m,  0,008407 m, 0,009398 m, 0,010338 m, 0,011278 m, 0,00125 m, 0,012954 m dan 0,014224 m. Perancangan evaporator untuk biaya perancangan yang optimum dipilih pada rancangan dengan Din 0,009398 m dan Dout 0,0127 dengan panjang tube 5,08 m karena ukuran dan panjang tube yang tidak terlalu besar dan panjang

    Combination of Electric Air Heater and Refrigeration System to Reduce Energy Consumption: A Simulation of Thermodynamic System

    Get PDF
    This study is about the analysis of thermodynamic system of a refrigeration system with two condensers coupled in series to the electric air heater system. The condenser produces waste heat reaches 90oC and the heat is accumulated into a space heater up to 140oC. That means: the heater works only up to 50oC, so the temperature of the air is high and dry, but has a very low RCES (Ratio of Specific Energy Consumption) in dew point 20oC, which is indicate that the system is very significant

    ANALISA PERBANDINGAN MECHANICAL DAN ELECTRICAL PROPERTIES TERHADAP PENAMBAHAN JUMLAH KANDUNGAN OKSIGEN PADA BATANG TEMBAGA DIAMETER 8MM

    Get PDF
    Kandungan oksigen sangatlah berpengaruh terhadap mekanikal dan electrical properties pada batang tembaga. Pengujian terhadap 4 (tiga) sample yang mempunyai kandungan oksigen yang berbeda memberikan hasil beberapa sifat  mekanikal dan  elektrikal yang berbeda, di  antaranya sample  1  dengan  kandungan  oksigen  169.2  ppm  mempunyai tensile  strength    22.26  kg/mm2, regangan (elongation) 43.40%, modulus young 51.22kg/mm2, electrical conductivity 102.6%IACS, resistivity at 20°C 1.6796 µΩ.cm, sample 2 dengan kandungan oksigen 317.16 ppm mempunyai tensile strength 22.70 kg/mm2, regangan (elongation) 41.80%, modulus young 54.49 kg/mm2, electrical conductivity 101.80%IACS, resistivity at 20°C 1.6935 µΩ.cm, sample 3 dengan kandungan oksigen 387.18 ppm  mempunyai tensile strength 23.42 kg/mm2, regangan (elongation) 40.50%, modulus young 57.81 kg/mm2, electrical conductivity 101.60%IACS, resistivity at 20°C 1.6954 µΩ.cm, sample 4 dengan kandungan oksigen 465.66 ppm mempunyai tensile strength 23.98 kg/mm2, regangan (elongation) 38.13%, modulus young 62.90 kg/mm2, electrical conductivity 101.13%IACS, resistivity at 20°C 1.7047 µΩ.cm

    Perkiraan Kebutuhan Energi dalam Operasional Under Ground Terminal untuk Smart Eco Airport

    Get PDF
    Penanganan penumpang di bandar udara selain dilakukan di terminal penumpang juga dilakukan pada sisi udara, terutama pada remote area dimana proses penanganan penumpang terdapat unnecessary movement yang berisiko terjadinya insiden seperti kebakaran bus atau tabrakan bus, ketidak-efisienan penggunaan waktu dan biaya operasional, kesalahan penjemputan dan ketidak tepatan pelayanan. Seiring dengan kemajuan teknologi infrastruktur kebandarudaraan dimungkinkan untuk pengembangan under ground terminal berupa terminal dan akses bawah tanah dari terminal ke pesawat atau sebaliknya. Pengembangan teknologi mekanikal memerlukan konsumsi energi sebagai penunjang peralatan mekanikal tersebut berupa escalator atau travelator yang melalui trowongan. Akses bawah tanah ini juga dapat dimanfaatkan untuk smart baggage handling system, peralatan lain yang memerlukan energi yang terbesar adalah sistem pendingin. Total kebutuhan daya untuk sistem pendingin pada Terminal 3 saja saat ini adalah 12511.4 kW atau sekitar 12.5 MW. Dengan melakukan pendekatan kedalaman tanah yang berfungsi sebagai media pendingin dengan luasan terminal yang dianggap sama maka hasil simulasi perhitungan menunujukkan penurunan daya sebesar 37% sehingga total daya untuk pendinginan menjadi 7882.4 kW atau energi dapat ditekan sebesar 4629 kW. simulasi total daya pada under ground terminal dari semua peralatan mekanikal dan peralatan pendingin sebesar 14144,4 k

    PENGARUH VARIASI DIAMETER TUBE PIPA EVAPORATOR DENGAN CIRCULAR FINS TERHADAP PRESSURE DROPS ALIRAN REFRIGERANT PADA SISTEM REFRIGERASI

    No full text
    Kebutuhan akan mesin pendingin udara di Indonesia sangat tinggi karena iklim tropis yang menyebabkan Indonesia memiliki dua musim, yaitu musin kemarau dan musin penghujan. Namun pada beberapa tahun ini, musim kemarau atau secara awam dikatakan musim panas, terasa lebih panjang dibanding musim hujan. Sistem refrigerasi dipilih untuk kebutuhan pendingin udara di Indonesia khususnya dan asia pada umumnya. Sistem refrigrasi terdiri dari evaporator, condenser, kompresser dan katup ekspansi. Efek pendinginan terjadi di evaporator, dimana cairan refrigerant berubah menjadi uap atau yang disebut dengan proses evaporasi. Pada penelitian ini, evaporator dirancang menggunakan beberapa diameter tube  pipa evaporator, yaitu :  0,005435 m, 0,007036 m, 0,008103 m,  0,008407 m, 0,009398 m, 0,010338 m, 0,011278 m, 0,00125 m, 0,012954 m dan 0,014224 m. Perancangan evaporator untuk biaya perancangan yang optimum dipilih pada rancangan dengan Din 0,009398 m dan Dout 0,0127 dengan panjang tube 5,08 m karena ukuran dan panjang tube yang tidak terlalu besar dan panjang

    CONDENSOR DESIGN ANALYSIS WITH KAYS AND LONDON SURFACE DIMENSIONS

    Get PDF
    The use of condensers in air conditioning units is more common in large-capacity units than in ones with a smaller capacity. Air conditioning provides comfort and freshness to an air-conditioned room. It should be noted that each room has a different heat load, which affects the specifications of the condenser used. The accuracy with which appropriate condenser specifications are determined affects the performance of the air conditioner. Thus, considering how important condenser needs are, it is necessary to design condensers with optimal performance, which adhere to proven standards. To achieve this, the design of a condenser should be based on the results of the smallest condenser dimensions of three types of surfaces, as they are intended for a limited place. This condenser design uses the standard dimensions of the Kays and London charts. Data is collected by measuring the results of temperature and enthalpy of a refrigerant at desuperheating and condensation, inlet air temperature, outlet air temperature, refrigerant mass flow rate, and air mass flow rate. The results of the compact condenser design are based on existing data, which is obtained from the smallest design results. The result uses the type of Surface CF-8.72(c) with a heat transfer area of 0.259 m2, a total tube length of 9.5 m, crossing tube length 0.594 m and a pressure drop of 3778 Pascal (Pa) on the side of a tube. This design fulfills the stipulated requirements, as the pressure drop is less than the specified maximum limit in most units

    The influences of Determination Choosing of the Department in State Universities and Lecturers’ Teaching Style to Students’ Learning Motivation

    No full text
    This study aimed to identify the influences of determination choosing of the department in state universities and the lecturers' teaching style to the student's learning motivation. Subjects were obtained by non-random consisting of the students for 1st and 3rd semester at state universities in Indonesia. The theory of self-determination for the determination of the departments, Teaching Style Inventory Anthony F. Grasha to the lecturers’ teaching style and Harter Scale to measure student motivation and Multiple linear regression analysis is used. The study was conducted using a questionnaire distributed to 556 students. The results show the number of significance at p = 0.000. which means there is a very significant influence determination to choose the departments and lecturers' teaching style, the learning motivation of students in state universities, with the effective contribution of 21.2%

    Pola aliran udara dan distribusi temperature diinduksi oleh system air conditioning

    Get PDF
    Perancangan aliran udara di dalam sebuah ruangan tertutup dibutuhkan untuk memasok kebutuhan udara segar yang diperuntukan bagi penghuni ruangan tersebut. Selain itu, pola aliran udara merupakan media pembawa partikel atau pembawa panas yang dapat mendistribusikan kedua aspek tersebut di dalam ruangan. Maka aliran udara menjadi suatu isu kritikal yang dapat mempengaruhi kenyamanan para penghuni ruangan bahkan gedung. Studi ini menyajikan pemodelan dan simulasi aliran udara dan efeknya terhadap distribusi temperatur di dalam ruangan kantor. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan studi parametrik dimana dalam studi ini dilakukan modifikasi letak pasokan udara dan nilai kecepatan udara dengan mengacu pada model yang telah divalidasi. Pendekatan simulasi numerik untuk memecahkan model laminar flow dan heat transfer dalam penelitian ini dilakukan secara bertahap, dimana pada tahap pertama model laminar flow dipecahkan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai distribusi aliran udara. Setelah itu, pemecahan terhadap pemodelan heat transfer dilakukan untuk mendapatkan perilaku distribusi temperatur di dalam ruangan. Hasil simulasi mengindikasikan bahwa posisi outlet di dalam ruangan sangat penting untuk membantu distribusi udara agar tercapai pasokan udara yang merata. Selain itu, kecepatan udara dengan nilai yang berbeda mempunyai pola distribusi yang sama baik pada udara maupun temperatur di dalam ruangan. Karakteristik tersebut menunjukan bahwa nilai kecepatan udara di dalam ruangan berpengaruh terhadap waktu penyebaran temperature di dalam ruangan tertutup. Akhirnya, penelitian ini menunjukkan bahwa strategi dalam menambah kecepatan udara dalam mendistribusikan temperatur untuk menciptakan kenyamanan kerja adalah bukan faktor signifkan yang bersifat tunggal. Tetapi,ada parameter lain yang cukup berpengaruh seperti posisi outlet yang merupakan jalur distribusi udara yang juga merupakan jalur distribusi temperatur

    Ekstraksi Magnesium Hidroksida dari Air Sisa Pembuatan Garam Menggunakan Teknologi Pengeringan Semprot (spray dryer)

    No full text
    Indonesia memiliki potensi besar dalam pemanfaatan sumberdaya non hayati laut. Salah satu potensi tersebut ialah garam laut. Kepulauan Indonesia dipengaruhi oleh iklim basah akibat curah hujan yang menyebabkan kegiatan penambangan garam dari laut untuk kebutuhan konsumsi memiliki kandungan kemurnian NaCl di bawah kebutuhan standar untuk industri. Namun, terdapat kandungan Magnesium Hidroksida (MgOH2) yang dapat diekstrasi sebagai nilai tambah produksi garam indonesia.Metode umum yang digunakan untuk mendapatkan MgOH2 ialah dengan membentuk gel dengan menambahkan soda api (NaOH)pada proses penguapan berulang dari air limbah garam (air tua) di tambak garam. Lebih lanjut, gel yang terbentuk perlu dilakukan pencucian menggunakan air tawar untuk menghilangkan NaCl. Metode umum yang digunakan membutuhkan waktu pengeringan yang lama dan kebutuhan lahan yang luas.Penelitian ini bertujuan menggunakan teknologi spray dryer untuk mendapatkan proses ekstraksi yang lebih cepat pada lahan yang kecil dan kualitas MgOH2 lebih baik. Dari hasil percobaan spray dryer, didapatkan hasil waktu rata rata untuk proses penguapan droplet ialah 2 detik. Sedangkan dari hasil perhitungan waktu tinggal bahan di dalam tabung pengering spray dryer berkisar 2,5 detik. Seluruh  penguapan droplet untuk melepaskan H2O semua terjadi di dalam tabung pengering
    corecore