1,646 research outputs found

    Fenomena Penggunaan Magi pada Kalangan Sinden di Kabupaten Subang – Jawa Barat (Studi Tentang Sistem Religi)

    Full text link
    Di lingkungan masyarakat Sunda, khususnya pada kalangan seniman Sunda, daerah Subang dikenal sebagai ‘lumbung” sinden yang telah mengorbitkan dan mengantarkan beberapa nama sinden ke puncak popularitasnya. Kondisi ini tidak luput dari lingkungan sosial budaya masyarakat Subang itu sendiri yang gemar berkesenian, baik sebagai seniman praktisi, pemerhati, maupun penikmat karya seni tradisional. Di samping itu, masyarakat Subang yang dalam kehidupan religinya masih kuat memegang adat istiadat, juga turut memengaruhi perkembangan seni sinden. Kepercayaan masyarakat setempat terhadap dunia gaib dan kekuatan-kekuatan gaib, turut pula mewarnai perkembangan dunia pesinden di daerah ini. Tidak sedikit para sinden di daerah Subang yang memanfaatkan tenaga-tenaga magis yang diperoleh melalui ritual-ritual tertentu ataupun melalui jasa paranormal, seperti dukun dan kuncen. Tulisan ini berupayamenggali penggunaan magi pada kalangan sinden yang telah lama menggejala di daerah Subang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif serta menggunakan metode deskriptif dengan teknik memaparkan berbagai fenomena yang didapati di lapangan terkait dengan penggunaan magi oleh sinden, selanjutnya dianalisis menggunakan teori-teori kebudayaan

    Festival Peh Cun Menelusuri Tradisi Etnis Cina di Kota Tangerang

    Full text link
    Penelitian ini mencoba menelusuri sejarah lahirnya sebuah tradisi Peh Cun yang biasa dilakukan oleh etnis Cina di Kota Tangerang. Peh Cun adalah salah satu perayaan hari besar etnis warga keturunan Cina yang jatuh pada hari kelima bulan kelima (go gwee cee go) di tahun Imlek. Tradisi Peh Cun ini merujuk pada legenda tentang seorang pembesar pada masa Dinasti Couw (340-278 SM), yang juga seorang sastrawan dan budayawan besar, yaitu Khut Goan.Tradisi ini juga identik dengan Festival Perahu Naga di Kali Cisadane, Kota Tangerang. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Prosedur penelitian mengarah pada penggambaran situasi secara sistematik, faktual, dan akurat mengenai sejumlah gejala, seperti fenomena upacara tradisional Peh Cun yang hingga kini masih dilaksanakan oleh komunitas Cina di lokasi penelitian

    Legenda-legenda Keramat di Kawasan Sancang Kabupaten Garut (Studi Tentang Kearifan Lokal)

    Full text link
    Dalam studi-studi kebudayaan, legenda menempati posisi yang cukup penting mengingat fungsi dan peranannya yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Melalui pengkajian terhadap legenda, akan diperoleh gambaran yang komprehensif mengenai kondisi sosial budaya suatu masyarakat, terkait sikap dan pandangan, serta perilaku ritualnya. Hutan Sancang yang berada di kawasan Garut Selatan, menyimpan banyak misteri legenda yang mempengaruhi sikap hidup masyarakat di sekitarnya. Pandangan-pandangan sakral mereka tentang hutan Sancang serta kebesaran leluhur mereka, Prabu siliwangi, telah melahirkan sikap yang memuliakan alam. Berbagai tabu atau pantangan adat lahir dari sikap dan pandangan sakral terhadap hutan dan karuhun. Penelitian ini mencoba mengkaji beberapa legenda yang hidup di kalangan masyarakat di kawasan hutan Sancang, terkait dengan legenda leluhur orang Sunda, Prabu Siliwangi, yang telah melahirkan kearifan lokal masyarakat setempat dalam menyikapi dan melestarikan lingkungan alamnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Melalui pendekatan ini, setiap fenomena sosial dan budaya yang didapati di lapangan dideskripsikan untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan teori-teori yang sudah ada

    Tradisi Membangun Rumah dalam Kajian Kearifan Lokal (Studi Kasus pada Masyarakat Adat Kampung Dukuh)

    Full text link
    Keberadaan masyarakat adat di tengah arus modernisasi dan globalisasi dewasa ini oleh sementara orang dipandang sebagai suatu hal yang unik dan janggal. Di tengah arus globalisasi, di mana orang sibuk dengan konsep-konsep dan pemikiran modern, masyarakat adat berusaha untuk tetap melaksanakan dan memelihara tradisinya. Melalui kajian-kajian antropologis terungkap bahwa tradisi-tradisi yang dikukuhi masyarakat adat tersebut ternyata sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal, khususnya di dalam konteks hubungan manusia dengan ligkungannya, baik lingkungan alam, sosial, dan lingkungan budaya. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian ini. Melalui penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif, penulis memaparkan berbagai fenomena alam, sosial dan budaya, apa yang dialami, diketahui, dilihat, dirasakan, dan dipikirkan oleh masyarakat adat Kampung Dukuh terhadap fenomena-fenomena alam dan kondisi geografis yang mereka hadapi sehari-hari. Fenomena-fenomena alam dan budaya ini diinterpretasikan dan kemudian melahirkan tradisi yang sarat dengan kearifan lokal. Tradisi ini juga mewarnai aktivitas membangun rumah di kalangan masyarakat Kampung Dukuh, mulai dari penggunaan bahan, ritual-ritual, dan pantangan-pantangan adat

    Sistem Pengetahuan Lokal Masyarakat Cidaun – Cianjur Selatan Sebagai Wujud Adaptasi Budaya

    Full text link
    Sistem pengetahuan lokal, kearifan lokal atau kearifan tradisional (indigenous knowledge system) adalah pengetahuan yang khas milik suatu masyarakat atau budaya tertentu yang telah berkembang lama sebagai hasil dari proses hubungan timbal-Balik antara masyarakat dengan lingkungannya. Masyarakat Cidaun di kawasan selatan Kabupaten Cianjur memiliki banyak keunikan, baik alam maupun penduduknya. Kondisi geografis Cidaun yang penuh tantangan, memberikan dorongan kepada masyarakatnya untuk lebih memahami lingkungan alamnya. Berbagai peristiwa dan fenomena alam yang mereka hadapi sehari-hari tersebut serta hubungan intensif dengan lingkungan alamnya telah membentuk sistem pengetahuan lokal yang sekaligus menjadi strategi adaptasi budaya masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tulisan ini mengkaji sistem pengetahuan lokal masyarakat Cidaun dalam kaitannya dengan lingkungan tempat mereka berpijak dan melakukan aktivitas dalam menggeluti mata pencaharian hidupnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif serta menggunakan metode deskriptif dengan teknik memaparkan berbagai fenomena budaya, apa yang mereka alami, mereka ketahui, dan interpretasi mereka terhadap fenomena-fenomena yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari

    Kesenian Gondang sebagai Representasi Tradisi Masyarakat Petani di Jawa Barat

    Full text link
    This paper aims to reveal the existence of traditional art ofgondang which is a representation of a living tradition among the farmers in the rural areas of West Java. Gondang art stems from a tradition of ritual nutu (pound rice using a pestle and mortar) are sacred. Behind the sanctity of this tradition, there is another side that is capable of creating merriment, joy and cheerfulness, so that this tradition then elevated to an art, the art of traditional tutunggulan which is an instrumental art. Art aesthetic element is reinforced with the inclusion of singing elements. Then,gondang art is created as the development of tutunggulan art. On the appearance of gondang art, the element of the sacred has been much reduced; otherwise the entertainment element is more prominent so the gondangart becomes contemporary performing arts once highly favored by the Sundanese people, especially in rural areas. Now the existence of the art of gondangis in the middle of degraded and endangered, marginalized by the types of modern art. The method that the writer used in this research is descriptive method that relies on qualitative data

    PENGARUH MEDIA FLASH TERHADAP MINAT BELAJAR PADA KOMPETENSI PENGGUNAAN ALAT UKUR DI SMK NEGERI 2 DEPOK YOGYAKARTA

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui minat belajar siswa sebelum diberikan perlakuan media flash pada kompetensi penggunaan alat ukur, untuk mengetahui minat belajar siswa setelah diberikan perlakuan media flash pada kompetensi penggunaan alat ukur, untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa setelah diberikan perlakuan media flash, dan untuk mengetahui perbedaan minat belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini dilakukan dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yang akan diberikan perlakuan media dan kelompok kontrol tanpa perlakuan media. Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen dengan mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan angket pelaksanaan pembelajaran dan angket lembar amatan prilaku siswa selama pembelajaran. Data deskripsi yang terkumpul akan diolah menggunakan bantuan software Statical Product and Service Solution (SPSS) versi 17.0 for windows. Hasil penelitiannya adalah minat belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Minat belajar siswa setelah diberi perlakuan media flash sebesar 71,79%. Terdapat pengaruh yang signifikan dari media flash terhadap minat belajar siswa pada kompetensi penggunaan alat ukur di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya 8,81% dari sebelum perlakuan (persentasi minat belajar siswa dari 62.98% menjadi 71,79% ) dan adanya perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen yaitu t hitung = 4,7 lebih besar dari tabel = 2,042)

    PENGARUH KONSENTRASI LINDI YANG DIFERMENTASI DENGAN AKTIFATOR MIKROORGANISME EM4 TERHADAP KEPADATAN SEL Chlorella sp.

    Get PDF
    Lindi merupakan cairan yang terbentuk dalam timbunan sampah yang kaya akan nutrisi dan dapat digunakan sebagai unsur hara untuk kultur mikroalga jenis Chlorella sp. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi lindi yang difermentasi dengan aktifator mikroorganisme EM4 terhadap kepadatan sel Chlorella sp. Design experiment yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga ulangan, yaitu P1 konsentrasi lindi 5%, P2 (10%), P3 (15%) P4 (20%), dan P5 (25%). Parameter yang diamati yaitu kepadatan sel, laju pertumbuhan spesifik, kadar nitrat dan fosfat, serta kualitas air (suhu, pH, dan oksigen terlarut). Data dianalisis dengan ANAVA menggunakan software SPSS 25. Kepadatan tertinggi diperoleh pada konsentrasi 25% sebesar 731,1 ± 2,55 ×104 sel mL-1, dengan puncak pertumbuhan pada hari ke-16. Kepadatan sel terendah pada konsentrasi 5% sebesar 256,4 ± 6,25 ×104 sel mL-1, dengan puncak pertumbuhan pada hari ke-6, laju pertumbuhan spesifik tertinggi pada konsentrasi lindi 5% sebesar 0,19 ± 0,00 sel mL-1 hari-1 dan terendah pada konsentrasi lindi 20% sebesar 0,08 ± 0,00 sel mL-1 hari-1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi lindi yang difermentasi dengan EM4 berpengaruh sangat nyata terhadap produksi Chlorella sp.Leachate is a liquid formed in heaps of waste that is rich in nutrients and could be used to supply the required nutrients in microalgae cultures such as Chlorella sp. This experiment aimed to determine the effect of different concentrations of leachate fermented using EM4 microorganism activator on the cell density of Chlorella sp. The experimental design used a Completely Randomized Design (CRD) with five treatments and three replications: P1 (5% leachate concentration), P2 (10%), P3 (15%), P4 (20%), and P5 (25%). The observed parameters were cell density, specific growth rate, nitrate and phosphate levels, and water quality (temperature, pH, and dissolved oxygen). The data were analyzed using ANOVA using SPSS 25 software. The highest density of Chlorella sp. was 731.1 ± 2.55 ×104 cells mL-1obtained by P5 treatment recorded at the growth peak in the 16th day. The lowest cell density of Chlorella sp. was measured in P1 treatment at 256.4 ± 6.25 ×104 cells mL-1 during the growth peak on day 6th. The highest and lowest specific growth rates of Chlorella sp. were observed in P1 (0.19 ± 0.00 cells mL-1 day-1)and P4 treatments (0.08 ± 0.00 cells mL-1 day-1), respectively based on these results, this recent study concludes that the fermented leachate using EM4 is capable of suppying sufficient nutrient and thus has a very significant effect on the production of Chlorella sp
    corecore