27 research outputs found
Campur Kode Pemegang Layanan dan Profesional pada Bank Mandiri Cabang Cilegon
Ada beberapa koeksistensi harmonis antara bahasa, bahasa Indonesia dan asing. Di sini substansial bahasa dianggap sebagai paspor linguistik ke arena globalisasi dan pasar kerja yang kompetitif, terutama yang bukan pemerintah. Booming perusahaan multinasional perusahaan bersama dengan yang swasta dalam beberapa tahun terakhir telah bertindak sebagai faktor sosial ekonomi yang mendasari peningkatan kesadaran dalam belajar bahasa Indonesia. Faktor terkait pekerjaan ini telah diberikan Bahasa status bahasa berorientasi karir dengan bernuansa kolonial dan memicu gengsi tinggi Orang belajar bahasa bukan untuk saling komunikatif tujuan tetapi untuk bersaing pasar kerja. Bahasa adalah terkait dengan pekerjaan yang lebih baik, yang membuat seseorang bersosialisasi prestise. Di sini, identitas sosioprofesional seseorang bisa lebih baik dipahami dari sifat bahasa lisannya. pemegang layanan serta profesional, di Indonesia, ditemukan berbaur dalam percakapan mereka. Artikel ini terutama berdasarkan definisi tentang campur kode percakapan yang melibatkan pencampuran dua bahasa yang disengaja tanpa perubahan topik terkait
BENTUK ISTILAH-ISTILAH PROSES PENGUPASAN MELINJO PADA MASYARAKAT SUNDA DI KECAMATAN CIOMAS: SUATU KAJIAN ETNOLINGUISTIK
ABSTRAKPenelitian ini berjudul Bentuk Istilah-Istilah Proses Pengupasan Melinjo Pada Masyarakat Sunda Di Kecamatan Ciomas: Suatu Kajian Etnolinguistik. Pengupasan melinjo adalah suatu mata pencaharian musiman masyarakat sunda di Kecamatan Ciomas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk istilah yang ada dalam proses pengupasan melinjo pada masyarakat sunda di Kecamatan Ciomas. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah menurut Milles dan Huberman, yakni pengumpulan data, mereduksi, menyajikan, dan menyimpulkan. Hasil analisis yang menggambarkan bentuk-bentuk istilah yang ada dalam proses pengupasan melinjo adalah kata dan frasa. Kata-kata yang ditemukan adalah sembilan kata, termasuk dalam kategori kata kerja dan kata benda dan kata sifat dengan makna leksikal untuk kata monomorfemis, dan makna gramatikal dari kata polimorfisme. Frasa yang ditemukan adalah empat frasa. Selanjutnya ialah pada makna kultural, terdapat 3 makna kultural yang diyakini oleh masyarakat berdasarkan hasil dari data yang diberikan oleh informan.Kata Kunci: Bentuk Istilah, Etnolinguistik, Masyarakat Sunda, Pengupasan Melinjo ABSTRACTThis study is entitled The Form of Melinjo Stripping Process Terms in Sundanese People in Ciomas District: An Ethnolinguistic Study. Melinjo stripping is a seasonal livelihood of the Sundanese community in Ciomas District. This study aims to determine the forms of terms that exist in the process of stripping melinjo in the Sundanese community in Ciomas District. The research method used in this study uses qualitative research methods. The data analysis technique used is according to Milles and Huberman, namely data collection, reduction, presentation, and conclusion. The results of the analysis that describe the forms of terms that exist in the process of stripping melinjo are words and phrases. The words found were nine words, belonging to the categories of verbs and nouns and adjectives with lexical meanings for monomorphemic words, and grammatical meanings of polymorphism words. The phrases found are four phrases. Next is on cultural meanings, there are 3 cultural meanings believed by the community based on the results of data provided by informants. Keywords: Term Form, Ethnolinguistics, Sundanese Society, Melinjo Strippin
KHAZANAH LEKSIKON AGRIKULTURA DALAM LINGKUP BUDAYA MASYARAKAT DI KECAMATAN SUMUR KABUPATEN PANDEGLANG: PERSPEKTIF EKOLINGUISTIK
Many researches on the agricultural lexicon have been carried out, but as far as tracing and studying, no research has been found that specifically examines the agricultural lexicon in the Sundanese community in Sumur District, Pandeglang Regency, Banten Province. This article specifically discusses the agricultural lexicon within the scope of the agricultural culture of the Sumur District community. This article comes from the results of research that uses a descriptive qualitative approach with an ethnographic method with an ecolinguistic design. The data was obtained by conducting participant observations and interviews with informants who were considered to understand and master the problems of agricultural culture in the Sumur District area. This study resulted in the following findings: (1) the lexicon of the name of the process of cultivating a field of 60 pieces; (2) the lexicon of the name of the process of gardening or farming 34 pieces; (3) time lexicon related to rice field, gardening, or farming 28 fruit; and (4) the local wisdom of the community which is represented in the form of taboos related to the farming process, both expressions of prohibition and orders. Based on the results of the study, it was concluded that there had been a shift in the agricultural lexicon in the Sumur sub-district triggered by social, economic, cultural, and ecological factor
Perbedaan Kemampuan Berbahasa Anak Umur 37 Bulan dan Anak Umur 38 Bulan berdasarkan Lingkungan Sosialnya
Lingkungan sosial pada kenyataannya memiliki peran yang penting dalam pemerolehan bahasa anak. Kemampuan anak dalam berbahasa baik atau tidaknya dapat diukur juga melalui kondisi lingkungan sosialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berbahasa anak umur 37 bulan dan anak umur 38 bulan berdasarkan kondisi lingkungan sosialnya. Subjek penelitian pertama bernama Riaka Sagara (37 bulan) dan subjek penelitian kedua bernama Gavin Krisnayuda (38 bulan). Keduanya dimasukan ke dalam kategori anak umur 3 tahun. Penelitian ini meninjau aspek fonologi, morfosintaksis, semantik, dan pragmatik kedua anak tersebut berdasarkan kondisi lingkungan sosialnya. Hasil penelitian ini menunjukan proses perkembangan bahasa anak dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosialnya. Kondisi sosial yang kurang baik dapat memberikan pengaruh buruk bagi perkembangan dan pemerolehan bahasa anak. Anak yang memiliki kondisi lingkungan kurang bagus seperti lingkungan bermain yang tidak ada dan jarang berinteraksi dengan orang lain cenderung lebih tidak percaya diri dan memiliki kosakata yang minim sehingga menghambat proses pemerolehan bahasa
GANGGUAN BERBAHASA PSIKOGENIK LATAH PADA PENUTUR BAHASA WANITA LANSIA (KAJIAN PSIKOLINGUISTIK)
Latah is a type of psychogenic disorder that is part of a language disorder, usually referred to as echolalia, which is the act of parroting or imitating what other people say or repeating the same utterance when in certain situations. Speeches that include talkative are not all related to dirty words or those that are dirty. The purpose of this study is to describe the form of speech and the factors that cause the emergence of psychogenic disorders of the talkative type in the observed objects. The type of research used is descriptive qualitative. The source of data was obtained from the speech of someone with a psychogenic disorder of the talkative type who was the object or resource person in this study. The location of this research is in the Curug sub-district, Serang-Banten sub-district. The data collection technique used is the listening method with the tapping technique which is the basic technique in the listening method. While advanced techniques in the form of note-taking techniques and recording techniques are used to help the method used
Gangguan Berbicara Rhotacism Pada Anak Remaja (Kajian Psikolinguistik)
Researchers found slurred speech disorder (Rhotacism) in adolescents aged 13 and 15 years who have imperfections which have difficulty pronouncing /r/ to become /l/. This study aims to (1) describe Rhotacism\u27s speech disorders, especially phonetic disorders in adolescents and (2) describe the causes of Rhotacism\u27s disorders in adolescents. This study uses a qualitative descriptive research method and uses a case study approach with subjects or informants aged 13 and 15 years named Alden Nandana Ramadhan and Mauli Ibrahim who come from Serang Regency. The results showed that in Alden Nandana Ramadhan there were 6 data that experienced sound changes when pronouncing the letters /r/ to /l/. Meanwhile, in Mauli Ibrahim found 11 data that experienced sound changes when pronouncing the letter /r/ to /l/ and 1 omission of the letter /r/. The causes of Rhotacism speech disorders in children are caused by several factors, namely sufferers have siblings, aunts. Siblings with speech disorders, namely Rhotacism. Rhotacism speech disorders appear when toddlers, children, teenagers and even adults because of factors, namely angklossia (short tongue) which results in an impact on the imperfection of phonemes (sounds) spoken by speakers to speaker
Afiksasi Pembentuk Verba Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia dalam Novel Baruang Kanu Ngarora Karya D.K. Ardiwinata
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan afiks pembentuk verba bahasa Sunda dan bahasa Indonesia dengan menentukan persamaan dan perbedaan, serta mengidentifikasi analisis kontrastif pada kedua bahasa yang terdapat dalam novel Baruang Kanu Ngarora karya D.K. Ardiwinata. Teknik analisis data dilakukan untuk mendapatkan data yang bermakna dalam proses penelitian. Penelitian ini juga dilakukan agar dapat memberikan manfaat yaitu, dapat membagikan pengetahuan baru terkait dengan proses pembentukan kata melaui proses afiksasi verba bahasa Sunda dan bahasa Indonesia khususnya dalam ilmu bahasa pada kajian analisis kontranstif dan morfologi. Analisis konstrastif adalah kegiatan membandingkan struktur B-1 dan B-2. Bahasa itu dinamis sehingga bahasa dapat terus-menerus berkembang dan mengalami perubahan yang cukup pesat. Data diperoleh dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, dengan teknik content analysis seperti menelaah, teknik mencatat. membaca, dan mengamati kata kerja baik dalam novel ataupun pendengaran yang diamati oleh peneliti. Teori penelitian ini yaitu analisis kontrastif. Berdasarkan penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan kata serta mengubah pengimbuhan pada bentuk dasar, disebut sebagai penambahan afiks atau imbuhan kata adalah pengertian dari afiksasi
PENGEMBANGAN MEDIA FLIPCHART TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SDN BEBERAN 1
This study aims to develop flipchart media on the speaking skills of students at SDN Beberan 1. This research is to determine the feasibility of the developed flipchart media and to find out the students responses to the flipchart media. The subjects of this study were 26 students of class IV at SDN Beberan 1. This type of research refers to the Borg and Gall model modified by Sugiyono. This model consists of six stages, namely potential problems, data collection, product design, design validation, design revision, and product testing. The instruments used in this study were questionnaire sheets for media validation by lecturers and student questionnaire sheets. Based on the analysis of the data, there were results obtained from the quality of the flipchart media developed, including the very decent category with a percentage of 84% from two media experts, the appropriate category with a percentage of 74% from two linguists, and the very feasible category with a percentage of 86% from two material experts. Student responses to flipchart media were 87.7% in the very good category. Thus, it can be concluded that flipchart media is very feasible and can be used in learning the speaking skills of students in class IV