26 research outputs found
Kajian Materi Shalat pada Kitab Mabadi’ul Fiqhiyyah Juz II dan Fiqh Kementerian Agama RI di MI Nahdlatussalam Anjir Serapat Kabupaten Kuala Kapuas
Fiqh material about prayer which is very important and becomes the main principle for students in carrying out daily worship, especially prayer. among them is using the book Mabadi'ul Fiqhiyyah Juz II. Book Mabadi'ul Fiqhiyyah Juz II is one indicator that is very important for the knowledge of students who are just learning in understanding fiqh. The book is also one of the characteristics of MI Nahdlatussalam which has salafi education and collaboration with general education which also teaches fiqh books of the Indonesian Ministry of Religion. The purpose of this study is (1) to describe the material of prayer in the book of Mabadi'ul Fiqhiyyah Juz II with fiqh material of the Ministry of Religion's curriculum. This study uses descriptive qualitative methods that were extracted through interview data and documentation. The results showed that: (1) The material for prayer in the Mabadi'ul Fiqhiyyah Juz II discusses about: the obligatory conditions of prayer, the legal requirements for prayer, prayer of fardhu and its time, sunnah prayer which follows the prayer of fardhu, the times that are forbidden to pray, the pillars of prayer, sunnah-sunnah in prayer, and things that cancel prayer. While the subject matter of the fiqh curriculum of the Ministry of Religion of the Republic of Indonesia discusses: the obligatory conditions of prayer, the legal requirements for prayer, the pillars of prayer, the sunnahs in prayer, and the things that cancel prayer
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SELF EFFICACY DALAM ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PASCA OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF) EKSTREMITAS BAWAH DI KOTA SEMARANG
Latar Belakang. Tujuan utama pasien yang menjalani prosedur paska bedah ortopedi adalah memfasilitasi untuk kembali berfungsi secara mandiri yang merupakan fokus sentral program rehabilitasi ortopedi. Kemampuan melakukan Activity Daily Living (ADL) secara mandiri merupakan suatu perilaku untuk meningkatkan status fungsional. Self efficacy merupakan aspek yang berperan terhadap perubahan perilaku. Self efficacy merupakan keyakinan diri pada seseorang
yang mampu membantu menginisiasi determinasi perilaku.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan self efficacy pasien pasca ORIF ekstremitas bawah. Metoda. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan 35 responden dan pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Variabel independen adalah usia, lama hari pasca ORIF, jenis fraktur, nyeri, kelelahan, pengetahuan, motivasi, dan persepsi; sementara variabel dependen adalah self efficacy. Uji ANOVA digunakan untuk data kategorik serta korelasi pearson dan spearman rho
untuk data numerik. Hasil. Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi (r = 0,515 dan nilai p=0,002) dan usia (-0,464 dan nilai p=0,005) merupakan faktor yang berhubungan. Model multivariat memiliki nilai p=0,001
dan persepsi, kelelahan, dan motivasi mampu menjelaskan 49,4 % self efficacy dengan nyeri sebagai faktor yang paling besar untuk memprediksi self efficacy setelah dikontrol usia, pengetahuan, dan persepsi. Kesimpulan. Penelitian ini merekomendasikan melakukan manajemen nyeri non farmakologis untuk meningkatkan self efficacy terintegrasi dengan peningkatan pengetahuan dan memperhatikan aspek psikologis.
Kata kunci: Self efficacy, pasca ORIF, dan activity daily living
PENDAMPINGAN DAN PELATIHAN PROGRAM LDK (LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN) PENGURUS ORGANISASI PELAJAR PONPES AL-ISHLAH (OPPI) SENDANGAGUNG PACIRAN LAMONGAN
Accompanying and providing leadership training as a teaching activity to the students who are members of the OPPI Al Ishlah Islamic Boarding School board, to shape and strengthen character, foster discipline, appearance, actions and actions so that they are more courageous in making decisions. Be more confident and show empathy towards others. Starting with an initial observation stage which included interviews with trainers and school teachers who supervise OPPI administrators, as well as representatives of OPPI administrators. As there is a transition from senior management members to junior members of OPPI, mentoring and basic leadership training is necessary. This service program was carried out to accompany and train the administrators of the OPPI Al Ishlah Islamic Boarding School Sendangaggung Paciran Lamongan
Kriteria hadis sahih menurut Ahmad Ibn Muhammad Ibn al-Siddiq al-Ghumari
Al-Qur’an dan Hadis merupakan sumber utama umat Islam, al-Qur’an turun secara mutawatir, sehingga tidak perlu dilakukan penelitian, berbeda dengan hadis yang kebanyakan adalah ahad, maka perlu dilakukan penelitian terhadap hukum hadis tersebut. Usaha melakukan kritik hadis untuk menilai kesahihan atau kedaifan sebuah hadis terus berlanjut sampai pada masa kontemporer sekarang ini, di antara ulama kontemporer yang meneliti hadis adalah Ahmad ibn Muhammad ibn al-Siddiq al-Ghumari, ia meneliti beberapa hadis dalam karya-karyanya, Dalam penelitian ini, penulis membahas “Kriteria Hadis Sahih menurut Ahmad ibn Muhammad ibn al-Siddiq al-Ghumari”. Karena dalam penelitiannya terkadang berlawanan dengan mayoritas ulama hadis, sehingga memunculkan rumusan masalah sebagai berikut: Pertama, apa yang melatarbelakangi Ahmad ibn Muhammad al-Siddiq al-Ghumari dalam tashih dan meneleliti beberapa hadis? Kedua, apa kriteria hadis sahih menurut Ahmad ibn Muhammad al-Siddiq al-Ghumari? Ketiga, apa implikasi yang ditimbulkan dari kriteria hadis sahih menurut Ahmad ibn Muhammad ibn al-Siddiq al-Ghumari? Penelitian ini bersifat kualitatif, dan model penelitiannya termasuk katagori penelitian literer atau studi pustaka dengan objek berupa naskah-naskah, baik dari buku-buku maupun naskah lainnya yag berhubungan dengan persoalan yang akan dibahas. Penulis berusaha mengungkap pemikiran yang diinginkan oleh peneliti hadis sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan dari tata cara penilaian tersebut dan kriteria-kriteria hadis sahih yang dimaksudkan oleh peneliti hadis. Hasil penelitian ini adalah Ahmad al-Ghumari dalam tashih beberapa hadis mempunyai latar belakang beraneka ragam di antaranya adalah: memerangi taqlid untuk menuju pintu ijtihad, membenarkan kesalahan yang dilakukan oleh para ulama, menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya, menjelaskan kepada masyarakat dan taassub (fanatik) terhadap ahl al-bayt atau mazhab. Dan kriteria hadis sahih menurutnya adalah: rawi thiqah (adil wa dabit}, tidak shadh, tidak terdapat ‘illah serta adanya mutaba‘ah atau shawahid ketika dibutuhkan. Implikasi yang ditimbulkan dari kriteria tersebut adalah terdapat hadis yang telah dinilai oleh mayoritas ulama hadis dengan daif, menjadi sahih dalam penilaiannya dikarenakan ia mempunyai kriteria sendiri terkait hadis sahih
Bagaimana penggunaan intuisi dinilai oleh manajer pembelian? Sebuah studi berdasarkan perspektif karyawan dari industri manufaktur
Meskipun penggunaan intuisi telah menjadi salah satu alat pengambilan keputusan yang disukai oleh CEO, manajer dan profesional, studi tentang bagaimana penggunaan intuisi dinilai di tempat kerja masih langka di literatur. Artikel ini bermaksud untuk mengatasi kesenjangan literatur ini dengan berbagi temuan tentang pentingnya penggunaan intuisi dan manifestasi praktisnya dalam profesi dari sudut pandang 85 manajer pembelian. Data menunjukkan bahwa intuisi sebagian besar dikenal sebagai: (1) kapasitas untuk membuat keputusan yang tepat melalui pengenalan pola; (2) kapasitas untuk membuat keputusan cepat; dan (3) kemampuan bernalar menggunakan pengalaman. Penemuan kami membuktikan bahwa penggunaan intuisi dihargai tidak hanya sejauh berkontribusinya pada kesuksesan sebuah pengambilan keputusan, tetapi juga untuk peningkatan kemampuan pribadi. Sayangnya, peserta dalam penelitian ini cenderung berbagi gagasan umum dan ambigu tentang pentingnya intuisi daripada menyajikan contoh kehidupan profesional berbasis praktik yang konkret yang menggambarkan pemahaman dan penerapannya dalam organisasi mereka
Kriteria hadis sahih menurut Ahmad Ibn Muhammad Ibn al-Siddiq al-Ghumari
Al-Qur’an dan Hadis merupakan sumber utama umat Islam, al-Qur’an turun secara mutawatir, sehingga tidak perlu dilakukan penelitian, berbeda dengan hadis yang kebanyakan adalah ahad, maka perlu dilakukan penelitian terhadap hukum hadis tersebut. Usaha melakukan kritik hadis untuk menilai kesahihan atau kedaifan sebuah hadis terus berlanjut sampai pada masa kontemporer sekarang ini, di antara ulama kontemporer yang meneliti hadis adalah Ahmad ibn Muhammad ibn al-Siddiq al-Ghumari, ia meneliti beberapa hadis dalam karya-karyanya, Dalam penelitian ini, penulis membahas “Kriteria Hadis Sahih menurut Ahmad ibn Muhammad ibn al-Siddiq al-Ghumari”. Karena dalam penelitiannya terkadang berlawanan dengan mayoritas ulama hadis, sehingga memunculkan rumusan masalah sebagai berikut: Pertama, apa yang melatarbelakangi Ahmad ibn Muhammad al-Siddiq al-Ghumari dalam tashih dan meneleliti beberapa hadis? Kedua, apa kriteria hadis sahih menurut Ahmad ibn Muhammad al-Siddiq al-Ghumari? Ketiga, apa implikasi yang ditimbulkan dari kriteria hadis sahih menurut Ahmad ibn Muhammad ibn al-Siddiq al-Ghumari? Penelitian ini bersifat kualitatif, dan model penelitiannya termasuk katagori penelitian literer atau studi pustaka dengan objek berupa naskah-naskah, baik dari buku-buku maupun naskah lainnya yag berhubungan dengan persoalan yang akan dibahas. Penulis berusaha mengungkap pemikiran yang diinginkan oleh peneliti hadis sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan dari tata cara penilaian tersebut dan kriteria-kriteria hadis sahih yang dimaksudkan oleh peneliti hadis. Hasil penelitian ini adalah Ahmad al-Ghumari dalam tashih beberapa hadis mempunyai latar belakang beraneka ragam di antaranya adalah: memerangi taqlid untuk menuju pintu ijtihad, membenarkan kesalahan yang dilakukan oleh para ulama, menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya, menjelaskan kepada masyarakat dan taassub (fanatik) terhadap ahl al-bayt atau mazhab. Dan kriteria hadis sahih menurutnya adalah: rawi thiqah (adil wa dabit}, tidak shadh, tidak terdapat ‘illah serta adanya mutaba‘ah atau shawahid ketika dibutuhkan. Implikasi yang ditimbulkan dari kriteria tersebut adalah terdapat hadis yang telah dinilai oleh mayoritas ulama hadis dengan daif, menjadi sahih dalam penilaiannya dikarenakan ia mempunyai kriteria sendiri terkait hadis sahih
Sincerity and Devotion-Based Education: (Case Study at Al-Ishlah Lamongan Islamic Boarding School)
This research provides valuable insight into the implementation of Education based on sincerity and service in Islamic educational institutions, especially the Al-Ishlah Lamongan Islamic Boarding School, as well as a basis for further understanding of the contribution of this Education to the formation of qualified and empowered individuals. The qualitative research method used involves observation, interviews, and documentary studies to understand the educational approach at Al-Ishlah Islamic Boarding School. Various data collection techniques are used to gather accurate information. The research results show that Education at this Islamic boarding school is based on the principle of sincerity, where every educational activity is based on a sincere intention to seek Allah's approval. Apart from that, the concept of devotion is aimed at God, others, and society. Al-Ishlah Lamongan Islamic Boarding School not only aims to convey religious knowledge but also to shape its students into empowered individuals with noble character and social awareness. Education based on sincerity and devotion at the Al-Ishlah Lamongan Islamic Boarding School provides a positive contribution to character formation and student empowerment in the context of Islamic Education. Education based on sincerity and dedication at Al-Ishlah Islamic Boarding School in Lamongan has several significant implications: 1) Character Development: Students are taught to be sincere and serve sincerely, improving their character. 2) Improvement of Education Quality: Focus on sincerity and dedication enhances education quality. 3) and others
Mustafa Al-Siba‘Iy Dan Kritiknya Terhadap Pandangan Orientalis Tentang Hadis dan Sunnah Nabi
Abstrak:
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa terdapat sekelompok manusia yang meneliti hadis Nabi dan berbeda pandangan terhadap mayoritas ulama hadis terkait hadis Nabi, di antara mereka ada yang berpandangan bahwa sunnah atau hadis sesungguhnya sebagian besar hadis tidak sahih, dia meragukan keaslian hadis sebagai sabda Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam, menurutnya hadis lebih hanya merupakan hasil dari interaksi berbagai aliran dan kencenderungan yang muncul balakangan di kalangan masyarakat Islam pada periode kematangannya. Mereka meneliti hadis disebabkan beberapa faktor dan tujuan di antaranya adalah agama, dan telah datang ulama'pada masa ini yaitu al-Siba’iy yang membantah beberapa argumen yang dinyatakan oleh orientalis.
Kata kunci: Orientalis, Hadis, Siba'iy
Abstract:
This paper aims to explain that there is a group of people who examine the traditions of the Prophet and differing views on the majority of scholars related to the traditions of the Prophet's traditions, among them who are of the view that the Sunnah or the traditions are actually most of the traditions are invalid, he doubts the authenticity of the traditions as the words of the Prophet Muhammad sallallahu 'Alayhi wa sallam, according to him, the hadith is only a result of the interaction of various streams and trends that appear lately among the Islamic community in its maturity period. They examined the hadith due to several factors and objectives including religion, and the cleric had arrived at this time namely al-Siba'iy who disputed some of the arguments expressed by the Orientalists.
Keywords: Orientalist, Hadith, Siba'i