1 research outputs found

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH

    Get PDF
    Salah satu keberhasilan proyek konstruksi ditandai dengan penyelesaian pekerjaan yang tepat pada waktunya. Keberhasilan suatu proyek tergantung dari pihak-pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaanya seperti owner, perencana, pelaksana dan pengawas. Namun jika kita melihat fenomena yang terjadi di Provinsi Aceh, hampir setiap tahun terjadinya keterlambatan pada proyek konstruksi. Kondisi seperti ini sangat merugikan pihak-pihak yang terlibat seperti kerugian waktu dan finansial yang tidak sedikit. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama terjadinya penghambat pada saat pelaksanaan proyek konstruksi gedung di Kota Banda Aceh. Adapun yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini ialah 45 perusahaan yang beralamat di Kota Banda Aceh. Pemilihan sampel menggunakan teknik random sampling yaitu pemilihan secara acak. Sedangkan data sekunder diperoleh dari kajian pustaka, penelitian terdahulu dan instansi terkait. Metode penelitian menggunakan deskriptif dengan teknik kuantitatif. Sedangkan dalam pengolahan data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan uji Frequency Index (FI). Hasil yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan Frequency Index (FI) menunjukkan bahwa ada 10 faktor dominan penyebab terjadinya penghambat di lapangan yang diurut berdasarkan peringkat tertinggi sampai dengan terendah yaitu kurangnya pengalaman kerja dengan nilai FI sebesar 0.82; terjadinya hal yang tak terduga seperti kebakaran, banjir, gempa bumi dan badai dengan nilai FI sebesar 0.75; tidak menguasai pekerjaan di lapangan dengan nilai FI sebesar 0.74; kekurangan tenaga kerja dengan nilai FI sebesar 0.73; kondisi permukaan lapangan yang berbeda dengan kontrak dengan nilai FI sebesar 0.73; kehilangan peralatan dengan nilai FI sebesar 0.72; perubahan jadwal pelaksanaan dengan nilai FI sebesar 0.71; adanya pekerjaan tambah dengan nilai FI sebesar 0.71; adanya konflik kepentingan dengan nilai FI sebesar 0.71; dan adanya huru-hara/kerusuhan perang dengan nilai FI sebesar 0.71. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi kontraktor dalam meminimalisasi terjadinya penghambat pada saat pelaksanaan proyek di lapangan.Kata kunci: Penghambat, kontraktor, proyek konstruksi, proyek gedun
    corecore