77 research outputs found
Alien Registration- Patsanis, Kaleope (Portland, Cumberland County)
https://digitalmaine.com/alien_docs/31335/thumbnail.jp
Spatial Autocorrelation of Dengue and Its Relationship with Population Density in South Kalimantan, Indonesia
Background: Dengue is a viral infection transmitted to humans through the bite of Aedes aegypti and Ae. Albopictus mosquitoes. Demographic factors that may influence the development and prevalence of dengue cases include variations in population density, community characteristics, and economic and social demographics. This study aimed to determine the distribution, spatial autocorrelation, and relationship between population density and dengue.Methods: Secondary data analysis was conducted in Hulu Sungai Selatan District, South Kalimantan, Indonesia. Data on dengue cases, population density for each sub-district, and base maps were collected to and then be used as analysis material. Spatial autocorrelation was analyzed using the Moran's index and Local Spatial Autocorrelation Index (LISA), then the correlation of population density with dengue was carried out using linear regression.Result: Spatial Autocorrelation had positive autocorrelation and clustered spatial patterns in 2017 and 2018; whereas in 2019-2021 was negative and the spatial pattern was spread. There was a decrease in cases from high to low (HL) in Kandangan District in 2021, which was previously high to high (HH) in 2017-2019. There was a correlation between population density and dengue (R-value=0.448) with a moderate category.Conclusion: Dengue cases are more widespread in Kandangan. The spatial autocorrelation of dengue that occurs between sub-districts in Hulu Sunga Selatan District is due to sub-district location in the city center. There is a correlation between dengue and population density. Therefore, controlling dengue should be prioritized in the city center area first to break the chain of dengue transmission between sub-district in Hulu Sunga Selatan District.
PENGARUH R&D EXPENDITURE TERHADAP FIRM PERFORMANCE PADA PERUSAHAAN PRIMARY CONSUMER GOODS YANG TERCATAT DI BEI PADA TAHUN 2013-2017.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh R&D Expenditure terhadap kinerja perusahaan (firm performance) primary consumer goods non cyclicals yang tercatat di BEI pada tahun 2013 hingga tahun 2017. R&D Expenditure digunakan sebagai variabel X untuk mengetahui keterkaitannya dengan kinerja perusahaan, juga menggunakan tiga variabel kontrol yaitu size, growth dan juga leverage . Kinerja perusahaan digunakan sebagai variabel Y dengan Tobin’s Q dan Return On Asset (ROA) sebagai proksinya. Tujuh perusahaan dari sektor primary consumer goods non cyclicals dijadikan sebagai sampel. Penelitian ini menemukan bahwa R&D Expenditure tidak mempunyai pengaruh pada kinerja perusahaan, baik proksi dengan Tobin’s Q maupun ROA. Variabel size mempunyai pengaruh positif walaupun tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan dengan Tobin’s q sebagai proksinya. Selanjutnya, kinerja perusahaan dengan proksi ROA hanya variabel growth yang menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Kata Kunci: R&D Expenditure, Size, Growth, Leverage, Kinerja Perusahaan.
This study was did to determine the effect of the variable R&D Expenditure on the firm performance of primary consumer goods non-cyclicals listed on the IDX in 2013-2017. The independent variable used is the company's expenditure for research and development (R&D Expenditure), also using three control variables, namely size, growth, and leverage. For the dependent variable, this study uses company performance as measured by Tobin's Q and Return On Assets (ROA) proxies. Seven companies are use as samples. The results found indicate R&D Expenditure has no effect on the company's performance, both as proxied by Tobin's Q and ROA. The size variable has a positive, but not significant effect on the company's performance as proxied by Tobin's q. Meanwhile, the company's performance as proxied by ROA is only the growth variable which shows a significant positive effect on company performance.
Keywords: R&D Expenditure, Size, Growth, Leverage, Firm Performance
PERANCANGAN ALAT UKUR KINERJA ORGANISASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA TK MADINAH
TK/RA Madinah adalah suatu lembaga pendidikan yang mendidik anak usia dini dengan tenaga kerja sebanyak 14 orang yang 9 orang diantaranya adalah guru. RA Madinah saat ini fokus pada penyelenggaraan pendidikan usia dini yang memiliki 6 rombongan belajar, 2 rombongan belajar kelompok bermain (usia 3-4 tahun), 2 rombongan belajar kelompok A (usia 5-6 tahun), 1 rombongan belajar kelompok B (usia 6-7 tahun). Saat ini, RA Madinah hanya terpaku pada strategi yang berhubungan dengan aspek keuangan saja dimana lembaga terlalu berfokus pada kualitas pembelajaran walau begitu lembaga memiliki kesulitan dalam penilaian non keuangan yang dapat diselaraskan dengan visi dan misi perusahaan. Didapatkan lembaga tidak mencapai target pendapatan sehingga perusahaan mengalami penurunan pertumbuhan pendapatan. Hal tersebut dikarenakan peramalan pengeluaran yang tidak tepat sehingga lembaga mengalami kerugian. Untuk solusi saat ini, lembaga masih ingin memotong pengeluaran yang digunakan agar meminimalisir pengeluaran. Solusi yang terbaik terkait metode pengukuran kinerja yang tidak hanya berfokus pada kondisi keuangan namun juga berfokus kepada kondisi non keuangan salah satunya dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Perancangan Balanced Scorecard menurut empat perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pertumbuhan dan pembelajaran dikelompokan untuk menentukan sasaran strategi, CSF, dan KPI yang dapat mempengaruhi keempat perspektif dalam merancang sebuah pengukuran kinerja. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard, didapatkan 17 strategi, 27 CSF dan 27 KPI. Dengan metode AHP untuk perhitungan pembobotan, didapatkan bobot untuk empat perspektif yang pertama adalah keuangan dengan 18%, pelanggan dengan 26%, proses bisnis internal 39% dan pertumbuhan dan pembelajaran 17%
Bionomik Mansonia uniformis dan Mansonia dives sebagai Vektor Filariasis pada Beberapa Wilayah di Kalimantan
Mansonia mosquitoes spread across the globe and several species as a vector. Ma. uniformis were known a vectors of Rift Valley Fever (RVF) and filariasis, while Ma. dives is vector of filariasis. This research aims to behavior of Ma. uniformis and Ma. dives in the form habits of blood sucking activity, resting behaviour and fluctuations density in several areas of Borneo. Natural population of Ma. uniformis and Ma. dives were collected by human landing collection and resting collection from 18:00 to 06:00 outdoor and indoor. The results showed bite activities. Ma. uniformis and Ma. dives in all areas of research are exophagic, while the rest conduct Ma. uniformis in the village Dadahup, Pulau Ku’u and Bangkal Ulu is indoor resting, while in Mandomai is outdoor resting. Behavior breaks Ma. dives in the area a lot more research that is indoor resting namely Mandomai and Bangkal Ulu Village, while the Dadahup village is exophilic. Highest fluctuations activity suck blood and rest on Ma. Uniformis in and out the house generally at 19.00 - 22.00, while at Ma. dives at 23.00 - 01.00. The behavior of mosquitoes is a difference, so the controlling method is also different.
ABSTRAK
Nyamuk Mansonia tersebar di seluruh dunia dan beberapa spesies berperan sebagai vektor penyakit. Mansonia uniformis diketahui berperan sebagai vektor Rift Valley Fever (RVF) dan filariasis, sedangkan Ma. dives berperan sebagai vektor filariasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas menghisap darah, perilaku istirahat, dan kepadatan fluktuasi setiap jam Ma. uniformis dan Ma. dives. Penangkapan nyamuk dilakukan di dalam dan luar rumah dengan metode human landing collection dan resting collection dari pukul 18.00 sampai 06.00. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas menghisap darah Ma. uniformis dan Ma. dives di semua daerah penelitian bersifat eksofagik, sedangkan perilaku istirahat Ma. uniformis di Desa Dadahup, Pulau Ku’u dan Bangkal Ulu bersifat indoor resting, sedangkan di Kelurahan Mandomai bersifat outdoor resting. Perilaku istirahat Ma. dives di daerah penelitian lebih banyak yang bersifat indoor resting yaitu Kelurahan Mandomai dan Desa Bangkal Ulu, sedangkan Desa Dadahup bersifat outdoor resting. Fluktuasi puncak aktivitas menghisap darah dan istirahat pada Ma. uniformis di dalam dan luar rumah umumnya pada pukul 19.00-22.00, sedangkan pada Ma. dives pada pukul 23.00-01.00. Perilaku nyamuk pada suatu daerah berbeda, sehingga metode pengendalian juga berbeda
Evaluasi Kegiatan Scrapping Kapal Dan Alokasi Ruang Pesisir Kamal Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan
Desa Tanjung Jati, Kecamatan Kamal Bangkalan adalah lokasi tempat kegiatan scrapping kapal tua terpusat. Kegiatan dilokasi tersebut menghidupi sebagian besar masyarakat sekitar dari hasil penjualannya. Disisi lain, kegiatan tersebut terindikasi mencemari lingkungan. Penelitian ini mengevaluasi kegiatan scrapping kapal tua yang terindikasi mencemari lingkungan. Evaluasi dilakukan menggunakan aturan-aturan pengelolaan wilayah pesisir. Tujuan dari evaluasi ini untuk menguji tingkat kesesuaian kegiatan scrapping kapal dengan aturan-aturan pengelolaan pesisir. Dari Responsive Evaluation terdapat 22 kriteria tidak diterapkan, 10 kriteria diterapkan sebagian dan 3 kriteria diterapkan seluruhnya. Tingkat kesesuaian antara kinerja dan harapan aturan adalah 68%. Dari analisis Importance Peformance Analysis didapatkan kriteria hasil evaluasi yang menjadi prioritas utama seperti pengembangan sarana prasarana, ketersediaan air bersih, fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja, pembaharuan peralatan, pusat pembuangan dan pengelolaan limbah serta dukungan pemerintah pada unit industri scrapping kapal. Untuk memenuhi kriteria tersebut, penulis mengusulkan penataan ulang galangan scrapping kapal. Penataan ulang galangan meliputi pengaturan enam zona kegiatan scrapping, ruang lingkup kerja masing-masing area, penambahan teknologi serta penataan lingkungan dan pekerja.
===============================================================================================
Tanjung Jati Village, Kamal Subdistrict in Bangkalan is the location where the old ship is scrapping centrally. Activities in these locations support a living cost for the community from sale it. On the other hand, these activities indicated polluting the environment. This study evaluates the scrapping activities of old vessels which are indicated to pollute the environment. Evaluation is carried out using coastal area management regulation. The purpose of this evaluation is to test the level of suitability of scrapping activities of ships with coastal management regulation. Based on Responsive Evaluation there are 22 criteria not applied, 10 criteria are applied partially and 3 criteria are applied entirely. The level of conformity between performance and rule expectations is 68%. Based on Importance Peformance Analysis analysis, the evaluation criteria are the top priorities such as the development of infrastructure, the availability of clean water, occupational health and safety facilities, equipment upgrades, waste disposal and management centers, government support for the ship scrapping industry. To meet these criteria, the authors propose rearranging the ship's scrapping shipyard. Rearrangement of the shipyard includes setting up six zones of scrapping activities, the scope of work of each area, adding technology and structuring the environment and worker
SITA DALAM PERADILAN AGAMA
Dari pembahasan yang telah dilakukan dapat di tarik kesimpulan. yaitu
1. Mengenai ketentuan-ketentuan urn urn mengenai sita sebagai penjamin terlaksananya putusan hakim
Ketentuan-ketentuan mengenai mengenai sita dalam Hukum Acara Peradilan Agama pad a dasarnya tidak berbeda dengan ketentuan yang berlaku dalam Hukum Acara Peradilan Umum. sarna-sarna berdasarkan pada H.I. R • yang membedakannya adalah bahwa dalam Hukum Acara Peradilan Agama selain menggunakan peraturan perundang-undangan Peradilan Umum juga mengunakan Undang-undang No. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama dan Kompilasi Hukum Islam sebagai sumber pelaksanaan sita di Peradilan Agama. Sita mempunyai kedudukan yang penting dalam beracara di Pengadilan, karena sita dapat menjamin hakhak pencari keadilan agar putusan hakim dapat dilaksanakan.Sita merupakan tindakan pendahuluan, yang berarti bahwa sita dapat diajukan sebelum pokok perkara diputus. dan bisa juga diputus sepanjang belum
in kracht
Pengakuan Perkawinan Masyarakat Penganut Kepercayaan Lokal Agama Djawa Sunda Dalam Perspektif Teori Multikulturalisme (Studi Kasus Pada Masyarakat Paguyuban Akur (Adat Cara Karuhun Urang) Di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat)
Masyarakat penganut kepercayaan lokal merupakan salah satu masyarakat minoritas yang rentan. Hal ini dikarenakan status keagamaannya tidak diakui secara eksplisit oleh Negara. Akibatnya, banyak dari hak-hak sipil yang tak dapat diakses, dimulai dari urusan keagamaan, perkawinan, status anak lahir, dan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status pengakuan perkawinan masyarakat penganut kepercayaan lokal Agama Djawa Sunda di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosio-legal serta perspektif teori multikulturalisme. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi lapangan dan studi kepustakaan.. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, dengan penggunaan analisa kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengakuan perkawinan bagi penganut kepercayaan lokal Agama Djawa Sunda belum ada, karena pengakuan perkawinan bagi penganut kepercayaan lokal masih terbatas bagi kepercayaan lokal yang organisasinya sudah terinventarisasi pada Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana yang diatur pada Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. 43/41 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelayanan Kepada Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada posisi ini, pengakuan Negara terhadap kelompok penganut kepercayaan lokal masih sebatas pengakuan setengah hati, dimana pengakuan lebih menekankan aspek formalitas ketimbang substansial
Perilaku Menghisap Darah dan Perkiraan Umur Populasi di Alam Nyamuk Potensial Vektor Filariasis di Desa Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah
Abstract
Transmission assessment survey for filariasis was conducted in 2013 at Kapuas and found 17 positive in children which indicates transmission still occurs. This study aimed to determine the behavior and longevity of mosquitoes in nature have potential as filariasis vectors in Dadahup Village, Kapuas District. Mosquitoes were collected by human landing collection and dissecting. The results showed that the density of fluctuations Ma.annulata sucking blood peak at 18.00-19.00 and resting at 19.00-20.00 at outdoor, Ma. uniformist peak at 19.00-20.00 and resting at 22.00-23.00 at indoor, while An.barbirostris peak at 9:00 a.m. to 10:00 p.m. and resting at 3:00 a.m. to 4:00 p.m. at outdoor. Bloodsucking behavior and rest of Ma.annulata and An.barbirostris are exophilic and exophagic whereas Ma. uniforms is endophilic and endophagic. The estimated age of the population was 22.99 days for Ma.annulata, 16.58 days for Ma.uniformis, and 9.82 days for An.barbirostris. The estimated age showed that the mosquitoes could potentially become filariasis vector. The types of habitat sites found are ponds, puddles, ditches, and rice fields.
Abstrak
Survei evaluasi transmisi filariasis telah dilakukan tahun 2013 di Kabupaten Kapuas dan ditemukan 17 anak positif, hal ini mengindikasikan masih terjadi transmisi penularan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku dan peluang umur nyamuk di alam yang berpotensi sebagai vektor filariasis di Desa Dadahup, Kabupaten Kapuas. Nyamuk dikumpulkan dengan metode umpan orang kemudian dilakukan pembedahan. Hasil penelitian menunjukkan puncak kepadatan Ma.annulata menghisap darah pada jam 18.00–19.00 dan istirahat pada jam 19.00-20.00 di luar rumah, Ma. uniformis pada jam 19.00-20.00 dan istirahat pada jam 22.00-23.00 di dalam rumah, sedangkan An.barbirostris pada jam 21.00-22.00 dan istirahat pada jam 03.00-04.00 di luar rumah. Perilaku menghisap darah dan istirahat Ma.annulata dan An.barbirostris bersifat eksofilik dan eksofagik, sedangkan Ma.uniformis endofilik dan endofagik. Perkiraan umur populasi nyamuk Ma. annulata 22,99 hari, Ma.uniformis 16,58 hari dan An.barbirostris 9,82 hari. Nyamuk Cx. bitaeniorhynchus, Cx. tritaeniorhynchus Cx. quinquefasciatus, Ma. annulata, Ma. uniformis bersifat eksofagik, sedangkan Ae. aegypti, Ae. albopictus, dan An. barbirostris lebih bersifat endofagik. Perkiraan umur populasi Cx. bitaeniorhynchus adalah 26,33 hari, Cx. tritaeniorhynchus 30,96 hari dan Cx quinquefasciatus 28,82 hari, sehingga berpotensi sebagai vektor filariasis. Desa Dadahup terdapat jenis nyamuk dengan tipe habitat yang berpotensi sebagai vektor filariasis memungkinkan terjadinya transmisi filariasis
SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR FUTSAL PADA SISWA EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI MI-MWB AT-TAHDIRIYYAH JALANCAGAK KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI TAHUN AJARAN 2019
The problem in this research is what is level of futsal basic skill on extracurricular MI MWB. The purpose of this research is to know the level of futsal basic skill on extracurricular MI MWB 2019.
Type of this research is survey. Population in this research is all of the student in futsal extracurricular MI MWB with total 20 students. Sample picking technique in this research is using cluster sampling. Sample in this research is stundent in futsal extracurricular MI MWB with total 20 students. Data was taken using passing, controlling, dribbling and shooting test. Result of this research showed that students of futsal extracurricular MI MWB 2019 was good overall. The details is (1) very good category with 6 students having scored t (128-144), (2) good category with 9 students having scored t (111-127), (3 ) average category with 4 students having scored t (94-110), (4) bad category with 1 student having scored t (77-93), (5) very bad category with 0 student having scored t ( 60-76).
Based on this research, there is a statement that level of futsal basic skill on extracurricular MI MWB is in good category with 9 students having scored t (111-127)
- …