17 research outputs found

    Perbaikan Alur Proses pada Fungsi Yang Terkait dalam Meningkatan Efektifitas Manajemen Rantai Suplai pada Fungsi Pengadaan : Studi Kasus Di Divisi Manufaktur Peralatan Kamar Mandi (Plumbing-Fitting) PT. Surya Toto Indonesia Tbk

    Get PDF
    There is a background in the Plumbing-Fitting industry from PT. Surya Toto Indonesia Tbk which was taken over a period of 3 years, namely 2017 - 2019. From the data collected, it turns out that every year there are problems that always recur, seen with the flow of processes and supply chain effectiveness from the functions of the PPIC, Incoming QC, Customer (Vendor) Departments. and Warehouse Incoming where the problem always existed in those years. Researchers try to approach the problem with an approach that uses tools or tools sequentially, including: Business Process Improvement, Nominal Group Technique, Pareto Diagram, Fishbone Diagram, Process Hierarchy Analysis, Long Term Relationship, which in turn is the solution of the management tool. will be applicable to the SAP system. The success of the process flow approach and supply chain management carried out here will affect the effectiveness of the procurement function with improvements to the 4 right concept, namely on time, right quantity, right price, right quality thus, 4 problems that always recur in the 2017-2019 period it will become decreased and potentially lost. The process flow improvement can be done by adding a Field to the SAP system and this is very beneficial for the PPIC and Marketing Department, while for the improvement of 3 claims from the Incoming QC Department, QC Customer (Vendor) and Incoming Warehouse by making a T-Code Detail Claim Information which later on the claim requestion will appear as a Summary Compalin Report on the SAP system so that it replaces the work process with manual software. Furthermore, the relationship between the Procurement function and the 4 problems mentioned above is that the relationship can be improved by fixing the problem of canceling the goods finish schedule and reducing the other 3 claims

    Perancangan Alat bantu Tanam Bibit Padi Sawah Secara Ergonomis dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi Waktu Tanam : Studi Kasus Kecamatan Lakbok Jawa Barat

    Get PDF
    This thesis discusses the design of a tool for planting lowland rice seeds which aims to reduce the time for planting rice seeds and reduce the impact of back pain. This research is a qualitative research with a descriptive design. Sampling with purposive sampling involved 100 rice farmers from one sub-district consisting of 10 villages in Lakbok sub-district to be interviewed and filled out a questionnaire to determine the wishes and needs of farmers for rice planting tools.The results of the analysis with the House of Quality (HOQ) in the QFD method of 23 questionnaire items resulted in 12 points that must be applied to the design, namely: the corner is not tapered, has three seed places, there are two iron pipe handles and hollow galvanized, coated with anti chat. carat, adjustable height, can plant 3 seeds at once, lightweight material, 95 cm wide, adjustable spacing, uncomplicated design, materials available in building shops.The results of anthropometric calculations on rice farmers obtained the size of the rice grower tool with a lever height (height) of 95.55 cm, the distance between the legs and the tool (base) 35.48 cm and the lever slope of 101.93 cm.The results of the test tools, the speed test of planting time with a land area of 1000 m2 resulted in 112 minutes 9 seconds or 1 hour 52 minutes 9 seconds. Capacity test, this tool has three lines, so this tool can represent two workers, so there is an increase in productivity of 66.67% with a tolerance of 10%, then the productivity of 56.67%. In total there is a 125.53% increase in productivity. In addition, this tool can reduce the burden on the waist because the designed tool is carried out standing upright when compared to planting rice in the conventional way

    REDESIGN ALAT TAMBAHAN PADA MESIN PRODUKSI KOMPONEN OTOMOTIF BODY INNER DALAM MENINGKATKAN KUALITAS MELALUI STRATEGI DMAIC

    Get PDF
    Peluang yang dimiliki perusahaan sangat terbuka dalam berkompetisi dengan para pesaing di industri komponen otomotif. Penelitian ini bertujan untuk melakukan redesign alat tambahan mesin produksi komponen otomotif dalam meningkatkan kualitas produksi komponen Body Inner  melalui strategi DMAIC. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan analisa strategi DMAIC yaitu implementasi dari Define, Measure, Improve dan Control. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua vital faktor yang menyebabkan produk cacat adalah Clamp Welding Jig Kurang Sempurna dengan Dimensi Pin Stopper tidak berfungsi sebagai pengunci sekaligus detektor. Melalui strategi DMAIC pada tahapan Improve dengan melakukan Redesign alat tambahan yaitu Install Clamp Welding Jig, maka produk yang dihasilkan mampu meningkatkan kualitas yang diinginkan pelanggan dengan indikator nilai sigma level meningkat dari 3,14 σ menjadi 4,32 σ. Efek finansial perusahaan terhadap improving continuous yang telah dilakukan mencapai sekitar Rp. 1.513.655.000,- artinya rata-rata efisiensi perusahaan adalah Rp. 504.551.666,67 per-tahun. Sehingga dengan kondisi tersebut perusahaan tetap layak untuk dijalankan dan dikembangkan

    REDESIGN ALAT TAMBAHAN PADA MESIN PRODUKSI KOMPONEN OTOMOTIF BODY INNER DALAM MENINGKATKAN KUALITAS MELALUI STRATEGI DMAIC

    Get PDF
    Peluang yang dimiliki perusahaan sangat terbuka dalam berkompetisi dengan para pesaing di industri komponen otomotif. Penelitian ini bertujan untuk melakukan redesign alat tambahan mesin produksi komponen otomotif dalam meningkatkan kualitas produksi komponen Body Inner melalui strategi DMAIC. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan analisa strategi DMAIC yaitu implementasi dari Define, Measure, Improve dan Control. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua vital faktor yang menyebabkan produk cacat adalah Clamp Welding Jig Kurang Sempurna dengan Dimensi Pin Stopper tidak berfungsi sebagai pengunci sekaligus detektor. Melalui strategi DMAIC pada tahapan Improve dengan melakukan Redesign alat tambahan yaitu Install Clamp Welding Jig, maka produk yang dihasilkan mampu meningkatkan kualitas yang diinginkan pelanggan dengan indikator nilai sigma level meningkat dari 3,14 σ menjadi 4,32 σ. Efek finansial perusahaan terhadap improving continuous yang telah dilakukan mencapai sekitar Rp. 1.513.655.000,- artinya rata-rata efisiensi perusahaan adalah Rp. 504.551.666,67 per-tahun. Sehingga dengan kondisi tersebut perusahaan tetap layak untuk dijalankan dan dikembangkan.

    HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA DENGAN LOYALITAS PELANGGAN TRANSJAKARTA PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN TATA NIAGA JURUSAN EKONOMI DAN ADMINISTRASI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

    Get PDF
    BOBBY ADAM REVINO. The Correlation between Service Quality with Customer Loyalty Transjakarta at The Students Program of Commerce Education, Economic and Administration Department, Faculty of Economics, State University of Jakarta. Thesis, Jakarta. Study Program of Commerce Education, Economic and Administration Department, Faculty of Economics, State University of Jakarta, June 2014. The aim of this research is to find the possibility a possitive correlation between service quality with customer loyalty Transjakarta at The Students Program of Commerce Education, Economic and Administration Department, Faculty of Economics, State University of Jakarta (U NJ). The research used survey method with the correlational approach. The research was conducted at State University of Jakarta for five months from January 2014 until June 2014. The population in this study are students Program of Commerce Education, where as the possible populations were 80 students. The technique which is used in gathering the sample was simple random sampling about 65 students. According to statistical computation, the regression equation is ƶ = 65.80 + 0.409 X. Test requirements analysis of the normality test error of estimated regression of Y on X (Y – ƶ) to produce Lcount liliefors test = 0,075, while the Ltable for n = 65 at 0,05 significant level is 0,110. Because the Lcount Ftable, which is Fcount = 32,59 > Ftable = 3,99, meaning that the regression equation is significant. Product Moment correlation coefficient of Pearson generating rxy = 0,584, it indicates there’s a positive correlation between service quality with customer loyalty. There after performed the test significance correlation coefficient using the t-test and the resulting tcount > ttable, which is tcount = 5,71 > ttable = 1,68. It can be concluded that the correlation between service quality with customer loyalty is significant. The coefficient of determination obtained for 34,10% which shows that 34,10% of the variation of customer loyalty is determined by the service quality. The result of this research has proved the existence of a positive and significant correlation between service quality with customer loyalty

    Evaluasi Pemilihan Mesin Mobile Packer untuk Industri Semen dengan Metode MCDM

    Get PDF
    PT X merupakan perusahaan yang menguasai pangsa pasar Indonesia dengan memiliki market share sebesar 53,4%. Salah satu fasilitas produksi dengan kapasitas terbesar adalah Tuban Plant. Proses krusial di dalam penentuan output produksi pada fasilitas tersebut adalah proses packing. Konsep mobile packer machine mampu mengatasi permasalahan yang terjadi apabila salah satu atau beberapa mesin packer rusak sehingga kapasitas produksi semen bag menurun. Pada penelitian ini akan dicoba untuk membandingkan dua merek packer yang telah dimiliki oleh PT X, yaitu HB dan CP untuk diterapkan pada konsep mobile packer machine. Perbandingan dilakukan menggunakan metode MCDM dengan pertimbangan kriteria finansial dan non-finansial.. Kriteria finansial akan didapatkan menggunakan metode TCO dengan indikator nilai minimum EUAC dan umur ekonomis sebagai kriteria. Kriteria non-finansial akan menjadi representasi mobilisasi sesuai dengan konsep mobile packer machine. Bobot mesin dan set-up time akan menjadi kriteria non-finansial pada permasalahan ini. Perhitungan bobot dilakukan menggunakan metode CRITIC. Dengan hasil perhitungan menunjukkan bahwa kriteria nilai minimum EUAC memiliki bobot 0,579, umur ekonomis 0,203, bobot mesin 0,131, dan set-up time 0,087. Jika ditinjau dari kriteria finansial saja HB memiliki rata-rata nilai minimum UEAC yang lebih rendah dibandingkan CP yaitu sebesar Rp 726 juta dibandingkan dengan Rp 1.092 juta. Sedangkan dari umur ekonomis HB memili nilai rata-rata umur ekonomis yang lebih besar dibandingkan CP yaitu 33 tahun dibandingkan dengan 26 tahun. Berdasarkan nilai scoring yang didapatkan dari metode VIKOR dan comprehensive VIKOR jika mempertimbangkan kriteria finansial dan non-finansial maka alternatif yang paling baik juga HB. Pada penelitian ini juga akan ditampilkan bagaimana model evaluasi bisa digunakan untuk proses procurement dengan alternatif selain merek existing

    SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI BARANG BERBASIS INTRA WEB DI PT. TIGA RAKSA SATRIA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Karya tulis dengan judul “Sistem Informasi Distribusi Barang Berbasis Intra Web Di PT. Tiga Raksa Satria Yogyakarta”. Karya tulis ini ditunjang dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi website dan jaringan intra web. Dengan adanya karya tulis ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan pemesanan barang dari sub distributor. Dan mendapatkan memberikan informasi yang aktual bagi PT. Tiga Raksa Satria Yogyakarta sebagai central warehouse. Sebagai suatu aplikasi berbasis web yang dinamis, sistem ini mampu memberikan informasi yang sangat dibutuhkan. Dengan adanya fasilitas pemesanan barang berbasis intra web ini diharapkan dapat mempermudah dalam pencatatan distribusi barang kepada sub distributor. Perangkat keras yang digunakan adalah Pentium Celeron 266 dengan sistem operasi Window 98 SE dan menggunakan aplikasi Web Server (PWS). Kesimpulannya, diharapkan dapat memberikan informasi yang sangat diperlukan oleh PT. Tiga Raksa Satria dan sub distributorny

    PERANCANGAN ASET MANAJEMEN BAGIAN INVENTARISASI BERBASIS MICROSOFT DYNAMIC AX DENGAN METODE BUSSINESS PROCESS IMPROVEMENT (BPI) STUDI KASUS IT TELKOM

    Get PDF
    Unit logistik adalah salah satu unit yang ada di IT TELKOM yang merupakan bagian penting dalam proses pengelolaan barang di IT Telkom. Saat ini bagian Logistik IT Telkom masih melakukan proses permintaan barang atau jasa secara manual, mulai dari proses pengadaan barang berupa barang Eksploitasi maupun Investasi hingga ke pelaporan transaksi pembelian barang.Pada saat menjalankan proses pengadaan barang ini muncul beberapa masalah-masalah di dalamnya, seperti lamanya proses pengadaan, koordinasi antar unit/fakultas kurang terjalin baik, serta banyaknya dokumen (kertas) yang terlibat, hingga proses pelaporan transaksi pembelian yang tidak akurat dan lambat. Metode BPI merupakan suatu sistem yang akan membantu dalam proses penyederhanaan/streamlining dari proses-proses bisnis, dengan memberi jaminan bahwa pelanggan internal maupun eksternal dari organisasi akan mendapatkan output yang jauh lebih baik. Analisis fit/gap adalah suatu analysis tool yang melibatkan identifikasi kesenjangan antara kondisi sekarang dengan kondisi masa depan yang diharapkan. Microsoft Dynamic AX sebelumnya dikenal dengan nama Microsoft Axapta adalah sebuah aplikasi solusi bisnis yang lengkap, fleksibel, dan terintegrasi. Aplikasi ini dibangun dengan mengacu pada tren perkembangan teknologi terkini. Perlunya perbaikan sistem yang ada bertujuan untuk memaksimalkan kinerja unit logistik. Salah satu tools dalam memperbaiki proses bisnis adalah dengan menggunakan Fit/Gap Analysis danBPI (Bussiness Process Improvement). Fit/Gap Analysis merupakan sebuah metode untuk memperbaiki proses bisnis dengan membandingkan proses bisnis yang lebih baik dan proses bisnis yang digunakan untuk membandingkannya diambil dari sebuah perangkat lunak yang bernama Dynamic Ax 2012 khususnya proses bisnis pada modul Inventory and Warehouse Management dan Fixed asset.Diharapkan dengan menggunakan perangkat lunak tersebut pencatatan dan akomodasi barang di dalam IT TELKOM dapat dilakukan dengan baik. Inventarisasi, IT Telkom, BPI (Bussiness Process Improvement), Fit/Gap Analysis, Dynamix Ax

    TANGGUNG JAWAB HUKUM PENGANGKUTAN UDARA NIAGA MENURUT KONVENSI MONTREAL 1999 DAN UNDANG – UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN

    Get PDF
    Konvensi Montreal 1999 dan Undang-Undamg No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan, pada prinsipnya kedua aturan ini berkaitan erat dalam hal tanggung jawab hukum angkutan udara niaga dan bukan niaga. Konvensi Montreal 1999 mengatur tatanan hukum secara internasional mengenai tanggung jawab pengangkut terhadap pengguna jasa penerbangan yang mengalami kerugian yang ditimbulkan oleh pengangkut. Baik itu pengangkutan penumpang, bagasi dan kargo dalam penerbangan internasional dengan pesawat udara serta ganti rugi yang harus dibayarkan. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan mengatur hak, kewajiban, serta tanggung jawab hukum para penyedia jasa dan para pengguna jasa, dan tanggung jawab hukum penyedia jasa terhadap kerugian pihak ketiga akibat dari penyelenggaraan penerbangan. Konvensi Montreal 1999 adalah sebuah perjanjian internasional yang bertujuan untuk mengatur tanggung jawab maskapai penerbangan dalam hal kehilangan, kerusakan, atau keterlambatan barang, serta kerugian pribadi atau kematian penumpang yang terjadi selama penerbangan. Pengaturan hukum pengangkutan udara niaga menurut Konvensi Montreal 1999 didasarkan pada prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability) yang dimana pengangkut bukan lagi dianggap bertanggung jawab tetapi pengangkut selalu harus bertanggung jawab atas kerugian yang diderita korban tanpa ada kemungkinan membebaskan diri kecuali korban juga turut bersalah.   Kata Kunci: Konvensi Montreal 1999; Tanggung jawab angkutan udara niaga; Undang-Undang No 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan

    TANGGUNG JAWAB HUKUM PENGANGKUTAN UDARA NIAGA MENURUT KONVENSI MONTREAL 1999 DAN UNDANG – UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN

    Get PDF
    Konvensi Montreal 1999 dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan adalah dua peraturan hukum yang mengatur tanggung jawab hukum pengangkutan udara niaga. Konvensi Montreal 1999 adalah sebuah perjanjian internasional yang membahas tanggung jawab maskapai penerbangan terkait dengan kerugian yang timbul akibat kecelakaan atau insiden di udara. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan adalah undang-undang nasional yang mengatur berbagai aspek pengangkutan udara, termasuk tanggung jawab hukum maskapai penerbangan dalam melakukan operasi penerbangan niaga. Konvensi Montreal 1999 adalah sebuah perjanjian internasional yang bertujuan untuk mengatur tanggung jawab maskapai penerbangan dalam hal kehilangan, kerusakan, atau keterlambatan barang, serta kerugian pribadi atau kematian penumpang yang terjadi selama penerbangan. Pengaturan hukum pengangkutan udara niaga menurut Konvensi Montreal 1999 didasarkan pada prinsip tanggung jawab maskapai penerbangan terkait dengan kerugian yang timbul akibat kecelakaan atau insiden di udara. Kata Kunci : Konvensi Montreal 1999, Pengangkutan udara niaga, Undang-Undang No 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan
    corecore