94 research outputs found
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN TERBIMBING
Program Praktik Lapangan Terbimbing (PLT) diselenggarakan guna memberikan kesempatan kepada mahasiswa UNY untuk meningatkan kemampuan dalam bidang pendidikan. PLT ini dilaksanakan bulan September sampai November 2017. Kegiatan PLT bertujuan untuk memberikan pengalaman mengajar, memperluas wawasan, pelatihan dan pengembangan keterampilan, kemandirian, tanggungjawab, dan kemampuan dalam mengembangkan keprofesionalan dalam bidang keguruan atau pendidikan, memahami seluk-beluk sekolah dengan segala permaasalahannya, serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap yang telah dimiliki dalam proses pembelajaran.
PLT dilaksanakan di SD Negeri 1 Karangsari dimulai 15 September sampai 15 November 2017. Kegiatan yang dilakukan dalam PLT ini adalah mengajar di kelas, penyusunan administrasi sekolah, pendampingan ekstrakurikuler, pengelolaan perpustakaan, sosialisasi hidup sehat, pendampingan karya wisata, dan beberapa program penunjang lainnya. Program-program tersebut tentunya berdasarkan observasi yang dilaksanakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas mengajar mahasiswa dan pelayanan di SD Negeri 1 Karangsari.
Berdasarkan pelaksanaan PLT di SD Negeri 1 Karangsari, mahasiswa dapat mengembangkan kompetensi mengajarnya sebagai calon pendidik atau tenaga kependidikan. Kegiatan PLT dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama perkuliahan ke dalam pembelajaran di sekolah
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN TERBIMBING
Program Praktik Lapangan Terbimbing (PLT) diselenggarakan guna memberikan kesempatan kepada mahasiswa UNY untuk meningatkan kemampuan dalam bidang pendidikan. PLT ini dilaksanakan bulan September sampai November 2017. Kegiatan PLT bertujuan untuk memberikan pengalaman mengajar, memperluas wawasan, pelatihan dan pengembangan keterampilan, kemandirian, tanggungjawab, dan kemampuan dalam mengembangkan keprofesionalan dalam bidang keguruan atau pendidikan, memahami seluk-beluk sekolah dengan segala permaasalahannya, serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap yang telah dimiliki dalam proses pembelajaran.
PLT dilaksanakan di SD Negeri 1 Karangsari dimulai 15 September sampai 15 November 2017. Kegiatan yang dilakukan dalam PLT ini adalah mengajar di kelas, penyusunan administrasi sekolah, pendampingan ekstrakurikuler, pengelolaan perpustakaan, sosialisasi hidup sehat, pendampingan karya wisata, dan beberapa program penunjang lainnya. Program-program tersebut tentunya berdasarkan observasi yang dilaksanakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas mengajar mahasiswa dan pelayanan di SD Negeri 1 Karangsari.
Berdasarkan pelaksanaan PLT di SD Negeri 1 Karangsari, mahasiswa dapat mengembangkan kompetensi mengajarnya sebagai calon pendidik atau tenaga kependidikan. Kegiatan PLT dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama perkuliahan ke dalam pembelajaran di sekolah
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN TERBIMBING
Program Praktik Lapangan Terbimbing (PLT) diselenggarakan guna memberikan kesempatan kepada mahasiswa UNY untuk meningatkan kemampuan dalam bidang pendidikan. PLT ini dilaksanakan bulan September sampai November 2017. Kegiatan PLT bertujuan untuk memberikan pengalaman mengajar, memperluas wawasan, pelatihan dan pengembangan keterampilan, kemandirian, tanggungjawab, dan kemampuan dalam mengembangkan keprofesionalan dalam bidang keguruan atau pendidikan, memahami seluk-beluk sekolah dengan segala permaasalahannya, serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap yang telah dimiliki dalam proses pembelajaran.
PLT dilaksanakan di SD Negeri 1 Karangsari dimulai 15 September sampai 15 November 2017. Kegiatan yang dilakukan dalam PLT ini adalah mengajar di kelas, penyusunan administrasi sekolah, pendampingan ekstrakurikuler, pengelolaan perpustakaan, sosialisasi hidup sehat, pendampingan karya wisata, dan beberapa program penunjang lainnya. Program-program tersebut tentunya berdasarkan observasi yang dilaksanakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas mengajar mahasiswa dan pelayanan di SD Negeri 1 Karangsari.
Berdasarkan pelaksanaan PLT di SD Negeri 1 Karangsari, mahasiswa dapat mengembangkan kompetensi mengajarnya sebagai calon pendidik atau tenaga kependidikan. Kegiatan PLT dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama perkuliahan ke dalam pembelajaran di sekolah
PENGEMBANGAN STRATEGI PENGELOLAAN ECENG GONDOK DI WADUK BATUJAI KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Waduk Batujai merupakan salah satu waduk di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dibangun pada tahun 1977-1982 dan memiliki kedalaman air 6-8 m dan luas genangan 890 hektar serta daya tampung 25 juta m3. Pemerintah dan masyarakat setempat memanfaatkan Waduk Batujai sebagai irigasi pertanian, PLTA, sumber baku air minum, perikanan, dan pariwisata. Permasalahan lingkungan perairan Waduk Batujai adalah pencemaran air dan eutrofikasi yang memicu ledakan eceng gondok hampir 30% dari luas waduk. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis kualitas air Waduk Batujai; (2) mengkaji laju pertumbuhan eceng gondok; (3) mengkaji kemampuan akumulasi logam berat oleh eceng gondok; (4) mengembangkan strategi pengelolaan eceng gondok di Waduk Batujai. Penelitian dilakukan pada 5 stasiun sampling dengan metode Purpossive Random Sampling berdasarkan aliran limbah dari kegiatan masyarakat dan covering eceng gondok. Penentuan status mutu air Waduk Batujai menggunakan metode STORET dan laju pertumbuhan eceng gondok menggunakan pendekatan mesocosm pada kuadrat ukuran 1x1 m2 serta pengembangan strategi pengelolaan dengan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan perairan Waduk Batujai berdasarkan parameter TSS, Do, BOD, COD, Fosfat, dan Pb maka berstatus cemar berat untuk kelas I, II, dan III serta berstatus cemar sedang untuk kelas IV. Pertumbuhan tunas eceng gondok dari satu menjadi dua membutuhkan waktu ± 4 hari dengan rata-rata biomassa basah eceng gondok pada H42 sebesar 2,6 kg. Nilai Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS) eceng gondok di Waduk Batujai rata-rata mencapai 5,4% per hari dan nilai rata-rata BAF Pb oleh akar eceng gondok adalah 33,83 (BAF>1) sehingga dikenal sebagai tanaman hiperakumulator. Hasil analisis SWOT perairan Waduk Batujai diperoleh strategi dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada, meliputi; (1) pengelolaan eceng gondok secara mekanik dengan lokalisir eceng gondok ke tepi waduk dan diberikan penghalang jaring untuk menghindari penyebaran eceng gondok tidak meluas dan mempermudahkan pengangkatan dengan alat berat, sedang pengelolaan eceng gondok secara biologi dilakukan dengan penebaran ikan koan; (2) pemanfaatan eceng gondok untuk peningkatan pendapatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dan pembentukan badan usaha kelompok pengerajin eceng gondok; (3) Penurunan kandungan nutrien di perairan Waduk Batujai dengan cara pembuatan kolam pengolahan (pre-impoundment); (4) pengembangan kapasitas kelembagaan dan koordinasi seluruh pemangku kepentingan dalam pengelolaan eceng gondok.
Kata kunci: eutrofikasi, STORET, eceng gondok, mesocosm, faktor bioakumulasi
The Batujai Reservoir is one of the reservoirs in the Lombok Island, West Nusa Tenggara Province which was built in 1977-1982 and has a water depth of 6-8 m and an inundation area of 890 hectares and a capacity of 25 million m3. The government and the local community use the Batujai Reservoir as agricultural irrigation, hydropower, drinking water, fisheries and tourism raw materials. The environmental problems of the Batujai Reservoir waters are water pollution and eutrophication which triggers the explosion of water hyacinth almost 30% of the reservoir area. This study aims to (1) analyze the water quality of the Batujai Reservoir; (2) assess the growth rate of water hyacinth; (3) assess the ability of heavy metal accumulation by water hyacinth; (4) developing a water hyacinth management strategy in the Batujai Reservoir. The research was conducted on 5 sampling stations with Purpossive Random Sampling method based on the waste stream from community activities and water hyacinth covering. Determining the status of Batujai Reservoir water quality using the STORET method and the growth rate of water hyacinth using the mesocosm approach on 1x1 m2 size squares and developing management strategies with SWOT. The results showed that the waters of the Batujai Reservoir were based on the parameters of TSS, Do, BOD, COD, Phosphate, and Pb, which were heavily polluted for classes I, II, and III and moderate polluted status for class IV. The growth of water hyacinth buds from one to two takes ± 4 days with an average of water hyacinth biomass on H42 of 2.6 kg. The Specific Growth Rate (LPS) of water hyacinth in the Batujai Reservoir reaches an average of 5.4% per day and the average value of Pb BAF by the water hyacinth root is 33.83 (BAF> 1) so that it is known as a hyperaccumulator plant. The results of the SWOT analysis of the Batujai Reservoir waters obtained strategies by minimizing weaknesses to take advantage of existing opportunities, including; (1) the management of water hyacinth mechanically by locating water hyacinth to the edge of the reservoir and given a net barrier to avoid the spread of water hyacinth does not expand and simplify lifting with heavy equipment, while the management of water hyacinth is done biologically with koan fish stocking. (2) utilization of water hyacinth to increase people's income through community empowerment and the establishment of business groups of craftsmen; (3) Decreasing nutrient content in the waters of the Batujai Reservoir by making a pre-impoundment pond; (4) institutional capacity development and coordination of all stakeholders in the management of water hyacinth.
Keywords: eutrophication, STORET, water hyacinth, mesocosm approach, bioaccumulation facto
PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TERBAHSARI KULON PROGO
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar dan keterampilan proses IPA melalui model pembelajaran discovery pada siswa kelas IV SD Negeri Terbahsari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2018.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kemmis dan Mc Taggart. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Terbahsari dengan jumlah 20 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Objek penelitian ini yaitu minat belajar dan keterampilan proses IPA. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan dan pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui skala, tes, dan observasi. Teknik analisis data yaitu secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran discovery dapat meningkatkan minat belajar dan keterampilan proses IPA. Pada siklus I, siswa sudah mulai memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung dan tidak bermain sendiri. Siswa juga sangat senang melakukan percobaan. Pada siklus II, siswa menyimak dan aktif mengikuti pembelajaran. Siswa berani berpendapat dan berani maju tanpa ditunjuk oleh guru. Peningkatan minat belajar dari pra siklus termasuk dalam kategori cukup yaitu 1,66, siklus I termasuk dalam kategori baik yaitu 2,68, dan siklus II termasuk dalam kategori baik yaitu 3,19. Pada siklus I, persentase rata-rata keterampilan mengamati yaitu 77,15%, keterampilan mengklasifikasi yaitu 77,78%, keterampilan mengkomunikasikan yaitu 80,95%, dan keterampilan menginferensi yaitu 77,14%. Pada siklus II, persentase rata-rata keterampilan mengamati meningkat menjadi 86,61%, keterampilan mengklasifikasi menjadi 96,25%, keterampilan mengkomunikasikan menjadi 89,74% dan keterampilan menginferensi menjadi88,03%. Hasil tersebut telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian karena guru telah menerapkan model pembelajaran discovery sesuai dengan sintaksnya.
Kata kunci: minat belajar, keterampilan proses IPA, model pembelajaran discovery
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ORANG TUA TUNGGAL DALAM MENGEMBANGKAN PRESTASI BELAJAR ANAK PENYANDANG DISABILITAS DI SMALB YPPC BANDA ACEH.
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi antarpribadi orang tua tunggal dan anak penyandang disabilitas di Aceh. Penelitian ini menggunakan teori penetrasi sosial dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Adapun subjek dari penelitian ini adalah orang tua tunggal khususnya seorang ibu yang memiliki anak penyandang disabilitas dan bersekolah di SMALB YPPC Banda Aceh yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik wawancara semi terstruktur terhadap enam informan penelitian yang terdiri 3 (tiga) informan utama yaitu orang tua tunggal khususnya seorang ibu yang memiliki anak penyandang disabilitas dan 3 (tiga) informan tambahan yaitu wali kelas masing-masing anak penyandang disabilitas, serta observasi terhadap komunikasi antarpribadi orang tua tunggal dengan anak penyandang disabilitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi antarpribadi orang tua tunggal dan anak penyandang disabilitas berbeda-beda tergantung kondisi anaknya apakah bisa menggunakan bahasa verbal atau menggunakan non verbal. Orang tua tunggal yang menggunakan komunikasi non verbal khususnya yang memiliki anak tuna rungu serta komunikasi verbal secara perlahan sehingga anak mudah memahami maksud mereka. Sedangkan dalam proses komunikasi, orang tua tunggal sering menghadapi kendala pada umpan balik yang terkadang menimbulkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Kualitas komunikasi secara umum cukup baik karena anak menunjukkan keterbukaan, empati, dukungan, dan sikap positif dalam berkomunikasi dengan ibunya. Adanya kesibukan orang tua tunggal dalam menjalankan aktifitas tidak menjadi hambatan orang tua tunggal dan anak penyandang disabilitas dalam berkomunikasi. Komunikasi antarpribadi antara orang tua tunggal dan anak penyandang disabilitas yang berjalan secara efektif berpengaruh terhadap prestasi anak penyandang disabilitas. Sebaliknya ketika komunikasi antarpribadi antara orang tua tunggal dengan anak penyandang disabilitas tidak berjalan dengan baik bisa berpengaruh terhadap tidak berkembangnya pretasi belajar anak penyandang disabilitas. Prestasi anak penyandang disabilitas tidak hanya terpaku pada bidang akademik. Menurut Kemendikbud (8:2015) aspek yang dinilai dalam kurikulum 2013 pendidikan khusus SDLB/SMPLB/SLB, meliputi 3 (tiga) aspek penilaian yaitu sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotor). Kata Kunci: Komunikasi Antar Pribadi, Orang tua tunggal, Anak Penyandang Disabilitas, Prestasi BelajarAbstractThis study aims to find out the interpersonal communication between single mothers with their children with disabilities in Aceh. The research used social penetration theory with a qualitative descriptive approach. The subject of this study was a single mother who has children with disabilities studying at SMALB YPPC Banda ACEH, selected using a purposive sampling technique. In collecting data, the researchers deployed semi-structured interviews on three single mothers who have children with disabilities and observations of their interpersonal communication with their children. The results showed that interpersonal communication of single mothers and children with disabilities varies depending on the child's condition. Many mothers used non-verbal communication especially with deaf children and spoke slowly so that their children could easily understand. In the communication process, single mothers often faced obstacles to get feedback which sometimes caused misunderstandings. The quality of communication, in general, is good because the children demonstrated openness, empathy, support, and positive attitudes in communicating with their mothers. The results of this study include the existence of a single mother's activity in their daily life that does not become obstacles for single mothers and children with disabilities in communication. Interpersonal communication between single mothers and children with disabilities that works effectively affects the achievements of children with disabilities, this achievement is not only focused on the academic field, but also about independence, how to socialize, skills and others. Conversely, when interpersonal communication between a single mother and a child with a disability does not work effectively, it does not result in the development of learning achievements of children with disabilities.Keywords: Interpersonal Communication, Single Mother, Children with Disabilities, Learning Achievement
THE DIVERSITY AND REGENERATION OF MANGROVE ON PANJANG ISLAND JEPARA CENTRAL JAVA
Panjang Island is a small island under the administrative territory Jepara Regency, Central Java Indonesia. Small islands, such as Panjang, have been vulnerable to changes and environmental pressures. Because of their natural resources and fragile nature, the existence of small islands is necessary to be protected and ensured. Mangrove is a vegetation with a function to protect the coastal ecosystem. Its regeneration status will determine the sustainability of the ecosystem. This study aimed to assess mangrove species diversity and mangrove regeneration on Panjang Island. The site research was determined by purposive sampling. Research sites were four stations located in the southern, eastern, northern, and western part of the island. Each station occupied with three plots measuring 20 × 20 meters for tree stage, 5 × 5 m for sapling and 1 × 1 m for the seedling stage. Data was calculated according to important value index (IVI), diversity index (H') and the evenness index E . In Panjang Island, 7 true mangrove and 7 mangrove associated species have been found. The dominant true mangrove was Pemphis acidula, whereas the dominant mangrove associate was Thespesia populnea. The diversity index mangrove species (H') is between 1.28 – 1.82. The mangrove regeneration in Panjang Island did not take place appropriately, as indicated by the number of individual saplings (57 individuals/Ha) < number of individual seedlings (191 individual/Ha) < number of individual trees (274 individuals/Ha). There were two important tree species in Panjang island, Pemphis acidula (Stigi) with Least Concern status according IUCN, and Excoecaria agallocha. Both species require protection. The study recommended a mangrove reforestation with local species in order to obtain the sustainability of coastal ecosystem in Panjang Island.
Keywords: Small island; Diversity; Sustainability; Regeneration; Important Value Index (IVI)
Sebaran Residu Endosulfan dan DDT di Lahan Pertanian Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes
Poniman P, Soeprobowati TR, Helmi M. 2020. Distributions residue of endosulfan and DDT in lands agricultural wanasari sub-district, Brebes regency. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-8 Tahun 2020, Palembang 20 Oktober 2020. pp. xx. Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).As the result of pesticide use by exaggerated on farming sector can causing land degradation. The movement of some shallot farmers agriculture from Brebes Regency to neighboring districts, such as Cirebon, Majalengka, and Kendal is evidence of the degradation of shallot land in Brebes. The pesticides of Endosulfan and DDT were many and often used to control pests during the green revolution. The research aimed to determine the distribution residues of endosulfan and DDT in the upstream area of Wanasari sub-District. The research was carried out by taking soil samples in the field, analyzing pesticide residues in laboratory, and mapping the distribution of residues. A total of 45 soil sample points were collected from the upstream part rice fields of Wanasari sub-District, Brebes Regency. Residue analysis was carried out at the Integrated Laboratory of the Agricultural Environment Research Institute, using the QuEChERS method. Meanwhile, the residue distribution mapping used the Spline interpolation method. From the identified land of 4,688,825 ha, it was detected that the endosulfan residue in the high-very high category was 1,605,576 ha (34.2%) and the high-very high category of DDT residue was 752.2028 ha (16.0%)
STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DENGAN KAJIAN POTENSI DAN DAYA DUKUNG DI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Ekowisata merupakan perjalanan yang bertanggung jawab ke daerah alami, diselenggarakan dengan profesional dan terlatih, yang memuat proses pembelajaran untuk melindungi dan merawat lingkungan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Dengan demikian Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) sebagai kawasan pelestarian alam dapat digunakan sebagai tujuan ekowisata dan wisata minat khusus, dengan memanfaatkan potensi alam dan budaya masyarakat sekitar kawasan, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan budaya setempat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi objek daya tarik wisata alam di jalur pendakian Bukit Raya dan Desa Rantau Malam, daya dukung jalur pendakian Bukit Raya, persepsi masyarakat, pengunjung dan lembaga terkait serta strategi pengembangan ekowisata di jalur pendakian Bukit Raya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Analisis Daerah Operasional Objek Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) PHKA tahun 2003, persamaan daya dukung wisata alam yang dikembangkan oleh Cifuentes (1992) yang dimodifikasi, penilaian persepsi masyarakat sekitar jalur pendakian Bukit Raya, pengunjung dan lembaga terkait serta strategi pengembangan dengan metode analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan 1) Potensi objek daya tari wisata alam di jalur pendakian Bukit Raya masuk dalam kriteria sedang. 2) Daya dukung Riil (RCC) jalur pendakian Bukit Raya adalah sebesar 15 orang /hari. 3) Persepsi masyarakat terhadap kedatangan pengunjung masih dapat menerima, dan mendapatkan manfaat ekonomi dari kegiatan tersebut serta mendukung kegiatan ekowisata, persepsi pengunjung objek yang menjadi daya tarik di jalur pendakian Bukit Raya adalah Puncak Bukit Raya, vegetasi, satwa dan budaya. Pengunjung masih merasakan kenyamanan dan puas dalam melakukan aktifitas dengan sarana prasarana pendukung yang belum memadai. 4) Strategi yang diambil yaitu meningkatkan kerjasama stakeholder dalam pengembangan dan pemahaman ekowisata pendakian Bukit Raya; mengembangkan ekowisata berdasarkan potensi objek dan daya tarik wisata alam dengan memperhatikan daya dukung lingkungan, pembuatan rencana pengelolaan ekowisata pendakian; meningkatkan kualitas SDM pengelola dan masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan serta sarana/ fasilitas pendukung; meningkatkatkan koordinasi dan sinkronisasi program lintas sektoral; meningkatkan sosialisasi untuk kesadaran dan kepedulian masyarakat dan pengunjung; membuka peluang untuk berkolaborasi dalam pengembangan ekowisata pendakian Bukit Raya.
Kata kunci: ADO-ODTWA, Daya dukung, SWOT, Jalur Pendakian, TNBBBR.
Ecotourism is responsible travel to natural areas , organized and well-trained professionals, which includes learning to protect and care for the environment also improve the welfare of local communities. As a natural conservation area, Bukit Baka Bukit Raya National Park (TNBBBR) has advantage to become tourist destination for ecotourism and exclusive tourism due to its natural potentials and local culture, which, in turn, may contribute to economic and social development, while considering local environmental and cultural sustainability.
This study aimed to find out potential of the hiking paths of Bukit Raya, leverage of the hiking paths of Bukit Raya, community perception, visitors and concerned agencies as well as strategy of ecotourism development at the hiking paths of Bukit Raya. This study used an ADO-ODTWA PHKA 2003 method, modified natural tourism leverage equation developed by Cifuentes (1992), perception of local people nearby the hiking paths of Bukit Raya, visitors and concerned agencies as well as development strategy using a SWOT analysis.
Result of the study showed that 1) natural tourism potential at the hiking paths of Bukit Raya was moderate; 2) RCC of the hiking paths of Bukit Raya was 15 ind/day; 3) perception of the local people of the hiking and ecotourism was acceptable, and they got economic benefits. The visitors still felt comfortable and satisfied in doing activities with inadequate infrastructures and facilities; 4) Strategy used in this case was improving cooperation between stakeholders in developing and understanding ecotourism of Bukit Raya hiking paths, developing ecotourism according to ODTWA potential by considering environmental RCC through education and training, improving coordination and synchronization of intersectoral programmes, socialization for awareness of the local people and visitors, being open to collaboration in developing the ecotourism of the hiking paths of Bukit Raya.
Keywords: ADO-ODTWA, RCC, SWOT, Hiking Paths, TNBBB
Tree Species Diversity As the Base of Conservation On Panjang Island Jepara, Central Java
Panjang island is a small island in Indonesia which is administered in the territory of the district Jepara, Central Java, Indonesia. Small island properties are susceptible to changes and environmental pressures so it is important to be maintained and protected. Community tree is a component of the ecosystem that plays an important role in protecting the environment. The purpose of this study is to assess the composition and diversity of tree species as a basis for conservation of small islands. The research method is purposive sampling. Research site is was choosed four points located in the southern, eastern, northern and western Panjang island. Each point of the transect line drawn perpendicular to the coastline and put the research site from the beach toward the land. Vegetation data were analyzed by calculating the Importance Value Index, Degree of Constancy, Diversity Index and Evenness Index. There are 33 species of trees belonging to 19 families. Diversity of tree species (H') : 1,58-2,22. In Panjang island there were 2 important tree: Phemphis acidula (Setigi) which has the status of Least Concern IUCN and Excoecaria agallocha (wood blind) that are endemic in Java, so that these two species need to be protected population. Tree species that plays an important role in conservation on Panjang island are: Leucaena leucocephala, Bombax ceiba, Thespesia populnea, and Acacia mangium. Keyword: Small island, protected population, species diversity index, endemic species, purposive samplin
- …