48 research outputs found

    SCREENING OF ENDOPHYTIC BACTERIA PRODUCING ANTIFUNGAL ISOLATED FROM INDONESIA MEDICINAL PLANT, JAVA GINSENG (TALINUM TRIANGULARE) (JACQ.) WILLD

    Get PDF
    Objective: The objective of this research was to isolate and characterize endophytic bacteria from Talinum triangulare having antifungal activity.Methods: The endophytic bacteria were isolated from roots tissue of Talinum triangulare by surface sterilization method. The isolates were cultured in Trypticase Soybean agar and antagonist activities were evaluated by dual culture assay against Fusarium oxysporum, Trichoderma reesei and Candida albicans. For metabolite antifungal activities, bacterial isolates were grown for 4 d in TS broth at 35 °C under shaking condition. The antifungal activities of the supernatant extract were determined by using the disk agar diffusion. Polyketide synthase (PKS I) and NRPS genes fragments of all isolates were amplified.Results: The result reveals that 4 of 23 endophytic bacterial isolates demonstrated great antifungal potentiality against many tested fungi. Polyketide synthase (PKS I) and NRPS genes amplification were showed 10 and 4 of endophytic isolates detected harboring PKS type I and NRPS genes, respectively. In general, high frequencies of positive PCR amplification were obtained for PKS I (43.47%). Phylogenetic analyses based on the 16S rRNA gene sequence, morphological, physiological and biochemical showed that the isolates were identified as a member of genus Bacillus and Brevibacillus.Conclusion: These results indicated that the endophytic bacteria from java ginseng could be used as an alternative source of antifungal agents

    SINTESIS HIJAU NANOPARTIKEL PERAK (AgNP) MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN SERAI (Cymbopogon citratus) SEBAGAI BIOREDUKTOR

    Get PDF
    Sintesis hijau Nanopartikel perak (AgNP) adalah proses reduksi ion Ag+ menjadi Ag0 dengan menggunakan senyawa bioaktif tanaman. Proses sintesis hijau dinilai lebih aman, ramah lingkungan, dan ekonomis, sedangkan proses sintesis kimia-kimia diikuti oleh hasil samping yang menyebabkan toksisitas dan pencemaran lingkungan. AgNP berpotensi dimanfaatkan di berbagai bidang dengan sifat, bentuk, dan fungsi AgNP yang dipengaruhi selama proses sintesis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi reaksi yang optimal dalam proses sintesis hijau yang menggunakan ekstrak etanol daun serai. Adapun metode sintesis hijau dalam penelitian ini adalah dengan melakukan preparasi terhadap kondisi pH ekstrak, yaitu kondisi yang dapat membentuk AgNP segera ketika sintesis berjalan, selanjutnya pH dipilih untuk digunakan pada tahap optimalisasi konsentrasi Ag dan ekstrak, dan waktu kontak yang dievaluasi melalui monitoring puncak SPR (Surface Plasmon Resonance) UV-Vis antara 400-500 nm selama 2 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa AgNP terbentuk pada reaksi antara ekstrak etanol konsentrasi 5% pH 12 dan Ag 2 mM pada menit ke 15 dengan nilai SPR pada 403 nm, panjang gelombang UV-Vis selama 2 hari cenderung stabil antara 400-403 nm tetapi jumlah Absorbansi menunjukan adanya indikasi ketidakstabilan pada larutan AgNP yang dimonitoring sehingga perlu pertimbangan agen penstabil agar tidak terjadi aglomeras

    ISOLASI DAN SKRINING AKTINOMISETES LAUT PENGHASIL SENYAWA ANTIBAKTERI-MULTI DRUG RESISTANCE DARI SEDIMEN LAUT PANTAI GALESONG

    Get PDF
    Sampai saat ini, penyakit infeksi masih menempati urutan kedua penyakit mematikan di dunia. Sementara antibiotika kini telah banyak mengalami resistensi. Salah satu solusi dalam mengatasi masalah ini adalah dengan mencari sumber antibiotika baru, khususnya dari bahan alam, seperti aktinomisetes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi aktinomisetes laut dari sedimen laut Pantai Galesong Kabupaten Takalar kemudian menguji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri MDR (Multi-Drug Resistant). Metode diawali dengan isolasi aktinomisetes menggunakan metode sebar pada medium SNA (Starch Nitrate Agar) dengan memberi praperlakuan berupa pemanasan sampel pada suhu 500C selama 10 menit dan penambahan Nistatin sebagai antifungi. Penentuan aktivitas antibakteri isolat menggunakan metode uji antagonis terhadap bakteri Escherichia coli MDR dan Staphylococcus aureus MDR. Isolat dengan aktivitas antibakteri yang paling kuat diinokulasikan dalam medium produksi dan fermentasi SNB (Starch Nitrate Broth). Hasil fermentasi yang diperoleh diekstraksi dengan etil asetat dan ekstrak yang diperoleh ditentukan KHM-nya dengan membuat variasi konsentrasi secara menurun. Hasil isolasi diperoleh tiga isolat aktinomisetes, namun berdasarkan hasil uji antagonis, di antara ketiga isolat tersebut hanya ada satu isolat yang memiliki aktivitas antibakteri MDR. Isolat tersebut diberi nama isolat GLS 50-2-2 dengan ciri koloni berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan berpasir. Isolat GLS 50-2-2 memiliki aktivitas antbakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus MDR. Uji KHM isolat GLS 50-2-2 terhadap bakteri Staphylococcus aureus MDR dimulai dari konsentrasi 3%, 1,5%, 0,75%, 0,375%, dan 0,1875% dengan zona bening yang hanya diperlihatkan oleh konsentrasi 3% dan 1,5% dengan diameter daya hambat berturut-turut 24 mm dan 14 mm. Isolat GLS 50-2-2 berpotensi sebagai antibakteri S.aureus MD

    Biologi Actinobacteria

    Get PDF
    Actinobacteria atau yang lazim dikenal dengan istilah Actinomycetes [baca: aktinomiset] merupakan mikroba yang memiliki sejumlah keunikan dibandingkan dengan mikroba lainnya. Actinobacteria pertama kali diperkenalkan oleh Ferdinand Cohn pada tahun 1875 sewaktu berhasil mengisolaso Actinomyces brovis. Mikroba yang ditemukan tersebut lalu dinamakannya sebagai Actinomycetes atau ray-fungi yang dapat diartikan sebagai fungi radia

    Karakterisasi Mikrobia Rizosfer asal Tanaman Ginseng Jawa (Talinum triangulare) berdasarkan Gen Ribosomal 16S rRNA dan 18S rRNA

    Get PDF
    Abstract: The rhizosphere is a biologically active zone of the soil around plant roots that contains soil-borne microbes including bacteria and fungi. The microbes were isolated from rhizosphere soil roots of Java ginseng. The population of microbes was estimated by plate count method. The isolates were identified based on a great variety of morphological, and cultural characteristics. The total of rhizosphere soil microbe population were 20.91(106 cfu.g−1soils) and showed that 12 isolates of bacteria, 15 isolates of actinomycetes, and 10 isolates of fungi which were found in all of soil samples. The molecular analysis of the ribosomal genes showed that the bacterial isolate, actinomycetes and fungi were closely related to of Staphylococcus sp. DGM (JF923460), Streptomyces avidinii (EU593640) and fungi Aspergillus niger (HQ379853), respectively

    Karakterisasi Mikrobia Rizosfer asal Tanaman Ginseng Jawa (Talinum triangulare) berdasarkan Gen Ribosomal 16S rRNA dan 18S rRNA

    Get PDF
    The rhizosphere is a biologically active zone of the soil around plant roots that contains soil-borne microbes including bacteria and fungi.  The microbes were isolated from rhizosphere soil roots of Java ginseng. The population of microbes was estimated by plate count method. The isolates were identified based on a great variety of morphological, and cultural characteristics. The total of rhizosphere soil microbe population were  20.91(106 cfu.g−1soils) and showed that 12 isolates of bacteria, 15 isolates of actinomycetes, and 10 isolates of fungi which were found in all of soil samples. The molecular analysis of the ribosomal genes showed that the bacterial isolate, actinomycetes and fungi were closely related to of Staphylococcus sp. DGM  (JF923460), Streptomyces avidinii (EU593640) and fungi Aspergillus niger (HQ379853), respectively. Key words: rhizosphere, Java ginseng, 16S rRNA gene, 18S rRNA gen

    Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi n-Heksan, Kloroform, Etil Asetat Rimpang Bangle (Zingiber casumounar Roxb.) terhadap Staphylococcus aureus

    Get PDF
    The Zingiber casumounar Roxb. It is often used by the public as a traditional medicine for the treatment of rheumatism and throat inflammation. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of the n-hexane fraction, chloroform, and ethyl acetate of the bangle rhizome against Staphylococcus aureus. In this study, antibacterial activity testing of the n-hexane fraction, chloroform, and ethyl acetate of the rhizome of Z. casumounar Roxb was performed. against S. aureus by using the diffusion method. Fractions obtained from the liquid partition results of the ethanol extract 96% of Z. casumounar Roxb. using n-hexane, chloroform, and ethyl acetate. The test results of antibacterial activity of all three fractions indicated the ability to inhibit the growth of S. aureus. Antibacterial activity shows different inhibition zones, namely with an average value in crude extracts of 8.59±0.4 mm, while extracts of n-hexane fractions of 11.67±1.0 mm, chloroform fractions of 11.39±0.6 mm and ethyl acetate fractions of 13.21±0.3 mm. The ethyl acetate fraction had the highest antibacterial activity based on the area of its inhibitory zone.Zingiber casumounar Roxb. sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisonal untuk pengobatan reumatik dan peradangan pada tenggorokan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada fraksi n-heksan, kloroform dan etil asetat dari rimpang bangle terhadap Staphylococcus aureus. Pada penelitian dilakukan pengujian aktivitas antibakteri terhadap fraksi n-heksan, kloroform dan etil asetat dari rimpang Z. casumounar Roxb. terhadap S. aureus dengan metode difusi. Fraksi diperoleh dari hasil partisi cair cair ekstrak etanol 96% Z. casumounar Roxb. menggunakan n-heksan, kloroform dan etil asetat. Hasil uji aktivitas antibakteri dari ketiga fraksi menunjukkan adanya kemampuan untuk menghambat pertumbuhan S. aureus. Aktivitas antibakteri menunjukkan zona hambat yang berbeda yaitu dengan nilai rata-rata pada ekstrak kasar 8,59±0,4 mm, sedangkan ekstrak fraksi n-heksan 11,67±1,0 mm, fraksi kloroform 11,39±0,6 mm dan fraksi etil asetat 13,21±0,3 mm. Fraksi etil asetat memiliki aktivitas antibakteri paling tinggi dengan melihat luas zona hambatnya

    COMPARISON OF α –GLUCOSIDASE INHIBITORY ACTIVITY OF Moringa oleifera ETHANOLIC EXTRACT

    Get PDF
    The purpose of this research was to determine the α-glucosidase enzyme inhibitory activity of Moringa oleifera plant samples collected from the three geographical areas viz., Saragi, Bacuhau, and Batumatongka of Southeast Sulawesi Indonesia. Ethanol extract of Moringa leaves was prepared by the maceration method using 95% ethanol. The estimation of α –glucosidase inhibitory activity of this extract was performed in vitro. The results of the study showed that ethanolic extract of three Moringa samples i.e. Sarangi, Bacuhau, and Batumatongka had the IC50value of 18.62, 10.18, 10.58 ppm, respectively while IC50value for the acarbose positive control was reported 11.54ppm. From the results of this study, it can be concluded that ethanolic extract of Moringa could inhibit α –glucosidase and this potential was similar to the commercial α –glucosidase inhibitor acarbose

    Purification and characterization of anti-multidrug resistances bacteria from actinomycetes associated sponge

    Get PDF
    Actinomycetes  are   one  kind  of  the  microorganisms  that  very  important producer  of   secondary  metabolites  for  drugs.Active substances  of  microbial origin  have  been  searched   through  a  series  of  screening  methos  to   obtain novel  compounds  and  strains.  The  purpose  of  this  research  was  to  characterize the  antibacterial  coumpound   from  actinomycetes  associated  sponge  and identification  of  actinomycetes  base  on  morfology  and  fisiology  characteristic. Isolation of actinomycetes from sponge were done bypour and spreap plate. A total  of   actinomycetes  strain  were  isolated  from  sponges  collected   at  Barrang Lompo  island,  Makassar,  South  Sulawesi,   Indonesia. One of  them  showed strong   activity  against  antibiotic  resistant  bacteria   with  concentration 0.0195µg.  Characterisation  of  antimicrobial  coumpound  base  on  IR  spectrum determined  derivate  of  carboxylic   acid.  The  result obtained  from  the morphological  and  physiological  characterisation,  determined  the  strain  a Streptomyces spKey words: sponges, actinomycetes, secondary metabolic, bacteria resista

    ISOLASI FUNGI ENDOFIT DARI DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica L.) SEBAGAI PENGHASIL SENYAWA ANTIBAKTERI

    Get PDF
    Fungi endofit merupakan sekelompok jamur yang sebagian atau seluruh hidupnya berada dalam jaringan tumbuhan hidup dan biasanya tidak merugikan pada inangnya. Fungi endofit umumnya memproduksi metabolit sekunder yang memiliki aktivitas biologis yang bermanfaat seperti misalnya senyawa-senyawa anti kanker, antivirus, atau antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi fungi endofit dari daun T. indica L. serta menguji aktivitas antibakteri metabolit sekunder fungi endofit  yang diperoleh terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Proses isolasi fungi endofit menghasilkan 1 isolat yang diberi kode TID-1. Produksi  senyawa antibakteri dilakukan melalui proses  fermentasi isolat fungi endofit TD-1  selama 18 hari pada kondisi teragitasi menggunakan medium PDYdari isolat TID-1. Pada akhir proses fermentasi, media fermentasi diekstraksi dengan etil asetat dan biomassa diekstrasi dengan metanol. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat dengan konsentrasi ekstrak 200 ppm/disk, 300 ppm/disk, dan 400 ppm/disk mampu menghambat pertumbuhan E. coli  sebesar  8.43 mm,  9.6 mm, dan 10.86  mm.  Pada konsentrasi 300 ppm/disk dan 400 ppm/disk menghambat pertumbuhan S. aureus  sebesar  10,11 mm  dan 12,8 mm, sedangkan ekstrak metanol tidak memberikan aktivitas antibakteri., sehingga dapat disimpulkan bahwa metabolit sekunder fungi endofit yang diisolasi dari daun asam jawa (T . indica L.) berpotensi sebagai penghasil senyawa antibakteri
    corecore