4 research outputs found
LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2015/2016 DI SMP NEGERI 4 WONOSARI
Program PPL merupakan pembentukan dan peningkatan kemampuan profesional. Kegiatan yang termasuk lingkup PPL diarahkan ke pelatihan pengalaman profesionalisme pembelajaran. Adapun tujuan dari progam PPL ini yakni untuk mengabadikan sebagian kompetensi mahasiswa untuk membantu lebih memberdayakan masyarakat sekolah demi tercapainya keluaran sekolah yang lebih berkualitas serta melatih kemampuan profesionalisme mengajar mahasiswa secara konkret. Pelaksanaan PPL dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2015 - 12 September 2015 bertempat di SMP N 4 Wonosari yang beralamat di Ngerboh 1, Piyaman, Wonosari, Gunungkidul. Kegiatan PPL ini melaksanakan program-program kegiatan dengan ketrampilan yang dimiliki oleh mahasiswa yang diperoleh selama berada di perguruan tinggi dan didukung kondisi lingkungan warga sekolah. Persiapan sebelum dilakukannya kegiatan mengajar adalah dengan mengikuti mata kuliah micro teaching (pengajaran mikro), pembekalan PPL, pengambilan KIT pembelajaran, dan observasi fisik maupun observasi pembelajaran untuk memperoleh data yang cukup untuk menyusun progam kerja. Sebelum memulai untuk melakukan kegiatan mengajar, terlebih dahulu mahasiswa melakukan persiapan yaitu mengikuti mata kuliah pengajaran mikro, pembekalan PPL dan observasi untuk memperoleh data yang diperlukan untuk menyusun program kerja. Berdasarkan hasil observasi, diidentifikasi beberapa permasalahan di sekolah maupun potensi yang sebenarnya dapat dikembangkan di sekolah tetapi belum diberdayakan serta dapat mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan program PPL. Berdasarkan situasi yang ada, maka mahasiswa merencanakan beberapa program yang dilaksanakan selama PPL. Program PPL tersebut antara lain konsultasi dengan guru pembimbing dan dosen pembimbing PPL; penyusunan matriks program kerja; penyusunan buku 1, buku 2, dan administrasi laboratorium; pembuatan perangkat pembelajaran (penyusunan jadwal mengajar, silabus, RPP, dan media pembelajaran); mencari bahan untuk mengajar; mengajar; membuat lembar kerja siswa; membuat soal ulangan harian; mengoreksi lembar kerja siswa; mengoreksi ulangan harian; memasukkan nilai lembar kerja siswa; memasukkan nilai ulangan harian; mengikuti kegiatan sekolah (upacara bendera hari senin, upacara HUT RI, dan apel pagi); serta pembuatan dan pengumpulan laporan. Secara garis besar, hampir seluruh program berjalan baik melalui pemantauan & bimbingan. Mahasiswa juga memperoleh pengalaman dan pemahaman mengenai proses pendidikan dan pembelajaran di SMP N 4 Wonosari, memperoleh pengalaman tentang cara berfikir dan bekerja di lingkungan sekolah, dan memperoleh pengalaman dalam bersosialisasi atau beretika di sekolah
PENGARUH PENERAPAN METODE PROBING-PROMPTING PADA PEMBELAJARAN IPA SMP KELAS VII TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelas
yang menggunakan metode probing prompting dengan kelas yang menggunakan metode
direct instruction pada pembelajaran IPA dan mengetahui pengaruh metode pembelajaran
probing prompting terhadap kemampuan berpikir kritis siswa siswa kelas VII SMP Negeri 4
Wonosari semester genap tahun pelajaran 2015/2016.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) pendekatan penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif, (2) jenis penelitian yang digunakan adalah
eksperimen semu, (3) desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group
design, (4) teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 53 siswa yang berasal dari kelas VII B dan VII C dan data sekunder yang
berasal dari hasil observasi dan dokumentasi, (5) instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini berupa pedoman observasi dan instrumen posttest, (6) teknik analisis yang digunakan
adalah uji-t dan (7) prosedur dalam penelitian ini melalui tahap persiapan penelitian mulai
mengajukan judul sampai penyampaian surat izin penelitian ke lokasi penelitian dan tahap
pelaksanaan penelitian mulai dari penyiapan instrumen penelitian, pelaksanaan pembelajaran
di kelas kontrol dan kelas eksperimen, pemberian posttest, pengumpulan data, analisis data,
interpretasi data hingga penarikan kesimpulan.
Setelah peneliti melakukan penelitian dan memperoleh data, selanjutnya peneliti
menganalisis data dengan menggunakan uji-t dapat diketahui bahwa ada perbedaan hasil
belajar berpikir kritis antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode
pembelajaran probing prompting dengan metode pembelajaran direct instruction dengan nilai
(t
hitung
= 3,018 > t
= 2,007) pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh metode pembelajaran probing prompting terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa SMP N 4 Wonosari semester genap tahun pelajaran
2015/2016. Adapun besar pengaruh besarnya pengaruh dari penerapan metode pembelajaran
probing prompting terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP Negeri 4
Wonosari semester genap tahun pelajaran 2015/2016 adalah 62,61% dari pengambilan data
menggunakan instrumen tes kemampuan berpikir kritis dan 69,72% menggunakan lembar
observasi kemampuan berpikir kritis.
tabel
Kata kunci: Metode Probing-Prompting, Kemampuan Berpikir Kritis, Pembelajaran IP
Perbandingan Digital Model dan Hybrid Model dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Selama Pandemi COVID-19
Latar Belakang: Penyelenggaraan pendidikan selama masa pandemi COVID-19 dilaksanakan secara daring (online). Hal ini merupakan tantangan bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat dengan kondisi tersebut. Pada awalnya, model pembelajaran yang sering dipakai adalah model analog kemudian dianjurkan beralih ke model digital. Berkenaan dengan rencana penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas dewasa ini, maka sekolah-sekolah disiapkan untuk menerapkan model pembelajaran hybrid.
Tujuan: Memberikan gambaran umum pelaksanaan pembelajaran menggunakan model digital dan model hybrid. Untuk kemudian penulis berharap kajian artikel ini dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam menyusun atau merencanakan kegiatan pembelajaran yang baik selama masa pandemi COVID-19.
Metode: Menggunakan metode studi literatur yang telah dikompilasi, dianalisis, dan kunci dari beberapa jurnal yang relevan dengan judul penelitian
Hasil: aktivitas pembelajaran, kelebihan dan kendala menggunakan model pembelajaran digital maupun hybrid. Kedua model sudah diterapkan di beberapa sekolah. Dengan melihat kendala-kendala tersebut, diharapkan guru maupun penyelenggara pendidikan dapat memperbaiki atau melakukan tindak lanjut terhadap kekurangan-kekurangan yang ada. Sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna, interaktif, dan menyenangkan bagi peserta didik selama pandemi COVID-19.
Kesimpulan: Bahwa model pembelajaran digital selama pandemi COVID-19 menciptakan pembelajaran yang lebih mandiri namun memiliki keterbatasan pada pengaturan kelas dan afektif. Sedangkan model pembelajaran hybrid menciptakan pembelajar yang aktif dengan pengawasan dan penilaian yang lebih valid dibandingkan model pembelajaran digital. Namun masih ada tantangan bagi pendidik untuk memanajemen waktu pembelajaran agar lebih efektif
PENGARUH PENERAPAN METODE PROBING-PROMPTING PADA PEMBELAJARAN IPA SMP KELAS VII TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelas yang menggunakan metode probing prompting dengan kelas yang menggunakan metode direct instruction pada pembelajaran IPA dan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran probing prompting terhadap kemampuan berpikir kritis siswa siswa kelas VII SMP Negeri 4 Wonosari semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, (2) jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu, (3) desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design, (4) teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 53 siswa yang berasal dari kelas VII B dan VII C dan data sekunder yang berasal dari hasil observasi dan dokumentasi, (5) instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman observasi dan instrumen posttest, dan (6) teknik analisis yang digunakan adalah uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar berpikir kritis antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran probing prompting dengan metode pembelajaran direct instruction dengan nilai (thitung = 3,018 ttabel = 2,007) pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan metode pembelajaran probing prompting terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMP N 4 Wonosari semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Besar pengaruh dari penerapan metode pembelajaran probing prompting terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP Negeri 4 Wonosari semester genap tahun pelajaran 2015/2016 adalah 62,61% dari pengambilan data menggunakan instrumen tes dan 69,72% menggunakan instrumen nontes. Kata kunci: Metode Probing-Prompting, Kemampuan Berpikir Kritis, Pembelajaran IP