5 research outputs found
Potensi Sabut Dan Tempurung Kelapa Sebagai Adsorben Untuk Meregenerasi Minyak Jelantah
Pada penelitian ini dipelajari kemampuan sabut dan tempurung kelapa sebagai adsorben, untuk mengurangi kadar asam lemak bebas (FFA), bilangan peroksida (PV), dan warna gelap minyak goreng bekas. Pengolahan dengan adsorben ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas minyak jelantah sehingga umur pemakaian minyak goreng dapat diperpanjang. Adsorben dari bahan sabut maupun tempurung kelapa disiapkan pada berbagai metode perlakuan awal, yakni (1) tidak diarangkan, tidak dihilangkan ligninnya; (2) tidak diarangkan, dihilangkan ligninnya (delignisasi); (3) diarangkan biasa, tidak diaktivasi; (4) diarangkan biasa, diaktivasi; (5) dibakar 400 °C, tidak diaktivasi; (6) dibakar 400 °C, diaktivasi; (7) dibakar 600 °C, tidak diaktivasi; dan (8) dibakar 600 °C, diaktivasi. Proses adsorpsi dilakukan dengan mengkontakkkan minyak goreng bekas dan adsorben pada suhu 75°C selama 30 menit, kemudian minyak disaring dan diamati Perubahan kadar FFA, PV, dan warna yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sabut dan tempurung kelapa pada berbagai metode perlakuan awal dapat mengurangi kadar FFA, PV, dan warna minyak goreng bekas. Metode perlakuan awal terbaik untuk memperbaiki kualitas minyak jelantah adalah metode tidak diarangkan dan didelignisasi, baik untuk bahan baku sabut maupun tempurung kelapa. Sabut kelapa mempunyai kemampuan adsorpsi sedikit lebih baik daripada tempurung kelapa
Teknologi Pembuatan Tepung Ampas Tahu untuk Produksi Aneka Makanan Bagi Ibu-Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Gunungpati, Semarang
Ampas tahu merupakan produk sisa dari produksi tahu yang masih memiliki kandungan ?é?áprotein ?é?árelatif ?é?átinggi,?é?á?é?á ?é?ákarena ?é?ápada?é?á proses ?é?ápembuatan tahu tidak semua protein dapat terekstrak. Selama ini pemanfaatan ampas tahu masih ?é?áterbatas ?é?ásebagai?é?á pakan ?é?áternak ?é?ádan ?é?ádiolah ?é?ámenjadi ?é?átempe ?é?ágembus, padahal karena potensinya ampas tahu bisa diolah menjadi tepung untuk bahan produksi aneka makanan seperti kerupuk, cookies, stik, dan sebagainya. Keterampilan membuat olahan makanan dari ampas tahu dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Mitra kegiatan ?é?áIbM ?é?áini ?é?áadalah kelompok ?é?áibu ?é?árumah ?é?átangga ?é?á(PKK) ?é?ádi ?é?áKelurahan Gunungpati, Semarang. Metode IbM yang dilakukan meliputi penyuluhan dan pelatihan pembuatan tepung ampas tahu, praktek pembuatan makanan dari tepung ampas tahu, praktek pengemasan, dan pendampingan kegiatan. Hasil dari program IbM adalah peningkatan keterampilan mitra dalam memproduksi tepung ampas tahu dan aneka makanan olahannya yang dapat dikembangkan sebagai USAha kecil untuk sumber penghasilan tambahan. ?é?
IbM KELOMPOK IBU RUMAH TANGGA DALAM PRODUKSI TEPUNG MAIZENA DI DESA TANGGUNGHARJO, GROBOGAN
Desa Tanggungharjo adalah salah satu lumbung jagung untuk Grobogan. Namun, harga jagung relatif murah, terutama ketika panen melimpah, membuat mereka pendapatan tidak memadai. Ibu rumah tangga ingin melakukan kegiatan produktif yang dapat membantu pendapatan keluarga dengan mengolah jagung menjadi produk tepung jagung. Oleh karena itu aplikasi yang diperlukan dari ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan IbM. Mitra kegiatan IbM adalah ibu rumah tangga/ petani jagung di RT 02 dan RT 03 RW 06, Desa Tanggungharjo, Grobogan. Kegiatan IbM yang dilakukan adalah untuk memberikan pendidikan, pelatihan, dan bantuan dalam pengembangan dan pengolahan jagung menjadi tepung jagung (maizena). Metode ini dilakukan melalui konseling dan pelatihan pengolahan jagung, praktek membuat tepung jagung, praktek kemasan, dan kegiatan mentoring. Hasil dari program IbM membaik keterampilan mitra dalam memproduksi pati jagung yang dapat dikembangkan sebagai USAha kecil dengan sumber penghasilan tambahan