22 research outputs found
On the Orientalism and Neo-Orientalism in Ayad Akhtar’s Disgraced: Analysis on the Dynamics of Amir and Emily’s Relationship
This study analyses the three essential elements of the interracial relationship between Amir and Emily in Ayad Akhtar’s Pulitzer Prize-winning play, Disgraced. They are: Emily’s painting of Amir, her husband, in the style of Portrait of Juan de Pareja by Diego Velázquez; Emily’s White Saviour Complex; and the violence she suffered in the hands of Amir. The first two parts of the analysis will utilise the combination of Identity Construction theory by Stuart Hall, Edward Said’s Orientalism, and the post 9/11 discourse of neo-Orientalism. The last part of the analysis will foreground the entire elements by utilising Stuart Hall’s theory of Articulation. It will be proved that Amir’s violence is an act of retaliation towards Emily’s domination over the production of his identity through representation and her influence in his crucial decisions concerning his relationship with his family. Emily’s victimisation and the emphasis on Amir’s ‘tribalistic bond’ risk a reductionist neo-Orientalist reading of the text. By acknowledging Emily’s White Saviour Complex, the text can be read as a re-articulation of the neo-Orientalist stereotypes of ‘barbaric brown man’ and ‘free white woman.
A LITERATURE REVIEW OF THE USE OF YOUTUBE TO MOTIVATE STUDENTS IN LEARNING ENGLISH
YouTube is an online media platform containing a variety of videos. It is also a place to post, share, and download videos.Its users range from children, teenagers, adults to parents, and no exception including students. This study aims to investigate the effect of using YouTube on students’ motivation in learning English. A qualitative method was used in this study, its study literature review. This research used descriptive research design to process the data and to draw the conclusions. Researcher gathered data from collecting literature to describe the situation related to the use of Youtube to motivate students in learning English. The result of this study was found out the implementation of YouTube videos in learning English was showed a positive impact on students to be more motivated
SELF DISCLOSURE GENERASI Z MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
Self Disclosure atau pengungkapan diri yakni tindakan yang dilakukan oleh
individu dengan pemberian informasi tentang diri sendiri yang biasanya
disembunyikan kemudian diberitahukan kepada orang lain. Dengan
perkembangan zaman serta kemajuan teknologi, Self disclousure atau
pengungkapan diri menjadi hal yang wajar dilakukan oleh remaja di media sosial
khususnya Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
keterbukaan diri yang dilakukan Generasi Z pada akun media sosial Instagram
mereka.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan teori
fenomenologi Alfred Schutz serta paradigma konstruktivisme. Informan
didapatkan menggunakan metode Purposive Sampling sesuai dengan kriteria yang
sudah ditetapkan oleh peneliti. Teknik pengumpulan data berupa observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Terdapat lima informan inti pada penelitian ini
yaitu Generasi Z dengan rentan umur 21-23 tahun yang memiliki akun Instagram
dan satu informan ahli. Teknik analisis data yang digunakan yaitu, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Kredibilitas penelitian
ini menggunakan triangulasi sumber data.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Generasi Z cenderung melakukan
aktivitas keterbukaan diri menggunakan akun Instagram kedua dengan jangkauan
audiens yang lebih sedikit, dan akun Instagram utama hanyalah untuk menjalin
relasi mereka saja. Dengan begitu kelima informan melakukan keterbukaan diri
karena mampu memberikan kepuasan dan validasi yang dibutuhkan informan.
Kata kunci: Self Disclosure, Generasi Z, Instagram, Remaja, Keterbukaan dir
PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING DAN E-WOM TERHADAP PURCHASE DECISION MELALUI PURCHASE INTENTION: STUDI PADA PRODUK MAKANAN SIAP SAJI
Penelitian ini berutujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh social media marketing terhadap purchase intention, pengaruh e-WoM terhadap purchase intention, pengaruh purchase intention terhadap purchase decision, pengaruh social media marketing terhadap purchase decision, pengaruh e-WoM terhadap purchase decision, pengaruh social media marketing terhadap purchase decision melalui purchase intention, pengaruh e-WoM terhadap purchase decision melalui purchase intention, pada produk makanan cepat saji Lokasaji. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan instrumen berupa kuesioner. Sampel penelitian yang dikumpulkan berjumlah 250 responden yang merupakan followers akun media sosial lokasaji berdomisili di Jabodetabek, berusia 17 tahun keatas dan pernah melakukan pembelian pada produk lokasaji selama 6 bulan terakhir. Software yang digunakan pada analisis data adalah SPSS dan SEM (Structural Equation Model) dari LISREL. Hasil dari uji hipotesis dari penelitian ini adalah seluruh hipotesis diterima.
The purpose of this study is to determine the effect of social media marketing
on purchase intention, the effect of e-WoM on purchase intention, the effect of purchase
intention on purchase decisions, the effect of social media marketing on purchase
decisions, the effect of e-WoM on purchasing decisions, the effect of social media
marketing on purchasing decisions through purchase intention, the effect of e-WoM on
purchasing decisions through purchase intention on Lokasaji ready to eat food
products. The data collection method used is a survey method with an instrument in the
form of a questionnaire. The research sample collected amounted to 250 respondents
who are followers of Lokasaji's social media accounts domiciled in Jabodetabek, aged
17 years and over and have made purchases on Lokasaji products for the last 6 months.
Software used in data analysis is SPSS and SEM (Structural Equation Model) from
LISREL. The results of the hypothesis test show that all hypotheses are accepted
SELF DISCLOSURE GENERASI Z MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM (Studi Fenomenologi Alfred Schutz Pada Remaja di Perumahan Citra Pasundan Blok B)
Self Disclosure atau pengungkapan diri yakni tindakan yang dilakukan oleh individu dengan pemberian informasi tentang diri sendiri yang biasanya disembunyikan kemudian diberitahukan kepada orang lain. Dengan perkembangan zaman serta kemajuan teknologi, Self disclousure atau pengungkapan diri menjadi hal yang wajar dilakukan oleh remaja di media sosial khususnya Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterbukaan diri yang dilakukan Generasi Z pada akun media sosial Instagram mereka.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan teori fenomenologi Alfred Schutz serta paradigma konstruktivisme. Informan didapatkan menggunakan metode Purposive Sampling sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Terdapat lima informan inti pada penelitian ini yaitu Generasi Z dengan rentan umur 21-23 tahun yang memiliki akun Instagram dan satu informan ahli. Teknik analisis data yang digunakan yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Kredibilitas penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Generasi Z cenderung melakukan aktivitas keterbukaan diri menggunakan akun Instagram kedua dengan jangkauan audiens yang lebih sedikit, dan akun Instagram utama hanyalah untuk menjalin relasi mereka saja. Dengan begitu kelima informan melakukan keterbukaan diri karena mampu memberikan kepuasan dan validasi yang dibutuhkan informan.
Kata kunci: Self Disclosure, Generasi Z, Instagram, Remaja, Keterbukaan di
PENGARUH CONSUMER ETHNOCENTRISM, BRAND IMAGE DAN PRODUCT KNOWLEDGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BUATAN INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh consumer ethnocentrism, brand image dan product knowledge terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukan di wilayah Jabodetabek selama enam bulan terhitung sejak Januari hingga Juni 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data berupa metode survei. Populasi yang digunakan adalah konsumen produk buatan Indonesia di wilayah Jabodetabek. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling sebanyak 200 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana dengan alat analisis IBM SPSS 22.0.
Berdasarkan hasil uji regresi sederhana pada consumer ethnocentrism didapatkan persamaan Ŷ = 19,270 + 0,726X dan brand image Ŷ = 14,385 + 0,802X serta product knowledge Ŷ = 15,027 + 0,932X. Selanjutnya, berdasarkan uji t didapatkan hasil thitung > ttabel dan nilai sig. < 0,05, hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara consumer ethnocentrism, brand image dan product knowledge secara parsial terhadap keputusan pembelian. Selanjutnya, berdasarkan perhitungan koefisien determinasi Y atas X1 diperoleh nilai R2 sebesar 0,331 yang menunjukkan bahwa 33,1% variasi pada variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel consumer ethnocentrism. Dan perhitungan koefisien determinasi Y atas X2 diperoleh nilai R2 sebesar 0,338 yang berarti 33,8% variasi pada variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel brand image. Serta perhitungan koefisien determinasi Y atas X3 diperoleh nilai R2 sebesar 0,347 yang berarti 34,7% variasi pada variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel product knowledge. Sedangkan sisanya 66,9%, 66,2% dan 65,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
This study aims to examine the effect of consumer ethnocentrism, brand image and product knowledge on purchasing decisions. This research was conducted in the Jabodetabek area for six months starting from January to June 2021. The research method used is a quantitative approach with data collection methods in the form of survey methods. The population used is consumers of Indonesian-made products in the Jabodetabek area. The sampling technique used was purposive sampling as many as 200 respondents. The data analysis technique used is simple linear regression with IBM SPSS 22.0 analysis tool.
Based on the results of a simple regression test on consumer ethnocentrism, the equation Ŷ = 19.270 + 0.726X and brand image Ŷ = 14.385 + 0.802X and product knowledge Ŷ = 15.027 + 0.932X. Furthermore, based on the t-test, the results of tcount > ttable and sig. < 0.05, this proves that there is a positive and significant influence between consumer ethnocentrism, brand image and product knowledge partially on purchasing decisions. Furthermore, based on the calculation of the coefficient of determination Y over X1 obtained an R2 value of 0.331 which indicates that 33.1% of the variation in the purchasing decision variable can be explained by the consumer ethnocentrism variable. And the calculation of the coefficient of determination Y over X2 obtained an R2 value of 0.338, which means 33.8% of the variation in the purchasing decision variable can be explained by the brand image variable. As well as the calculation of the coefficient of determination Y over X3 obtained R2 value of 0.347 which means 34.7% of the variation in the purchasing decision variable can be explained by the product knowledge variable. While the remaining 66.9%, 66.2% and 65.3% were influenced by other variables not discussed in this study
Perancangan Pusat Pengembangan Minat Dan Bakat Anak Di Kidspace Bandung, Jawa Barat
PERANCANGAN PUSAT PENGEMBANGAN MINAT DAN BAKAT
ANAK DI BANDUNG, JAWA BARAT
Alyssa Amadea Putri
Jurusan Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif, Telkom University Bandung
Jalan Telekomunikasi Terusan Buah Batu Bandung 40257 Indonesia. Telp. 085721436141
Email : [email protected]
Abstrak
Pusat Pengembangan Minat dan Bakat Anak merupakan wadah fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan
untuk membantu anak dalam proses pengembangan potensi yang ada di dalam diri. Sesuai dengan fase
perkembangan pada anak usia 2 hingga 12 tahun diperlukan sebuah wadah yang dapat mengenali dan membantu
anak mengetahui minat dan bakat serta memenuhi kebutuhan masa perkembangannya. Fase perkembangan ini
harus sempurna di dapatkan oleh anak karena akan berpengaruh dengan masa remaja hingga dewasanya nanti.
Pusat Pengembangan Minat dan Bakat Anak salah satunya adalah Kidspace yang berada di Jakarta.
Kota Bandung merupakan kota pendidikan dan pariwisata untuk itu dibutuhkan sarana dan prasarana yang
mendukung akan pendidikan serta pariwisata. Pusat Pengembangan Minat dan Bakat Anak dapat memenuhi
kebutuhan dari Kota Bandung karena dapat mencakup sebagai fasilitas pendidikan yang juga mengandung unsur
pariwisata khususnya untuk anak. Kidspace dengan segala programnya yang ada akan sangat dapat memenuhi
kebutuhan sarana prasarana yang dibutuhkan oleh Kota Bandung terutama dengan bentuk dari Kidspace yang
berada di dalam ruangan sehingga bisa dengan mudah kapan saja datang untuk bermain atau melakukan kegiat an
extra tanpa terhalang oleh faktor kendala seperti cuaca kota Bandung yang memilki curah hujan yang cukup tinggi.
Kata kunci: Pusat Pengembangan Minat Dan Bakat Anak, Kota Bandung, Pendidikan, Pariwisat
PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING DAN E-WOM TERHADAP PURCHASE DECISION MELALUI PURCHASE INTENTION: STUDI PADA PRODUK MAKANAN SIAP SAJI
Alyssa Anindya Putri, 2022; Pengaruh Social Media Marketing dan E-Wom
terhadap Purchase Decision melalui Purchase Intention: Studi Pada Produk
Makanan Siap Saji, Jakarta; Program Studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Jakarta, Tim Pembimbing: Prof. Dr. Mohamad Rizan, M.M.
& Ika Febrilia, SE, M.M.
Penelitian ini berutujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh social
media marketing terhadap purchase intention, pengaruh e-WoM terhadap purchase
intention, pengaruh purchase intention terhadap purchase decision, pengaruh social
media marketing terhadap purchase decision, pengaruh e-WoM terhadap purchase
decision, pengaruh social media marketing terhadap purchase decision melalui
purchase intention, pengaruh e-WoM terhadap purchase decision melalui purchase
intention, pada produk makanan cepat saji Lokasaji. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah metode survei dengan instrumen berupa kuesioner. Sampel
penelitian yang dikumpulkan berjumlah 250 responden yang merupakan followers
akun media sosial lokasaji berdomisili di Jabodetabek, berusia 17 tahun keatas dan
pernah melakukan pembelian pada produk lokasaji selama 6 bulan terakhir. Software
yang digunakan pada analisis data adalah SPSS dan SEM (Structural Equation Model)
dari LISREL. Hasil dari uji hipotesis dari penelitian ini adalah seluruh hipotesis
diterima.
Kata Kunci: electronic word of mouth, lokasaji, purchase decision, purchase intention,
social media marketing
Self Disclosure Pada Mahasiswa Dalam Melakukan Deep Talk Terhadap Pacarnya
The emergence of the phenomenon of deep talk, especially in generation Z, has made this type of communication a trend of great interest. Especially in the campus environment, many students have done deep talk, especially when they are in a romantic relationship. Deep talk when dating is in great demand because many of them want intimacy in knowing the ins and outs of their partner. However, to find out the characteristics of a partner in a deep talk session, it is necessary to pay attention to aspects of self-disclosure by a person or self-disclosure. Through self-disclosure, a person will know himself better and have an intimate relationship with others. For this reason, researchers want to find out more about self-disclosure in deep talk with their boyfriends. This study used a Likert scale with a non-probability sampling technique in the form of incidental sampling with 116 student respondents involved. Meanwhile, this research consists of two variables, namely the independent variable, namely Deep talk (X) and the dependent variable (Y), namely Self-disclosure. As for the results of this study, it can be concluded that the sex that is higher in self-disclosure of partners is the woman than the man.Kemunculan fenomena Deep talk, khususnya pada generasi Z membuat tren jenis komunikasi ini banyak di minati. Khususnya pada lingkungan kampus, banyak mahasiswa yang pernah melakukan Deep talk terlebih lagi saat sedang menjalin hubungan asmara. Deep talk pada saat berpacaran ramai diminati karena banyak dari mereka yang menginginkan keintiman dalam mengetahui seluk-beluk pasangannya. Namun, untuk mengetahui karakteristik pasangan dalam sesi Deep talk, nyatanya perlu memerhatikan aspek keterbukaan diri oleh seseorang atau self disclosure. Melalui self disclosure, seseorang akan lebih mengenal diri sendiri dan memiliki keintiman hubungan dengan orang lain. Untuk itu, peneliti ingin mencaritahu lebih dalam mengenai self disclosure dalam melakukan Deep talk terhadap pacarnya. Penelitian ini menggunakan skala likert dengan Teknik non-probability sampling berupa sampling insidental disertai 116 responden mahasiswa yang terlibat. Adapun, penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas yakni Deep talk (X) dan variabel terikat (Y) yakni keterbukaan Diri. Adapun hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin yang lebih tinggi melakukan self disclosure terhadap pasangan ialah pihak perempuan ketimbang laki-laki