12 research outputs found

    Pendampingan Pembentukan Kelembagaan dan Komunikasi Waria Crisis Center (WCC)

    Get PDF
    The Transgender women community in Indonesia is considered an underprivileged community due to the social and systemic exclusion they experience daily. This condition is worsened due to COVID-19. Due to the pandemic, many transgender women cannot do their job to finance their daily needs to Mass Mobility Restrictions. They also do not have access to vaccines and clinical treatment because most do not have an ID card or social security numbers. To tackle the escalated problem, the transgender women community in Jogjakarta, Indonesia, through Waria Crisis Center (WCC) initiates philanthropic activity to help transmen who suffer health or financial crises. UAJY community service team tries to support WCC in two areas. First, we help WCC to develop its social media presence by helping them setting WCC Instagram dan Facebook official accounts. Second, we help WCC to establish good organizational practice by helping WCC to establish formal job descriptions and report flow

    Penerapan Program SCORE pada UMKM di Yogyakarta

    Get PDF
    Banyak UMKM yang belum mempunyai daya saing yang berkelanjutan karena berbagai kendala internal seperti rendahnya pengetahuan dan kapabilitas sumber daya manusia. Kondisi ini diperparah dengan adanya pandemi Covid-19 sehingga diperlukan pendampingan UMKM untuk memastikan keberlanjutan UMKM. Tim pengabdian FBE UAJY, bekerjasama dengan Karya Dua Perempuan menyelenggarakan pendampingan program SCORE untuk UMKM di Yogyakarta dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan keadaan lingkungan kerja pada UMKM. Metode yang digunakan adalah pencampuran antara coaching (pembinaan) dan class lecture dengan pendekatan inquiry based. Berdasarkan hasil baseline assessment, UMKM binaan memiliki permasalahan mendasar yaitu kurang efektifnya komunikasi di tempat kerja dan lantai produksi yang berantakan dan tidak lean. UMKM binaan kemudian membuat EIP untuk mengatasi permasalahan tersebut dan hasil akhirnya, UMKM binaan mengalami perubahan signifikan dan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut serta berdampak pada meningkatnya produktivitas. Selain itu, UMKM binaan juga telah mampu merapikan tempat kerja dan lantai produksinya sehingga tempat kerja menjadi lebih nyaman dan kondusif. Perubahan dan dampak positif yang didapatkan oleh UMKM binaan ini kemudian masih dilanjutkan oleh UMKM binaan, dengan kata lain, program ini berkelanjutan dan memiliki manfaat yang nyata bagi UMKM binaan

    Well-Being and Innovation: Investigating the Linkage among Well-Being Oriented Management, Knowledge Sharing, Innovation Climate, and Innovative Work Behavior

    Get PDF
    For businesses to survive, innovation is essential. As a result, business experts and academics engaged in extensive discussions about encouraging creativity in corporate settings. However, most of the present literature focuses on the performance management paradigm when discussing innovation. Innovation is a resource-intensive process that, while it improves corporate performance, drains employees' resources. Thus, evaluating innovation through more critical lenses is needed. Through the lenses of the Theory of Conservation of Resources and Job Demand Resources Model, this research views innovation as a job demand and well-being oriented management as human resource intervention to enhance employee well-being. This intervention provides additional resources for employees to conduct innovation through knowledge sharing and is moderated by innovation climate. Purposive sampling is employed for this research survey and yields 150 valid responses. The data is then analyzed using SEM-PLS. The result shows that well-being oriented management positively influences knowledge sharing, and knowledge sharing positively influences innovative work behavior. Furthermore, knowledge sharing is also proven to mediate between well-being-oriented management and innovative work behavior. Moreover, innovation climate does not moderate the relationship between knowledge sharing and innovative work behavior. The result implies that managers must uphold their staff members' well-being by employing well-being-oriented management

    Pelatihan Storytelling (Storynomics) untuk Tour Guiding Pegawai Yayasan Kristen untuk Umum (YAKKUM)

    Get PDF
    Industri pariwisata memiliki potensi yang signifikan untuk inklusivitas, menawarkan kesempatan bagi para penyandang disabilitas untuk menjadi partisipan aktif. Storytelling adalah keterampilan penting bagi pemandu wisata, yang memungkinkan mereka untuk secara efektif melibatkan dan mengedukasi wisatawan. Bagi para penyandang disabilitas, menguasai keterampilan storytelling dapat membuka pintu menuju karir mandiri di bidang pariwisata, mempromosikan kemandirian dan inklusi sosial. YAKKUM (Yayasan Kristen untuk Umum) adalah organisasi terkemuka di Indonesia yang berdedikasi untuk meningkatkan kehidupan para penyandang disabilitas. Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan program pelatihan storytelling yang komprehensif bagi karyawan YAKKUM, membekali mereka dengan teknik-teknik yang diperlukan untuk menjadi pemandu wisata yang mahir. Program pelatihan ini mencakup orientasi, teknik storytelling dasar dan lanjutan, sesi storytelling praktis, dan pelatihan lapangan, yang didukung oleh permainan peran dan diskusi kelompok. Evaluasi menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam keterampilan storytelling dan kepercayaan diri para peserta, yang mengarah pada peningkatan kesempatan kerja dan kemandirian finansial. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen YAKKUM untuk menciptakan peluang yang inklusif dan mendorong partisipasi aktif penyandang disabilitas di sektor pariwisata

    Safety First, Performance Next: Exploring the Interplay between Perceived Safety Climate and Employee Performance

    Get PDF
    This study probes the influence of a perceived safety climate on task and contextual performance. Using the Job Demand Resource model, it's hypothesized that a pronounced safety climate counterbalances high job demands. A questionnaire, grounded in established instruments of safety climate and employee performance, was administered to 46 construction workers. SEM-PLS analysis of this purposive sample highlighted that a perceived safety climate significantly elevates both performance facets. Such results mirror past studies, positing that safety-centric environments not only amplify task outputs but also inspire proactive organizational behaviors. Despite its insights, the study's reliance on self-reported data and its sampling approach pose limitations, hinting at future research directions. From a managerial standpoint, this underscores the pivotal role of a robust safety culture, not just in risk deterrence but also as an anchor for optimal employee output

    Pendampingan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Model Bisnis Social Enterprise Lingkar Organik

    Get PDF
    Social enterprise is a typical organization in the social economy. Social enterprise has two purposes: meeting the principle of proļ¬t maximization and addressing social and environmental purposes, which includes reinvesting in the community. These two purposes are aimed to be fulļ¬lled simultaneously, as social enterprises seek to balance activities that provide economic benefits with social goals. Lingkar Organik is a social company located in Yogyakarta that continues to grow and develop. To develop a business entity, growth in organizational performance is needed, both in terms of financial performance and service quality. Employees in social companies come from various cultural backgrounds, education, social conditions, and generational gaps become a significant challenge in managing human resources to explore their talents. Another challenge is the lack of understanding of the social vision and objectives that are the main foundation. Therefore, it is important to have employee development and internal branding for Lingkar Organik

    Kesejahteraan, Motivasi, dan Inovasi: Peran Mediasi Motivation to Learn dalam Hubungan Well-Being Oriented Management dan Innovative Work Behavior

    Get PDF
    Studi ini bertujuan untuk meneliti bagaimana Well-being Oriented Management (WOM) dapat mendorong inovasi karyawan. Belum banyak literatur yang mengkaji inovasi sebagai sebuah tuntutan pekerjaan yang menyita sumber daya pegawai. Maka dari itu, penelitian ini menilik hubungan antara WOM, salah satu pendekatan pengelolaan karyawan yang mengdepankan kesejahteraan, Motivation To Learn (MTL) dan Innovative Work Behavior (IWB) menggunakan metode kuantitatif.Ā  Kuesioner didistribusikan kepada 150 responden dan dianalisis menggunakan SEM-PLS. Temuan menyoroti bahwa WOM berdampak positif pada MTL, yang pada gilirannya meningkatkan IWB. Selain itu, MTL berperan sebagai mediator parsial antara WOM dan IWB. Secara singkat, studi ini menunjukkan pentingnya WOM dalam mendorong inovasi karyawan. Manajer disarankan mengadopsi praktik tersebut untuk mendukung karyawan dalam berinovasi dan memastikan kesejahteraan mereka terpenuhi, mengingat inovasi adalah suatu kegiatan yang menantang

    MENILIK PERAN ETIKA DALAM HOTEL BRANDING: PENGARUH CONSUMER PERCEIVED ETHICALITY TERHADAP CITRA MEREK DAN KOMITMEN MEREK

    Get PDF
    In the hotel industry, competition is on the rise alongside the increase of international tourists to Indonesia, including the hotel industry in Yogyakarta. The competition drives hotels to meet consumer expectations. One primary expectation of consumers is an ethical image in business and production processes. Thus, Consumer Perceived Ethicality (CPE) has become a key focus in marketing and consumer behavior. CPE is defined as perception that a brand upholds honesty, accountability, and responsibility to stakeholders. Although research on CPE has been extensively conducted in America and Europe, studies within the Asian context are limited. Therefore, this research aims to explore the effect of CPE on brand identification and the impact of brand identification on brand image and commitment. This study employs an explanatory design with a sample of Royal Ambarrukmo hotel customers who have stayed at least twice. A total of 104 respondents were involved and data were analyzed using SEM-PLS. Findings show that CPE positively influences brand identification, which in turn positively affects brand image and commitment. These insights highlight the importance for hospitality businesses to understand and apply the CPE concept in their branding strategies. Future research should focus on how consumers form their opinions about the ethics of a brand. Keywords: consumer perceived ethicality (CPE); brand identification; brand image; brand commitment; Royal Ambarrukmo. Dalam industri perhotelan, persaingan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, termasuk persaingan industri perhotelan di Yogyakarta. Ketatnya persaingan membuat hotel berlomba memenuhi ekspektasi konsumen. Salah satu ekspektasi utama konsumen saat ini adalah citra etik dalam bisnis dan proses produksi. Konsep Consumer Perceived Ethicality (CPE) telah menjadi sorotan utama dalam kajian pemasaran dan perilaku konsumen. CPE mengacu pada persepsi pelanggan bahwa suatu merek mengedepankan kejujuran, pertanggungjawaban, dan akuntabilitas kepada semua pemangku kepentingan. Meskipun banyak studi mengenai CPE telah dilakukan di benua Amerika dan Eropa, penelitian mengenai CPE di konteks benua Asia masih terbatas. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CPE terhadap identifikasi merek dan dampak identifikasi merek pada citra merek serta komitmen merek. Penelitian ini menggunakan desain eksplanatori dengan sampel yang terdiri dari konsumen hotel Royal Ambarrukmo yang telah menginap minimal dua kali. Sebanyak 104 responden terlibat dan data diolah menggunakan SEM-PLS. Hasil menunjukkan bahwa CPE berpengaruh positif terhadap identifikasi merek, dan identifikasi merek berdampak positif pada citra dan komitmen merek. Temuan ini menunjukkan pentingnya bagi perusahaan di industri perhotelan untuk memahami dan memanfaatkan konsep CPE dalam strategi branding hotel. Untuk penelitian mendatang, disarankan untuk fokus pada bagaimana pendapat konsumen mengenai etika suatu merek. Kata kunci: consumer perceived ethicality (CPE); identifikasi merek; citra merek; komitmen merek; Royal Ambarrukmo

    "Creating Shared Values "Ambarrukmo Agridaya" Melalui Model Bisnis Agrowisata Untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat"

    Get PDF
    Wilayah Yogyakarta dikenal akan potensi agrowisatanya yang besar namun belum tergali secara optimal. Ambarrukmo Group melihat kesempatan ini untuk mengaplikasikan konsep Creating Shared Value (CSV), dimana pengembangan agrowisata dijalankan secara kolektif dengan kemitraan publik dan swasta. Melalui kerja sama dengan akademisi, grup ini berupaya menerapkan hasil riset ke dalam strategi bisnis dan pengembangan program yang berkelanjutan. Ambarrukmo, dengan empat unit bisnis strategisnya, menargetkan untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan pemberdayaan UMKM melalui inisiatif wisata dan akomodasi. Ambisi ini mencakup pembangunan model bisnis berbasis CSV yang berdampak lingkungan dan sosial, membedakan diri dari CSR yang hanya mengejar peningkatan reputasi perusahaan. Analisis agrowisata dan agribisnis di Yogyakarta menjadi fondasi untuk memahami dan memanfaatkan potensi sektor ini. Pengembangan lebih lanjut melibatkan pemilihan lokasi strategis dan kerja sama erat dengan pemangku kepentingan untuk memastikan pertumbuhan ekonomi sekaligus kesejahteraan masyarakat. Proyek pengabdian masyarakat ini diharapkan menjadi referensi dalam pembuatan model bisnis agrowisata yang berkelanjutan. Melalui pendekatan multidisiplin yang melibatkan universitas dan industri, inisiatif ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan swasta. Masyarakat lokal diuntungkan melalui pengembangan bisnis, peningkatan kualitas produksi, serta pengintegrasian strategi CSV untuk pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan

    Pelatihan dan Pendampingan Tata Kelola Usaha dan Digital Marketing pada UMKM Binaan PLUT Kabupaten Semarang, Jawa Tengah

    Get PDF
    Abstract ā€” The Integrated Business Service Center functions as a training ground for MSMEs who want to develop their business. Through this service center, MSMEs can be helped by being given training that complements the various skills needed to manage their business. The Integrated Business Service Center in Semarang said that currently MSMEs need practical training, especially training related to business governance and digital marketing. The method used as a solution to overcome this problem is in the form of management training, especially on the production floor using SCORE analysis and digital marketing training through social networks, as well as online assistance in 3 meetings. After training and mentoring, assisted MSMEs can manage production areas in a cleaner and more orderly manner for more efficient movement of workers. Meanwhile, efforts are starting to be seen in managing social media, separating social media between business marketing and social media for private owners and preparing attractive social media content plans. Keywords ā€” MSME, business service center, kaizen, production, digital marketing   Abstrakā€” Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi para pelaku UMKM yang ingin mengembangkan usahanya. Dengan adanya PLUT ini diharapkan para pelaku UMKM dapat terbantu dengan diberi pelatihan yang melengkapi berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola usahanya. PLUT Kabupaten Semarang menyampaikan bahwa saat ini UMKM membutuhkan pelatihan-pelatihan praktis, khususnya pelatihan terkait pengelolaan tata kelola usaha dan pemasaran digital. Metode yang digunakan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut berupa pelatihan tata kelola khususnya di lantai produksi menggunakan analisis SCORE dan pelatihan pemasaran digital melalui jejaring sosial, serta pendampingan jarak jauh dalam 3 pertemuan. Setelah dilakukan pelatihan dan pendampingan, UMKM binaan dapat mengelola area produksi dengan lebih bersih dan teratur untuk pergerakan pekerja yang lebih efisien. Sementara itu, upaya sudah mulai terlihat pada pengelolaan media sosial, memisahkan media sosial antara pemasaran usaha dan media sosial untuk pemilik serta menyiapkan rencana konten media sosial yang menarik. Kata Kunciā€” UMKM, PLUT, kaizen, produksi, pemasaran digita
    corecore