2 research outputs found
Simbol Diskursif dan Presentasional Sintren
Sintren was born and developed in the coastal areas of the island of Java, precisely in the Cirebon area. Sintren is unique and sacred in which makes the dancers feel the trance (angelic trance). This study analyzes the meaning of the symbols applying the symbol theory. Susanne Langer divides art symbols into two categories, discursive and presentational symbol theory. Discursively, sintren has several sequential stages. First, sintren is tied. Then she is put into a cage, exiting from the cage while clothes have been changed. Getting out from the cage, the dancers are already in their full costume including the glasses. The final phase is the dancer to be awaken from the trance conditions. Meanwhile for presentation symbol, it is initially as cleaning village ritual for the safety and blessing in the village. This ritual is to pray for the village to be protected from catastrophe or unwanted calamities. Keywords: Art, dance, sintren, trance, symbo
ESTETIKA MORFOLOGI MOTIF BATIK KLUWUNG INDRAMAYU
Indramayu Batik Design, also called Dermayon Batik in Java coastal area which is influenced much from outside area, because it is another trade center beside Sunda Kelapa. Most of the batik workers are women who work part time while waiting for their husbands go sailing. Design examined in this research is batik kluwungan design, by using Morphology Aesthetics theory from Thomas Munro, which is a not concern on good or bad but more to facilitate to describe form, style and expression of an art work. Aesthetics value in an object is not burdened by it is created by nature or by human; all objects have their own aesthetics value. Everything seen from the object (visual) has art elements (line, form and color), either naturally or made. Aesthetics on batik kluwung is seen on line, filling and style of ferns, etong fish, triangle (tumpal)and the useof color on the batik.Keyword: Aesthetics, design, batik, Kluwung, Indramayu__________________________________________________________Motif batik Indramayu disebut juga batik Dermayon termasuk daerah perbatikan pesisir pulau Jawa yang mendapat pengaruh sangat besar dari luar karena sebagai pusat perdagangan kedua setelah pelabuhan Sunda Kelapa. Kebanyakan pembatik adalah perempuan sambilan menunggu suaminya pergi melaut. Motif yang diteliti dalam penelitian ini adalah motif batik kluwungan, dengan menggunakan teori Estetika Morfologi dari Thomas Munro, bahwasanya Estetika Morfologi bukan menilai sebuah karya itu baik atau buruk tetapi lebih memudahkan dalam mendeskripsikan bentuk, style dan ekspresi sebuah karya seni. Nilai estetika dalam sebuah benda tidak dibatasi oleh benda yang berasal dari alam ataupun buatan manusia, semua benda memiliki nilai estetisnya sendiri. Segala sesuatu yang tampak dari benda tersebut (visual) memiliki elemen-elemen seni (garis, bentuk, dan warna) di dalamnya, baik itu alami ataupun buatan. Estetika pada motif batik kluwungan terlihat pada garis, isen dan stilasi bentuk tumbuhan paku, bentuk ikan etong, dan bentuk segitiga (tumpal), serta penggunaan warna pada batik tersebut.Kata Kunci: Estetika, motif, batik Kluwung, IndramayuIndramayu Batik Design, also called Dermayon Batik in Java coastal area which is influenced much from outside area, because it is another trade center beside Sunda Kelapa. Most of the batik workers are women who work part time while waiting for their husbands go sailing. Design examined in this research is batik kluwungan design, by using Morphology Aesthetics theory from Thomas Munro, which is a not concern on good or bad but more to facilitate to describe form, style and expression of an art work. Aesthetics value in an object is not burdened by it is created by nature or by human; all objects have their own aesthetics value. Everything seen from the object (visual) has art elements (line, form and color), either naturally or made. Aesthetics on batik kluwung is seen on line, filling and style of ferns, etong fish, triangle (tumpal)and the useof color on the batik.Keyword: Aesthetics, design, batik, Kluwung, Indramayu ABSTRAKMotif batik Indramayu disebut juga batik Dermayon termasuk daerah perbatikan pesisir pulau Jawa yang mendapat pengaruh sangat besar dari luar karena sebagai pusat perdagangan kedua setelah pelabuhan Sunda Kelapa. Kebanyakan pembatik adalah perempuan sambilan menunggu suaminya pergi melaut. Motif yang diteliti dalam penelitian ini adalah motif batik kluwungan, dengan menggunakan teori Estetika Morfologi dari Thomas Munro, bahwasanya Estetika Morfologi bukan menilai sebuah karya itu baik atau buruk tetapi lebih memudahkan dalam mendeskripsikan bentuk, style dan ekspresi sebuah karya seni. Nilai estetika dalam sebuah benda tidak dibatasi oleh benda yang berasal dari alam ataupun buatan manusia, semua benda memiliki nilai estetisnya sendiri. Segala sesuatu yang tampak dari benda tersebut (visual) memiliki elemen-elemen seni (garis, bentuk, dan warna) di dalamnya, baik itu alami ataupun buatan. Estetika pada motif batik kluwungan terlihat pada garis, isen dan stilasi bentuk tumbuhan paku, bentuk ikan etong, dan bentuk segitiga (tumpal), serta penggunaan warna pada batik tersebut.Kata Kunci : Estetika, motif, batik, Kluwung, Indramay