62 research outputs found
ANALISIS PEMANGKU KEPENTINGAN PADA TINGGALAN ARKEOLOGI BAWAH AIR DI DESA BERAKIT
The stakeholder analysis on the underwater archeological relics of Berakit village is an integrated part of the Research Program of Balai Arkeologi Medan, North Sumatra, entitled The Archeological Survey on the North Coast of Bintan Island, Bintan Regency, Riau Islands Province, that is conducted in 2018 in Berakit Village, Teluk Sebong District, Bintan Regency. The raised issue is the potential management of underwater relics in Berakit Village based on its stakeholder analysis. This study aims to obtain the policy of underwater archeological relics management based on the potential conflict that occurs among the stakeholders. The applied methods are in-depth interviews and Focused Group Discussion (FGD) with the stakeholders related to the underwater archeological relics in the research location. The stakeholders are classified into three groups, i.e. government, society, and academics. Issues on the underwater archeological relic management that give general descriptions about the potential conflicts of that archeological relic management are raised in the in-depth interviews and FGD. The potential is then analyzed using one of the conflict-analysis tools, i.e. onion analysis. The result of the stakeholder analysis shows a common need that becomes the knot of the conflict, i.e. the land utilization
Berita penelitian arkeologi: situs dan objek arkeologi di Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara
Penelitian arkeologis di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara adalah pelaksanaan program kegiatan Balai Arkeologi Medan melalui dana Tahun Anggaran 2007. Kegiatan ini merupakan upaya pengenalan potensi sumberdaya arkeologi di sebagian wilayah Propinsi Sumatera Utara, dalam rangkaian studi untuk mengungkap berbagai aspek kehidupan masyarakat di daerah tersebut dari
masa ke masa. Hasil yang diharapkan adalah peta sebaran kepurbakalaan daerah tersebut yang kelak menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya, maupun kepentingan lain berkenaan dengan pemanfaatan aset budaya itu. Begitu pula dengan pemahaman mengenai aspek kehidupan masyarakatnya di masalalu, sebagai bagian masyarakat yang hidup di wilayah itu
ANALISIS STAKEHOLDERS PADA CERUK-CERUK HUNIAN PRASEJARAH DI TAKENGON, KABUPATEN ACEH TENGAH
Kajian ini dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan bagaimana potensi konflik pada stakeholders ceruk-ceruk hunian prasejarah di Takengon. Tujuannya untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan posisi, kepentingan, dan kebutuhan stakeholders. Diketahuinya nilai penting dan potensi konflik sejak awal akan mempermudah pengelolaannya terkait pelestarian dan pemanfaatan cerukceruk hunian prasejarah di Takengon. Permasalahan diselesaikan dengan cara mengidentifikasi persepsi berupa pendapat dan harapan dari kelima stakeholders yang ada berdasarkan data hasil penelitian, dua kegiatan dalam Rumah Peradaban Gayo 2017, serta diskusi terfokus pada penelitian tahun 2018. Data tersebut kemudian klasifikasikan berdasarkan posisi, kepentingan, dan kebutuhannya. Potensi konflik yang muncul secara umum adalah aspek pemanfaatan yang berorientasi pada pelestarian dan berorientasi pada pendapatan daerah. Muncul juga potensi konflik lain ketika peneliti arkeologi diwajibkan menjadi fasilitator antara hasil penelitiannya dengan dunia pendidikan dalam kerangka penguatan pendidikan karakter anak didik
Dinamika Aktivitas Kemaritiman di Pulau Kampai, Kota Cina, dan Kota Rantang, Sumatera Utara
Maritime activities in coastal area north Sumatera does not only appear in one location and a certain period of time as not as can be stand-alone. Indications of dynamics, interrelation, and utilization continuity of coastal area north Sumatera in maritime activities and interaction between the nation and the culture that occur in the past is big enough. Study of Archeology which sufficient intensive has done in sites Pulau Kampai, Kota Cina, and Kota Rantang in a certain period of time resulted from the data which quite interesting. The information gets by the data is tended to show the existence of voyage activities and trade, also the introduction of few aspect of life, with a quite valid of chronology. All of them are showing the past activities in that area fulfilled with diverse activities that show its power as an economic world track which connected of east and west cultures. There is the continue of the activity is revolve in VIII to XVI centuries. Even the discovery of archeology Pulau Kampai shows the existence of continuity activities in XVI to XX centuries
Analisis Stakeholders dalam Pengelolaan Sumber Daya Arkeologi di Kota Cina, Medan.
Analisis stakeholders bertujuan untuk mengetahui potensi dan kebijakan pengelolaan konflik antarpemangku kepentingan di kawasan Kota Cina, Medan. Metode yang digunakan berupa mengklasifikasikan sejumlah isu yang terkait dengan pengelolaan tinggalan arkeologis di Kota Cina. Isu tersebut memberikan gambaran umum tentang potensi konflik yang terjadi di Kota Cina. Potensi konflik itu selanjutnya dianalisis dengan menggunakan salah satu alat analisis konflik, yaituanalisis bawang bombay. Hasil analisis menunjukkan adanya kesamaan kebutuhan yang menjadi simpul konflik, yaitu penggunaan lahan. Pengelolaan konflik yang baik untuk jangka panjang dalam proses pengelolaan Kota Cina adalah dengan negosiasi. Negosiasi dapat berupa musyawarah untukmenemukan kesepakatan bersama yang mampu mengakomodasi para pemangku kepentingan. Kesepakatan tersebut terkait dengan pemberdayaan warga masyarakat di sekitar Kota Cina, khususnya para pemilik lahan, dalam mewujudkan sikap positif dan kesadaran mereka terhadap pelestarian sumber daya arkeologis di Kota Cina. Abstract. Stakeholders Analysis in the Archaeological Resources Management at Kota Cina, Medan. Stakeholders analysis aims to determine the policies and potencies of conflict management among stakeholders in Kota Cina. The method used is classification of the issues related to the management of archaeological remains in Kota Cina. These issues provide a general overview of the potential conflicts that occurred in Kota Cina. The potential conflicts are then analyzed using one of the tools of conflict analysis, namely “onion analysis”. The analysis shows similarity of need that inflictsconflict, which is land use. Better conflict management for the long term is to negotiate. Negotiations can be formed as a forum of discussion to reach a mutual agreement that can accommodate the stakeholders’ interests. Mutual agreement is linked to the empowerment of communities around Kota Cina, especially the land owners, to create awareness in preserving the archaeological resources in Kota Cina
Berita penelitian arkeologi No. 30: menyusuri jejak peradaban masa lalu Pulau Samosir
Hasil dari penelitian ini secara umum adalah budaya Megalitik yang ada di wilayah Pulau Samosir, diindikasikan merupakan hasil dari kelompok migrasi terakhir pengusung budaya Austronesia ke wilayah itu yang diperkirakan pada kisaran awal milenium kedua masehi. Budaya ini berkembang luas hingga beberapa puluh tahun berselang, bahkan beberapa konsep budayanya masih berlangsung hingga sekarang
AMERTA 34 nomor 1
Dwi Yani Yuniawati Umar
Keterkaitan Etnis Da’a di Wilayah Pedalaman Pegunungan Gawalise, Sulawesi Bagian Tengah, dengan Populasi Australomelanesid di Sulawesi
Bukti adanya hunian dan budaya manusia modern awal berkarakter ras Australomelanesid di Indonesia adalah bahwa 60.000-40.000 tahun yang lalu telah ada jejak hunian di sejumlah kawasan di Indonesia, termasuk ke wilayah Sulawesi. Hal ini terlihat dari bukti-bukti hunian gua-gua di kawasan Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan dan hunian situs bentang alam terbuka di Passo, Minahasa (Sulawesi Utara). Akan tetapi jejak hunian itu tidak ditemukan di bagian Sulawesi lainnya seperti di Sulawesi bagian tengah. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini. Tujuannya untuk mengetahui jejak kehadiran populasi manusia modern awal yang berkarakter ras Australomelanesid di Sulawesi bagian tengah. Metode yang digunakan adalah metode survei melalui kajian atau pendekatan etnoarkeologi. Hasil yang diperoleh adalah menemukan etnik Da’a yang memiliki karakter ras Australomelanesid yang diduga merupakan sisa-sisa populasi manusia modern awal. Akan tetapi dalam kehidupannya sekarang budaya dan bahasanya sudah menggunakan budaya dan bahasa Austronesia yang masuk ke Sulawesi sekitar 4000 tahun yang lalu. Dengan ditemukannya komunitas etnik Da’a ini menghasilkan hipotesis baru dan memperkuat hipotesis lama tentang keberadaan manusia modern awal di Sulawesi.
Titi Surti Nastiti, Yusmaini Eriawati, Fadhlan S. Intan, dan Arfian
Situs Wonoboyo di DAS Bengawan Solo, Wonogiri: Identifikasi Desa Paparahuan dalam Prasasti Tlaŋ (904 M)
Desa Paparahuan yang disebutkan dalam Prasasti Tlaŋ (904 M) oleh W.F. Stutterheim diidentifikasikan dengan Dukuh Praon yang berada di sebelah barat Gunung Gandul, di Kabupaten Wonogiri. Akan tetapi dari hasil penelitian diketahui bahwa di sebelah barat Gunung Gandul tidak ada dukuh yang bernama Dukuh Praon. Sehubungan dengan itu maka tulisan ini bertujuan untuk mencari lokasi Desa Paparahuan yang harusnya berada di DAS Bengawan Solo, karena dalam prasasti disebutkan sebagai desa yang dijadikan tempat penyeberangan. Metode yang dipakai adalah metode deskriptif dan metode komparatif. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Desa Paparahuan diidentifikasikan dengan Situs Wonoboyo yang terletak di DAS Bengawan Solo, di Dusun Jatirejo, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri.
Lydia Kieven
Pañji dan Candrakirana, Hilang karena Terpisah – Tiga Arca Kuno Periode Jawa Timur
Makalah ini membahas tiga arca, satu arca lelaki dan dua arca perempuan, yang berasal dari periode Jawa Timur (sekitar 1450 M). Arca lelaki yang biasa ditemukenali sebagai tokoh mitologis, yaitu Raden Pañji, dalam penggambaran aslinya didampingi oleh arca yang menggambarkan Putri Candrakirana sebagai pasangannya. Arca ini sudah hilang. Sebuah arca perempuan lain yang masih ada juga diyakini sebagai representasi Candrakirana. Berdasarkan metode ikonologi yang digunakan di dalam penelitian ini, tulisan ini membahas ikonografi, gaya dan perbandingan penggambaran tiga figur ini, serta mendiskusikan tempat pembuatan, asal-usulnya, dan kisah hidupnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setidaknya terdapat dua pasang penggambaran Pañji dan Candrakirana, dan kemungkinan masih banyak lagi yang belum ditemukenali. Pemujaan Pañji dan Candrakirana sebagai semi-manusia dan semi-dewa adalah bagian religiusitas spesifik dalam zaman Majapahit.
Wajidi
Inskripsi Pernyataan Kematian pada Kompleks Makam Qadhi Jafri, Sosok Ulama dan Ahli Waris Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari
Kajian ini bertujuan untuk (1) mengetahui riwayat hidup Qadhi Jafri; (2) menggambarkan tata letak Kompleks Makam Qadhi Jafri; (3) mendeskripsikan pernyataan kematian pada Kompleks Makam Qadhi Jafri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menggabungkan penelitian sejarah dengan pendekatan Arkeologi Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Qadhi Jafri adalah seorang ulama, buyut dari ulama besar Kalimantan, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.Kompleks Makam Qadhi Jafri berisi 36 makam yang berada dalam beberapa jirat. Selain makam Qadhi Jafri, tulisan yang berupa pernyataan kematian juga terdapat pada makam mertua Qadhi Jafri, yakni Haji Abdul Aziz (Kiai Demang Wangsa Negara) dan istri, dan makam Haji Muhammad Nur bin Haji Mustafa. Adanya tulisan pernyataan kematian tidak terlepas dari agama Islam serta pemahaman bahwa kematian bukanlah akhir dari kehidupan. Orang yang meninggal tetap hidup, tetapi rohnya berpindah tempat dari alam dunia ke alam barzakh.
Stanov Purnawibowo dan Lucas Partanda Koestoro
Analisis Stakeholders dalam Pengelolaan Sumber Daya Arkeologi di Kota Cina, Medan
Analisis stakeholders bertujuan untuk mengetahui potensi dan kebijakan pengelolaan konflik antarpemangku kepentingan di kawasan Kota Cina, Medan. Metode yang digunakan berupa mengklasifikasikan sejumlah isu yang terkait dengan pengelolaan tinggalan arkeologis di Kota Cina. Isu tersebut memberikan gambaran umum tentang potensi konflik yang terjadi di Kota Cina. Potensi konflik itu selanjutnya dianalisis dengan menggunakan salah satu alat analisis konflik, yaitu analisis bawang bombay. Hasil analisis menunjukkan adanya kesamaan kebutuhan yang menjadi simpul konflik, yaitu penggunaan lahan. Pengelolaan konflik yang baik untuk jangka panjang dalam proses pengelolaan Kota Cina adalah dengan negosiasi. Negosiasi dapat berupa musyawarah untuk menemukan kesepakatan bersama yang mampu mengakomodasi para pemangku kepentingan. Kesepakatan tersebut terkait dengan pemberdayaan warga masyarakat di sekitar Kota Cina, khususnya para pemilik lahan, dalam mewujudkan sikap positif dan kesadaran mereka terhadap pelestarian sumber daya arkeologis di Kota Cina
Boatbuilding Technology Analysis of the Seventh Century Boat Remains from Bongal Site on the West Coast of North Sumatera
Abstract. The west coast of North Sumatera was a famous sea trade route since the ninth century, according to the research conducted in the Barus Site, the international trading ports in the region. However, the study of the maritime technology in the region is still scarcely done. Boat timbers finding from Bongal Site is the first, as well as the oldest, shipwreck remains found in the west coast of North Sumatera. This paper aims to study the boatbuilding technology, as one of the maritime technologies, of the boat remains found in Bongal Site. Analysis on form and function of the timbers, along with the radiocarbon-dating result of timber and Arenga pinnata rope show that the vessel was built in the Southeast Asian lashed-lugs technique in the seventh century, two centuries older than Barus. Analysis on the artefacts found near the timbers indicates that this type of vessel was used for trade activities on the west coast of North Sumatera.Abstrak. Pesisir barat Sumatera Utara merupakan wilayah yang dilalui jalur lalu lintas perdagangan-pelayaran yang ramai sejak abad ke-9 Masehi sebagaimana terbukti dari hasil penelitian di Situs Barus yang menjadi pusat perdagangan internasional. Akan tetapi, kajian tentang teknologi kemaritiman di wilayah pesisir barat Sumatera Utara masih sangat jarang dilakukan. Temuan kayu perahu di Situs Bongal menjadi temuan bangkai perahu pertama dan tertua di pesisir barat Sumatera Utara. Artikel ini bertujuan untuk mempelajari teknologi pembuatan perahu, sebagai salah satu bentuk teknologi maritim, dari sisa temuan perahu di Situs Bongal. Dengan melakukan analisis bentuk dan fungsi dari kayu-kayu tersebut, serta dengan melakukan penanggalan carbon dating terhadap kayu dan ijuk yang ditemukan, diketahui bahwa perahu dari Situs Bongal merupakan jenis perahu yang dibangun dengan teknik khas Asia Tenggara, yaitu teknik tambuku terikat, pada abad ke-7 atau dua abad lebih tua dari Situs Barus. Analisis terhadap artefak yang ditemukan di sekitar temuan kayu perahu menunjukkan bahwa jenis perahu ini dahulu digunakan dalam aktivitas perdagangan di wilayah pesisir barat Sumatera Utara
- …
