12 research outputs found
Strategi Pengembangan USaha Ternak Sapi Potong dalam Mendukung Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau Tahun 2014
Laju permintaan daging sapi meningkat tajam seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perbaikan pendapatanper kapita, dan Perubahan selera konsumen. Namun, sampai saat ini Indonesia masih merupakan negara netimportir daging sapi karena 35% pasokan dipenuhi dari impor. Oleh karena itu, upaya mencapai swasembada dagingsapi dan kerbau (PSDSK) tahun 2014 difokuskan pada pengembangan USAha peternakan rakyat dengan memanfaatkansumber daya lokal. Strategi untuk mendukung PSDSK meliputi pengembangan sentra-sentra produksi sapi potongdan penggalian sumber pakan (padang penggembalaan), khususnya untuk USAha pembibitan, serta pengembanganaspek teknis dan teknologi, yang meliputi penyelamatan sapi betina produktif untuk meningkatkan populasiternak, menunda pemotongan ternak untuk mencapai bobot potong yang optimal, memperpendek jarak beranak(calving interval) untuk efisiensi reproduksi, dan penerapan teknologi inseminasi buatan (IB) untuk memperolehbobot badan yang tinggi. Keempat komponen tersebut mampu memberi kontribusi terhadap produksi daging sapisebesar 58,43% dari target swasembada 400.000 t/tahun, dengan menerapkan pola integrasi dan inovasi kelembagaan.Kebijakan pemerintah dengan mengendalikan impor daging dan sapi bakalan berperan penting pula dalam melindungipeternakan rakyat. Koordinasi antarinstitusi pusat dan daerah sangat diperlukan dalam implementasi program dilapangan, termasuk pemantauan dan evaluasi secara periodik
Peran Air Dalam Penyebaran Penyakit
Air merupakan komponen penting dalam kehidupan, semua jenis makhluk hidup memerlukan air untuk kelangsungan hidupnya. Untuk kepentingan manusia, air tidak saja digunakan untuk minum, masak dan cuci, tetapi juga untuk keperluan agrikultur, industri, transportasi, perikanan dan pembuangan limbah cair domestik dan industri. Dalam bidang kesehatan, beberapa jenis penyakit melibatkan media air dalam proses penyebarannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyebaran penyakit secara tidak langsung oleh air disebabkan oleh kandungan bahan kimia terlarut dalam badan air yang bersifat toxic bagi tubuh manusia. Adanya bahan-bahan ini dalam air disebabkan aktifitas industri, pertanian maupun limbah domestik rumah tangga yang dibuang dan mencemari air
Strategi Pengembalian Wilayah Nusa Tenggara Timur sebagai Sumber Ternak Sapi Potong
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 1980-an merupakan pemasok ternak sapi potong ke Pulau Jawa dengan bobot badan minimal 250 kg/ekor. Namun, kemampuan tersebut makin menurun karena berbagai kendala yang dihadapi. Padang penggembalaan merupakan keunggulan komparatif dengan sistem pemeliharaan digembalakan. Namun, kualitas padang penggembalaan makin menurun, selain kebijakan intensifikasi tanaman padi yang berdampak terhadap berkurangnya area penggembalaan. Kasus pencurian ternak yang tinggi akan menurunkan minat peternak dalam USAha ternak. Kematian anak sapi yang masih tinggi dan adanya pemotongan sapi betina produktif akan mengganggu program peningkatan populasi sapi di NTT. Langkah kebijakan untuk memacu NTT kembali sebagai sumber ternak sapi potong di antaranya adalah perbaikan padang penggembalaan dan pengelolaannya dan penerapan model integrasi padi-sapi untuk mengantisipasi berkurangnya area penggembalaan dan meningkatkan daya dukung pakan. Jaminan keamanan ternak diperlukan akibat kasus maraknya pencurian, karena sapi adalah aset utama petani dalam memenuhi ekonomi keluarga. Kebijakan pengendalian pemotongan sapi betina produktif dapat dilakukan melalui pengembangan kelembagaan yang tepat oleh Pemda. Kematian anak sapi dapat diturunkan dengan tidak mengikutkan anak dalam penggembalaan. Perbaikan kualitas genetik dilakukan melalui kawin alam dengan pejantan unggul, maupun pe-ngembangan gertak berahi dan inseminasi buatan. Strategi ini diharapkan mampu memacu peningkatan populasi sapi potong dan mengembalikan peran NTT sebagai pemasok sapi ke Pulau Jawa
Pola Sebaran Spesies Tikus Habitat Pasar Berdasarkan Jenis Komoditas Di Pasar Kota Banjarnegara
Rodents (Order Rodentia) is a wild animal from mammals class and are known as nuisance animals in humanlife, especially domestic rats. Domestic rats have habitats close to human life such as housing, fields and markets.The market is a place where there are lots of food. The purpose of this research was describing the distribution ofrat species habitat based on the type of commodity markets in the Banjarnegara City Market. The researchmethod was a survey with cross-sectional approach, the whole population was rats in City Market and samplewas trapped rats in Banjarnegara City Market. A research instrument set mouse traps and pieces ofidentification, technical analysis is used descriptively and presented in narrative form and frequency distributiontable. The results showed that the number of rats caught consists of several species, 28 Rattus tanezumi, 1 R.norvegicus and 4 S. murinus. Based on trap location only R. tanezumi found inside kiosk. The percentage of ratpositive trap based on kiosk higher found in groceries kiosk (35%), while the lowest is spice kiosk, vegetables andfruits (4%). Rattus tanezumi more dominantly found than other species
Pengembangan Pertanian Wilayah Perbatasan Nusa Tenggara Timur dan Republik Demokrasi Timor Leste
Wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Republik Demokrasi Timor Leste (RDTL) merupakan salah satu wilayah perbatasan yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang rendah, termasuk sektor pertanian. Guna mempercepat proses pembangunan pertanian diperlukan pendekatan yang terintegrasi dan komprehensif, meliputi aspek teknis biofisik dan teknologi, ekonomi, sosial budaya, dan politik. Masalah yang dihadapi wilayah perbatasan antara lain adalah keterisolasian, ketertinggalan, kemiskinan, serta keterbatasan prasarana dan sarana pelayanan publik, terutama infrastruktur fisik dan kelembagaan. Selain itu, persebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas sumber daya manusia yang rendah juga menghambat pembangunan wilayah secara terintegrasi. Pengembangan pertanian di wilayah perbatasan NKRI-RDTL (Kabupaten Belu) difokuskan pada pengembangan pertanian lahan kering dengan komoditas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, dan ubi jalar, serta peternakan untuk membangun kemandirian pangan. Rekomendasi alternatif model pengembangan difokuskan pada: (1) pengembangan bibit unggul tanaman pangan lahan kering, (2) pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) secara terarah dan berkelanjutan, (3) introduksi inovasi teknologi usaha tani, serta (4) pengembangan peternakan terintegrasi dengan pola crop livestock system (CLS). Guna mencapai tujuan tersebut diperlukan dukungan berupa: (1) traktor pengolah lahan, (2) pompa air untuk pengembangan kawasan DAS, (3) peningkatan sarana dan kegiatan penyuluhan teknologi usaha tani, dan (4) pengaktifan dan pembukaan pasar untuk mendukung perdagangan masyarakat lokal
Analysis of Factors That Into Consideration Factors in Choosing the Customer Savings Simpeda Kaltim Bank Branch Sangatta
Data processing techniques in this study using computational calculation SPSS (Statistical Product and Service Solutions ) because the program has a high enough statistical analysis capabilities as well as the data management system in a graphical environment using descriptive menus and simple dialog boxes , making it easy to understand how operation ( Lewis , 2007: 1 ) .Based on the research results , it can be concluded that the factors that are considered by customers in choosing products Simpeda savings on PT . Sengata Kaltim Bank Branch , which consists of product value factors , value of service , personnel value , and the value of the image . It is proven based on the results of a questionnaire in which the respondents chose the answer " Yes " to have higher numbers than the answer " No" to these four factors .Among the four factors studied, the factors most dominant product value is a consideration in choosing a savings Simpeda customers at PT . Kaltim Bank Branch Sengata . It is shown that the grouping of the results of the product value factor has a value of "Yes " is the highest among the four factors, as much as 281 answers " Yes " that focuses on the administrative requirements are easy account opening so that the respondents chose Simpeda savings products
Economic Value of Dairy Cattle Business in the Lowlands Outside Java
The distribution of dairy cattle population in Indonesia is still concentrated in Java, almost 98.62%. However, milk consumers are evenly in Java and outside Java. In addition, outside of Java has high availability of land as well as the source of the feed. Therefore, the government tries to develop a dairy cattle business outside Java. Dairy cattle development activities were carried out in the highland and also in lowland areas. Whereas, it is well known that the productivity of dairy cattle is optimal in the highland areas. The purpose of this research was to assess the feasibility of a dairy business in the lowland areas outside Java in terms of its productivity and economic analysis. Research was done in the farmer group of "Talago Sakato" Nagari Kayu, Padang Pariaman, West Sumatra Province. Data collection was done by 2015 in the form of location characteristics as secondary data and milk production as well as the value of the input-output dairy businesses as primary data. Descriptive data was used to analyse the location characteristic and non-parametric t test was used to compare milk production in different area. The result shows the average milk production dairy cattle in lowland area of Padang Pariaman 10 litres/head/day was not significantly ifferent from the average milk production in Java (P 0.173). However, it was significantly lower compared to milk production in the highland areas in Java. It has a value of B/C 0.30 regardless of labor cost. If labor variable was taken into account, it required the addition of milk productivity at least 1056 liters/head/lactation period in order to be accomplished BEP. These values indicate that a dairy business in the lowland areas outside Java are rated quite feasible to be developed as seen from milk production values which do not vary markedly with milk production in the lowland areas in Java, but needs to be improved, among others, through the introduction of applied technology
Determinasi Serovar Bakteri Leptospira Pada Reservoir Di Kabupaten Banyumas
Leptospirosis is an infectious disease caused by pathogenic Leptospira. Leptospirosis transmitted to human through direct contact with body fluids of infected animals or indirectly through contaminated puddles . The prevalence of leptospirosis in Banyumas tends to increase for 3 years. The purpose of this study was to determine the leptospira serovar in reservoir to prove of a current infection. Surveys was conducted using single live traps for three consecutive days, determination of leptospira serovar was conducted using Microscopic Aglutination Test (MAT). Data analysis was performed by univariate and presented in tables and graphs. The results showed that the trapped animals consisted of Rattus tanezumi (70.6%) and Suncus murinus (29.4%) with 6.5% succsess trap. Rattus tanezumi were dominantly caught inside the house (51%) than outside the house (49%). Female rats were dominantly caught (66.7%) than male rats (33.3%). Suncus murinus and Rattus tanezumi shown a titer of 1/100 to be infected with L.icterohaemorrhagiae , L.javanica and L.cynopteri which are pathogenic Leptospira in humans. Efforts are needed to improve community participation in preventing tranmission of leptospirosis by avoiding contact with contaminated water and soil. For people who are risk of exposure to infected animal should wear protective clothes or footwear
Identification of Endoparasites in Rats of Various Habitats
Background: Rat is an animal living around people. It is a risk factor for several types of zoonotic diseases. The aims of this study were to determine the rat species from various habitats including houses, gardens, rice fields, and traditional market from a district in Central Java province and to identify endoparasites that infected the liver, stomach, intestine and caecum of these rats.Methods: The rats were caught in three sub districts in Central Java from July to October 2012. The study was analysis descriptively by describing the species of rats and endoparasites.Results: Rat species caught were Rattus tanezumi, R. exulans, R. tiomanicus, R. argentiventer, R. norvegicus and Suncus murinus. Endoparasites that infected the liver were Capillaria hepaticaand Cystycercus Taenia taeniaeformis. Endoparasites infecting the stomach wereMastophorussp. and Gongylonema neoplasticum. Nippostrongylus brassilliensis, Hymenolepis diminuta, Hymenolepis nana, Moniliformissp. and Echinostomasp. were endoparasites found in the intestinal tract. Syphacia muris was found in the caecum. No endoparasite species were found in multiple organs.Conclusion: Zoonotic endoparasites were Capillaria hepatica, Gongylonema neoplasticum, Hymenolepis diminuta, Hymenolepis nana andSyphacia muris. Each endoparasite infected a spesific organ. (Health Science Indones 2014;1:49-53
Pertumbuhan Domba Hasil Persilangan dengan Manajemen Pemberian Pakan di Pedesaan
Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan adaptasi rumpun domba persilangan yang dibentuk di Balai Penelitian Ternak yaitu domba Komposit Sumatera, domba Komposit Garut, domba persilangan Barbados terhadap manajemen pakan pedesaan. Penelitian dilakukan di Desa Juhut, Kabupaten Pandeglang selama 12 minggu. Penelitian menggunakan 24 ekor domba jantan persilangan dan 8 ekor domba lokal Garut sebagai pembanding. Bobot badan awal domba yang digunakan pada penelitian ini adalah 24±5,87 kg. Tiap rumpun domba dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan pakan yang terdiri dari perlakuan pakan kontrol (R) dan pakan perbaikan (SK). Pakan kontrol adalah pakan yang diberikan sesuai dengan kebiasaan yang dilakukan peternak di desa Juhut yaitu hanya diberi pakan rumput saja, sebanyak 5.000 g/ekor/hari. Pakan perbaikan adalah pakan rumput yang 20% nya diganti dengan singkong, kaliandra dan urea, urea diberikan 1% dari bahan kering singkong. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial 4x2, faktor pertama adalah 4 rumpun domba dan faktor kedua adalah perbedaan pakan perlakuan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam. Peubah yang dicatat adalah pertambahan bobot badan dan konsumsi pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara rumpun domba dengan perlakuan pakan terhadap konsumsi pakan maupun pertambahan bobot badan harian (PBBH). Demikian juga konsumsi pakan dan PBBH tidak dipengaruhi oleh rumpun domba ataupun perlakuan pakan. Rataan konsumsi pakan pada penelitian ini didapatkan 680 g/ekor/hari, sedangkan rataan PBBH adalah 13 g/ekor/hari. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan rumpun domba persilangan dengan sistem pemberian pakan di Desa Juhut adalah sama. Perbaikan pakan tidak menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik