3 research outputs found
Kajian Balok Terkekang Zona Tekan dengan Program Abaqus
Pengekangan pada beton bertulang yang diakibatkan adanya confinement berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan tekan beton pada daerah terkekang dalam menerima kuat tekan. Perbandingan jarak antar confinement dan sengkang merupakan salah satu variabel yang berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan beton. Penelitian ini menyajikan studi mengenai pengaruh dari penggunaan confinement pada jarak yang berbeda dan mengevaluasi hasil dari 12 konfigurasi jarak sengkang dan confinement dengan menggunakan program Abaqus. Benda uji yang yang digunakan menggunakan 3 jarak sengkang masing-masing berjarak 70, 125 dan 200, sedangkan confinement berjarak, 70, 125, 200 untuk masing-masing jarak sengkang. Hasil analisis menunjukan bahwa pemasangan jarak sengkang semakin besar untuk jarak confinement yang sama, akan menurunkan daktilitas balok dan jarak confinement 70 mm dalam penelitian merupakan nilai optimal sebagai jarak antar confinement. Hasil analisis untuk model S7C70 memperoleh nilai daktilitas sebesar 4.65, untuk model S125C70 memperoleh nilai daktilitas sebesar 4.59, dan untuk model S200C70 memperoleh nilai daktilitas sebesar 4.58
Kajian Susut Beton Pada Struktur Beton Bertulang Yang Cepat Bongkar Perancah Studi Kasus Gedung Ict Center Universitas Diponegoro
Pembongkaran bekisting biasanya dilakukan setelah beton berumur 14 hingga 28 hari, namun pada Gedung ICT Center Universitas Diponegoro bekisting sudah dibongkar pada saat beton berumur 7 hari. Pada saat pembongkaran tidak terjadi keretakan, tetapi setelah beberapa waktu balok tersebut mengalami keretakan. Keretakan terjadi ketika hanya ada berat sendiri dan beban hidup belum bekerja. Belum diketahui penyebab keretakan yang terjadi sehingga dilakukan kajian apakah rangkak atau susut yang menjadi faktor penyebab timbulnya retakan yang terjadi. Kajian susut beton bertulang ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah penyebab keretakan pada balok beton diakibatkan oleh susut beton atau faktor penyebab keretakan lainnya.Metode kajian dilakukan dengan menganalisis keadaan serta kondisi balok dan pelat pada gedung ICT Center dengan pembebanan berupa beban mati yang bekerja seperti beton cair yang belum mengeras, bekisting, dan perancah yang dimodelkan dalam 2 kondisi. Analisis dengan menggunakan program SAP2000 digunakan untuk menghitung regangan tarik akibat momen dan regangan susut yang tidak memperhitungkan pengaruh pengekangan tulangan akibat bongkar perancah pada usia beton baru mencapai 7 hari. Beton yang ditinjau adalah beton yang berumur 7, 14, 21, dan 28 hari pada daerah balok induk, balok anak, dan pelat lantai.Hasil analisis menunjukkan bahwa regangan saat bekisting dilepas yaitu umur 7 hari sampai dengan 28 hari, nilai dari regangan tarik di tepi semakin mengecil untuk umur beton yang bertambah. Hasil perhitungan regangan akibat susut menunjukan bahwa beton mengalami regangan susut pada saat 1 hingga 3 minggu setelah bekisting dilepas dan nilai regangan susut semakin kecil pada saat ditinjau terhadap beton umur 28 hari. Penjumlahan aljabar regangan tarik akibat momen dengan regangan akibat susut yang menghasilkan regangan total dibandingkan dengan batas crack. Didapatkan bahwa regangan total dari balok induk, balok anak 1, balok anak 2, dan pelat yang ditinjau pada kondisi 1 maupun kondisi 2 bernilai kurang dari batas crack, sehingga dapat disimpulkan bahwa beton tidak mengalami keretakan yang disebabkan oleh faktor susut pada beto
Pengaruh Gradasi Pasir Dan Faktor Air Semen Pada Mortar Terhadap Kekuatan Beton Prepacked
Beberapa waktu belakangan ini, dikembangkan suatu metoda baru dalam pembuatan beton yang berbeda dari beton konvensional, dimana agregat kasar dalam beton diharapkan dapat berkontribusi secara maksimal terhadap mutu beton. Metoda ini disebut metoda prepacked. Dengan metoda ini, agregat kasar yang ditempatkan terlebih dahulu di dalam bekisting akan saling mengunci satu sama lain (interlocking) dan menimbulkan gaya saling aksi (interaction). Perlu diperhatikan mortar yang akan digunakan dalam beton prepacked haruslah mortar yang mampu mengisi celah kecil yang ada di antara partikel agregat kasar tanpa mengganggu susunan agregat kasar yang sudah ditempatkan di dalam bekisting. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan penelitian terhadap mortar mengenai pengaruh faktor air semen serta gradasi pasir terhadap flowability dan sifat fisik dan mekanik mortar dan juga bagaimana pengaruh interlocking dan interaction terhadap karakteristik beton prepacked. Dari hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa nilai faktor air semen dan gradasi pasir sangat berpengaruh terhadap flowability dan sifat fisik dan mekanik mortar. Pengaruh interlocking dan interaction juga sangat berpengaruh terhadap kuat tarik belah beton, namun dalam kapasitas kuat tekan beton masih kurang maksimal karena lemahnya interface antara agregat kasar dengan mortar sehingga harus diteliti lebih lanjut untuk meningkatkan mutu lekatan antara agregat kasar dan mortar