24 research outputs found
Optimasi Penjadwalan Produksi Melalui Penerapan Algoritma Differential Evolution Di PT PAN Panel Palembang
At this time, any company engaged in manufacturing are forced to be more efficient to be able to compete.A Manufacturing system which has the job shop-type combinatorial optimization problems can be categorized into hard nondeterministic polynomial (NP-hard), meaning there can be found no exact algorithm that provide optimal solution. This study is using Differential Evolution algorithm (DE) to solve the existing problems. DE algorithm is a algorithm that uses the principles of evolutionary biology, such as the initialization of the population, the process of mutation, crossover, and selection process. In this study, the objectives are to minimize makespan and total direct labor costs. This research is a case study observing production process LPC 7253. This product is a reseach wardrobe that features 25 components that have to be done later called job. The results are obtained with the proposed scheduling produces makespan value of 221.17 hours, this is smaller than scheduling company amounted 279.5 hours. Thus reduction of scheduling donated by the DE algorithm is at 20.87%. Besides a decline in direct labor costs amounted to 14% from IDR 26,448,491.00 become IDR 22,724,723.00.
Keywords: Job Shop, Differential Evolution Algorithm, Makespan ¸ Total Direct labor Costs
OPTIMASI PENJADWALAN PRODUKSI MELALUI PENERAPAN ALGORITMA DIFFERENTIAL EVOLUTION DI PT PAN PANEL PALEMBANG
Pada saat ini, setiap perusahaan khususnya yang bergerak di bidang manufaktur dituntut lebih
efisien untuk dapat bersaing. Sistem manufaktur yang bertipe job shop memiliki permasalahan
combinatorial optimization yang dapat dikategorikan ke dalam nondeterministic polynomial hard (NP-hard),
artinya tidak dapat diketemukan algoritma yang eksak yang dapat memberikan solusi yang optimal. Dalam
penelitian ini menggunakan algoritma Differential Evolution (DE) untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Algoritma DE adalah algoritma yang menggunakan prinsip evolusi biologi, yaitu inisialisasi populasi, proses
mutasi, pindah silang, dan proses seleksi. Pada penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah
meminimumkan makespan dan total biaya tenaga kerja langsung. Penelitian ini merupakan studi kasus
dengan cara mengamati proses produksi produk LPC 7253. Produk ini merupakan produk jenis lemari
pakaian yang memiliki 25 komponen yang harus dikerjakan yang kemudian disebut job. Hasil penelitian ini
adalah diperoleh usulan penjadwalan dengan menghasilkan nilai makespan sebesar 221.17 jam. Ini lebih
kecil dari penjadwalan perusahaan sebesar 279.5 jam, sehingga penurunan yang disumbangkan dari
penjadwalan dengan algoritma DE ini adalah sebesar 20.87%. Selain itu terjadi penurunan biaya tenaga
kerja langsung sebesar 14%, dari sejumlah Rp 26,448,491.00 menjadi sejumlah Rp 22,724,723.00
Community Empowerment as an Effort to Reduce Poverty Level in Palembang City
Poverty is a problem faced in every country. One of them is in Indonesia. The poverty level in cities in Indonesia is still quite high. One city that gets enough attention is the City of Palembang. There are around 9.46% of the population of Palembang City below the poverty line. This is something that needs attention. If seen, Palembang has good potential. One potential is that the government proclaims Palembang as an area of sports tourism. This declaration will have a major impact especially on the economic sector. Poverty reduction needs the role of all parties, both government and private. There are several solutions that can be done to alleviate poverty, one of which is community empowerment. Universities can participate in empowerment activities through the activities of Tri Dharma, especially dedication dharma. In this article, two examples of service activities oriented towards community empowerment are discussed. The concept of these two activities is continuous training. The training target is the people who enter open slaughter and have little opportunity to get a job, namely housewives and mothers who already have micro businesses. The training model is tailored to the needs of the community, including training in business management and training in making handicrafts. With this training, it is expected that these mothers can have good insights related to entrepreneurship. And in the end can open a business and help increase household income
Analisis Tingkat Stres Mahasiswa Keperawatan Dalam Mengikuti Sistem Pembelajaran Blok
Penerapan sistem blok dapat memberi dampak positif dan negatif terhadap mahasiswa.
Evaluasi terhadap penerapan sistem blok perlu dilakukan untuk mengetahui dampak sistem
yang diterapkan bagi mahasiswa. Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mengukur
tingkat stres mahasiswa terhadap penerapan sistem blok di Prodi S1 Keperawatan Fikes
UKMC yang sudah mulai berjalan dari 2013 dan juga mengetahui tingkat signifikansi stres
terhadap jenis kelamin, angkatan, indeks prestasi, dan penggunaan sistem blok.
Tingkat stres dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Depression Anxiety and
Stress Scale 42 (DASS 42). Skala pengukuran DASS 42 memuat 42 pernyataan yang
berkaitan dengan tingkat depresi, kecemasan dan stres seseorang. Pernyataan stres yang
terdapat pada DASS 42 dilakukan modifikasi, sehingga bisa menggambarkan keadaan dari
subyek penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam
membuat kebijakan atau aturan penerapan sistem blok di Prodi S1 Keperawatan Fikes
UKMC.
Pengumpulan data berupa penyebaran kuesioner dilakukan pada mahasiswa Prodi S1
Keperawatan Fikes UKMC sebanyak 135 responden. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa
tingkat stres responden rata-rata adalah 12,22, yang berarti mempunyai tingkat stres normal.
Analisis statistik menggunakan uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antar
masing-masing variabel. Hasil uji korelasi yang pertama berkaitan dengan Jenis Kelamin dan
Tingkat Stres dihasilkan nilai koefisien korelasi sebasar -0.037 (p=0.668). Hasil pengujian
korelasi kedua antara Tingkat Angkatan dengan Tingkat Stres dihasilkan koefisien korelasi
sebasar -0.032 (p=0.710). Hasil pengujian korelasi yang ketiga antara IPK dengan Tingkat
Stres menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0.011 (p=0.893). Hasil pengujian korelasi yang
terakhir antara Sistem blok dengan Tingkat stres dengan nilai koesifisien korelasi sebasar -
0.024 (p=0.778). Dari hasil pengujian ini diperoleh semua nilai p untuk empat hipotesis lebih
besar dari 0.05, maka disimpulkan Jenis Kelamin, Tingkat Angkatan, dan Sistem Blok tidak
berhubungan dengan tingkat stres mahasiswa
Student Behavior Intention: An Analysis Of Culture, Lecturer Performance, and Academic Services Quality A Case Study in Musi Charitas Catholic University
This study aims to determine the influence of student's culture, lecturer's performance, and academic service quality based on student perception on behavior intention of Musi Charitas Catholic University students (UKMC). The analysis used path analysis with the Structural Equation Model (SEM). The results showed that cultural variables, lecturer performance, and academic service quality from student perceptions influenced the intention of UKMC students to behave. The results of this study provide information related to student culture, academic services that students want, and the ability of lecturers from the student's point of view as well as how these variables affect their intention to behave. This information can provide a gap for UKMC to be able to make improvements in some aspects that are still felt less than customer needs perceptions. Customer needs fulfillment is ultimately expected to shape the positive behavior of UKMC students
Analisis Profil Lulusan Program Studi Teknik Industri Berdasarkan Kebutuhan Pasar Kerja
ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil lulusan perguruan tinggi yang
saat ini dibutuhkan oleh pasar kerja. Profil lulusan yang akan dianalisis adalah profil
lulusan bidang teknik industri berdasarkan kebutuhan pasar kerja. Selain memperoleh
gambaran mengenai profil lulusan, penelitian ini juga ingin menganalisis kemampuankemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan Teknik Industri berkaitan dengan profil
lulusan yang teridentifikasi. Untuk menganalisis kemampuan lulusan, maka digunakan KDIKTI (Kurikulum Pendidikan Tinggi) sebagai acuannya, yaitu berkaitan dengan; sikap atau
tata nilai, kemampuan umum, kemampuan khusus, dan pengetahuan. Untuk melakukan
identifikasi profil lulusan dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki, pada
penelitian ini menggunakan iklan lowongan pekerjaan yang sifatnya online. Metode analisis
yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Metode ini digunakan karena dapat
membantu dalam menysusun data-data yang diperoleh dari iklan lowongan pekerjaan,
sehingga data tersebut dapat menggambarkan informasi yang bermakna. Hasil dari
penelitian ini diharapkan bisa memberi tambahan informasi bagi program studi ketika akan
melakukan rekurikulum. Dari Hasil pengumpulan data ada beberapa profil lulusan untuk
program studi teknik industri. Dari beberapa profil yang dibutuhkan, yang paling banyak
dibutuhkan adalah sebagai engineer, yaitu sekitar 27.27%, kemudian yang kedua adalah
PPIC, sekitar 21.21%
Profil Lulusan Informatika yang Dibutuhkan Pasar Kerja
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil lulusan perguruan tinggi yang saat ini dibutuhkan oleh pasar kerja. Profil lulusan yang akan dianalisis adalah profil lulusan bidang informatika berdasarkan kebutuhan pasar kerja. Selain memperoleh gambaran mengenai profil lulusan, penelitian ini juga ingin menganalisis kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan Informatika berkaitan dengan profil lulusan yang teridentifikasi. Untuk melakukan identifikasi profil lulusan dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki, pada penelitian ini menggunakan iklan lowongan pekerjaan yang sifatnya online. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan programmer merupakan posisi pekerjaan yang paling banyak dibutuhkan pasar kerja.Selain itu,teamwork dan communication adalah soft skill yang paling banyak dibutuhkan, dan kemampuan pengauasaan bahasa pemrograman, terutama pemrograman web merupakan hard skills yang paling banyak dibutuhka
Analisis Profil Lulusan Arsitektur
Dalam menetapkan profil lulusan, universitas atau perguruan tinggi perlu menganalisis kebutuhan dari pasar kerja atau pemangku kepentingan. Profil lulusan yang ditentukan harus mencerminkan apa yang dibutuhkan oleh pasar. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan untuk menentukan profil lulusan arsitektur dilakukan dengan analisis kebutuhan pasar kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui profil/posisi yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Sedangkan manfaatnya sebagai informasi dan bahan evaluasi bagi dunia kerja dan sistem pembelajaran. Profil atau posisi pekerjaan yang dibutuhkan untuk program studi Arsitektur antara lain engineer, visualizer, arsitek, telemarketing, dan designer. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama untuk meningkatkan kualitas lulusan arsitektur
MODEL PERANCANGAN PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (PMS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE DESIGN FOR SIX SIGMA (DFSS) DAN SYSTEM DYNAMIC
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan ekonomi suatu negara. UKM dapat memberikan alternatif dalam menyediakan lapangan pekerjaan selain usaha-usaha yang besar. Namun, disisi lain lemahnya pengetahuan mengenai pengelolaan sistem manajemen, membuat UKM menjadi kalah bersaing dengan perusahaan – perusahaan besar. Dalam penelitian ini, akan melakukan perancangan model Performance Measurement System (PMS) dengan menggunakan metode Design For Six Sigma (DFSS) dan juga System Dynamic. PMS merupakan hal yang penting untuk melihat sejauh mana organisasi usaha mencapai tujuan yang direncanankan. Namun, karakteristik UKM berbeda dengan perusahaan-perusahaan besar yang memiliki kemampuan manajerial yang baik. Untuk itu dalam model perancangan model PMS ini, diintergrasikan dengan System Dynamic. System Dynamic adalah suatu metode yang mampu memodelkan suatu sistem yang kompleks. Dengan system dynamic akan didapat high leverage point yang menjadi kunci untuk mengintervensi sistem yang sudah dimodelkan. High leverage point menjadi input untuk menentukan Critical Success Factor (CSF) bagi UKM untuk mencapai tujuannya. Metode DFSS digunakan untuk mendesain proses yang dibutuhkan untuk mewujudkan CSF yang telah didefinisikan sebelumnya. DFSS ini merupakan metode kualitas yang mampu merancang proses maupun produk yang diharapkan memiliki kinerja mendekati 6 sigma. Hasil dari penelitian ini adalah memberikan model pengukuran performansi yang bisa diaplikasikan bagi UKM
Perancangan Performance Measuremen System (PMS) Perusahaan X di sentra Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sepatu Cibaduyut
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat strategis pada suatu
negara. Selain menyediakan alternatif lapangan pekerjaan, UMKM juga memiliki daya
tahan yang baik jika menghadapi keadaan ekonomi yang sulit. Namun, disisi lain ada
banyak tantangan yang dihadapi oleh usaha-usaha yang tergolong dalam UMKM. Banyak
usaha-usaha sejenis yang bermunculan yang membuat tingkat persaingan menjadi lebih
ketat. Performance Measurement system (PMS) merupakan suatu sistem kontrol dari usaha
yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan. Dengan PMS perusahaan dapat
memonitor seberapa efektif dan efisien kegiatan operasional yang dilakukan. Namun, tidak
semua framework sistem pengukuran performansi dapat diimplementasikan pada sistem
pengukuran suatu perusahaan, terutama UMKM. UMKM memiliki karakteristik yang
berbeda jika dibandingkan dengan usaha-usaha besar yang memiliki sistem manajemen
yang lebih baik. Untuk itu, perlu dibangun pendekatan yang berbeda untuk perancangan
sistem pengukuran performansi yang diberlakukan untuk UMKM.Perusahaan X
merupakan perusahaan yang tergolong dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Perusahaan X terletak di sentra usaha alas kaki Cibaduyut. Perusahaan X merupakan
perusahaan yang bergerak pada bidang distribusi produk-produk yang dihasilkan oleh
pengerajin alas kaki di kawasan Cibaduyut. Masalah yang dihadapi oleh Perusahaan X
adalah kurangnya kemampuan untuk mengontrol dan mengendalikan aktifitas-aktifitas
operasional yang dijalankan. Perancangan sistem pengukuran performansi diawali dengan
mendefinisikan visi, misi, goal, dan akhirnya diperoleh key performance indicator (KPI). Dari
penelitian ini dihasilkan 27 KP